• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum dilakukan pengambilan data dari responden, kuesioner yang akan digunakan terlebih dahulu diuji coba. Uji coba dilakukan untuk melihat kualitas kuesioner yang digunakan. Menurut Usman dan Akbar (2008), dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif, kualitas pengumpulan datanya sangat ditentukan oleh kualitas instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan. Instrumen tersebut dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan apabila sudah

26 terbukti validitas dan reliabilitasnya. Uji coba kuesioner juga dilakukan untuk memperbaiki desain dan isi kuesioner berdasarkan saran dari pengisi kuesioner (responden). Setelah dilakukan uji coba, kuesioner yang kurang baik dapat diperbaiki atau dihilangkan sebelum diajukan ke responden. Uji coba kuesioner meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), validitas kuesioner menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (kuesioner) mampu mengukur apa yang ingin diukur. Pada pengujian ini diukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (kuesioner) dalam melakukan fungsi ukurnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Uji coba disarankan menggunakan responden minimal sebanyak 30 orang. Dengan jumlah minimal tersebut, maka distribusi nilai akan mendekati kurva normal.

Uji validitas untuk data ordinal dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman. Teknik korelasi Rank Spearman adalah dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel atau pertanyaan dikatakan valid bila skor variabel atau pertanyaan tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total. Rumus korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Persamaan 4. Dalam uji validitas, uji hipotesisnya adalah uji satu ujung (one-tail) karena suatu item dikatakan valid jika mempunyai korelasi yang positif signifikan (Suliyanto 2005). Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for Windows.

……… Persamaan 4 Keterangan: rs = koefisien rank Spearman

bi2 = selisih antara ranking satu dengan yang lain n = jumlah pengamatan (responden)

Reliabilitas kuesioner menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran tersebut diulangi (Singarimbun dan Effendi 1989). Uji reliabilitas mengukur sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya bila dilakukan pengukuran pada waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus alpha cronbach pada SPSS 16 for Windows. Rumus umum alpha cronbach dapat dilihat pada Persamaan 5. Menurut Rusli (2006), pertanyaan dalam kuesioner memiliki korelasi dan keandalan yang cukup tinggi jika nilai alpha cronbach lebih besar dari 0.7 dan mendekati 1.

………... Persamaan 5

keterangan: α = koefisien alpha cronbach (koefisien reliabilitas) k = butir pertanyaan yang valid

Σσ2

yi = jumlah varian butir pertanyaan yang valid σ2x = varian skor total

27

F. PENGOLAHAN DATA

Analisis data yang digunakan antara lain analisis deskriptif, crosstab, analisis faktor, analisis korelasi Spearman, uji Kruskal-Wallis, dan uji multiple Dunn. Analisis deskriptif digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan keterangan terhadap data-data yang diperoleh dalam bentuk tabel, kurva, atau grafik. Data yang dianalisis secara deskriptif adalah data identitas responden dan pertanyaan pilihan ganda (pertanyaan tertutup dan semi tertutup). Crosstab digunakan untuk menampilkan diagram yang menunjukkan hubungan antara faktor ekonomi dan sosio demografi terhadap pemilihan atribut mutu.

Analisis faktor digunakan untuk menganalisis data tingkat kepentingan atribut mutu umum pada produk pangan kemasan. Sepuluh atribut mutu umum tersebut akan direduksi menjadi beberapa kelompok atribut mutu. Jenis data yang dapat dianalisis dengan analisis faktor adalah data interval dan rasio. Karena data yang diperoleh dari kuesioner berbentuk data ordinal, data tersebut diubah terlebih dahulu menjadi data interval. Perubahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI). Analisis faktor terdiri dari dua tahap, yaitu tahap uji kelayakan dan tahap ekstraksi. Uji kelayakan digunakan untuk melihat korelasi varibel. Variabel yang tidak berkorelasi (memiliki nilai MSA < 0.5), tidak diikutkan dalam uji lanjut.

Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan suatu atribut mutu pada empat jenis mi instan. Uji ini merupakan uji pembeda untuk data ordinal atau data yang berbentuk ranking. Atribut mutu yang berbeda signifikan kemudian diuji lanjut dengan uji multiple Dunn. Pada uji lanjut, antar jenis mi instan dibandingan nilai atribut mutunya untuk mengetahui apakah nilai mutunya berbeda satu sama lain atau tidak.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENGUJIAN KUESIONER

1. Uji Validitas

Hasil uji validitas 58 variabel kuesioner dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Tabel 7. Uji validitas dilakukan dengan program SPSS 16 for Windows. Variabel yang valid merupakan variabel yang memiliki koefisien korelasi (rs) lebih besar dari koefisien korelasi pada tabel kritis korelasi Spearman pada taraf signifikansi 5%, yaitu sebesar 0.317 (n=30; db=28). Hasil uji validitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 7. Nilai koefisien korelasi (rs) Rank Spearman variabel uji No Variabel uji Koefisien

korelasi No Variabel uji

Koefisien korelasi 1 B1_Keamanan 0.609 30 D18_Sensori 4 0.913 2 B1_Gizi 0.449 31 D19_Keamanan 1 0.905 3 B1_Sensori 0.395 32 D19_Keamanan 2 0.951 4 B1_Nilai 0.487 33 D19_Keamanan 3 0.969 5 B1_Proses 0.769 34 D19_Keamanan 4 0.918 6 B1_Sertifikasi 0.251* 35 D20_Nilai 1 0.761 7 B1_Kemasan 0.613 36 D20_Nilai 2 0.784 8 B1_Harga 0.694 37 D20_Nilai 3 0.655 9 B1_Produsen 0.140* 38 D20_Nilai 4 0.646 10 B1_Promosi 0.369 39 D21_Kemasan 1 0.753 11 B8_Asal 0.693 40 D21_Kemasan 2 0.849 12 B8_Bioteknologi 0.670 41 D21_Kemasan 3 0.829 13 B8_Organik 0.866 42 D21_Kemasan 4 0.816 14 B8_Penanganan 0.841 43 D22_Harga 1 0.721 15 B9_BPOM 0.750 44 D22_Harga 2 0.718 16 B9_Halal 0.604 45 D22_Harga 3 0.811 17 B9_HACCP 0.723 46 D22_Harga 4 0.659 18 B9_GMP 0.678 47 D23_Merek 1 0.823 19 B9_Reputasi 0.418 48 D23_Merek 2 0.848 20 C15_Pokok 0.655 49 D23_Merek 3 0.799 21 C15_Pengganti 0.536 50 D23_Merek 4 0.608 22 C15_Selingan 0.494 51 D24_Iklan 1 0.414 23 D17_Gizi 1 0.951 52 D24_Iklan 2 0.701 24 D17_Gizi 2 0.940 53 D24_Iklan 3 0.761 25 D17_Gizi 3 0.966 54 D24_Iklan 4 0.630 26 D17_Gizi 4 0.945 55 D25_Distribusi 1 0.561 27 D18_Sensori 1 0.621 56 D25_Distribusi 2 0.845 28 D18_Sensori 2 0.898 57 D25_Distribusi 3 0.853 29 D18_Sensori 3 0.931 58 D25_Distribusi 4 0.714

29 Berdasarkan hasil uji validitas, 56 variabel kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.317. Sementara itu, terdapat dua variabel yang tidak valid, yaitu variabel tingkat kepentingan atribut sertifikasi dan produsen. Variabel tersebut memiliki nilai koefisien korelasi kurang dari 0.317. Kedua variabel tersebut termasuk dalam pertanyaan tingkat kepentingan atribut mutu umum yang dapat dilihat pada Lampiran 1 pertanyaan B2. Ketidakvalidan kedua variabel tersebut diduga disebabkan karena jawaban tingkat kepentingan atribut mutu yang bervariasi pada tahap uji coba kuesioner terhadap 30 responden. Jawaban responden terhadap tingkat kepentingan atribut sertifikasi dan produsen dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Respon terhadap pertimbangan mutu utama dan tingkat kepentingan sertifikasi dan produsen

No Pertimbangan utama Tingkat kepentingan No Pertimbangan utama Tingkat kepentingan

Sertifikasi Produsen Sertifikasi Produsen

1 Nilai 5 4 16 Gizi 5 4 2 Keamanan 5 3 17 Produsen 5 5 3 Sertifikasi 5 4 18 Pengemasan 4 4 4 Promosi 5 4 19 Produsen 5 4 5 Sertifikasi 5 3 20 Keamanan 5 5 6 Keamanan 2 4 21 Keamanan 4 2 7 Sensori 5 3 22 Keamanan 5 4 8 Sensori 5 3 23 Sensori 4 3 9 Gizi 4 3 24 Keamanan 5 5 10 Harga 5 3 25 Harga 5 4 11 Keamanan 4 3 26 Keamanan 5 4 12 Produsen 5 5 27 Harga 3 4 13 Sensori 4 3 28 Harga 4 4 14 Sensori 5 3 29 Harga 5 3 15 Sensori 5 3 30 Sertifikasi 5 3

Keterangan: 1 Sangat kurang penting 4 Penting 2 Kurang penting 5 Sangat penting 3 Cukup penting

Secara umum responden memberikan penilaian skala Likert terhadap dua variabel tersebut dengan skala 3 (cukup penting) sampai skala 5 (sangat penting). Namun, beberapa responden ada yang menilai atribut tersebut dengan skala 2 (kurang penting), sehingga pada hasil uji validitasnya memperoleh nilai koefisien korelasi yang rendah. Hal ini menunjukkan responden memiliki persepsi yang beragam terhadap atribut tingkat kepentingan sertifikasi dan produsen.

