• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN PERBEDAAN

Dalam dokumen Skripsi PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK AKUNTAN (Halaman 58-71)

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.4 PENGUJIAN PERBEDAAN

4.4 PENGUJIAN PERBEDAAN

Analisis Perbedaan Etika Bisnis

Untuk menguji perbedaan etika bisnis pada ketiga kelompok akuntan akan diuji dengan menggunakan uji Analisis Varian (ANOVA). Penggunaan analisis ini adalah karena variabel pembedanya terdiri lebih dari 2 kelompok. Pengujian perbedaan etika bisnis berdasarkan jenis kelompok akuntan secara keseluruhan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.8

Perbedaan etika bisnis berdasarkan kelompok akuntan publik, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi

Statistik Rata-rata Standar deviasi F Sig. t

Akuntan Publik 96.98 4.74

Akuntan Pendidik 94.80 8.70

Mahasiswa 93.21 10.79

.2,909 0,057

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelompok akuntan publik memiliki persepsi etika bisnis yang lebih tinggi dibanding akuntan pendidik maupun

mahasiswa. Namun dari hasil uji anova diperoleh nilai F sebesar 2,909 dengan signifikansi sebesar 0,057. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan atas persepsi etika bisnis berdasarkan kelompok akuntan publik, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi. Hal ini berarti Hipotesis 1 ditolak.

Perbandingan rata-rata persepsi terhadap etika bisnis pada ketiga kelompok tersebut disajikan dalam gambar berikut :

Kelompok

Mahasiswa Akuntansi Akuntan Pendidik

Akuntan Publik

Mean of Persepsi Etika Bisnis

98 97 96 95 94 93 Gambar 4.1

Untuk melihat apakah ada perbedaan terhadap dua kelompok dari

masing-masing kelompok tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji beda (independent

sample t-test). Hasil pengujian tersebut disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.9

Perbedaan persepsi etika bisnis pada akuntan publik dan akuntan pendidik

Kelompok Rata-rata Standar deviasi T Sig. t

Akuntan Publik 96.98 4.74

Akuntan Pendidik 94.80 8.70

1,536 0,128

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t test diperoleh sebesar 1,536 dengan signifikansi sebesar 0,128. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi etika bisnis yang signifikan pada kelompok akuntan publik dan akuntan pendidik.

Untuk pengujian perbedaan pada akuntan pendidik dan mahasiswa diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.10

Perbedaan persepsi etika bisnis pada akuntan pendidik dan mahasiswa

Kelompok Rata-rata Standar deviasi t Sig. t

Akuntan Pendidik 94.80 8.70

Mahasiswa 93.21 10.79

0,820 0,414

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t test diperoleh sebesar 0,820 dengan signifikansi sebesar 0,414. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi etika bisnis yang signifikan pada kelompok akuntan pendidik dan mahasiswa.

Untuk pengujian perbedaan pada akuntan publik dan mahasiswa diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.11

Perbedaan persepsi etika bisnis pada akuntan publik dan mahasiswa

Kelompok Rata-rata Standar deviasi t Sig. t

Akuntan Publik 96.98 4.74

Mahasiswa 93.21 10.79

2,388 0,011

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t test diperoleh sebesar 2,388 dengan signifikansi sebesar 0,011. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan adanya perbedaan persepsi etika bisnis yang signifikan pada kelompok akuntan publik dan mahasiswa.

Analisis Perbedaan Etika Profesi Akuntan

Untuk menguji perbedaan etika profesi akuntan pada ketiga kelompok akuntan akan diuji dengan menggunakan uji Analisis Varian (ANOVA). Pengujian perbedaan etika bisnis berdasarkan jenis kelompok akuntan secara keseluruhan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.12

Perbedaan etika profesi akuntan berdasarkan kelompok akuntan publik, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi

Statistik Rata-rata Standar deviasi F Sig. t

Akuntan Publik 135.04 9.76

Akuntan Pendidik 138.05 10.23

Mahasiswa 138.32 10.73

.1,784 0,171

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelompok akuntan publik memiliki persepsi etika profesi yang paling kecil dibanding akuntan pendidik maupun mahasiswa. Namun dari hasil uji anova diperoleh nilai F sebesar 1,784 dengan signifikansi sebesar 0,171. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan atas persepsi etika profesi akuntan berdasarkan kelompok akuntan publik, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntasi. Hal ini berarti Hipotesis 2 ditolak.

Perbandingan rata-rata persepsi terhadap etika profesi akuntan pada ketiga kelompok tersebut disajikan dalam gambar berikut :

Kelompok

Mahasiswa Akuntansi Akuntan Pendidik

Akuntan Publik

Mean of Persepsi Etika Profesi Akuntan

139 138 137 136 135 134 Gambar 4.2

Perbedaan rata-rata persepsi etika profesi akuntan

Untuk melihat apakah ada perbedaan terhadap dua kelompok pada

masing-masing kelompok tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji beda (independent

Tabel 4.13

Perbedaan persepsi etika profesi akuntan pada akuntan publik dan akuntan pendidik

Kelompok Rata-rata Standar deviasi T Sig. t

Akuntan Publik 135.04 9.76

Akuntan Pendidik 138.05 10.23

-1,437 0,154

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t test diperoleh sebesar -1,437 dengan signifikansi sebesar 0,154. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi etika profesi akuntan yang signifikan pada kelompok akuntan publik dan akuntan pendidik

Untuk pengujian perbedaan pada akuntan pendidik dan mahasiswa diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.14

Perbedaan persepsi etika profesi akuntan pada akuntan pendidik dan mahasiwa

Kelompok Rata-rata Standar deviasi t Sig. t

Akuntan pendidik 138.05 10.23

Mahasiswa 138.32 10.73

-0,135 0,892

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t test diperoleh sebesar -0,135 dengan signifikansi sebesar 0,892. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi etika profesi akuntan yang signifikan pada kelompok akuntan pendidik dan mahasiswa.

