METODOLOGI PENELITIAN
D. Instumen Penelitian
3. Pengujian Instrumen
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. c.Menentukan jenis material dan menghitungan rekapitulasi daya dalam perancangan instalasi rumah tinggal. 15, 16, 19 8, 9, 17 2, e1, e4 3, 14, 25 5
Ket. e erupaka soal essay.
e1 = soal essay nomor 1, e2 = soal essay nomor 2, dst.
2. Instrumen Observasi
Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar penilaian hasil belajar siswa untuk ranah afektif dan psikomotor. Adapun intrumen tes dan intrumen observasi yang digunakan dapat dilihat pada lembar lampiran.
3. Pengujian Instrumen
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Validitas adalah suatu aturan yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesalahan instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009).
Dalam penelitian ini butir soal diujicobakan pada kelas X.TOI-A dan X.TOI-B kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri. Soal tes kemampuan berpikir kritis diujikan pada kelas X.TOI-A dan soal posttest diujikan pada kelas X.TOI-B untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda dari instrumen tes tersebut.
a. Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium (Arikunto, 2012). Untuk mengetahui tingkat validitas dari instrumen yang telah dibuat, peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu sebagai berikut:
32
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Arikunto, 2012)
Dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.
Dalam menentukan valid atau tidaknya suatu butir soal/item dilakukan dengan uji signifikansi dengan taraf signifikansi 5 %, yaitu jika nilai rhitung lebih besar atau sama dengan nilai kritik dalam rtabel maka butir soal/item tersebut telah signifikan atau valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2012). Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus K-R 20 untuk soal pilihan ganda dan rumus Alpha untuk soal uraian.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus K-R 20 yaitu sebagai berikut: ∑ (Arikunto, 2010) Dimana: r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan
33
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu (proporsi subjek yang mendapat skor 1).
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 0).
Vt = varians total, yaitu:
∑ ∑
(Arikunto, 2012) Sedangkan pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:
∑ (Arikunto, 2012) Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
= banyaknya butir pertanyaan.
Sama halnya dengan menentukan validitas, dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu butir soal/item juga dilakukan dengan uji signifikansi dengan taraf signifikansi 5 %, yaitu jika nilai rhitung lebih besar atau sama dengan nilai kritik dalam rtabel maka butir soal/item tersebut telah signifikan atau reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak reliabel. Pada tabel berikut disajikan kriteria dari reliabilitas soal.
34
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,810 – 1,000 Sangat tinggi 0,610 – 0,809 Tinggi 0,410 – 0,609 Cukup 0,210 – 0,409 Rendah 0,000 – 0,209 Sangat rendah c. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2012).
Untuk mengetahui taraf kesukaran dari suatu soal harus diketahui besarnya indeks kesukaran dari soal tersebut, yaitu sebagai berikut:
(Arikunto, 2012) Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran (P) Klasifikasi
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
35
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012).
Untuk mengetahui daya pembeda dari suatu soal harus diketahui besarnya indeks diskriminasi dari soal tersebut, yaitu sebagai berikut:
(Arikunto, 2012) Dimana:
D = indeks diskriminasi
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Indeks diskriminasi atau daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Diskriminasi atau Daya Pembeda
Indeks diskriminasi (D) klasifikasi
0,00 - 0,20 Jelek (poor)
0,21 - 0,40 Cukup (satistifatory)
0,41 - 0,70 Baik (good)
0,71- 1,00 Baik sekali (excellent)
36
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu