• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN PERALATAN KANTOR : Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN PERALATAN KANTOR : Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cia"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPEB : 68/UN.40.FPEB.1.PL/2013

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN

PERALATAN KANTOR

(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menempuh Ujian Sidang dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh : IRMAWATI

0804581

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN

PERALATAN KANTOR

(Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE.,M.Pd NIP. 195309121979032001

Pembimbing II

Drs. Budi Santoso, M.Si NIP. 196008261987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor” ini sepenuhnya adalah hasil karya diri sendiri. Bagian yang ada di dalam skripsi ini tidak ada yang merupakan plagiat dari hasil karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya dalam bentuk apapun, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013 Penulis,

(4)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada

ABSTRAK

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur

Pengadaan Peralatan Kantor

(Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Oleh: Irmawati

0804581

Skripsi ini dibimbing oleh:

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd. dan Drs. Budi Santoso, M.Si. Penelitian ini dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh masih banyaknya siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 1 Cipanas Kabupaten Cianjur yang memperoleh nilai ulangan harian di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor yang sesuai kelas X. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok terhadap Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa antara proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan metode kerja kelompok dengan yang menggunakan pendekatan konvensional.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan soal tes. Jumlah anggota populasi berjumlah 140 orang siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 1 Cipanas Kabupaten Cianjur, sedangkan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling yaitu kelompok eksperimen berjumlah 36 orang dan kelompok kontrol berjumlah 36 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor yang Sesuai kelas X.

(5)

Irmawati, 2013

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS APPLICATION METHOD OF STUDY GROUP WORK ON BASIC COMPETENCIES PERFORM THE PROCEDURE

PROCUREMENT OFFICE EQUIPMENT

(Experimental Study On Quasi Grade X Administration Offices at SMK Negeri 1 Cipanas-Cianjur)

By: Irmawati

0804581

This script were guided by:

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd. dan Drs. Budi Santoso, M.Si. The raising issue that is from the background of still much in this study the students’ learning outcomes of Office Administration Skills Program class at SMKN 1 Cipanas-Cianjur thatis characterized by the value of daily tests earning some subjects who have not achieved Minimum Criteria of Completeness (KKM) on Basic Competences perform the procedure of procurement office equipment to match the class X. This research aims to gain knowledge and conduct scientifically study about The Effectiveness of the application of the method of study group work On Basic competencies, perform the procedure of procurement of Office Equipment. The study was done by comparing the results of study of students between learning process that uses the methods of group work approach by using conventional approaches.

This study used quasi-experimental research methods. Technique data collecting by using test questions. The 140 students in a class of grade X Office Administration. Skills Program at SMKN 1 Cipanas-Cianjur. was chosen as the population of this research.Sampling technique is purposive sampling. The experimental group is amounted 36 people and control group is amounted 46 people. The instrument used is a matter of productive subject test of office administration.

(6)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan untuk menyiapkan seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya sendiri. Sesuai dengan apa yang terdapat dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 ketentuan umum pasal (1),

Yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Hal ini berarti bahwa pendidikan di Indonesia mengemban visi menyiapkan peserta didik yang secara aktif memiliki kemampuan untuk melakukan kompetensi/bersaing dan sanggup menjawab tantangan zaman serta mampu mengemban tugasnya sebagai generasi muda harapan bangsa, yaitu dalam melakukan pembangunan bangsanya. Selain itu, dia juga diharapkan agar dapat menjalankan fungsinya sebagai individu yang hidup di lingkungan masyarakat dengan baik dan tanggung jawab.

(7)

2

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 ketentuan umum pasal (1) dan Bab II dasar, fungsi, dan tujuan. Pasal (3) dapat dipahami bahwa begitu luar biasanya fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional sehingga sudah menjadi suatu hal yang mutlak bagi seluruh elemen yang berkepentingan dan bertanggung jawab dalam pendidikan ini, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat untuk mengusahakan pendidikan dengan sebaik-baiknya (efektif dan efisien) agar apa yang menjadi fungsi dan tujuan dari pendidikan itu dapat tercapai.

Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya harus didukung oleh system pendidikan yang berkualitas. Salah satu komponen yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan adalah proses belajar mengajar seperti metode pembelajaran yang diterapkan, karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang berkaitan secara langsung di lapangan. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi yang dinamis antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebagaimana dikemukakan Dageng dalam Sugiyanto (2010:1) bahwa “daya tarik suatu pelajaran

(pembelajaran) ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua, metode atau cara mengajar guru”.

(8)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada lain seperti kurikulum, sarana prasarana, teknik, media serta situasi dan kondisi lingkungan belajar.

Perkembangan dalam kegiatan proses belajar mengajar siswa mengalami suatu perubahan dan hal tersebut merupakan hal yang lazim terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa melalui proses kegiatan mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru. Dari hasil pengamatan penulis, metode mengajar konvensional (ceramah) lebih banyak digunakan oleh guru-guru atau pendidik dari pada metode yang lainya. Metode-metode tersebut dikemukakan Djamarah (2006:82) diantaranya:“tanya jawab, penugasan, kerja kelompok, praktikum, tugas proyek, word square, talking stick, quantum learning, cooperative learning, collaborative learning dan lain sebagainya”. Metode ceramah memberikan kesan bahwa guru adalah sumber belajar satu-satunya, sehingga proses belajar mengajar bersifat satu arah, hal ini terkadang membuat siswa sering merasa jenuh dan bosan. Hal tersebut digambarkan dengan keadaan yang terjadi di sekolah SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.

(9)

4

Tabel 1.1

Rata-Rata Nilai Kelas X Administrasi Perkantoran

pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tahun 2008/2009 - 2011/2012

Tahun Rata- Rata Nilai KKM

2008/2009 65 7,5

2009/2010 67 7,5

2010/2011 70 7,5

2011/2012 67 7,5

Sumber: KTSP SMK Negeri 1 Cipanas Tahun 2008/2009 - 2011/2012

Berdasarkan tabel 1.1 memberikan informasi bahwa nilai rata-rata siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor dari tahun pelajaran 2008-2009 s/d 2011-2012 belum Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal/ KKM. Berikut ini dijelaskan secara rinci nilai rata-rata ulangan harian pada tahun pelajaran 2011-2012.

Tabel 1.2

Nilai Rata-Rata Ulangan Harian

Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012

NO KELAS KKM

RATA-RATA NILAI

1 X AP 1 75 68

2 X AP 2 75 68

3 X AP 3 75 65

4 X AP 4 75 60

Sumber: SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur

(10)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada mengharuskan siswa mengikuti perbaikan atau remedial. Adapun jumlah siswa yang melakukan remedial pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Data Jumlah Siswa yang Mengikuti Remedial Kelas X

Program Keahlian Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor di SMK Negeri 1 Cipanas

Kab. Cianjur Tahun Ajaran 20011-2012

KELAS JUMLAH

SISWA

KKM JUMLAH SISWA

YANG REMEDIAL

X AP 1 36 75 20

X AP 2 36 75 21

X AP 3 34 75 22

X AP 4 34 75 13

TOTAL 140 - 75

Sumber: SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur

Tabel 1.3 memberikan informasi bahwa hampir setengah dari jumlah siswa mengikuti remedial. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor belum optimal. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman atau penguasaan tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna pelajaran yang diterima berbeda. Hal tersebut berkaitan dengan metode atau cara yang digunakan oleh guru bidang studi tesebut dalam mengajar atau menyampaikan materi pembelajaran.

(11)

6

pengajaran masih mengarah pada paradigma lama yakni cenderung berpusat pada guru (teacher centered), konsep yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan tulis dan disampaikan secara lisan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana guru berperan mentransfer materi namun terkadang kurang melibatkan keaktifan siswa dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa materi yang disampaikan gurunya. Anita Lie (2004:2) menyatakan :

“Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan pada siswa yang pasif. Dia tidak perlu mengetahui mengenai proses belajar mengajar yang tepat. Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya. Mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat, dan hafal”.

Proses belajar mengajar dengan paradigma lama cenderung menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik. Menghindari hal tersebut agar tidak terjadi, tuntutan dalam dunia pendidikan harus mengalami perubahan. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut.

(12)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada

Kenyataan dan pandangan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya pendidik atau guru untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Dengan diterapkannya suatu metode pembelajaran yang inovatif, diharapkan mampu membangkitkan motivasi para siswa untuk belajar.

Pada proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak

di pundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran salah satunya ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Salah satu proses pembelajaran yang baik dilakukan oleh guru pada saat ini adalah pembelajaran kelas secara berkelompok.

Menurut Benyamin Bloom dengan teori belajar di sekolah (Nana S, 2008:40) bahwa:

Ada dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristrik intern siswa yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya dan motivasi) serta karakteristik ekstern kualitas pengajaran yang meliputi (guru, metode pembelajaran dan fasilitas belajar).

(13)

8

materi sosialisasi Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan disebutkan bahwa terdapat berbagai macam dan jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses belajar, sehingga dibutuhkan kejelian guru dalam menggunakannya.

Adapun metode-metode pembelajaran yang dimaksud sebagaimana disebutkan Djamarah (2006:82) antara lain:

Metode ceramah, tanya jawab, penugasan, kerja kelompok, praktikum, tugas proyek, word square, talking stick, quantum learning, cooperative learning, collaborative learning dan lain sebagainya, dimana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran.

Sebagai pendidik tentu harus menguasai metode mengajar yang beraneka ragam, tidak menggunakan hanya satu metode saja yang akan membuat siswa merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), tetapi harus divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai dengan baik

(14)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.

Terjadinya interaksi antara anggota kelompok akan mempengaruhi gaya belajar siswa, sehingga dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang tadinya kurang aktif di kelas menjadi lebih aktif karena individu anak terdorong untuk lebih aktif bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing karena individu anak mengetahui kekurangannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor “.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mendapatkan pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok dengan yang tidak pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur?

1.3Tujuan Penelitian

(15)

10

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mendapatkan pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok dengan yang tidak pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya, baik berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai wadah pengembangan berbagai teori kependidikan terkait dengan penyelenggaraan dan pelaksanaan proses belajar di kelas bagi guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal sesuai dengan tujuan dan arah kurikulum.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga/ instansi, sebagai bahan masukan dan informasi bagi penelitian-penelitian sejenis.

(16)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada

c. Bagi peneliti, bertambahnya wawasan keilmuan tentang penggunaan

(17)

Irmawati, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1Objek Penelitian

Penelitian ini mengenai Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok pada kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.Cianjur. Berdasarkan judul tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah metode pembelajaran dan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor. Adapun Subjek penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas sepuluh (X) AP1 sebagai kelas eksperimen dan (X) AP2 sebagai kelas kontrol pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.Cianjur tahun ajaran 2012\2013.

1.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

Winarto Surakhmad (1994:131) mengemukakan tentang pengertian suatu metode yaitu :

(18)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

teknik serta alat-alat tertentu dan cara utama dipergunakan setelah penelitian memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam mencapai tujuan yang kita harapkan, dibutuhkan suatu pendekatan yaitu dengan suatu cara yang dapat mengungkapkan masalah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Cara untuk mencapai tujuan inilah yang disebut dengan metode.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Syamsudin dan Vismala S. Damayanti (2009:162)

penelitian quasi eksperiment atau eksperimen semu dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen sejati. Lebih tepatnya bentuk desain quasi eksperiment yang dipilih adalah pretest-posttest control group design. Maksudnya dalam pelaksanaan penelitian, penulis akan membuat dua

kelompok siswa. Kelompok pertama dinamakan kelompok eksperimen, dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan diberikan pretest dan posttest yang sama. Tetapi pada kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok sedangkan kelompok kontrol tidak memperoleh perlakuan yang serupa akan tetapi belajar menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Pada desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Pretest-Posttest Control Group Design.

(19)

68

Irmawati, 2013

Sumber: Arikunto S (2007: 210) Keterangan:

= Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen = tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen E = Simbol untuk kelompok eksperimen.

P = Simbol untuk kelompok pembanding (kontrol). 1.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain dua kelompok pra uji- pasca uji

(pretest-posttest control group design) dengan dua macam perlakuan yang berbeda yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan (Variabel Bebas)

Posttest

(Variabel Terikat) Eksperimen

Kontrol

(20)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

= kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.

