• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi

Dalam dokumen PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN F (Halaman 102-112)

Faktor Demografis (x2)

1. Kesiapan untuk Berubah (Readiness for Change)

4.3 Uji Hipotesis Penelitian .1 Uji Hipotesis Mayor .1Uji Hipotesis Mayor

4.3.3 Pengujian Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi

varians dari masing-masing independent variable terhadap kesejahteraan pekerja. Pada tabel 4.24 kolom pertama adalah IV yang dianalisis secara satu per satu, kolom kedua merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi IV yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai IV pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi yang akan dituliskan signifikan dan sebaliknya. Besarnya proporsi varians pada kesejahteraan pekerja dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18. Proporsi Varians Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .110a .012 .006 9.41553 .012 1.930 1 158 .167 2 .431b .186 .175 8.57477 .174 33.503 1 157 .000 3 .473c .224 .209 8.39813 .038 7.674 1 156 .006 4 .475d .226 .206 8.41419 .002 .405 1 155 .525 5 .510e .260 .236 8.25433 .034 7.062 1 154 .009 6 .510f .260 .231 8.28105 .000 .008 1 153 .930 7 .514g .264 .230 8.28476 .004 .863 1 152 .354 8 .522h .273 .234 8.26305 .009 1.800 1 151 .182

a. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION

b. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGREE

c. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGREE, CONSCIENT

d. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGREE, CONSCIENT, NEUROTICISM

e. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGREE, CONSCIENT, NEUROTICISM, OPENNESS f. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGREE, CONSCIENT, NEUROTICISM, OPENNESS, JK g. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGREE, CONSCIENT, NEUROTICISM, OPENNESS, JK, USIA

h. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGREE, CONSCIENT, NEUROTICISM, OPENNESS, JK, USIA, PNDIDIKAN

Dari tabel 4.18 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel extraversion secara statistika tidak signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 1.2% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan F = 1.930 dan df 1, 158.

2. Variabel agreebleness secara statistika signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 17.4% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan F = 33.503 dan df 1, 157.

3. Variabel conscientiousness secara statistika signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 3.8% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan F = 7.674 dan df 1, 156.

4. Variabel neuroticism secara statistika tidak signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan F = 0.405 dan df 1, 155.

5. Variabel openness secara statistika signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 3.4% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan F = 7.062 dan df 1, 154.

6. Variabel jenis kelamin secara statistika tidak signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change dengan F = 7.062 dan df 1, 153.

7. Variabel usia secara statistika tidak signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 0.4% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan F = 0.863 dan df 1, 152.

8. Variabel pendidikan terakhir secara statistika tidak signifikan dan memberikan sumbangan sebesar 0.9% dalam varians kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan F = 1.800 dan df 1, 151.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada tiga, yaitu agreebleness, conscientiousness, dan openness yang sumbangannya signifikan terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change), jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan IV (sumbangan proporsi varian yang diberikan). Dari kedelapan IV tersebut dapat dilihat mana yang paling besar memberikan sumbangan terhadap DV. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai R2 change, semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap DV.

Dari tabel 4.24 di atas diketahui urutan IV yang signifikan memberikan sumbangan dari yang terbesar hingga yang terkecil ialah agreebleness dengan R2 change 17.4%, conscientiousness dengan R2 change 3.8%, openness dengan R2 change 3.4%.

94

tentang hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor penelitian maka kesimpulan yang diperoleh

dari penelitian ini adalah, “ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian big five dan faktor demografis terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change) karyawan PT. XL Axiata”. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji F yang menguji

seluruh independent variable terhadap dependent variable.

Kemudian hasil hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya tiga koefisien regresi yang signifikan pengaruhnya terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change) yaitu agreebleness, conscientiousness, dan openness.

Dengan demikian hanya tiga hipotesis minor yang diterima, yaitu Hminor2: Ada pengaruh yang signifikan agreebleness terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change), Hminor3: Ada pengaruh yang signifikan conscientiousness terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change) dan Hminor5: Ada pengaruh yang signifikan openness terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change).

Selain itu, ketiga independent variable tersebut yakni agreebleness, conscientiousness, dan openness juga signifikan sumbangan variannya terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change). Variabel agreebleness memberikan sumbangan sebesar 17.4% terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change), sedangkan variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 3.8%, dan variabel openness memberikan sumbangan sebesar 3.4% terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change). Dari ketiga variabel tersebut yang memberikan sumbangan varian terbesar adalah agreebleness, sedangkan variabel openness memberikan sumbangan varian yang kecil.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan big five personality dan faktor demografis terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change) yakni dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dan dengan nilai kontribusi variabel independent variavle (IV) terhadap dependent variable (DV) sebesar 0.273 atau 27.3% yang artinya bahwa big five personality dan faktor demografis secara positif memiliki pengaruh terhadap RFC sebesar 27.3% dan sisanya sebesar 72.7% dapat dipengaruhi oleh faktor lain.

Dalam penelitian ini terungkap bahwa agreeableness, conscientiousness , dan openness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan untuk berubah (readiness for change). Nilai koefisien regresi dari agreeableness sebesar 0.407

dengan signifikansi 0.000 (p < 0.05) yang berarti bahwa secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC. Jadi, orang yang memiliki agreeableness (yang cenderung ramah, kooperatif, mudah percaya dan hangat) secara fleksibel akan lebih siap dalam menghadapi perubahan.

