• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

4.5. Pengujian jaringan saraf tiruan pada AN231K04 dengan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jaringan saraf tiruan pada

AN231K04 dapat berfungsi dengan baik sesuai pola input.

4.5.2. Alat yang digunakan

1. Power supply 2.5 A – 5V 0 1 2 3 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 Tegan g an /V waktu(s)

Spirtus

TGS2610 TGS2611 TGS2612

2. Modul FPAA AN231K01

3. Rangkaian potensiometer

4. PC/Laptop

5. Software AnadigmDesigner®2

4.5.3. Prosedur Pengujian

1. Lakukan pengaturan tegangan yang dihasilkan oleh potensiometer sesuai

dengan tegangan yang dihasilkan sensor array TGS. Adapun rangkaian

potensiometer yang digunakan sebagai pengondisi sinyal pada sensor array

TGS terlihat seperti pada Gambar 4.19.

Gambar 4.19. Potensiometer sebagai pengganti sensor array TGS

2. Nyalakan supply tegangan dan download program pada AnadigmDesigner®2.

3. Untuk setiap gas yang diujikan, disediakan rangkaian potensiometer serta

switch manual yang dapat memilih dengan cara memutarnya searah jarum

jam atau sebaliknya, potensiometer dengan jenis gas mana yang akan

diarahkan pada pin input FPAA AN231K04. Untuk lebih jelasnya switch

manual yang digunakan disertai keterangan jalurnya terlihat pada Gambar

4.20. Pada Gambar 4.21 adalah switch manual pada hardware.

Gambar 4.20. Jalur pada switch manual R5 10k 2610 2612 R5 10k R5 10k R5 10k R5 10k R5 10k R5 10k 5 V R5 10k 2610 5 V 2612 2611 5 V 2611 R5 10k 2612 2610 2611

Potensiometer 1 Potensiometer 2 Potensiometer 3 1 2 3 Sensor Solar NC 1 2 3 Bensin Metanol NC 1 2 3 NC Spiritus NC

Gambar 4.21. Switch manual pada hardware

NC merupakan singkatan dari no conection yang artinya swich tidak

mengarah ke sumber manapun yang sengaja dirancang penulis agar tidak

terjadi tabrakan sinyal saat memilih jenis gas yang akan diuji. Pada

potensiometer 1 terdapat pilihan sensor pada nomor 1 yang digunakan saat

pengujian gas yang sebenarnya.

4. Menguji gas solar yaitu dengan mengarahkan ke nomor 2 pada potensiometer

satu, pada potensiometer 2 dan 3 diarahkan ke NC lalu amati LED indikator.

5. Menguji gas bensin yaitu dengan mengarahkan ke nomor 1 pada

potensiometer dua, pada potensiometer 1 dan 3 diarahkan ke NC lalu amati

LED indikator.

6. Menguji gas metanol yaitu dengan mengarahkan ke nomor 2 pada

potensiometer dua, pada potensiometer 1 dan 3 diarahkan ke NC lalu amati

LED indikator.

7. Menguji gas spiritus yaitu dengan mengarahkan ke nomor 2 pada

potensiometer tiga, pada potensiometer 1 dan 2 diarahkan ke NC lalu amati

4.5.4. Hasil pengujian

Hasilnya dari pengujian kedua yaitu potensiometer 1 dengan pilihan bensin

terlihat pada Gambar 4.22.

Gambar 4.22. Pengujian potensiometer 1 dengan pilihan bensin

Terlihat pada Gambar 4.22. Percobaan potensiometer 1 dengan pilihan bensin, hal

yang serupa juga dilakukan lainnya sesuai pada prosedur pengujian. Hasil output

LED indikator pada FPAA AN231K04 tersusun pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Hasil output LED indikator pada FPAA AN231K04 berdasarkan input potensiometer

Jenis Gas

Input

Target Hasil Output

Y1 Y2 LED1 LED2

Solar 0 0 OFF OFF

Bensin 0 1 OFF ON

Metanol 1 0 ON OFF

102

Berdasarkan pengujian pada hardware dan software yang dipergunakan,

maka dapat diambil kesimpulan dan saran-saran dari hasil yang telah diperoleh.

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dituliskan setelah melakukan analisa dari

hasil sistem yang telah dibuat antara lain sebagai berikut:

1. Pada percobaan menggunakan simulasi dengan data dari pola input,

didapatkan hasil 100% gas teridentifikasi dengan benar, tetapi pada

percobaan dengan volume ruangan 7x7x7cm dan volume cairan 0,75 ml

tingkat keberhasilan mencapai 95%. Hal ini diakibatkan perbedaan

pengambilan data saat pengambilan pola input yang dihasilkan sensor dengan

range tegangan terbesar 0,82 volt terhadap sampling data saat pengujian pola

input diakibatkan perbedaan temperatur, kelembapan dan tekanan udara pada

ruang sensor.

2. Program pelatihan jaringan saraf tiruan dengan metode perceptron, dapat

menghasilkan nilai bobot dan bias dari iterasi sebanyak 1549 epoch sebagai

parameter pada FPAA AN231K04 yang sesuai, sehingga pada percobaan

simulasi menggunakan AnadigmDesigner®2 pola input dapat dikenali dan

menghasilkan output yang sesuai dengan target.

Selain itu, dari penelitian ini juga didapatkan simpulan-simpulan lain, yaitu:

1. Terdapat kegagalan dalam pengujian jaringan saraf tiruan pada hardware

pelatihan jaringan saraf tiruan berbeda dengan pola input saat pengujian,

sehingga digunakan beberapa potensio yang dapat menggantikan sensor array

TGS dalam membentuk tegangan sesuai pola input. Dalam pengujiannya,

hardware FPAA AN231K04 berhasil mengenali pola input dengan

potensiometer.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan sistem ini sebagai

berikut:

1. Dalam perancangan modul sensor array TGS, dapat ditambahkan jenis sensor

TGS yang lain sehingga jenis gas yang terdeteksi dapat lebih banyak, dan

juga dilengkapi dengan pengaturan temperatur, kelebaban serta tekanan dan

sirkulasi udara sehingga kenerja dari sensor tersebut dapat maksimal sesuai

dengan datasheet sensor.

2. Terdapat beberapa cara yang mungkin bisa dicoba saat memberian kapasitas

gas yang diujikan karena dapat mempengaruhi hasilnya.

3. Agar dapat mengenali pola yang banyak dan variatif, disarankan untuk

mencoba metode lain selain perceptron seperti multilayer perceptron,

backpropogation dan lain sebagainya.

4. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki oleh hardware FPAA AN231K04 dapat

diatasi dengan menambah jumlah FPAA atau mengantinya dengan jenis

FPAA lainnya.

5. Membuat program Visual Basic 6 lebih fleksibel terhadap jumlah input, target

dan beberapa metode jaringan saraf tiruan yang digunakan, serta user

104

Andrianto, Heri. (2008). Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega16 menggunakan Bahasa C CodeVision AVR. Bandung : Informatika.

Anadigm, Inc. (2008). AnadigmApex dpASP Family User Manual. (Online), (http://www.anadigm.com, diakses Oktober 2011).

ATMEL Corporation. (2011). ATMEGA8. (Online),

(http://www.alldatasheet.com/datasheetpdf/pdf/78532/ATMEL/ATMEA

8.html ,diakses Oktober 2011).

Collins, Chris (2007). Implementing Phytoremediation of Petroleum Hydrocarbons. Methods in Biotechnology.

Figaro USA, Inc (2011). Datasheet TGS 2610. (Online). (http://digi- ware.com/img/d/tgs2610.pdf diakses Oktober 2011, diakses Oktober 2011).

Figaro USA, Inc (2011). Datasheet TGS 2611. (Online). (http://digi- ware.com/img/d/tgs2611.pdf diakses Oktober 2011, diakses Oktober 2011).

Figaro USA, Inc (2011). Datasheet TGS 2612. (Online). (http://digi- ware.com/img/d/tgs2612.pdf diakses Oktober 2011, diakses Oktober 2011).

Lohala. (2011). Simplex, Half Duplex, and Full Duplex. (Online). (http://www.mystudyroom.com.np/classnotes.php?nan=89&fire=4&cak= 26&sun=6&rnd=2387829974d3e5ee26be055.39465877, diakses Oktober 2011).

Marques, Lino. (2002). Olfaction-based Mobile Robot Navigation. University of Coimbra. (Online),(http://www.elsevier.com/locate/tsf, diakses Oktober 2011)

Politeknik Elekrtonika Negari Surabaya (2005). Jaringan Syaraf Tiruan (neural network).(Online),(http://lecturer.eepisits.edu/~entin/Kecerdasan%20Bua tan/Buku/Bab%208%20Jaringan%20Syaraf%20Tiruan.pdf, diakses Oktober 2011).

Siang, Jong Jek. 2009. Jaringan Syaraf Tiruan & Pemrogramannya menggunakan Matlab. Yogyakarta : Andi.

The Methanol Institute (2008). Methanol Basics. (Online). (

Vincent, Gaudet, (2000), FPAA ( Field Programmable ananlog Array ) Architecture", Ualberta Electrical ).

Widyantara, Helmy. (2008). Design on motor control DC Traction using Fuzzy Logic Based Field Programmable Gate Array (FPGA). STIKOM

Surabaya. (Online),

(http://digilib.stikom.edu/detil.php?id=2281&q=FPGA, diakses Oktober 2011).

Zhang, Xiaojun. (2008). Design of a Bionic Electronic Nose for Robot. IEEE

Computer Society. (Online),

(http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=4609777, diakses Oktober 2011).

Dokumen terkait