• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

4.4. Pengujian Model

Pengujian model dalam penelitian ini meliputi identifikasi model, validasi

model, uji statistik-F, uji statistik t, uji statistik durbin-h, validasi model, dan

simulasi historis. Berikut adalah uraian lengkap mengenai prosedur analisis dalam

penelitian ini.

4.4.1. Identifikasi Model

Identifikasi model ditentukan atas dasar order condition sebagai syarat keharusan dan rank condition sebagai syarat kecukupan. Menurut Koutsoyiannis (1997) dalam Novindra (2011), rumusan identifikasi model persamaan struktural

berdasarkan order condition ditentukan oleh :

(K-M) > (G-1) ………... (4.15)

variable (current exogenous variable, lagged exogenous variable, dan lagged endogenous variable).

M = Jumlah variabel endogen dan eksogen yang termasuk dalam satu

persamaan tertentu dalam model, dan

G = Total persamaan dalam model, yaitu jumlah variabel endogen dalam

model.

Jika dalam suatu persamaan dalam model menunjukkan kondisi sebagai

berikut.

(K-M) > (G-1) = maka persamaan dinyatakan teridentifikasi berlebih

(overidentified)

(K-M) = (G-1) = maka persamaan tersebut dinyatakan teridentifikasi

secara tepat (exactly identified), dan

(K-M) < (G-1) = maka persamaan tersebut dinyatakan tidak teridentifikasi

(unidentified).

Hasil identifikasi untuk setiap persamaan struktural haruslah exactly identified atau over identified untuk dapat menduga parameter-parameternya.

Kendati suatu persamaan memenuhi order condition, mungkin saja persamaan itu tidak teridentifikasi. Karena itu, dalam proses identifikasi

diperlukan suatu syarat perlu sekaligus cukup. Hal itu dituangkan dalam rank condition untuk identifikasi yang menyatakan, bahwa dalam suatu persamaan teridentifikasi jika dan hanya jika dimungkinkan untuk membentuk minimal satu

determinan bukan nol pada order (G-1) dari parameter struktural variabel yang

ditentukan oleh determinan turunan persamaan struktural yang nilainya tidak

sama dengan nol (Koutsoyiannis 1977 dalam Novindra 2011).

Pada penelitian ini, model yang telah dirumuskan terdiri dari 11

persamaan atau 11 variabel endogen (G), dan 40 predetermined variable terdiri dari 32 variabel eksogen dan 8 lag endogenous variable, sehingga total variabel dalam model (K) adalah 51 variabel. Kemudian diketahui bahwa jumlah variabel

endogen dan eksogen yang termasuk dalam persamaan tertentu dalam model (M)

adalah maksimum 5 variabel. Berdasarkan kriteria order condition disimpulkan setiap persamaan struktural yang ada dalam model adalah over identified.

4.4.2. Metode Pendugaan Model

Berdasarkan hasil identifikasi model, maka model dinyatakan over identified, dalam hal ini untuk menduga model dapat dilakukan dengan 2SLS (Two Stage Least Square), 3SLS (Three Stage Least Squares), LIML (Limited Information Maximum Likelihood) atau FIML (Full Information Maximum Likehood) (Novindra, 2012).Pada penelitian ini menggunakan metode pendugaan model yang digunakan adalah 2SLS, dengan beberapa pertimbangan, yaitu

penerapan 2SLS menghasilkan taksiran yang konsisten, lebih sederhana, dan lebih

muda (Gujarati 1999 dalam Novindra 2011).

Untuk mengetahui dan menguji apakah variabel penjelas secara

bersama-sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel endogen, maka pada setiap

persamaan digunakan uji statistik F, dan untuk menguji apakah masing-masing

variabel penjelas berpengaruuh nyata atau tidak terhadap variabel endogen, maka

4.4.3. Uji Statistik-F

Uji statistik-F adalah persamaan yang digunakan untuk mengetahui dan

menguji apakah variabel eksogen secara bersama-sama berpengaruh nyata atau

tidak terhadap variabel endogen (koutsoyiannis 1977 dalam Novindra 2011).

Hipotesis:

H0 : β1 = β2 ….. = βi = 0 H1 : minimal ada satu βi≠ 0 Keterangan :

i = banyaknya variabel bebas dalam suatu persamaan

Apabila nilai peluang (p-value) uji statistik-F < taraf α = 5% maka tolak H0. Tolak H0 berarti variabel eksogen secara bersama-sama berpengaruh nyata

terhadap variabel endogen.

4.4.4. Uji Statistik-t

Uji statistik-t adalah persamaan yang digunakan untuk menguji apakah

masing-masing variabel eksogen berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel

endogen (Koutsoyiannis 1977 dalam Novindra 2011).

Hipotesis:

H0 : βi = 0 H1 : Uji satu arah

a) βi > 0; b) βi < 0 Uji dua arah

c) βi≠ 0 kriteria uji :

H1: b) βi < 0, bila p-value uji t < α maka disimpulkan tolak H0 H1: b) βi≠ 0, bila p-value uji t < α/2 maka disimpulkan tolak H0

Pada penelitian ini menggunakan uji satu arah dan taraf α = 15% sehingga jika nilai peluang (p-value) uji statistik-t < taraf α = 15% maka tolak H0. Tolak H0 berarti suatuvariabel eksogen berpengaruh nyata terhadap variabel endogen.

4.4.5. Uji Statistik Durbin-h

Apabila dalam persamaan terdapat variabel bedakala (lag endogenous variable) maka uji serial korelasi dengan menggunakan statistik dw ( Durbin-Waston Statistic) tidak valid untuk digunakan (Pindyc dan Rubinfeld 1991 dalam Novindra 2011). Sebagai penggantinya untuk mengetahui apakah terdapat serial

korelasi (autocorrelation) atau tidak dalam setiap persamaan maka digunakan statistik dh (Durbin-h statis)

hhitung = 1 ………... (4.16)

Keterangan:

d = dw statistik

n = Jumlah observasi, dan

var (β) = varians koefisien regresi untuk lagged dependent variable.

Jika ditetapkan taraf α = 0.05, diketahui -1.96 ≤ hhitung ≤ 1.96, maka disimpulkan persamaan tidak mengalami serial korelasi.selanjutnya jika diketahui

nilai hhitung < -1.96, maka terdapat autokorelasi negatif, sebaliknya jika diketahui

nilai hhitung > 1.96, maka terdapat autokorelasi positif (Pindyc dan Rubinfeld 1991

dalam Novindra 2011).

Untuk mengetahui apakah model cukup valid untuk membuat suatu

simulasi alternatif kebijakan atau non kebijakan dan peramalan, maka perlu

dilakukan suatu validasi model, dengan tujuan untuk menganalisis sejauh mana

model tersebut dapat mewakili dunia nyata. Pada penelitian ini, kriteria statistik

untuk validasi nilai pendugaan model ekonometrika yang digunakan adalah : root Means Square Percent Error (RMSPE) dan Theil’s Inequality Coefficient (U Theil) (Pindyck and Rubinfield 1991 dalam Novindra 2011). Kriteria-kriteria dirumuskan sebagai berikut :

RMSPE =

………... (4.17) U Theil = ………... (4.18) Keterangan :

= Nilai hasil simulasi dasar dari variabel observasi

= Nilai aktual variabel observasi

n = Jumlah tahun observasi

Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai

variabel endogen hasil pendugaan menyimpang dari alur nilai-nilai aktualnya

dalam ukuran relatif (persen), atau seberapa dekat nilai dugaan itu mengikuti

perkembangan nilai aktualnya. Nilai statistik U Theil bermanfaat untuk mengetahui kemampuan model untuk analisis simulasi peramalan. Nilai statistik

UTheil berkisar antara 1 dan 0. Jika U = 0 maka pendugaan model sempurna, jika U =1 maka pendugaan model naif.

Adapun untuk melihat keeratan arah (slope) antara aktual dengan hasil yang disimulasi dilihat dari nilai koefisien determinasinya (R2). Pada dasarnya

makin kecil nilai RMSPE dan UTheil dan makin besar nilai R2, maka pendugaan model semakin baik.

4.4.7. Simulasi Historis

Simulasi historis dilakukan untuk menjawab tujuan kedua, yaitu

mengevaluasi dampak kebijakan Bank Indonesia (penurunan Suku Bunga Bank

Indonesia/SBI). Penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia domestik sebesar

20 persen. Dari sisi permodalan, dengan tingkat suku bunga pinjaman sekarang ini

(16-17 persen per tahun) dirasa masih kurang kondusif untuk usaha perkebunan,

termasuk kelapa sawit. Suku bunga yang ideal untuk usaha perkebunan adalah

sekitar 12 persen per tahun. Melalui simulasi ini akan dianalisis dampak dari

penurunan suku bunga BI terhadap industri kelapa sawit domestik (Novindra

Dokumen terkait