• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Model

Dalam dokumen Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi (Halaman 77-83)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Pengujian Model

Untuk memilih model yang tepat, dapat dilakukan beberapa pengujian

model, diantaranya adalah dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji

normalitas, Uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.

Selain itu juga dllakukan uji statistik analisis regresi yang terdiri dariuji koefisien

66

5.2.1 Uji Asumsi Klasik

Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk mengetahui apakah uji regresi

yang telah dilakukan layak atau tidak sebagai alat prediksi. Dalam penelitian ini

dilakukan 4 uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

ataupun variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati uji normalitas. Uji

normalitas dalam penelitian ini dilakukan p-plot.

Gambar 5.1 Uji Normalitas

67

Sumber: Data olahan

Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara memperhatikan

penyebaran data (titik) pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

dari variabel terikat. Persyaratan dari uji normalitas data adalah jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal

dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas. Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan hasil

bahwa semua data berdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan,

sehingga data yang dikumpulkan dapat diproses dengan metode-metode

selanjutnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan sebaran data yang

menyebar disekitar garis diagonal pada “Normal P-Plot of Regresion

Standardized Residual” sesuai gambar di atas, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah di dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel bebas (variabel

independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Metode pengujian yang biasa digunakan yaitu dengan melihat

nilai Variance Inflation Factor Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF

kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari

multikolinearitas. Nilai tolerance untuk investasi, tenaga kerja dan ekspor berada

68

5.813. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada terjadi

korelasi ataupun multikolinearitas antar variabel independen.

c. Uji Autokorelasi

Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui adanya

autokorelasi adalah dengan memakai uji statistik Durbin Watson (DW test).

Menurut Santoso (2001), keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah: Bila

nilai DW dibawah -2 maka ada autokorelasi positif, bila nilai DW di antara -2

sampai +2 maka tidak ada autokorelasi, dan bila nilai DW di atas +2 maka ada

autokorelasi negatif. Nilai Durbin-Watson sebesar 1,278 sehingga dapat dikatakan

tidak terjadi autokorelasi, karena nilai DW berada diantara-2 sampai +2.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk memastikan dalam model regresi

terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan lain. Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 5.2

Hasil Uji Heterokedastisitas

69

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada output Regressioni pada

gambar Scatterplot. Dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang

tidak jelas di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi.

5.2.2 Uji Statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

individu dan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji statistik ini meliputi Uji F, Uji-t dan Koefisien Determinasi (R2).

a. Uji Parsial (Uji t)

Menurut Gujarati (2004), Uji t digunakan untuk melihat signifikansi dari

pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan

variabel yang lain konstan. Untuk menguji pengaruh setiap variabel independen

tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai signifikansi dengan

taraf nyata 0,05 (5 persen) dan membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel.

Berdasarkan analisis tersebut, maka hasil pengolahan data dapat dinyatakan

sebagai berikut:

1. Nilai signifikansi dari variabel investasi adalah 0,00 dimana hasil tersebut

lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 dan nilai t-hitung lebih besar

daripada t-tabel (10,563>1,771) artinya bahwa variabel investasi

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

2. Nilai signifikansi dari variabel tenaga kerja adalah 0,004 dimana hasil

70

daripada t-tabel (3,884>1,771) artinya bahwa variabel jumlah tenaga kerja

berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

3. Nilai signifikansi dari variabel ekspor adalah 0,046 dimana hasil tersebut

lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 dan nilai t-hitung lebih besar

daripada t-tabel (2,317>1,771) artinya bahwa variabel jumlah ekspor

berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

Konstanta sebesar 2,945 menunjukan besaran variabel Y dengan asumsi

variabel lain tidak berubah. Berdasarkan uji statistik t variable lainnya dianggap

tidak berubah maka PDRB Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar Rp. 881,035.

b. Uji Simultan Fixed Effect (Uji F)

Uji F diperlukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen

dalam model secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Uji F dapat

dilakukan dengan melihat nilai probability dan derajat kepercayaan yang

ditentukan dalam penelitian, atau membandingkan nilai F-tabel dengan nilai

F-hitung, jika nilai probability < 0,05 atau α=5 persen dan jika nilai F-hitung lebih tinggi daripada t-tabel maka dapat dikatakan suatu variabel independen secara

bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya (Gujarati, 2004).

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F-hitung sebesar 472,814 dengan

signifikansi 0,000. Nilai F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (signifikan 0,05)

adalah , maka F-hitung > F-tabel (472,814>3,18) dengan signifikansi < 0,05

(0,000<0,05). Maka artinya variabel investasi, tenaga kerja dan ekspor secara

71

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar

pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.

Nilai koefisien determinasi yang digunakan adalah R2 (R square) (Gujarati, 2004).

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa R2 yang diperoleh sebesar

0,99. Hal ini menunjukkan bahwa variabel nilai investasi, tenaga kerja ekspor

mempengaruhi 99 persen pertumbuhan ekonomi. Sedangkan sisanya sebesar 1

persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model

penelitian.

Dalam dokumen Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi (Halaman 77-83)

Dokumen terkait