• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI IPS SMAN 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI IPS SMAN 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat - USD Repository"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus : Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Sendawar Linggang Bigung,

Kutai Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Yosafat Andrianus NIM:061334055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus : Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai

Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Yosafat Andrianus NIM:061334055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

“ Karena Walau Ia Mendatangkan Susah, Ia Juga

Menyayangi Menurut Kebesaran Kasih Setia-Nya.”

Ratapan 3:32

Ku persembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus,

Alm. Ayahanda Alexander T dan Ibunda Asnah Norma,

Kakakku Andre Fernanda,

Kekasihku Hesti Angeli,

Almamaterku Universitas Sanata Dharma-Yogyakarta

(6)

v

MOTTO

“HASTA LA VICTORIA SIEMPRE; Terus Berjuang Sampai Mencapai Kemenangan”

(Che Guevara)

Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari.

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus : SMA Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat

Yosafat Andrianus

Universitas Sanata Dharma

2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara: (1) media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa; (2) motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) media pembelajaran dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat. Populasi penelitian adalah 62 siswa yang diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian. Data penelitian diambil berdasarkan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis

product moment dan regresi ganda dengan menggunakan taraf signifikansi (α) 5%.

Dari analisis data dapat disimpulkan: (1) tidak ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi 0,208 dan = 0,254; = 1,642 dan =1,671 ; (2) tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi 0,012 dan = 0,254; = 0,22 dan =1,671; (3) tidak ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa yang dibuktikan dengan koefisien korelasi 0,209 dan = 0,254; = 1,353 dan =3,166.

(10)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MEDIA, LEARNING MOTIVATION AND STUDENT LEARNING ACHIEVMENT

A Case Study: Sendawar Two State Senior High School in Linggang Bigung, West Kutai

Yosafat Andrianus

Sanata Dharma University

2012

The purpose of this study is to determine the relationship between: (1) learning media and student’s achievement; (2) learning motivation and student’s achievement, (3) learning media, student’s learning motivation and student’s achievement.

This study is a case study conducted in the 11 grade students of social science department Sendawar Two State Senior High School in Linggang Bigung, West Kutai. The population of this study were 62 students. The techniques of taking samples were questionnaire and documentation. The techniques of analysis the data were regression analysis and multiple product moment using significant level (α) 5%.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus

Kristus, Tuhan yang senantiasa memberikan hikmat, akal budi, berkat dan

karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan

dorongan dari berbagai pihak yang telah memberikan doa, semangat, saran,

kritikan dan berbagai dukungan lainnya baik moril maupun materi. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, Spd.,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

(12)

xi

4. Ibu Rita Eny Purwanti S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing yamg telah

rela banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran dan

kritikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd dan Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd.,

M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan yang

sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan selama penulis

menempuh masa perkuliahan.

7. Bapak Ismael Thomas. SH selaku Bupati Kabupaten Kutai Barat yang

telah memberikan beasiswa ikatan dinas sehingga penulis bisa kuliah di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Bapak Franklin S.Pd., M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2

Sendawar Linggang Bigung yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian

9. Ibu Warsini, SE selaku guru akuntansi kelas XI IPS SMA N 2 Sendawar,

Linggang Bigung yang telah membantu penulis selama melakukan

penelitian.

10.Ayahanda tercinta yang kini telah berada di surga alm. Bpak Alexander T,

kupersembahkan skripsi ini untukmu, ku harap kau akan bangga akan hasil

karya anakmu. Ibunda tercinta Asnah Norma, akhirnya kuselesaikan juga

(13)

xii

senantiasa bunda berikan, segala jerih payah yang telah bunda berikan agar

aku mampu menyelesaikan kuliahku.

11.Kakanda Andre Fernanda beserta istri dan para keponakan, terimakasih

untuk semangat, doa dan penghiburan untuk penulis.

12.Kekasihku Hesti Angeli, terimakasih untuk pengorbanan waktu,

kesabaran, bantuan, doa, cinta, sayang, perhatian dan semangat yang telah

diberikan untukku. Maaf ku suka keras kepala kalau dikasih saran.

13.Teman-teman mahasiswa ikatan dinas pemkab Kutai Barat angkatan 2006,

yang telah bersama-sama berjuang dan telah menjadi saudara bagi penulis

selama ini,khususnya di prodi PAK Ocha, Sisil dan Tika.

14.Teman-teman PAK 2006 khususnya Ardi, Wahyu, Tyo dan Jojo yang

telah bersedia menjadi seorang sahabat selama perkuliahan..ayo futsalan

dan mancing lagi..

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan skripsi ini.

Yogyakarta, 30 April 2012

(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PEERSETUJUAN PUBILKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 6

1. Media Pembelajaran ... 6

2. Motivasi Belajar ... 19

3. Prestasi Belajar ... 31

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 36

D. Populasi dan Sampel ... 37

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Singkat Sekolah ... 53

B. Daftar dan Tugas Tenaga Kependidikan ... 57

(15)

xiv

D. Fasilitas Sekolah ... 59

E. Struktur Kurikulum SMA N 2 Sendawar ... 60

F. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 63

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data ... 66

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 69

C. Pembahasan ... 79

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian ... 85

C. Saran- saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Setelah Diuji Coba ... 39

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran ... 41

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran ... 42

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 44

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

Tabel 3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 51

Tabel 4.1 Guru Tetap ... 57

Tabel 4.2 Daftar Guru Tidak Tetap ... 58

Tabel 4.3 Daftar Pegawai Tata Usaha ... 58

Tabel 4.4 Data Siswa ... 59

Tabel 4.5 Bangunan dan Ruangan SMA Negeri 2 Sendawar ... 60

Tabel 4.6 Struktur Kurikulum Kelas X ... 61

Tabel 4.7 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA ... 62

Tabel 4.8 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS ... 63

Tabel 5.1 Media Pembelajaran ... 66

Tabel 5.2 Motivasi Belajar ... 67

Tabel 5.3 Prestasi Belajar ... 68

(17)

xvi

Tabel 5.5 Kesimpulan Uji Normalitas ... 70

Tabel 5.6 Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ... 71

Tabel 5.7 Coefficient Correlations ... 71

Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 72

Tabel 5.9 Uji Autokorelasi ... 74

Tabel 5.10 Uji Hipotesis I dan II dengan Menggunakan Korelasi Product Moment ... 75

Tabel 5.11 Perhitungan Hipotesis I dan II ... 75

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas ... 95

Lampiran 3 Data Induk Regresi ... 112

Lampiran 4 Perhitungan PAP Tipe II... 131

Lampiran 5 Uji Normalitas ... 136

Lampiran 6 Regresi dan Korelasi ... 138

Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik ... 143

Lampiran 8 Tabel r Product Momentdan Tabel Nilai Distribusi F ... 150

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian dan Surat Keterangan Penelitan ... 158

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai prestasi

belajar yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan

pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan

sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah

merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan

belajar-mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur

pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan

diluar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus

berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian

dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga

dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan

keterampilan.

Lingkungan sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam

kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan

yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab sekolah

bertanggung jawab atas anak-anak selama mereka diserahkan orangtua

(20)

dan mengendalikan seluruh tahapan proses belajar mengajar (Muhibbin

syah, 1995:252). Guru merupakan sumber daya eduktif sekaligus aktor

proses pembelajaran yang utama. Karena itu, upaya pemberdayaan guru

haruslah diutamakan karena guru adalah sumber edukatif utama yang tak

akan tergantikan walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, terutama teknologi pembelajaran berkembang pesat.

Pemahaman seorang anak didik terhadap pelajaran berbeda-beda oleh

karena itu seorang guru haruslah bisa menyajikan pelajaran dengan baik

agar materi yang disampaikan mudah dipahami dan membuat anak didik

tertarik pada materi pelajaran yang disampaikan, dalam hal ini media

pembelajaran yang guru gunakan akan sangat mempengaruhi daya tangkap

materi oleh anak didik.

Selain peran guru, siswa juga mempunyai peranan yang penting

dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar disekolah. Siswa harus

mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar dan mengajar yang

diselenggarakan oleh pihak sekolah. Motivasi merupakan suatu dorongan

seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu. Dengan kata lain motivasi merupakan suatu tenaga

dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat yang mana

perbuatan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa akan sangat mempengaruhi

(21)

Dalam rangka mencapai prestasi peranan guru dalam belajar siswa

sangat penting, dimana cara penyampaian pelajaran seorang guru sangat

membantu dan pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Untuk itu diperlukan media untuk belajar siswa

secara optimal supaya siswa dapat menyerap semua ilmu dan pelajaran

yang guru berikan. Dalam dunia pendidikan / pengajaran hal tersebut

disebut alat peraga yang pada akhirnya dinamakan media pendidikan /

pembelajaran. Secara singkat dapat dikatakan bahwa media pembelajaran

adalah alat, teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas

interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

Namun dalam kenyataannya sekolah banyak mengalami

permasalahan yang berhubungan dengan media pembelajaran seperti :

sulitnya penyediaan media pembelajaran, pengoptimalan penggunaan

media pembelajaran, ketepatan penggunaan media pembelajaran dengan

materi yang diajarkan. Masalah-masalah tersebut kadang tidak diketahui

dan tidak terpikirkan oleh pihak sekolah terutama guru.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran dan

(22)

B. Identifikasi Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang di atas, usaha untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa dengan melihat hubungan penggunaan

media pembelajaran, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Yang

ingin difokuskan dalam penelitian ini adalah hubungan penggunaan media

pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini penulis hanya

melakukan penelitian tentang hubungan penggunaan media pembelajaran

dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan penggunaan media pembelajaran dengan

prestasi belajar siswa?

2. Apakah ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa?

3. Apakah ada hubungan media pembelajaran dan motivasi belajar

dengan prestasi belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan media pembelajaran dengan

(23)

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan media pembelajaran dan

motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah :

1. Bagi Universitas

Penulis berharap penelitian ini akan dapat digunakan pihak

universitas sebagai bahan masukan yang mempunyai manfaat bagi

penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.

2. Bagi Sekolah

Penulis berharap, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan

sehingga sekolah bisa lebih meningkatkan kualitas media pembelajaran

dan motivasi belajar siswa.

3. Bagi Penulis

Harapan penulis adalah hasil penelitian ini dapat menambah

khasanah pengetahuan penulis tentang hubungan media pembelajaran

(24)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar media pembelajaran

yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut

EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) “media adalah segala

bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.

Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995:136) adalah

“media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya

ditegaskan oleh Purnawati dan Eldarni (2001:4) yaitu : “media

adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan

pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa

sehingga terjadi proses belajar”.

Menurut Sadiman (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:7)

mengemukakan, ‘bahwa media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim ke penerima pesan’. Gagne (dalam Sadiman

(25)

berbagai jenis komponen dan lingkungannya’. Dijelaskan pula oleh

Raharjo (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:7), bahwa media

pembelajaran adalah ‘wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin

diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut’. Garlech

dan ely (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:7)

mengatakan,’apabila dipahami secara garis besar, maka media

adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu

kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap’. Dalam pengertian ini, guru, buku teks,

dan lingkungan sekolah merupakan media.

Batasan lain yang dikemukakan juga oleh para ahli tentang

media pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut:

1) AECT/ Asosiasi Tekhnologi dan Komunikasi Pendidikan

(Association of Education and Communication Technology, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk

dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau

pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:8)

adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua

pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan

(26)

siswa dan isi pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran

yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai

kepada peralatan canggih, dapat disebut sebagai media.

2) Heinich dan kawan-kawan (dalam Kustandi dan Sutjipto,

2011:9) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,

televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang

diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah

media. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau

informasi yang bertujuan pembelajaran dan mengandung

maksud-maksud pembelajran maka media itu disebut sebagai

media pembelajaran.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu

proses belajar mengajar dan berfungsi untuk menjelas makna

pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran

adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar dan

mengajar.

Sedangkan menurut Yudhi Mudadi (2010:5) mengatakan

bahwa “sumber-sumber belajar selain guru yang disebut sebagai

(27)

diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik dapat

dikatakan sebagai media pembelajaran”.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh media

pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (dalam Kustandi dan

Sutjipto,2011:13) yang merupakan petunjuk mengapa media

digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang

mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ciri-ciri itu adalah:

1) Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi, suatu peristiwa

atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun

kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video

kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah

kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksiatif ini, media

memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi

pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal

(28)

2) Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan

karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang

memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa

dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan

gambar. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi

kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapt dipercepat

dengan rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat

dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat

penayangan kembali hasil suatu rekaman video.

3) Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkin suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara

bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar

siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai

kejadian tersebut.

Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada

satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah didalam

suatu wilayah tertentu ,tetapi juga media itu misalnya rekaman

video, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat

(29)

c. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam

proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak

bisa kita pungkiri keberadaannya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan

media, maka materi pembelajaran akan sukar untuk dicerna dan

dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan

komplek. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat

kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran

yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada

bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi

pembelajaran yang mempunyai tingkat kesadaran tinggi tentu sukar

dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai

materi pembelajaran yang disampaikan.

Ada beberapa fungsi/ manfaat media pembelajaran menurut

Munadi (2010:37). Fungsi-fungsi media pembelajaran itu adalah:

1) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar

Secara tekhnis media pembelajaran berfungsi sebagai

sumber belajar. Mudhoffir (dalam Munadi 2010:11)

menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya

merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi

pesan, orang, bahan, alat, tekhnik dan lingkungan, yang mana

hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan

(30)

macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik)

dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

Pemahaman diatas sejalan dengan pernyataan Edgar

Dale ( Ahmad Rohani, 1997:102) bahwa sumber belajar adalah

pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas,

yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang

dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar .

2) Fungsi Semantik

Yakni kemampuan media dalam menambah

perbendaharaan kata yang makna atau maksudnya benar-benar

dipahami anak didik.

3) Fungsi Manipulatif

Fungsi manipulatif berdasarkan karakteristik umum

memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang

dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Yang pertama

adalah kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi

batas-batas ruang dan waktu, yaitu:

a) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa

yang sulit dihadirkan bentuk aslinya, seperti peristiwa

bencana alam, dan lain-lain.

b) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang

menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses

(31)

c) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau

peristiwa yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran

sejarah) seperti invasi bangsa mongol, masuknya penjajah

ke Indonesia, dan alin-lain. Peristiwa-peristiwa sejarah itu

dapat dituangkan dalam film, buku cerita, drama, dan

lain-lain.

Yang kedua adalah kemampuan media pembelajaran dalam

mengatsi keterbatasan inderawi manusia, yaitu:

a) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit

diamati karena kecil seperti molekul, atom, dan lain-lain

dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain.

b) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak

terlalu lambat atau terlalu cepat.

c) Membantu siswa dalam memahami objek yang

membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca

tulisan asing, belajar bernyanyi dan bermusik, yakni

dengan memanfaatkan objek kaset (tape recorder).

d) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu

kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta,

grafik dan lain-lain.

Sedangkan menurut Kemp dan Dayton (dalam Sutjipto dan

(32)

penggunaan media pembelajaran sebagai bagian dari pembelajaran

dalam kelas. Manfaat-manfaat itu adalah:

1) Penyampaian pelajaran menjadi tidak kaku

2) Pembelajaran bisa lebih menarik

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya

teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima

dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat,

karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat

untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam

jumlah yang cukup banyak, dan kemungkinan dapat diserap

oleh siswa lebih besar.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila intergrasi kata

dan gambar sebagai media pembelajaran dapat

mengkonsumsikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara

yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.

6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja

diinginkan atau diperlukan , terutama jika media pembelajaran

dirancang untuk penggunaan individu.

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan

terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

(33)

Sudjan dan Riva (dalam Sutjipto dan kustandi, 2011:25)

mengemukakan manfaat dari media pembelajaran dalam proses

belajar siswa adalah :

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai

dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata oleh guru, sehingga

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi

kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas

lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran

didalam proses belajar mengajar, sebagi berikut.

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan

(34)

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak/siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi

belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan

lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,

ruang, dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka

serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan

guru, masyarakat, dan lingkungannya.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Ada banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan

digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan

pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat dikelompokkan sesuai

dengan karakteristik dan sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini

belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media,

jadi banyak tenaga ahli telah mengelompokkan atau membuat

klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka

(35)

Sutjipto dan kustandi (2011:33) mengelompokkan media

pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan perkembangan

teknologi. Empat kelompok itu adalah:

1) Media Hasil Teknologi Cetak

Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan

materi seperti buku dan materi visual statis, terutama melalui

proses percetakan mekanis atau fotografis. Materi cetak dan

visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan

kebanyakna metri pembelajaran lainnya.

2) Media hasil Teknologi Audio Visual

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin

mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio

dan visual.

3) Media Hasil Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara

mengahasilkan atau menyampaikan materi dengan

menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro prosesor. 4) Media Hasil Gabungan Teknologi Cetak dan Komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan

dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian

beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

(36)

media yang paling canggih karena dikendalikan oleh komputer

yang memiliki kemampuan yang hebat seperti hardisk yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi.

Selain keempat kelompok diatas Sutjipto dan kustandi

(2011:46) juga mengelompokkan media pembelajaran dengan

berdasarkan pada pengklasifikasian oleh para ahli. Untuk itu,

pemilihan media yang akan digunakan, disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar dan agar

mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini adalah jenis-jenis

media pembelajaran yang dikelompokkan Sutjipto dan kustandi ke

dalam kelompok media sederhana :

1) Gambar atau Foto

2) Sketsa

3) Diagram

4) Bagan (Chart) 5) Grafik

6) Grafik dibedakan menjadi dua yaitu grafik garis (linegraph) dan grafik batang.

7) Poster

8) Peta

9) Globe (Bola Dunia)

10) Papan tulis

(37)

12) Papan Buletin

13) Flip Chart

Flip Chart adalah lembaran kertas media yang berisikan bahan

pelajaran yang tersusun rapi dan baik.

14) Akuarium

15) Bangun ruang

16) Diorama

Diorama adalah gambaran kejadian baik yang bersifat sejarah

maupun tidak yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil

17) Herbarium

Herbarium adalah koleksi atau contoh tumbuhan yang telah

dikeringkan atau diawetkan, diklarifikasi, dan direkatkan pada

kertas dengan keterangan tertentu.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2008:73) motivasi dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2008:73), motivasi

adalah perubahan dalam diri seseorang yang ditandai dengan

(38)

adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald

mengandung tiga elemen penting yaitu:

1) Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada

tiap individu manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi(perasaan)

seseorang, dalam hal ini motivasi relevan dengan

persoalan-persoalan kejiwaan , afeksi dan emosi yang dapat menentukan

tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi,

yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri

manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong oleh adanya

unsur lain, dalam hal ini tujuan.

Dengan ketiga elemen diatas , maka dapat dikatakan bahwa

motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi pada diri manusia,

sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan

dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau

keinginan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang

siswa, misalnya berbuat sesuatu yang seharusnya tidak dikerjakan,

(39)

dikarenakan hal yang bermacam-macam, mungkin ia tidak senang,

mungkin sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini

berarti tidak ada perubahan energi pada diri si anak/siswa, tidak

terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak

memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini

perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan penyebabnya

kemudian mendorong siswa itu mau melakukan pekerjaan yang

seharusnya dilakukan, yakni belajar.

Motivasi dapat juga dikatakan sebagi serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seorang mau

dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka

itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi

motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam

kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar

adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.

Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, merasa

(40)

kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan

belajar.

Seorang siswa yang memiliki inteligensia tinggi boleh jadi

akan gagal jika tidak memiliki motivasi yang kuat dalam dirinya.

Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.

Sehubungan dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan

begitu saja mempersalahkan pihak siswa , sebab mungkin saja guru

tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu

membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk

berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para

siswanya agar pada dirinya tumbuh motivasi.

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting

adalah bagaimana guru menciptakan kondisi atau suatu proses yang

mengarahkan si siswa itu melakukan aktivitas belajar. Dalam hal

ini peran guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan

usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar

anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik, untuk

dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik

pula. Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti

menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin

(41)

b. Fungsi Motivasi Belajar

Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi.

Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula

pelajaran itu. Jadi motivasi akan senatiasa menentukan intensitas

usaha belajar bagi para siswa. Motivasi senantiasa berkaitan

dengan tujuan, yaitu melakukan sesuatu kegiatan yang bertujuan

untuk memperoleh sesuatu yang ingin dicapai. Sehubungtan

dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman

(2008:85), fungsi itu adalah:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah

dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan

menghadapi ujian akhir dengan harapan akan lulus, tentu akan

(42)

waktunya untuk membaca komik ataupun bermain, sebab tidak

sesuai dengan tujuan yang diharapkannya.

Disamping ketiga fungsi diatas, ada juga fungsi lainnya.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya

motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya

usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka

seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang

baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan

tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

c. Macam-macam Motivasi

Ada berbagai macam atau jenis motivasi yang dilihat dari

berbagai sudut pandang. Beberapa jenis motivasi menurut

Sardiman (2008:86) adalah:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang

dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.

b) Motif-motif yang dipelajari

(43)

Disamping itu Frandsen (dalam Sardiman, 2008:87)

menambahkan jenis motif sebagai berikut:

a) Cognitive motives

Yaitu motif yang menunjuk pada gejala intrinsic yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual

yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud

proses dan produk mental.

b) Self-Expression

Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia.

Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu

mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga

mampu membuat suatu kejadian.

c) Self-encachment

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi

akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian

dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi

setiap individu.

2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan

Marguis (Sardiman 2008:88)

a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya:

kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual,

(44)

b) Motif-motif darurat yaitu dorongan untuk menyelamatkan

diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk

memberi. Motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari

luar.

c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut

kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan

manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul

karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara

efektif.

3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah.

Beberapa ahli menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua

jenis yakni moyivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang

termasuk kedalam motivasi jasmaniah adalah refleks, insting

otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah

adalah kemauan. Soal kemauan itu pada setiap diri manusia

terbentuk melalui empat momen yaitu, momen timbulnya

alasan, momen pilih, momen putusan, momen terbentuknya

kemauan.

4) Motivasi Intrinsik dan ekstrinsik

a) Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

(45)

dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Setiap siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan

memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang

berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.

Satu-satunya hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan

adalah dengan belajar, tanpa belajar tidak mungkin

mendapat pengetahuan.Dorongan yang menggerakkan itu

bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang

berisikan keharusan untuk berhasil menjadi orang yang

berpendidikan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran

diri sendiri dengan tujuan secar essensial, bukan sekedar

simbol.

b) Motivasi ekstrinsik

Motif-motif ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagi bentuk

motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak

secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik

penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu

(46)

komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang

kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi

ekstrinsik.

d. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik

intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,

pelajar dapat meningkatkan dan mengembangkan aktivitas dan

inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam

melakukan kegiatan belajar.