= perlakuan dengan melakukan metode pembelajaran kerja kelompok. = perlakuan dengan menggunakan metode konvensional.

= kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan.

Setelah menentukan desain yang akan digunakan, maka langkah-langkah yang penulis tempuh adalah:

1. Menetapkan kelompok yang akan digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Memberikan pretest ( ) untuk mengukur tingkat awal penguasaan kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Memberikan perlakuan, yaitu belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok ( ) pada kelompok eksperimen.

4. Memberikan perlakuan, yaitu belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional ( ) pada kelompok kontrol.

5. Memberikan posttest ( ) kepada kedua kelompok tersebut untuk mengukur tingkat akhir penguasaan kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor, lalu menghitung gain masing- masing kelompok.

(21)

70

Irmawati, 2013

1.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. (SK Mendikbud No.025/U/1997 dalam Arikunto S, (2002:96). Menurut Sudjana (1996:14) menyatakan bahwa : "Data kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang terbentuk bilangan sedangkan data kualitatif adalah data yang dikriteriakan menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari".

Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif berupa peningkatan hasil belajar siswa yang diambil dari hasil tes, baik pretest maupun posttest yang diberikan oleh peneliti tentang kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013 dalam bentuk skor atau nilai.

3.4.2 Sumber Data

Menurut Arikunto S, (2002:107), pengertian sumber data adalah: “subjek

(22)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber data ini dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan. Berdasarkan pengertian di atas pada penelitian ini, maka sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013.

1.5 Populasi dan Sampel

Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian disebut populasi. Suharsimi Arikunto (2006:130) menyatakan

bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. ”Sedangkan pengertian yang lebih spesifik diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 117) yang berpendapat

bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ”Selain itu, Moh. Nazir

(2003:273) menyatakan pendapatnya bahwa “Populasi adalah kumpulan dari

ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat inferensi, populasi juga berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya atau bendanya.”

(23)

72

Irmawati, 2013

Tabel 3.2

Rekapitulasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Program Keahlian Administrasi Perkantoran

Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur

Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi yang besar, maka dalam penelitian ini tidak semua populasi diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 118) yang menyatakan:

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono

(2011: 118) menyatakan bahwa “Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.” Riduwan (2003: 9)

menyebutkan bahwa “Dalam melaksanakan penelitian walaupun tersedia populasi

ada kalanya peneliti mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili

populasi.”

KELAS JUMLAH SISWA

X AP 1 36

X AP 2 36

X AP 3 34

X AP 4 34

(24)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Sugiyono (2011: 124) menyebutkan bahwa “Sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. ”Oleh

karena itu, sampel ini diambil dengan cara melakukan pengundian yang bermaksud agar mempermudah peneliti dalam menentukan sampel yang diambil. Hasil pengundian didapat untuk kelas eksperimen kelas X AP 1 berjumlah 36 orang dan kelas kontrol kelas X AP 2 berjumlah 36 orang.

1.6 Skenario Pembelajaran

Skenario Pembelajaran Kelas Kontrol Dengan Menggunakan Metode

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru memberikan pretes (authentic assessment).

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran.

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru memberikan pretes.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(25)

74

Irmawati, 2013

pertanyaan tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor.

6. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor

Kegiatan Inti

1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor yang sering digunakan di perkantoran berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism).

2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community).

3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain (questioning).

4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan dugaan,

Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor. 2. Siswa mendengarkan penjelasan

yang disampaikan oleh guru.

(26)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu pengumpulan data, dan penyimpulan

(inquiry).

5. Siswa saling memperlihatkan bentuk dari peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor yang mereka ketahui (modeling).

Penutup

1. Siswa merefleksikan pengetahuan tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor dan membuat kesimpulan (reflection).

2. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang yaitu jenis-jenis peralatan kantor.

3. Guru menutup pembelajaran.

Penutup

1. Guru menyimpulkan materi tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor yang sudah disampaikan.

2. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan ke-2

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran.

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

4. Guru mengulang materi sebelumnya tentang pengertian peralatan kantor

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran.

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(27)

76

Irmawati, 2013

dan fungsi peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya.

5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang jenis-jenis peralatan kantor.

6. Guru menjelaskan jalannya proses pembelajaran.

dan fungsi peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya.

5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang jenis-jenis peralatan kantor.

Kegiatan Inti

1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang jenis-jenis peralatan kantor berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism).

2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community).

3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guruatau siswa lain tentang jenis-jenis peralatan kantor (questioning).

4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang jenis-jenis peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan (inquiry).

Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang jenis-jenis peralatan kantor.

2. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

(28)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5. Siswa saling memperlihatkan

bentuk/model jenis-jenis peralatan kantor kepada kelompok lain (modeling).

Penutup

1. Siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajarinya dan membuat kesimpulan tentang jenis-jenis peralatan kantor (reflection).

2. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang yaitu bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor pada alat/mesin penggandaan.

3. Guru menutup pembelajaran.

Penutup

1. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan tentang jenis-jenis peralatan kantor. 2. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan ke-3

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran.

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

4. Guru mengulang materi sebelumnya tentang jenis-jenis peralatan kantor dan mengaitkannya dengan materi

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran.

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(29)

78

Irmawati, 2013

selanjutnya.

5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor.

6. Guru menjelaskan jalannya proses pembelajaran.

selanjutnya.

5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor.

Kegiatan Inti

1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism).

2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community).

3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor penggandaan(questioning).

4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan

Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor.

2. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

(30)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dugaan, pengumpulan data, dan

penyimpulan (inquiry).

5. Siswa saling memperlihatkan bentuk/model bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor kepada kelompok lain (modeling).

Penutup

1. Siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajarinya dan membuat kesimpulan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor (reflection).

2. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang yaitu pemilihan peralatan kantor.

3. Guru menutup pembelajaran.

Penutup

1. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor. 2. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan ke-4

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran.

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

4. Guru mengulang materi sebelumnya

Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran.

2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(31)

80

Irmawati, 2013

tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya.

5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang pemilihan peralatan kantor.

6. Guru menjelaskan jalannya proses pembelajaran.

tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya.

5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang pemilihan peralatan kantor.

Kegiatan Inti

1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang pemilihan peralatan kantor berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism).

2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community).

3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain tentang pemilihan peralatan kantor (questioning).

4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang pemilihan peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan

Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang pemilihan peralatan kantor.

2. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

(32)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu data, dan penyimpulan (inquiry).

5. Siswa membuat pemodelan bagaimana ketika akan memilih peralatan kantor (modeling).

Penutup

1. Siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajarinya dan membuat kesimpulan tentang pemilihan peralatan kantor (reflection).

2. Dilakukan evaluasi belajar/postes kepada siswa (authentic assessment) pada Kompetensi Dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor yang sesuai mengenai pengertian peralatan kantor, fungsi pengadaan peralatan kantor, jenis-jenis peralatan kantor,bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor, serta pemilihan peralatan kantor.

3. Guru menutup pembelajaran.

Penutup

1. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan tentang pemilihan peralatan kantor. 2. Dilakukan evaluasi belajar/postes

kepada siswa pada Kompetensi Dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor yang sesuai mengenai pengertian peralatan kantor, fungsi pengadaan peralatan kantor, jenis-jenis peralatan kantor, bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor, serta pemilihan peralatan kantor.

3. Guru menutup pembelajaran.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

1.7 Pengujian Instrumen Penelitian

(33)

82

Irmawati, 2013

(masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. (Sudjana dan Ibrahim, 2004:84).

Instrumen dirancang dan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Instrument Test

Sudjana (2005:35) menjelaskan bahwa “test pada umumnya digunakan untuk menilai, untuk mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan

dan pengajaran”

Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Kompetensi Dasar Mengelola Peralatan Kantor. Kemudian intrumen tes tersebut di uji coba terhadap kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur, mengukur atau mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi serta layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak.

(34)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Mempelajari silabus kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor kelas X SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.

2. Menyusun RPP kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor.

3. Membuat kisi- kisi instrumen penelitian.

4. Mengkonsultasikan rancangan intrumen penelitian dengan dosen pembimbing. 5. Mengkonsultasikan rancangan perangkat tes dengan dosen ahli dan guru

bidang studi.

6. Uji coba instrumen tes pada kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.

7. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat.

8. Menggunakan soal yang sudah dianalisis dan direvisi.

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut :

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Data evaluasi yang baik dan sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Data yang valid dapat diperoleh dari instrumen yang valid. Maka instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. (Arikunto S, 2001:64).

(35)

84

Irmawati, 2013

√{ }{ }

(Arikunto, 2001: 72) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

N = Jumlah Responden X = Skor Uji Instrumen Y = Skor Responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya. b. Mengumpulkan data hasil uji instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

(36)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas dan = 5%.

i. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya: 1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid

2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji validitas menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007 (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 379), sebagai berikut:

a. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; b. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);

c. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF.

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas butir soal dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No.

Soal

(37)

86

Irmawati, 2013

1. 0.454 0.312 95% Valid

2. 0.552 0.312 95% Valid

3. 0.531 0.312 95% Valid

4. 0.430 0.312 95% Valid

5. 0.501 0.312 95% Valid

6. 0.471 0.312 95% Valid

7. 0.427 0.312 95% Valid

8. 0.380 0.312 95% Valid

9. 0.356 0.312 95% Valid

10. 0.390 0.312 95% Valid

11. 0.430 0.312 95% Valid

12. 0.511 0.312 95% Valid

13. 0.500 0.312 95% Valid

14. 0.444 0.312 95% Valid

15. 0.548 0.312 95% Valid

16. 0.389 0.312 95% Valid

17. 0.552 0.312 95% Valid

18. 0.269 0.312 95% Tidak Valid

19. 0.371 0.312 95% Valid

20. 0.422 0.312 95% Valid

21 0.417 0.312 95% Valid

22 0.167 0.312 95% Tidak Valid

23 0.457 0.312 95% Valid

24 0.344 0.312 95% Valid

(38)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)

Berdasarkan tabel di atas, pengujian validitas terhadap 25 butir soal menunjukkan ada tujuh butir soal yang dinyatakan tidak valid yaitu soal nomor 18, dan 22. Kedua butir soal ini tidak dihilangkan melainkan diperbaiki karena setiap butir soal diperlukan untuk menilai hasil belajar siswa tentang mata pelajaran yang akan dipelajari. Dengan demikian jumlah butir soal yang digunakan untuk mengumpulkan data tetap sebanyak 25 butir soal.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Makna reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. (Arikunto, 2001: 86).

Rumus yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach (1951) yaitu sebagai

(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48) Keterangan:

11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

(39)

88

N = Jumlah responden

Dimana: Rumus varians sebagai berikut:

N

(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48) Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh tiap responden. b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk

menempatkan skor-skor item yang diperoleh.

c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. d. Menghitung varians masing-masing item.

e. Menghitung varians total. f. Menghitung nilai koefisien alfa.

g. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi Product Moment yang terdapat dalam tabel.

h. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

(40)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2) Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007.

Berdasarkan rumus di atas serta bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji reliabilitas adalah rhitung = 0,805 dan nilai tabel r pada α = 0,05 adalah 0,312.

Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,805 > 0,312), dengan demikian butir

soal mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran soal digunakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Melakukan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan bisa memperbaikinya (Arikunto, 2001:206). Dua hal yang berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran dan daya pembeda.

Taraf kesukaran soal adalah kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0, soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sabaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. (Arikunto, 2001:207).

(41)

90

Irmawati, 2013

P=

(Arikunto, 2001:208)

Keterangan:

P = Indeks kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar. N = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.

 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang.

 Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.

Hasil pengujian tingkat kesukaran butir soal tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tabel Tingkat Kesukaran Soal

Nilai TK Klasifikasi Nomor Soal Jumlah

0.00 - 0,30 Mudah 1,2, 3,4, 5,6,7, 9, 11,12, 13,

16, 17,19, 20,21,24,25 18

0,31 - 0,70 Sedang 8,10,14,15, 22,23 6

0,71 - 1,00 Sukar 18 1

Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)

(42)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan 3.33% diklasifikasikan sukar. Dengan demikian, tingkat kesukaran soal dikatakan cukup baik karena soal kategori mudah lebih besar dari pada soal kategori sukar dan sedang.

3.7.4 Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal/instrumen Menurut Arikunto (2001:211) adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), untuk menghitung daya pembeda dapat digunakan rumus:

D=

-

(Arikunto, 2001:213)

Keterangan:

D = Indeks daya pembeda butir soal tertentu (satu butir).

=

Jumlah kelompok atas. = Jumlah kelompok bawah.

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

.

Setelah mendapatkan harga D (indeks daya pembeda butir soal), maka bisa diklasifikasikan sebagai berikut:

(43)

92

Irmawati, 2013

D : 0,20 – 0,40 = Cukup (Satisfactory). D : 0,40 – 0,70 = Baik (Good).

D :0, 70 - 1, 00 = Baik Sekali (Excellent).

D : Negatif semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang.

Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil uji daya pembeda soal seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Tabel Daya Pembeda Soal

No. Isi Kategori Soal

1 0.44 Baik

2 0.40 Cukup

3 0.44 Baik

4 0.48 Baik

5 0.44 Baik

6 0.44 Baik

7 0.48 Baik

8 0.44 Baik

9 0.48 Baik

10 0.44 Baik

11 0.48 Baik

12 0.52 Baik

13 0.56 Baik

14 0.52 Baik

(44)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16 0.52 Baik

17 0.48 Baik

18 0.44 Baik

19 0.40 Cukup

20 0.36 Cukup

21 0.32 Cukup

22 0.32 Cukup

23 0.28 Cukup

24 0.24 Cukup

25 0.24 Cukup

Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian daya pembeda soal diketahui bahwa 17 butir soal diklasifikasikan baik, 8 butir soal diklasifikasin cukup. Dengan demikian, jumlah soal yang dipergunakan untuk penelitian tetap 25 butir soal.

1.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data 3.8.1 Uji Normalitas

(45)

94

Irmawati, 2013

fors menurut (Sambas Ali Muhidin dan Maman Adurahman, 2009: 73) sebagai

berikut:

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z f. Menghitung Theoritical Proportion.

g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi.

h. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka diterima. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah:

: X mengikuti distribusi normal : X tidak mengikuti distribusi normal

Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data.

Tabel 3 7

Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X f Fk Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(46)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi umulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6) Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisis mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:

a. D hitung < D tabel, maka diterima, artinya data berdistribusi normal. b. D hitung ≥ D tabel, maka ditolak, artinya data tidak

berdistribusinormal.

3.8.2 Uji Homogenitas

(47)

96

Irmawati, 2013

(Sugiyono, 2011: 275) Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk

pembilang (n1 - 1) dan dk penyebut (n2 - 1). Berdasarkan dk tersebut dan dengan

mengambil taraf kesalahan 5%, maka data dikatakan memiliki varians yang homogen bila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk menarik kesimpulan.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik inferensial atau analitik. Analisis data ini digunakan untuk menguji hipotesis dan untuk membuat generalisasi data sampel terhadap populasinya.

Uji Peningkatan (Gain)

(48)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Skor gain (skor aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment”. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebagai berikut :

G =

-

(Sugiyono, 2006:200).

Dengan G sebagai gain, sebagai skor tes awal dan sebagai skor tes akhir. Keunggulan penerapan model pembelajaran kerja kelompok dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Untuk penghitungan nilai gain yang dinormalisasikan dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:

Keterangan :

<g> = gain skor ternormalisasi Sf = skor postes

Si = skor pretes 100 = skor maksimal

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu:

Tabel 3.8

(49)

98

Irmawati, 2013

Gain Ternormalisasi Klasifikasi (<g>)>0,7 Tinggi 0,7(<g>)>0,3 Sedang (<g>)<0,3 Rendah Sumber: Hake (1998)

Data yang dipeoleh dari penelitian ini diolah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Analisis dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil tes dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kerja kelompok dan pendekatan pembelajaran konvensional.