Perbedaan persepsi responden diduga disebabkan karena adanya keterangan tambahan (penjelasan) terhadap atribut. Pada atribut sertifikasi ditambahkan keterangan sertifikasi BPOM, Depkes, Halal, dan lain-lain, sedangkan pada atribut produsen ditambahkan keterangan merek, reputasi, dan lain-lain. Keterangan tersebut diduga memberikan pemahaman yang berbeda antar responden. Sebagai contoh pada atribut sertifikasi, responden hanya menilai dari sudut pandang sertifikasi halalnya saja, bukan sertifikasi secara keseluruhan.

Faktor kedua yang menyebabkan perbedaan persepsi adalah pengambilan sampel untuk pengujian kuesioner yang belum merata. Daerah pengambilan sampel untuk penelitian meliputi 13 wilayah di Jabodetabek. Namun, pengambilan data secara online untuk pengujian kuesioner belum mencapai seluruh wilayah tersebut. Perbedaan daerah pengambilan sampel dapat menyebabkan perbedaan persepsi. Hal ini disebabkan karena tiap daerah memiliki karakter ekonomi dan sosio demografi yang berbeda, sehingga menyebabkan perbedaan persepsi. Sementara itu, pengambilan data

30 untuk pengujian kuesioner didasarkan atas urutan data yang masuk dalam database. Oleh karena itu, data yang digunakan sebagai pengujian kuesioner belum mencakup seluruh wilayah sampling.

Tabel 8 juga menunjukkan pola penilaian responden terhadap atribut mutu yang menjadi pertimbangan utama dan tingkat kepentingan atribut sertifikasi dan produsen. Ketika responden memilih atribut sertifikasi maupun atribut produsen, responden juga memberikan jawaban tingkat kepentingan yang tertinggi (penting dan sangat penting) terhadap atribut tersebut. Sementara itu, responden memberikan jawaban tingkat kepentingan yang lebih rendah apabila atribut sertifikasi atau produsen bukan menjadi pertimbangan utama dalam memilih produk pangan kemasan. Penilaian terhadap tingkat kepentingan kedua atribut mutu tersebut dipengaruhi oleh apakah atribut mutu tersebut menjadi pertimbangan utama ataukah tidak. Oleh karena itu, meskipun atribut tingkat kepentingan sertfikasi dan produsen memiliki nilai validitas yang rendah, responden cukup konsisten dalam menilai kedua atribut tersebut.

Perbaikan untuk meningkatkan kualitas kuesioner (terutama meningkatkan nilai koefisien korelasi atribut sertifikasi dan produsen) tidak dilakukan. Hal ini disebabkan karena data lain untuk kelompok pertanyaan B2 dinilai sudah cukup baik. Di samping itu, data yang masuk (yang seharusnya digunakan untuk pengujian kuesioner) setelah proses pengujian kuesioner sudah cukup banyak, walaupun yang digunakan hanya 30 responden. Pengiriman kembali email sebagai pemberitahuan untuk pengisian ulang kuesioner tidak dilakukan karena dapat menyebabkan meningkatnya non-respon sehingga jumlah data yang diperoleh untuk pengisian kuesioner yang sebenarnya menjadi lebih sedikit.

2. Uji Reliabilitas

Tabel 9 menunjukkan hasil uji reliabilitas internal α-cronbach terhadap 58 variabel kuesioner dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows. Berdasarkan hasil pengujian, nilai α-cronbach yang diperoleh sebesar 0.862. Pengujian ini dilakukan secara keseluruhan variabel kuesioner (58 variabel). Nilai tersebut lebih besar dari nilai kritis tabel Rho Sperman pada taraf signifikansi 5%, yaitu sebesar 0.377 (N=30; db=28). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang diajukan memiliki reliabilitas yang cukup tinggi.

Tabel 9. Output SPSS hasil uji reliabilitas kuesioner

Dokumen terkait