Selanjutnya, conscientiousness yang memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.183 dengan signifikansi 0.038 (p < 0.05). Artinya variabel conscientiousness secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC. Jadi, orang yang memiliki conscientiousness (yang cenderung berhati-hati, dapat diandalkan, teratur, dan bertanggung jawab) secara fleksibel akan lebih siap dalam menghadapi perubahan.

Terakhir, openness yang memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.227 dengan signifikansi 0.015 (p < 0.05). Artinya variabel openness secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC. Jadi, orang yang memiliki openness (yang cenderung imajinatif, menyenangkan, kreatif, dan artistic) secara fleksibel akan lebih siap dalam menghadapi perubahan.

Hal tersebut bisa dijelaskan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, Madsen et. al., (2005) menyatakan bahwa variabel conscientiousness merupakan prediktor terkuat yang mempengaruhi RFC. Hal ini terkait dengan kepercayaan dan kemauan dan perilaku yang meliputi bekerja keras, berorientasi pada prestasi, tekun, teliti, dan bertanggung jawab. Namun, berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fachri (2008) yang menyatakan tipe kepribadian neuroticism yang mempunyai hubungan signifikan antara RFC ini dikarenakan adanya

perbedaan dari banyaknya sampel dan tempat pengambilan sampel yang diuji dalam penelitian.

Dari delapan independent variable yang diteliti terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap RFC. Selain itu kelima independent variable lainnya tidak memiliki pengaruh terhadap RFC, kelima independent variable tersebut ialah extraversion, neuriticism, jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir.

Variabel extraversion memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.008 dengan signifikansi 0.936 (p > 0.05) yang berarti bahwa variabel extraverssion secara negatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC, namun pada pengujian proporsi varian memberikan sumbangan sebesar 1.2% terhadap RFC. Hal tersebut mungkin dikarenakan pekerja yang cenderung penuh semangat, pemalu, dominan ramah, antusias, dan komunikatif tidak berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya RFC.

Variabel neuroticism memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007 dengan signifikansi 0.934 (p > 0.05) yang berarti bahwa variabel neuroticism secara positif tapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC, namun pada pengujian proporsi varian memberikan sumbangan sebesar 0.2% terhadap RFC. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan pernyataan Fachri (2008) yang menyatakan bahwa neuriticism berpengauh terhadap RFC. Hal tersebut mungkin dikarenakan pekerja yang cenderung gugup, sensitif, tegang, dan mudah cemas tidak berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya RFC yang dimiliki oleh karyawan PT. XL. Axiata.

Variabel jenis kelamin memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.300 dengan signifikansi 0.833 (p > 0.05) yang berarti bahwa variabel jenis kelamin secara positif tapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC, namun pada pengujian proporsi varian memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap RFC. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan pernyataan Madsen (2005) yang menyatakan bahwa jenis kelamin berpengauh terhadap RFC. Hal tersebut mungkin dikarenakan perbedaan metode penelitiannya yang dilakukan, dan jumlah karyawan perempuan dan laki-laki seimbang dalam kesiapan untuk berubah terhadap dirinya.

Variabel usia memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -1.463 dengan signifikansi 0.189 (p > 0.05) yang berarti bahwa variabel usia secara negatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC, namun pada pengujian proporsi varian memberikan sumbangan sebesar 0.4% terhadap RFC. Hasil penelitian ini sejalan dengan Furnham (2005) yang menyatakan dengan hasil negatif yang berarti usia muda lebih cenderung lebih menerima dan memulai perubahan daripada usia yang lebih tua serta cenderung kurang dalam hal risk-averse dan lebih dalam keinginan untuk mencoba hal-hal baru dibanding yang lebih tua. Namun, hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Madsen (2005) yang menyatakan bahwa usia berpengauh terhadap RFC. Hal tersebut mungkin dikarenakan usia yang baik muda dan tua tidak sama mempengaruhi. Dengan demikian terdapat hasil peneltian yang beragam mengenai pengaruh usia terhadap RFC.

Selain itu, variabel pendidikan terakhir memperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.154 dengan signifikansi 0.182 (p > 0.05) yang berarti bahwa variabel usia secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RFC, namun pada pengujian proporsi varian memberikan sumbangan sebesar 0.9% terhadap RFC. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan pernyataan Madsen (2006b), dan Furnham (2005) yang menyatakan bahwa pendidikan terakhir berpengauh terhadap RFC. Hal tersebut mungkin dikarenakan pendidikan terakhir bervariasi yang tergantung pada konteks perubahan yang ada.

Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sampel yang digunakan tidak representative, karena jumlah populasi berjumlah 400 karyawan sedangkan sampel yang diambil hanya 160 karyawan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir ke dalam populasi. Dalam hal ini dikarenakan jumlah sampel yang digunakan tidak seimbang dengan jumlah populasi yang ada. Maka, untuk penelitian selanjutnya sampel diharapkan lebih representative dan dalam jumlah yang besar. Selain itu, metode pengambilan sampel hendaknya menggunakan metode random. Peneliti juga merasa bahwa pada alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini masih harus diperbaiki lagi dalam penerjemahan adaptasi skala baku.

5.3Saran

Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis dan saran praktis. Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian lain yang akan meneliti dependen variabel yang sama.

Dalam dokumen PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN F (Halaman 102-112)

Dokumen terkait