3.10 Rancangan Uji Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

(50)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berbeda dengan signifikan atau tidak”. Dalam Sugiyono (2011: 273) terdapat dua buah rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Separated Varians:

̅̅̅

̅̅̅

√(

) (

)

2. Polled Varians:

̅̅̅

̅̅̅

(Sugiyono, 2011: 273)

Keterangan:

̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok eksperimen 1

̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok eksperimen 2 = varians sampel kelompok eksperimen 1 = varians sampel kelompok eksperimen 2 = jumlah responden kelompok eksperimen 1 = jumlah responden kelompok eksperimen 2

Hipotesis 1 (H1) berbunyi terdapat perbedaan sedangkan hipotesis 0 (H0)

berbunyi tidak terdapat perbedaan. Setelah dilakukan t-test, maka harga t hitung

tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan taraf nyata 5% (0,05). Kriteria

pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

 Tolak H0 dan terima H1, jika t hitung t tabel

(51)

100

Irmawati, 2013

3.11 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian.langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Observasi Awal Menetapkan

Kompetensi Dasar

Pembuatan Kisi-Kisi dan

Uji Coba Instrumen Analisis Instrumen

Instrumen Penelitian

Pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol

Pre-Test Post-Test

Pre-Test

Pembelajaran dengan menggunakan

metode kerja kelompok

Post-Test

Analisis Data Hasil Penelitian

Kesimpulan Pembelajaran dengan

(52)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

(53)

Irmawati, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kerja kelompok lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil belajar dari hasil pembelajaran Kompetensi Dasar Mengelola Peralatan Kantor Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kabupaten Cianjur. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran kerja kelompok menurut siswa dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab perseorangan serta kerja sama kelompok, sehingga setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi pelajaran dan aktif di dalam kelas.

(54)

Irmawati, 2013

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil belajar siswa kelompok eksperimen, maka harus ada perbaikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran kerja kelompok. Untuk komponen masyarakat belajar pengelolaan kelas sebaiknya dilakukan dengan lebih terencana lagi. Misalnya dalam mengatur pengelompokkan siswa antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Selain itu, pada komponen evaluasi guru harus lebih mengawasi sejauh mana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa.

2. Berdasarkan hasil belajar siswa kelompok kontrol yang masih terdapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka harus ada perbaikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran konvensional. Pada tahap presentasi, guru harus lebih baik dalam menyampaikan materi pelajaran dan lebih melibatkan siswa agar perhatian siswa tetap fokus.

3. Kepada peneliti selanjutnya, beberapa saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

a. Kepada mahasiswa calon guru dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai model/metode pembelajaran kerja kelompok pada mata pelajaran lain dan pada jenjang yang lebih tinggi dari sekolah menengah kejuruan.

(55)

117

Irmawati, 2013

Gambar

Tabel 1.2 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian
Tabel 1.3 Data Jumlah Siswa yang Mengikuti Remedial Kelas X
Gambar 3.1 Model Pretest-Posttest Control Group Design.
Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran Proses Program Kecakapan Hidup ( Life Skills ) Budidaya Jamur Tiram dalam upaya Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penyesuaian diri pada remaja yang memiliki saudara autis yang menjadi pemicu untuk

Dari hasil perhitungan didapatkan peningkatan gain pada kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0.493 dan kelas yang menggunakan model

Saya bisa mempunyai relasi yang lebih banyak lagi, mendapat tambahan pendapat terutama dalam interpretasi dan diskusi, mendapat tambahan contoh-contoh

Cadangan kerugian piutang à tidak semua piutang dagang dapat ditagih 100%, maka dari itu perusahaan harus membuat perkiraan berapa banyak kira-kira piutang itu tidak dapat

Pada masa Syafi’i (767-820 M), bayani berarti nama yang mencakup makna- makna yang mengandung persoalan ushul/pokok dan yang berkembang hingga ke furu’ atau

Yang ket iga adalah lower –power sour ce dan high power media, or ganisasi media dengan sendirinya akan member i r espon lebih t er hadap agendanya.. Social Action

Untuk menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan untuk mendukung kegiatan PMU (Pendidikan Menengah Universal)