• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Pengujian kualitas

Pengujian kualitas minyak atsiri ini meliputi rendemen dan beberapa kualitas minyak atsiri kayu putih seperti uji bau, uji warna, kelarutan dalam alkohol, berat jenis dan indeks bias dengan parameter SNI 06-3954-2001.

1. Rendemen

A. Pengertian Rendemen

Menurut Cenmark dan Ruhedi (1976) dalam Hermitono (2005), menyatakan bahwa rendemen dihitung berdasarkan perbandingan antara output dengan input dalam persen. Pegertian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ;

Selain daripada itu Harris, R. (1987), menyatakan bahwa rendemen minyak atsiri adalah perbandingan atara hasil minyak atsiri dengan bahan tanaman yang diolah.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen

Menurut Guenther (1987), faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen adalah ketelitian dan kerapian dalam membuat alat penyulingan dan dalam pelaksanaan proses penyulingan.

Lebih lanjut menurut Harris, R. (1987), mengemukakan bahwa faktor- faktor yang juga mempengaruhi rendemen, yaitu;

1) Jenis bahan baku. Dalam hal ini bisa berupa kulit, bunga, daun, buah dan sebagainya. Jika penyulingan menggunakan bahan berup a daun, tentu akan dihasilkan rendemen yang lebih besar daripada menggunakan bahan baku berupa kulit.

2) Ukuran dan mutu bahan baku. Dari segi ini, banyaknya bahan dan cara penanganan untuk mutu bahan baku.

3) Peralatan yang digunakan. Dari segi ini, misalanya pada penggunaan alat pemanas berupa kompor, tentu akan akan memberikan panas yang tidak stabil. Hal ini juga didukung oleh pendapat Guenther (1987), yang menyatakan bahwa suhu dan tekanan dapat mempengaruhi rendemen minyak atsisri yang disuling.

4) Ketelitian dalam pelaksanaan penyulingan. Keterampilan dan ketelitian seseorang dalam melakukan proses penyulingan juga turut mempengaruhi nilai rendemen yang akan dihasilkan.

Misalnya ketelitian sesorang pada saat pemisahan air dan minnyak menggunakan pipet tetes tidak hati- hati.

Harris, R. (1987) juga menambahkan bahwa rendemen minyak atsiri juga dipengaruhi oleh keadaan bahan baku yang diolah.

2. Uji bau

? Contoh uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi

? Dekatkan mulut tabung reaksi ke hidung kemudian dicium sampai tercium bau khas minyak khas minyak kayu putih

3. Uji warna

? Contoh uji dimasukkan ke dalam tabung tabung reaksi ? Kemudian contoh uji dilihat warnanya.

4. Kelarutan dalam alkohol

? Pipet 1 ml contoh uji ke dalam tabung reaksi ? Tambahkan alkohol 1 ml demi 1 ml

? Pada setiap penambahan alkohol kemudian dikocok dan diamati kejernihannya

5. Berat jenis

? Timbang piknometer kosong.

? Isi piknometer kosong dengan contoh uji sampai penuh.

? Kondisikan piknometer yang berisi contoh uji hingga suhunya 27,5oC dan dibiarkan selama 15 menit.

? Piknometer diangkat, kemudian dikeringkan dengan kertas atau kain lap yang tidak mengandung minyak.

? Timbang piknometer. 6. Indeks bias

? Ambil satu tetes contoh uji kemudian diteteskan di atas kaca preparat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah meliputi rendemen dan beberapa pengujian minyak kayu putih berdasarkan SNI 06-3954-2001. Nilai hasil rataan rendemen minyak kayu putih dan pengujian kualitas dapat dilihat pada tabel 2 dan 3 berikut ini:

Tabel 2. Nilai Rata-rata Rendemen

Rendemen No Perlakuan Ulangan I Ulangan II Jumlah Rata-rata (%) 1. Kering Udara 1,36 1,43 2,79 1,39 2. Kering Matahari 1,66 0,85 2,51 1,25

Tabel 3. Hasil Pengujian Kualitas

Hasil No Persyaratan Kering Udara Kering Matahari Standar menurut SNI 06-3954-2001

1 Bau Khas kayu putih

Khas kayu putih Khas kayu putih 2 Warna Jernih agak

kuning kehijauan Jernih agak kehijauan Jernih sampai kuning kehijauan 3 Berat jenis 0,91 0,92 0,900-0,930 4 Indeks bias 200 1,468 1,468 1,450–1,470 5 Kelarutan dalam alcohol 1 : 1? Jernih

1 : 2? Jernih 1 : 8? Jernih 1 :10? Jernih 1 : 1? Jernih 1 : 2? Jernih 1 : 8? Jernih 1 : 10? Jernih 1:1 sampai 1:10 jernih

Dari proses penyulingan dihasilkan minyak kayu putih. Dan minyak tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Minyak kayu putih yang dihasilkan

Bila dicermati gambar di atas menunjukkan sedikit perbedaan pada warna dimana minyak kayu putih hasil sulingan kering udara berwarna jernih agak kuning kehijauan sedangkan minyak kayu putih hasil sulingan kerin g matahari berwarna jernih agak kehijauan.

