• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

Dalam dokumen WAODE ROSLIANI S4310030 (Halaman 69-77)

BAB I PENDAHULUAN

4.5 Pengujian Hipotesis

Hipotesis pertama (Ha1) menyebutkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

positif terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis (Ha1) pada tabel 4.7

menunjukkan nilai t sebesar -2,396 dengan nilai probability sebesar 0,018. Tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha1

commit to user

didukung. Hasil statistik ini sesuai dengan hipotesis karena menunjukan parameter negatif yang berarti semakin tinggi ukuran KAP (Size) maka semakin menurun tingkat DAC. Hal ini berarti kualitas audit meningkat.

4.5.2 Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua (Ha2) menyebutkan bahwa tenure audit berpengaruh

positif terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis (Ha2) pada tabel 4.5

menunjukkan nilai t sebesar -5,707 dengan nilai probability sebesar 0.000. Tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha2

didukung. Hasil statistik ini sesuai dengan hipotesis karena menunjukan parameter negatif yang berarti semakin tinggi tenure audit maka semakin menurun tingkat DAC, ini berarti kualitas audit meningkat.

4.5.3 Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga (Ha3) menyebutkan bahwa komite audit berpengaruh

positif terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis (Ha3) menunjukkan nilai

t sebesar -2,137 dengan nilai probability sebesar 0,035. Tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha3 didukung. Hasil statistik ini

sesuai dengan hipotesis karena menunjukan parameter negatif yang berarti semakin tinggi komite audit maka semakin menurun tingkat DAC, ini berarti kualitas audit meningkat.

commit to user 4.5.4 Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat (Ha4) menyebutkan bahwa spesialisasi auditor

berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis (Ha4)

menunjukkan nilai t sebesar 1,297 dengan nilai probability sebesar 0,197. Tingkat signifikansi ini lebih besar dari 0.05 sehingga Ha4 tidak didukung, yang

berarti spesialisasi auditor secara statistik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

4.5.5 Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima (Ha5) menyatakan bahwa discretionary accruals

berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil pengujian hipotesis (Ha5)

menunjukkan nilai t sebesar 6,057 dengan nilai koefisien regresi 0,082 sehingga Ha5 tidak didukung. Hasil statistik ini tidak sesuai dengan hipotesis karena

menunjukan parameter positif. Meskipun demikian berarti model ini dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerja saham perusahaan.

4.6 Pembahasan 4.6.1 Hipotesis Pertama

Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran KAP berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Ini ditunjukan dengan parameter negatif yang berarti semakin tinggi ukuran KAP maka DAC semakin menurun, yang berarti kualitas audit meningkat. Artinya ukuran KAP menentukan kualitas audit. Dengan demikian kualitas KAP yang pengukurannya berdasarkan jumlah patner akuntan publik (AP) terbukti dapat meningkatakan kualitas audit. Hasil penelitian

commit to user

ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Choi et al.

(2010), yang menunjukan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian DeAnggelo (1981) ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dengan demikian perkiraan bahwa KAP menentukan hasil audit dapat dibuktikan.

4.6.2 Hipotesis Kedua

Hasil penelitian menunjukan bahwa audit tenure berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Ini ditunjukan dengan parameter negatif yang berarti semakin tinggi audit tenure maka DAC semakin menurun, yang berarti kualitas audit meningkat. Hasil penelitian menunjukan bahwa audit tenure berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghosh et al. (2005) yang menyimpulkan bahwa lamanya keterikatan KAP dengan klien akan meningkatkan kualitas audit. Francis et al. (2009) juga dalam penelitianya menyimpulkan bahwa tingkat

discretionary accruals menurun (yang diartikan bahwa kualitas audit meningkat) sesuai dengan lamanya masa penugasan. Dengan demikian maka hasil statistik penelitian ini memperkuat hipotesis yang mengatakan semakin lama audit tenure

maka kualitas audit akan bertambah sebab auditor akan semakin memahami karakteristik perusahaan klien.

4.6.3 Hipotesis Ketiga

Hasil penelitian menunjukan bahwa komite audit berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Ini ditunjukan dengan parameter negatif yang berarti semakin tinggi audit tenure maka DAC semakin menurun, yang berarti

commit to user

kualitas audit meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh Damayanthi (2003) yang mengatakan bahwa Tindakan manajemen melalui metode akuntansi yang ditentukan sendiri (accruals) memberikan peluang perusahaan mengatur laba yang dilaporkan untuk tujuan tertentu. Untuk mengurangi tindakan manajemen laba dibutuhkan pihak independen yaitu komite audit dan audit ekternal yang berkualitas yang mampu memonitor tindakan manajemen. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Bradbury et al. (2004) yang menyimpulkan adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Dengan demikian keberadaan komite audit dapat mengurangi risiko audit dan akan meningkatkan kualitas audit. Hal ini bisa dipahami karena keberadaan komite audit dapat mengurangi tindakan apportunistic manajemen sehingga tingkat

discretionary accruals mengalami penurunan atau dengan kata lain kualitas audit meningkat.

