• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal atau

tidaknya data hasil pengukuran. Pengujian normalitas pada penelitian

ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan

program komputer SPSS 16. Syarat uji signifikansi yang digunakan

adalah jika p> 0,05 maka data penelitian dapat dikatakan normal.

Hasil pengujian dan kesimpulan uji normalitas dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 5.4 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 62 62 62

Normal Parametersa Mean 48.8548 70.8387 68.0432 Std. Deviation 3.23326 7.98809 2.25728 Most Extreme Differences Absolute .155 .059 .065 Positive .061 .059 .065 Negative -.155 -.054 -.052 Kolmogorov-Smirnov Z 1.217 .467 .511 Asymp. Sig. (2-tailed) .104 .981 .956 a. Test distribution is Normal.

Tabel 5.5

Kesimpulan Uji Normalitas

No Variabel Koef. Kolmogorov Probabilitas Taraf Signifikansi Kesimpulan 1 Media Pembelajaran (X1) 1,217 0,104 0,05 Normal 2 Motivasi Belajar (X2) 0,467 0.981 0,05 Normal 3 Prestasi Belajar (Y) 0,511 0,956 0,05 Normal

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas

dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov untuk variabel

media pembelajaran (X1) diperoleh sebesar 1,217 dengan nilai

probabilitas (p) sebesar 0,104 (p>0,05) yang berarti memiliki data

normal, untuk variabel motivasi belajar (X2) sebesar 0,467 dengan

nilai probabilitas (p) sebesar 0,981 (p>0,05) yang berarti memiliki

data normal, dan untuk variabel prestasi belajar (Y) sebesar 0,511

dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,956 (p>0,05) yang berarti

memiliki data normal. Ketiga variabel tersebut memiliki probabilitas

lebih tinggi dari taraf signifikansi 0,05% yang berarti ketiga variabel

tersebut normal.

2. Uji Asumsi klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah

Tabel 5.6

Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 60.328 5. 228 11.540 .000 X1 .146 .089 .210 1.642 .106 .994 1.006 X2 .008 .036 .028 .220 .827 .994 1.006 a. Dependent Variable: Y Tabel 5.7 Coefficient Correlationsa Model X2 X1 1 Correlations X2 1.000 .078 X1 .078 1.000 Covariances X2 .001 .000 X1 .000 .008 a. Dependent Variable: Y

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen

tampak bahwa hanya variabel motivasi belajar siswa yang

mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel media

pembelajaran dengan tingkat korelasi sebesar 0,078. Oleh karena

korelasi ini masih dibawah 0,95 maka dapat dikatakan tidak

Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak

ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari

0.10 berarti tidak ada korelasi antar varaiabel independen. Hasil

perhitungan nilai variance inflation faktor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen

yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen

dalam model regresi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Hasil uji heteroskedastisitas

dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 5.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 60.328 5.228 11.540 .000 X1 .146 .089 .210 1.642 .106 X2 .008 .036 .028 .220 .827 a. Dependent Variable: Y

Hasil pengujian menunjukkan koefisien parameter untuk

variabel bebas tidak ada yang signifikan (sig > 0,05 )

mempengaruhi variabel terikat (dependent), maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya).

Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah

Uji Durbin-Watson (DW-test), uji Durbin Watson digunakan

untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan

mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi

dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen(Ghozali,

2006:95) .

Hipotesis yang diuji adalah:

H0: tidak ada auto korelasi ( r=0)

HA: ada autokorelasi (r≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak

No decision

0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi, positif atau

negatif Tolak No decision Tidak ditolak 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du < d < 4 – du

Hasil perhitungan uji autokorelasi dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.9 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .209a .044 .011 2.24433 2.040

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Nilai Durbin-Watson (d) sebesar 2,040, nilai d akan

dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai

signifikansi 5%, jumlah sampel 100 (n) dan jumlah variabel

independen 2 (k = 2). Nilai d = 2,040 lebih besar dari batas du =

1,66 dan kurang dari 4-1,66 (4-du) atau 1,66 < 2,040< 2,34, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif ataupun

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis penelitian yang

akan diuji. Untuk pengujian hipotesis penelitian satu dan dua

digunakan rumus korelasi product moment, sedangkan untuk pengujian hipotesis yang ketiga digunakan analisis korelasi ganda dua

variabel bebas. Hasil analisis untuk pengujian satu dan dua dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.10

Uji Hipotesis I dan II dengan Menggunakan Korelasi Product Moment

Correlations Y X1 X2 Pearson Correlation Y 1.000 .208 .012 X1 .208 1.000 -.078 X2 .012 -.078 1.000 Sig. (1-tailed) Y . .053 .464 X1 .053 . .272 X2 .464 .272 . N Y 62 62 62 X1 62 62 62 X2 62 62 62

Rangkuman hasil perhitungan hipotesis I dan II dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.11

Perhitungan Hipotesis I dan II

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 60.328 5.228 11.540 .000 X1 .146 .089 .210 1.642 .106 X2 .008 .036 .028 .220 .827 a. Dependent Variable: Y

a. Hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan

prestasi belajar siswa

Tabel 5.10 menunjukkan koefisien korelasi antara

penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa

adalah 0,208. Bila diinterpretasikan dalam tabel interpretasi nilai r

maka terletak pada kategori rendah, yaitu pada range 0,20 –

0,399. Diketahui pada dk 60 (62-2) dengan taraf signifikan

0,05 sebesar 0,254 (Sugiyono 2010:257). Karena <

yaitu 0,208 < 0,254, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi

belajar siswa ditolak.

Pada tabel 5.11 diperoleh sebesar 1.642 dan harga

untuk dk 60 (62-2) pada taraf signifikansi 5% sebesar

1,671. Karena yaitu 1,642 < 1,671 sehingga

hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa

ditolak.

b. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

Tabel 5.10 menunjukkan koefisien korelasi antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 0,012. Bila

diinterpretasikan dalam tabel nilai r maka terletak pada kategori

sangat rendah, yaitu pada range 0,00 – 0,199. Diketahui

(Sugiyono 2010:257). Karena < yaitu 0,012 < 0,254,

maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ditolak.

Tabel 5.11 diperoleh sebesar 0,22 dan harga

untuk dk 60 (62-2) pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,671.

Karena yaitu 0,22 < 1,671 sehingga hipotesis

yang menyatakan bahwa antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar siswa ditolak.

c. Hubungan antara penggunaan media pembelajaran, motivasi

belajar dengan prestasi belajar siswa

Hasil perhitungan antara penggunaan media pembelajaran,

motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa menggunakan

rumus regresi ganda dan korelasi ganda. Perhitungan analisis

regresi ganda berdasarkan tabel 5.11 adalah sebagai berikut:

Y= a + +

Y= 60.328+ 0,146 + 0,008

Keterangan :

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = harga Y ketika harga X= 0 (harga konstan).

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan

peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang

didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah

x = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu.

Persamaan garis regresi di atas dapat digunakan sebagai

landasan untuk prediksi terhadap variabel prestasi belajar (Y) jika

diketahui untuk kedua variabel bebas. Skor Y menurun karena

hubungan dari kedua variabel bebas yaitu media pembelajaran

dan motivasi belajar berada pada kategori rendah. Dengan

demikian kelengkapan media pembelajaran dan tingkat

penggunaan media pembelajaran serta tinggi motivasi belajar

yang dimiliki oleh siswa tidak memiliki hubungan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Tabel 5.12

Uji Hipotesis III dengan menggunakan Korelasi Ganda

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .209a .044 .011 2.24433 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Tabel 5.12 diketahui harga koefisien korelasi ganda Rxy

sebesar 0,209 dan harga koefisien determinasi yang diperoleh

sebesar 0,44. Diketahui pada dk 60 (62-2) dari hasil

interpolasi sebesar 0,254. Karena < yaitu 0,209 <

Dokumen terkait