• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data dalam sebuah penelitian. Keberhasilan sebuah penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian

82

Irmawati, 2013

(masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. (Sudjana dan Ibrahim, 2004:84).

Instrumen dirancang dan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Instrument Test

Sudjana (2005:35) menjelaskan bahwa “test pada umumnya digunakan untuk menilai, untuk mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan

dan pengajaran”

Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Kompetensi Dasar Mengelola Peralatan Kantor. Kemudian intrumen tes tersebut di uji coba terhadap kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur, mengukur atau mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi serta layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak.

Instrument tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan pemahaman siswa berupa pretest dan postest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan postest dilakukan untuk mengetahui kemanpuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah- langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut:

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Mempelajari silabus kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor kelas X SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.

2. Menyusun RPP kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor.

3. Membuat kisi- kisi instrumen penelitian.

4. Mengkonsultasikan rancangan intrumen penelitian dengan dosen pembimbing. 5. Mengkonsultasikan rancangan perangkat tes dengan dosen ahli dan guru

bidang studi.

6. Uji coba instrumen tes pada kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.

7. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat.

8. Menggunakan soal yang sudah dianalisis dan direvisi.

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut : 3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Data evaluasi yang baik dan sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Data yang valid dapat diperoleh dari instrumen yang valid. Maka instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. (Arikunto S, 2001:64).

Cara mengetahui alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

84

Irmawati, 2013

√{ }{ }

(Arikunto, 2001: 72) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

N = Jumlah Responden X = Skor Uji Instrumen Y = Skor Responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya. b. Mengumpulkan data hasil uji instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas dan = 5%.

i. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya: 1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid

2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji validitas menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007 (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 379), sebagai berikut:

a. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; b. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);

c. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF.

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas butir soal dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas No.

Soal

86 Irmawati, 2013 1. 0.454 0.312 95% Valid 2. 0.552 0.312 95% Valid 3. 0.531 0.312 95% Valid 4. 0.430 0.312 95% Valid 5. 0.501 0.312 95% Valid 6. 0.471 0.312 95% Valid 7. 0.427 0.312 95% Valid 8. 0.380 0.312 95% Valid 9. 0.356 0.312 95% Valid 10. 0.390 0.312 95% Valid 11. 0.430 0.312 95% Valid 12. 0.511 0.312 95% Valid 13. 0.500 0.312 95% Valid 14. 0.444 0.312 95% Valid 15. 0.548 0.312 95% Valid 16. 0.389 0.312 95% Valid 17. 0.552 0.312 95% Valid 18. 0.269 0.312 95% Tidak Valid 19. 0.371 0.312 95% Valid 20. 0.422 0.312 95% Valid 21 0.417 0.312 95% Valid 22 0.167 0.312 95% Tidak Valid 23 0.457 0.312 95% Valid 24 0.344 0.312 95% Valid 25 0.448 0.312 95% Valid

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)

Berdasarkan tabel di atas, pengujian validitas terhadap 25 butir soal menunjukkan ada tujuh butir soal yang dinyatakan tidak valid yaitu soal nomor 18, dan 22. Kedua butir soal ini tidak dihilangkan melainkan diperbaiki karena setiap butir soal diperlukan untuk menilai hasil belajar siswa tentang mata pelajaran yang akan dipelajari. Dengan demikian jumlah butir soal yang digunakan untuk mengumpulkan data tetap sebanyak 25 butir soal.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Makna reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. (Arikunto, 2001: 86).

Rumus yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach (1951) yaitu sebagai berikut:   22 11 1 1 t i k k r

(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48) Keterangan:

11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

88

Irmawati, 2013

2 i

= Jumlah varians bulir

2 t = Varians total X = Jumlah skor N = Jumlah responden

Dimana: Rumus varians sebagai berikut:

N N X X 2 2 2 ) (

(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48) Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh tiap responden. b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk

menempatkan skor-skor item yang diperoleh.

c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. d. Menghitung varians masing-masing item.

e. Menghitung varians total. f. Menghitung nilai koefisien alfa.

g. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi Product Moment yang terdapat dalam tabel.

h. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2) Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007.

Berdasarkan rumus di atas serta bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji reliabilitas adalah rhitung = 0,805 dan nilai tabel r pada α = 0,05 adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,805 > 0,312), dengan demikian butir soal mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran soal digunakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Melakukan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan bisa memperbaikinya (Arikunto, 2001:206). Dua hal yang berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran dan daya pembeda.

Taraf kesukaran soal adalah kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0, soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sabaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. (Arikunto, 2001:207).

90 Irmawati, 2013

P=

(Arikunto, 2001:208) Keterangan: P = Indeks kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar. N = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.

 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang.

 Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.

Hasil pengujian tingkat kesukaran butir soal tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tabel Tingkat Kesukaran Soal

Nilai TK Klasifikasi Nomor Soal Jumlah

0.00 - 0,30 Mudah 1,2, 3,4, 5,6,7, 9, 11,12, 13,

16, 17,19, 20,21,24,25 18

0,31 - 0,70 Sedang 8,10,14,15, 22,23 6

0,71 - 1,00 Sukar 18 1

Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian tingkat kesukaran soal diketahui bahwa 60.00% butir soal diklasifikasikan mudah, 20.00% diklasifikasin sedang,

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan 3.33% diklasifikasikan sukar. Dengan demikian, tingkat kesukaran soal dikatakan cukup baik karena soal kategori mudah lebih besar dari pada soal kategori sukar dan sedang.

3.7.4 Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal/instrumen Menurut Arikunto (2001:211) adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), untuk menghitung daya pembeda dapat digunakan rumus:

D= -

(Arikunto, 2001:213)

Keterangan:

D = Indeks daya pembeda butir soal tertentu (satu butir).

=

Jumlah kelompok atas. = Jumlah kelompok bawah.

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

.

Setelah mendapatkan harga D (indeks daya pembeda butir soal), maka bisa diklasifikasikan sebagai berikut:

92

Irmawati, 2013

D : 0,20 – 0,40 = Cukup (Satisfactory). D : 0,40 – 0,70 = Baik (Good).

D :0, 70 - 1, 00 = Baik Sekali (Excellent).

D : Negatif semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang.

Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil uji daya pembeda soal seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Tabel Daya Pembeda Soal

No. Isi Kategori Soal

1 0.44 Baik 2 0.40 Cukup 3 0.44 Baik 4 0.48 Baik 5 0.44 Baik 6 0.44 Baik 7 0.48 Baik 8 0.44 Baik 9 0.48 Baik 10 0.44 Baik 11 0.48 Baik 12 0.52 Baik 13 0.56 Baik 14 0.52 Baik 15 0.56 Baik

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16 0.52 Baik 17 0.48 Baik 18 0.44 Baik 19 0.40 Cukup 20 0.36 Cukup 21 0.32 Cukup 22 0.32 Cukup 23 0.28 Cukup 24 0.24 Cukup 25 0.24 Cukup

Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian daya pembeda soal diketahui bahwa 17 butir soal diklasifikasikan baik, 8 butir soal diklasifikasin cukup. Dengan demikian, jumlah soal yang dipergunakan untuk penelitian tetap 25 butir soal.

1.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dokumen terkait