Untuk pengujian perbedaan pada akuntan publik dan mahasiswa diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.15

Perbedaan persepsi etika profesi akuntan pada akuntan publik dan mahasiswa

Kelompok Rata-rata Standar deviasi t Sig. t

Akuntan Publik 135.04 9.76

Mahasiswa 138.32 10.73

-1,815 0,072

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t test diperoleh sebesar -1,815 dengan signifikansi sebesar 0,072. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi etika profesi akuntan yang signifikan pada kelompok akuntan publik dan mahasiswa.

4.5 PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini tidak mendapatkan bukti adanya perbedaan yang signifikan atas persepsi kelompok akuntan publik, akuntan pendidik maupun kelompok mahasiswa akuntansi

Penelitian pada akuntan publik, akuntan pendidik, dan mahasiswa menunjukkan bahwa persepsi mereka terhadap etika bisnis belum menampakkan perbedaan yang nyata pada ketiga kelompok tersebut. Namun demikian jika dibandingkan terhadap masing-masing kelompok, menunjukkan bahwa perbedaan hanya terjadi pada persepsi etika bisnis pada akuntan publik dan mahasiswa. Rata-rata empiris menunjukkan bahwa akuntan publik memiliki persepsi etika yang lebih tinggi dibanding dengan akuntan pendidik dan mahasiswa. Secara terpisah hasil ini mendukung penelitian Ludigdo dan Machfoedz (1999).

Namun pada pengujian perbedaan etika profesi akuntan, diperoleh kecenderungan persepsi yang sebaliknya, dimana akuntan publik justru memiliki persepsi etika profesi akuntan yang paling kecil, namun demikian belum menunjukkan perbedaaan yang bermakna.

Hasil ini mengindikasikan bahwa penerapan kode etik akuntan yang telah ditetapkan dalam pengajaran pada jurusan Akuntansi setidaknya mampu memberikan pengetahuan dalam implementasinya dalam kerja nyata, meskipun terkadang penerapan etika tersebut tidak selamanya dilakukan dengan tepat. Adanya etika yang

cukup baik dari ketiga kelompok tersebut akan sangat berguna untuk menunjung tinggi kode etik profesi akuntan dalam melakukan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan dari akuntansi itu sendiri.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kelompok akuntan publik, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi secara umum tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap persepsi mereka terhadap etika bisnis. Namun secara khusus perbedaan terjadi hanya pada persepsi etika bisnis pada akuntan publik dan mahasiswa.

2. Tidak diperoleh adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi etika profesi akuntan pada kelompok akuntan publik, akuntan pendidik maupun mahasiswa akuntansi.

3. Akuntan publik memiliki persepsi etika bisnis yang paling tinggi dibandingkan

dengan akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi, akan tetapi pada etika profesi akuntan persepsi akuntan publik justru paling rendah dibandingkan dengan akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi. Hal itu karena akuntan publik terlibat langsung dalam dunia bisnis sehingga mereka mempunyai persepsi tentang etika bisnis yang lebih baik, sedangkan etika profesi akuntan mereka dapatkan secara teoritis dalam dunia pendidikan. Mahasiswa akuntansi memiliki persepsi etika

profesi akuntan yang paling tinggi dibandingkan dengan akuntan publik dan akuntan pendidik, akan tetapi pada etika bisnis persepsi mahasiswa akuntansi justru paling rendah dibandingkan dengan akuntan publik dan akuntan pendidik. Hal itu karena mereka masih dalam lingkungan akademis belum dihadapkan dalam kondisi yang nyata/praktis sehinnga teori tentang etika profesi akuntan masih tertanam kuat dalam benak mereka.

5.2 SARAN

Saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melihat adanya perbedaan yang signifikan pada persepsi etika bisnis khususnya dari kelompok praktisi akuntan maupun mahasiswa dalam bidang akuntansi, menunjukkan bahwa dalam beberapa hal, kode etik bisnis harus banyak ditekankan pada kalangan akademik. Hal ini untuk memberikan pemahaman yang besar akan pentingnya profesionalisme akuntan. Dengan intensifnya pemberian materi etika bisnis ini, akan memungkinkan untuk menjunjung tinggi kode etik dalam melakukan bisnis.

2. Penelitian ini menunjukkan kondisi yang cukup baik dipandang dari segi kode etik akuntan, meskipun persepsi yang relatif paling rendah justru diperoleh dari kelompok KAP. Untuk itu disarankan, sebagai praktisi profesi akuntan, untuk

selalu memiliki jaminan bahwa KAP adalah sebagai lembaga profesi harus tetap diutamakan.

Dalam dokumen Skripsi PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK AKUNTAN (Halaman 58-71)

Dokumen terkait