4.6.4 Hipotesis Keempat

Hasil penelitian menunjukan bahwa auditor spesialisasi industri (AIS) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Artinya auditor spesialisasi industri tidak menentukan kualitas audit yang diukur dengan discretionary accruals. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Januarsi (2010). Dalam penelitian Januarsi (2010) menemukan bahwa tidak ada perbedaan

commit to user

antara klien auditor spesialis dengan klien auditor non-spesialis yang berhubungan dengan nilai mean managemen laba real baik pada periode sebelum maupun setelah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2010). Hasil penelitian Rusmin (2010) menemukan tidak adanya perbedaan nilai discretionary accruals absolut antara perusahaan yang di audit oleh audit spesialis dengan non- spesialis. Hal ini berarti bahwa spesialisasi auditor tidak berhubungan dengan kualitas audit yang diukur dengan tingkat discretionary accruals.

4.6.5 Hipotesis Kelima

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel kualitas audit (DAC) secara statistik signifikan, dengan koefisien regresi 0,082 tetapi memiliki tanda yang berbeda degan harapan yaitu positif, artinya semakin tinggi DAC (yang berarti kualitas audit menurun) maka return sahamnya akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiati (2005) yang menunjukan bahwa semakin tinggi kualitas audit maka return saham akan semakin tinggi pula. Namun hasil penelitian ini didukung oleh Mayangsari dan Wilopo (2001) yang menemukan bahwa dalam kurun waktu tahun 1990-1999 terdapat indikasi managemen laba yang secara statistik signifikan baik positif maupun negatif pada perusahaan-perusahaan yang diteliti meskipun demikian respon pasar secara statistik signifikan positif. Hal ini berarti investor tidak memperhatikan kualitas audit karena perhatian mereka hanya pada earnings tanpa peduli ketepatan angka-angka earnings tersebut. Dengan kata lain investor tidak memperhatikan kualitas earnings.

commit to user BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian ini serta analisis hasil pengujian data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan baik Ha1, Ha2, dan

Ha3, pengaruh ukuran KAP (Size), komite Audit (Komite) dan variabel

audit tenure (Tenure) menunjukkan hasil yang positif signifikan masing- masing 0.018, 0.000 dan 0.035. Dengan demikian H0 ditolak dan

hipotesis penelitian ini diterima dan signifikan terhadap kualitas audit (DAC). Hasil penelitian ini sejalan dengan diterapkannya kewajiban setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengangkat dan memiliki komite audit tahun 2001 (KEP-339/BEJ/07- 2001) guna menghasilkan integritas informasi laporan keuangan yang bermutu.

2. Variabel spesialisasi auditor, diproksi ke dalam (AIS) menunjukkan tidak terdapat pengaruh terhadap kualitas audit (DAC). Hasil penelitian ini tidak berhasil menolak H0, sehingga Ha4 tidak didukung.

3. Variabel kualitas audit, diproksi kedalam discretionary accruals (DAC) menunjukan hasil statistik dengan coefficient = 0,082 dengan parameter

commit to user

positif. Hasil penelitian ini tidak berhasil menolak H0 sehingga Ha5 tidak

didukung. 5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan empat faktor sebagai faktor penentu dalam

kualitas audit yang berhubungan dengan auditor yaitu ukuran KAP, masa penugasan audit (audit tenure) dan auditor spesialisasi industri, sedangkan hanya satu faktor yang berhubungan dengan klien yaitu komite audit. Hal ini masih kurang karena masih ada faktor lain dari sisi klien seperti: kompleksitas bisnis dan risiko klien.

2. Penelitian ini tidak melakukan pengkalisifikasian atau pengelompokkan perusahaan berdasarkan skala besar, sedang dan kecil, Pemberlakuan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK/.06/2003, serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008, tentang Jasa Akuntan Publik relatif masih baru, sehingga hasil penelitian KAP jumlah patner akuntan masih terbatas pada formalitas untuk memenuhi regulasi dan aspek bisnis KAP. 3. Penelitian ini hanya meneliti pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek indonesia pada periode 2005-2009. Hal ini menyebabkan hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk jenis perusahaan yang lain.

commit to user

4. Keterbatasan dalam memperoleh data menjadikan jumlah sampel yang lengkap hanya 25 sampel, jumlah yang sedikit bila dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang bisa dijadikan sampel.

5. Penelitian ini hanya menggunakan return saham realisasi (actual return) pada akhir periode, sehingga kurang menggambarkan return saham perusahaan yang setiap saat bisa berubah.

5.3 Implikasi

Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang positif bagi semua pihak terutama bagi manajemen perusahaan, investor dan kreditor. Bagi manajemen perusahaan hendaknya menyikapi kualitas audit sebagai faktor penting dalam usaha meningkatkan keinformatifan laporan keuangan perusahaan, guna peningkatan return sahamnya.

Dengan demikian untuk memperoleh hasil audit yang berkualitas hendaknya manajemen perusahaan memperhatikan beberapa faktor penentu kualitas audit. Bagi auditor, investor dan kreditor hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pemahaman terhadap kualitas audit sebagai bagian untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan sehingga dalam mengambil keputusan investor dan kreditor dapat menggunakan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan keputusan investasi.

Disamping itu, bukti empiris dari studi ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap penerapan regulasi jasa akuntan publik di Indonesia, khususnya bagi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Dalam dokumen WAODE ROSLIANI S4310030 (Halaman 69-77)

Dokumen terkait