B. Pembahasan

Dalam pengujian mutu minyak kayu putih ini menggunakan 2 macam minyak kayu putih yaitu minyak kayu yang dihasilkan dari perlakuan pengeringan kering udara dengan minyak kayu putih yang dihasilkan dari perlakuan pengeringan kering matahari.

1. Menghitung rendemen

Menurut Cenmark dan Ruhedi (1976) dalam Hermitono (2005), menyatakan bahwa rendemen dihitung berdasarkan perbandingan antara

output dengan input dalam persen. Pegertian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ;

Dan nilai hasil perhitungan rendemen dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Hasil Perhitungan Rendemen Sampel yang diuji Ulangan Output ( gr ) Input ( gr ) Moisture Factor (MF) Rendemen ( % ) Rendemen rata-rata ( % ) 1 18,236 1500 0,8923 1,36 Kering Udara 2 16,657 1300 0,8923 1,43 1,39 1 22,062 1500 0,8923 1,66 Kering Matahari 2 9,7994 1300 0,8923 0,85 1,25

Berasarkan tabel 4 di atas, rendemen minyak kayu putih yang dihasilkan dari perlakuan pengeringan kering udara menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kayu putih yang dihasilkan dari perlakuan kering matahari. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Firna ( 2007 ), hal tersebut disebabkan selama proses penjemuran pada sinar matahari akan terjadi proses penguapan yang sangat cepat yang berimbas pada kehilangan minyak yang lebih besar bila dibandingkan dengan bahan baku yang hanya yang dikering udarakan di bawah naungan. Hal ini juga diperkuat menurut Harris, R. (1987),bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi rendemen adalah mutu dan kualitas bahan baku.

2. Uji bau

Uji bau ini dilakukan dengan cara organoleptik yaitu dengan cara dicium menggunakan indera penciuman hidung. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa sampel minyak kayu putih baik yang dihasilkan dari kering udara maupun minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering matahari memiliki bau khas minyak kayu putih.

Berdasarkan persyaratan SNI 06-3954-2001 untuk parameter bau pada sampel minyak kayu putih baik yang dihasilkan dari kering udara maupun minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering matahari adalah bau khas minyak kayu putih.

3. Uji warna

Uji warna ini dilakukan dengan cara organoleptik yaitu dengan cara dilihat menggunakan indera penglihatan mata. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa sampel minyak kayu putih baik yang dihasilkan dari kering udara maupun minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering matahari memiliki warna khas minyak kayu putih yaitu jernih sampai kehijauan.

Berdasarkan persyaratan SNI 06-3954-2001 untuk parameter warna pada sampel minyak kayu putih baik yang dihasilkan dari kering udara maupun minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering matahari adalah warna khas minyak kayu putih.

4. Kelarutan dalam alkohol

Pengujian kelarutan miyak kayu putih ini dilakukan dengan menggunakan alcohol 80% dengan perbandingan tertentu, yaitu perbandingan alkohol dengan minyak (1 : 1, 1 : 2, 1 : 8, dan 1 : 10). Proses penembahan alkohol ini dilakukan di dalam tabung reaksi dan dikocok, kemudian didiamkan kamudian diamati kejernihannya.

Berdasarkan pengamatan dan parameter SNI 06-3954-2001 untuk kelarutan dalam alkohol dalam minyak kayu putih maka dapat diketahui bahwa tingkat kelarutan minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering udara maupun kering matahari dalam alkohol adalah jernih.

5. Indeks bias

Indeks bias adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara sinus sudut datang dengan sinus sudut bias cahaya. Pengujian indeks bias ini menggunakan alat refraktometer pada suhu 200. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan dapat diketahui indeks bias dari sampel minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering udara adalah 1,468 dan indeks bias untuk sampel dari minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering matahari adalah 1,468.

Berdasarkan SNI SNI 06-3954-2001 untuk parameter indeks bias minyak kayu putih pada suhu 200 adalah antara 1,46 – 1,47. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan persyaratan

SNI 06-3954-2001 maka dapat diketahui kedua minyak tersebut sesuai dengan standar yang ditentukan.

6. Berat jenis

Menurut S. Ketaren (2005), Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air yang yang sama volumenya pada suhu yang sama. Pengertian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Berikut adalah data hasil pengujian berat jenis ( lihat pada tabel di bawah ini ).

Tabel 5. Nilai Hasil Pengujian Berat Jenis

Sampel yang diuji

Ulangan Berat Minyak

Berat Air Berat Jenis Rata-rata Berat Jenis 1 9,17175 9,99945 0,91 Kering Udara 2 9,17045 9,99945 0,91 0,91 1 9,2479 9,99945 0,92 Kering Matahari 2 9,23315 9,99945 0,92 0,92

Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa berat jenis kedua sampel yatiu minyak kayu putih yang dihasilkan dari kering udara adalah 0,91 dan minyak kayu putih hasil dari kering udara adalah 0,92.

Berdasarkan SNI 06-3954-2001 untuk berat jenis minyak kayu putih adalah antara 0,90 – 0,93. Dari penelitian yang telah dilaksanakan dibandingka dengan persyaratan SNI 06-3954-2001 maka kedua sampel tersebut sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait