• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Pengujian Pengaruh Suhu

Pengujian pengaruh suhu dilakukan untuk menguji apakah perlakuan suhu yang diberikan berpengaruh pada proses pembuatan biogas.

4.5.1. Tujuan Pengujian

Mengetahui bagaimana pengaruh suhu terhadap kadar gas metana dan karbon dioksida.

4.5.2. Peralatan yang digunakan 1. MicroSD.

2. Card reader.

3. Personal Computer yang mendukung Visual Basic 6.0.

4.5.3. Prosedur Pengujian

2. Sesuaikan file .TXT yang akan dibaca dengan yang tertulis pada baris perintah.

3. Pada menu utama program terdapat tombol perintah yang berisi masing- masing jenis data yaitu, metana, karbon dioksida dan suhu.

4. Tekan tombol menu tersebut untuk menampilkan data.

4.5.4. Hasil Pengujian

Pada percobaan pertama diberikan perlakuan suhu rendah. Hasil seleksi data dengan aplikasi menunjukkan bahwa rentang suhu yang didapat adalah suhu dengan rentang 170 sampai 270 Celsius dengan kondisi suhu paling banyak pada rentang 180

sampai 220

Celsius yang dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Suhu 180 sampai 220 Celsius

Pada percobaan dengan rentang suhu 180

sampai 220

Celsius pola perubahan kadar metana mengalami kenaikan namun dengan pola kenaikan nilai bit yang

sangat sedikit dan lebih lambat mencapai titik tertinggi. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Metana pada suhu 180 sampai 220 Celsius

Sedangkan, pada karbon dioksida mempunyai kecenderungan penurunan nilai bit secara berkala yang lebih cepat. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Karbon dioksida pada suhu 180

sampai 220

Celsius

Pada percobaan kedua diberikan perlakuan suhu sedang. Hasil seleksi data dengan aplikasi menunjukkan bahwa rentang suhu yang didapat adalah suhu dengan rentang 280

sampai 320

Celsius yang dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Suhu 280

sampai 320

Pada percobaan dengan rentang suhu 280 sampai 320 Celsius pola kenaikan kadar metana mengalami kenaikan dengan pola kenaikan nilai bit yang cukup banyak dan cepat mencapai titik tertinggi, jika dibandingkan dengan rentang suhu 180 sampai 220 Celsius. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Metana pada suhu 280 sampai 320 Celsius

Sedangkan, pada karbon dioksida mempunyai kecenderungan penurunan nilai bit secara berkala yang lambat jika dibandingkan dengan rentang suhu 180 sampai 220 Celsius. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.16

Gambar 4.16 Karbon dioksida pada suhu 280

sampai 320

Celsius

Pada percobaan ketiga diberikan perlakuan suhu tinggi. Hasil seleksi data dengan aplikasi menunjukkan bahwa rentang suhu yang didapat adalah suhu dengan rentang 340 sampai 440 Celsius yang dapat dilihat pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17 Suhu 340

sampai 440

Pada percobaan ketiga pada rentang suhu 340 sampai 440 Celsius, pola kenaikan kadar metana mengalami kenaikan dengan pola kenaikan nilai bit yang lebih banyak dan lebih cepat mencapai titik tertinggi jika dibandingkan dengan rentang suhu 280 sampai 320 Celsius. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.18

Gambar 4.18 Metana pada suhu 340 sampai 440 Celsius

Sedangkan, pada karbon dioksida mempunyai kecenderungan penurunan secara berkala yang lebih lambat dan memiliki kecenderungan stabil jika dibandingkan dengan rentang suhu 280 sampai 320 Celsius. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Karbon dioksida pada suhu 340

sampai 440

Celsius

Berdasarkan ketiga hasil pengambilan data maka untuk mengambil kesimpulan dilakukan analisis data pada 6 jam pertama sejak data diambil pertama kali. Perbandingan dari ketiga perlakuan suhu terhadap kadar gas metana dan karbon dioksida dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Perbandingan pengujian perlakuan suhu Metana Karbon Dioksida Suhu 180 C-220 C 129 13

Suhu 280 C-320 C 340 66 Suhu 340 C-440 C 440 15

Pada Tabel 4.4 dapat diketahui nilai bit ADC pada masing-masing hasil perlakuan suhu. Nilai bit metana tertinggi adalah pada suhu 340 sampai 440 Celsius yaitu 440. Sedangkan untuk Karbon dioksida nilai bit karbon dioksida tertinggi terdapat pada suhu 280 sampai 320 Celsius.

78 5.1. Simpulan

1. Digester dibuat dengan bentuk tabung dengan volume 3,84 liter berbahan aluminium yang mempunyai fungsi sebagai tanki pencerna yang anaerob untuk proses fermentasi biogas.

2. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa rangkaian akuisisi data sensor untuk mengukur suhu sudah dapat berfungsi untuk mengukur suhu dengan nilai eror sebesar 6,67%.

3. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa proses logging data menggunakan openlog data logger sudah dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan yaitu mampu melakukan logging data dengan mode sekuensial dan pada pengujian mampu menerima tiga puluh data sesuai jumlah yang dikirimkan.

4. Dari hasil ketiga percobaan suhu dapat diambil kesimpulan akhir bahwa kadar gas metana pada rentang suhu 340 sampai 440 Celsius memiliki nilai bit tertinggi yaitu 440 pada 6 jam pertama, sedangkan pada kadar gas karbon dioksida pada rentang suhu 280

sampai 320

Celsius memiliki nilai bit tertinggi yaitu 66 pada 6 jam pertama.

5.2. Saran

1. Diharapkan sistem monitoring dan data logging dapat diaplikasikan pada proses produksi biogas dalam skala yang lebih besar.

2. Diharapkan tidak hanya kadar gas metana dan karbon dioksida yang dipantau, melainkan juga kadar gas yang lain seperti oksigen, nitrogen, amonia, hidrogen dan hidrogen sulfida.

3. Peneliti berikutnya dapat membuat suatu sistem yang dapat mengontrol kestabilan suhu untuk proses produksi biogas.

4. Untuk menambah ketelitian dari kadar gas, dapat digunakan satuan part per million (ppm).

5. Sistem monitoring dapat dilakukan secara online pada website, sehingga memungkinkan untuk diakses di manapun dan kapanpun.

80

Al Seadi, Teodorita, dkk. 2008. Biogas Handbook. University of Southern Denmark Esbjerg: Denmark.

Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega16 Menggunakan Bahasa C. Informatika: Bandung.

Barnett, Richard dkk. 2007. Embedded C Programming and The Atmel AVR Second Edition. Thomson Delmar Learning: Canada.

Boe, Kanokwan. 2006. Online Monitoring and Control of The Biogas Process.

DTU tryk Institute of Environment & Resources: Denmark.

Susilo, Dedi. 2010. 48 Jam Kupas Tuntas Mikrokontroler MCS51 dan AVR. ANDI: Yogyakarta.

Wahyuni, Sri. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah. PT AgroMedia Pustaka: Jakarta.

Dokumen terkait