Menurut Sardiman (2008:92) ada beberapa bentuk dan cara

untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

1) Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang utama justru

untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik

itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.

2) Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak

(47)

3) Saingan/kompetensi

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik

persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

4) Ego-involment

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah

sebagai bentuk motivasi yang cukup penting.

5) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan

dilaksanakan ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga

merupakan sarana motivasi. Tetapi juga guru harus mengingat

bahwa ulangan jangan terlalu sering diberikan karena bisa

membosankan siswa.

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

7) Pujian

(48)

8) Hukuman

Hukuman sebagi reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaa, ada maksud

untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan

dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud dan

manfaat.

10) Minat

Minat merupakan alat komunikasi yang pokok, karena proses

belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Minat

dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:

a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang

lampau

c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d) Menggunakan berbagi macam bentuk mengajar.

11) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh

siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting.

Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena

dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul

(49)

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Poerwodarminto (1978 : 94) pengertian prestasi

adalah hasil yang telah dicapai ( dari yang telah dilakukan,

dikerjakan, dsb), sedang prestasi belajar menurutnya adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes dan

angka nilai yang diberikan oleh guru.

Sedangkan menurut Dakir ( 1978 : 120 ) prestasi

merupakan perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan

perubahan-perubahan itu didapat karena adanya latihan-latihan

yang disengaja, sebab hasil belajar bukan ditemukan secara

kebetulan saja.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat

dismpulkan bahwa: prestasi adalah hasil suatu penilaian setelah

individu melakukan suatu kegiatan belajar dan dari penilaian ini

diwujudkan dengan angka atau symbol-simbol yang sifatnya

sementara.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Masrun dan Martaniah (1976 : 21) menyatakan prestasi

(50)

1) Faktor intern ( faktor yang berasal dari dalam diri individu ).

Faktor ini erat dengan hubungannya dengan kesehatan dan

cacat tubuh. Faktor intern ini meliputi :

a) Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejiwaan, misalnya : intelegensi, perhatian, minat,

bakat, emosi dan kesiapan maupun kelelahan.

b) Faktor biologis, yaitu hal-hal atau hambatan-hambatan

yang secara langsung berhubungan dengan siswa, yang

meliputi : kesehatan dan cacat tubuh.

c) Faktor psikis dan phisik ( biologis ) ini, keadaannya ada

yang ditentukan oleh keturunan, ada yang oleh faktor

lingkungan dan ada pula yang ditentukan oleh faktor

keturunan dan lingkungan.

2) Faktor ekstern ( faktor yang berasal dari luar individu ). Faktor

ekstern ini dikelompokkan menjadi : faktor lingkungan alam,

faktor sosial ekonomi, guru, metode mengajar, kurikulum,

materi pelajaran, sarana dan prasarana.

Lingkungan alam yang panas, gersang ataupun lembab dan

berbau akan membuat siswa malas belajar tapi jika lingkungan

sejuk akan membantu siswa lebih giat untuk belajar. Faktor

sosial adalah lingkungan yang terlalu rebut ataupun terlalu

sunyi akan mengganggu konsentrasi belajar. Penguasaan bahan

(51)

lebih baik dengan anak didiknya, juga metode mengajar yang

digunakan serta bahan yang sesuai dengan perkembangan dan

kemampuan anak akan sangat mempengaruhi prestasi belajar

siswa.

Semua faktor itu sangat berpengaruh dalam membantu

meningkatkan prestasi belajar siswa, maka sudah seharusnya

faktor-faktor tersebut dapat memenuhi syarat pertimbangan

dikdatis dan pedagogis. Namun seorang siswa dalam studinya

dapat mencapai prestasi belajar yang baik apabila didukung oleh

adanya usaha-usaha, yaitu :

1) Mempunyai tujuan belajar yang jelas

2) Mempunyai motivasi intrinsik

3) Mempunyai niat belajar

4) Mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan

5) Mempunyai kecakapan dalam mengikuti pelajaran

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Bernadeta Sri Lestari (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan Antara Media Pembelajaran dan Kedisplinan Belajar Dengan

Prestasi Belajar Siswa”, menemukan bahwa metode media pembelajaran

(52)

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Media Pembelajaran denganPrestasi Belajar Siswa Media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar

secara langsung turut hubungan untuk mempengaruhi prestasi belajar

siswa. Karena media pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran berfungsi untuk membawa informasi materi ajar dari

pengajar kepada siswa sehingga siswa menjadi tertarik untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin menarik media

pembelajara yang digunakan pengajar maka siswa akan semakin

tertarik dan berminat untuk belajar dengan giat materi yang

disampaikan oleh guru. Dengan tertariknya siswa dan giatnya mereka

belajar maka akan membuat mereka mengausai materi yang guru

ajarkan sehingga prestasi merekapun menjadi lebih baik. Tapi satu hal

yang perlu diingat adalah bahwa peranan media tidak akan terlihat

apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan yang telah

dirumuskan. Secanggih dan semenarik apapun media pembelajaran

tidak akan dapat dikatakan penunjang pembelajaran apabila

keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.

2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

Motivasi untuk belajar juga sangat mempunyai hubungan yang

saling terkait dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik

(53)

berasal dari luar diri siswa. Karena semakin tinggi motivasi yang

dimiliki siswa untuk belajar maka diharapkan semakin tinggi pula

prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tersebut

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Dari uraian diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan positif media pembelajaran dengan prestasi belajar

siswa.

2. Ada hubungan positif motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

3. Ada hubungan positif media pembelajaran dan motivasi belajar dengan

(54)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif yang berupa studi

kasus, yaitu menggambarkan suatu kejadian atau mengungkapkan suatu

masalah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dimana kejadian tersebut

hanya berlaku untuk objek yang diteliti.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan

September tahun 2011.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan berlokasi di SMA Negeri 2 Sendawar

Linggang Bigung, kecamatan Linggang Bigung, kabupaten Kutai

Barat.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan

(55)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hubungan media pembelajaran dan

motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

D. Populasi dan Sampel

Hadi (1996:20) mengemukakan bahwa populasi adalah seluruh

individu dimaksud untuk peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung.

Sedangkan Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi Sudjana

(2002:6). Dalam penelitian ini peneliti mengambil 32 orang siswa sebagai

sampel.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada 2 variabel

yang akan diteliti yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1) Media Pembelajaran

(56)

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah, Prestasi belajar

siswa .

2. Pengukuran Variabel

Untuk variabel penggunaan media pembelajaran dan motivasi

belajar pengukuran dilakukan dengan kuesioner dan menggunakan

skala likert,yang disajikan dalam empat alternatif jawaban yaitu:

Favorabel Unfavorabel

SS (sangat setuju) 4 1

S (setuju) 3 2

TS (tidak setuju) 2 3

STS (sangat tidak setuju) 1 4

Untuk variabel terikat prestasi belajar siswa, diukur

berdasarkan nilai raport yang dicapai siswa kelas XI pada saat mereka

kelas X semester II.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010:199). Kuisioner ini disusun

oleh peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data

(57)

pembelajaran. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup dimana siswa mengisi dengan memberikan tanda (x).

Kuesioner terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama kata

pengantar, data siswa dan petunjuk pengisian. Bagian kedua berisi

pertanyaan kuesioner. Skoring yang dilakukan untuk jawaban tiap

butir kuesioner menggunakan skala sikap dari Likert penilaiannya adalah :

Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor 4

Kisi-kisi kuesioner untuk variabel bebas media pembelajaran dan

motivasi belajar akan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrument setelah diuji coba

Variabel Indikator Nomor Item Kuesioner

Item Positif Item Negatif

1. Media Pembelajaran

a. Penggunaan media pembelajaran

2, 9, 10, 11, 13, 14

6, 7

b. Kelengkapan media pembelajaran

b. Kemauan mengikuti pelajaran

1, 2 19

c. Kesadaran mengerjakan tugas

(58)

Variabel Indikator Nomor Item Kuesioner Item Positif Item Negatif

d. Kerelaan menyediakan waktu untuk belajar

4, 5, 6 18, 26

e. Kemauan mengevaluasi hasil belajar

12 21

f. Kebutuhan terhadap materi 16 17, 22, 23

Sedangkan untuk variabel terikat yaitu Prestasi siswa akan

diukur dengan berdasarkan nilai rata-rata raport siswa kelas XI pada

saat mereka kelas X semester II.

2. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan melihat dan mempelajari

dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian.

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Analisis

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Suharmi Arikunto, 1989:136).Perhitungan

untuk menentukan tingkat validitas atau kesahihan suatu butir

dilakukan dengan menggunakan rumus product moment dari pearson (Suharmi Arikunto, 1989:138). Rumusnya adalah :

∑ ∑ ∑

(59)

Keterangan :

= Koefisien validitas

X = Nilai dari setiap item

Y = Nilai dari seluruh item

N = Jumlah Sampel

Kriteria pengujian validitas adalah apabila indeks korelasi

( ) butir kuesioner lebih besar dari pada pada taraf

signifikansi 5%, maka butir kuesioner tersebut dinyatakan valid,

sebaliknya jika indeks korelasi ( ) butir kuesioner lebih kecil

ataupun sama dengan maka dinyatakan tidak valid.

Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n

= 34 pada taraf signifikansi 5% dan r dari 5% adalah 0,339. Hasil pengujian validitasnya dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran

Butir Kesimpulan

1 -0.191 0.339 Tidak Valid

11 0.442 0.339 Valid

12 0.38 0.339 Valid

(60)

Butir Kesimpulan

14 -0.271 0.339 Tidak Valid 15 0.103 0.339 Tidak Valid 16 0.139 0.339 Tidak Valid

17 0.426 0.339 Valid

18 0.352 0.339 Valid

19 0.29 0.339 Tidak Valid

20 0.349 0.339 Valid

21 0.393 0.339 Valid

22 0.425 0.339 Valid

23 -0.352 0.339 Tidak Valid

24 0.344 0.339 Valid

25 0.501 0.339 Valid

Dari hasil pengujian validitas pada variabel media

pembelajaran yang berjumlah 25 butir item, terdapat 16 butir item

yang valid dan 9 butir kuesioner yang tidak valid. Butir item yang

valid digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya.

Hasil uji validitas media pembelajaran setelah membuang

item-item yang tidak valid adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran

(61)

Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan

24 0.344 0.339 Valid 25 0.501 0.339 Valid

Dari hasil pengujian validitas pada motivasi belajar yang

berjumlah 33 butir item, terdapat 26 butir item yang valid dan 7

butir item yang tidak valid. Butir item yang valid digunakan

untuk penelitian yang sesungguhnya.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan

10 0.456 0.339 Valid 11 0.484 0.339 Valid 12 0.318 0.339 Tidak Valid 13 0.367 0.339 Valid 14 0.551 0.339 Valid 15 0.487 0.339 Valid 16 0.093 0.339 Tidak Valid 17 0.339 0.339 Valid 18 0.771 0.339 Valid 19 0.577 0.339 Valid 20 0.243 0.339 Tidak Valid

21 0.65 0.339 Valid

(62)

Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan

30 0.526 0.339 Valid 31 0.655 0.339 Valid 32 0.549 0.339 Valid 33 0.643 0.339 Valid

Hasil uji validitas motibasi belajar setelah membuang

item-item yang tidak valid adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan

10 0.456 0.339 Valid 11 0.484 0.339 Valid 13 0.367 0.339 Valid 14 0.551 0.339 Valid 15 0.487 0.339 Valid 17 0.339 0.339 Valid 18 0.771 0.339 Valid 19 0.577 0.339 Valid

21 0.65 0.339 Valid

(63)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharmi

Arikunto, 1989:142) Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan

Alpha Cronbach (Suharmi Arikunto, 1989:165) dengan rumus :

1 1 ∑

Keterangan :

= Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ = Jumlah varians butir = Varian total

Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka instrument

penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika

koefisien alpha lebih rendah dari 0,60 maka instrument penelitian

tersebut tidak reliabel.

Hasil penelitian akan terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Titik Kritis Kesimpulan

(64)

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum (Sugiyono, 2008: 29).

Perhitungan yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan

variabel media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi

belajar siswa adalah perhitungan PAP tipe II.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya

data hasil pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi

normal maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Rumus

yang digunakan untuk menguji normalitas adalah rumus Kolmogorov Smirnov (Sugiyono 2000: 255)

D = maksimum | | Keterangan :

D = Deviasi Maksimum

= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

(65)

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel

orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar

sesama variabel independen adalah sama dengan nol (Ghozali,

2006 : 91). Untuk mendeteksi multikoliniearitas dengan

menganilisis matrik korelasi antar variabel independen dan

perhitungan nilai tolerance dan variance inplation faktor (VIF). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

(66)

2006:105). Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan bantuan program SPSS 16.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah

ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya.

Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah

Uji Durbin-Watson (DW-test), uji Durbin Watson digunakan

untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan

mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi

dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen(Ghozali,

2006:95) . Perhitungan uji autokorelasi diperoleh dengan bantuan

program SPSS.

Hipotesis yang diuji adalah:

H0: tidak ada auto korelasi ( r=0)

HA: ada autokorelasi (r≠0)

(67)

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi, positif atau

negative

4. Uji Hipotesis

a. Untuk melakukan pengujian hipotesis pertama dan kedua yaitu

apakah ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran

dengan prestasi belajar dan apakah ada hubungan antara motivasi

(68)

Untuk menguji signifikansi dari korelasi (r) antara variabel bebas

dengan variabel terikat pada signifikansi 5% digunakan rumus uji-t

dengan derajat kebebasan atau db = (n-2). (Sudjana 1996:275)

yaitu:

T =

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah anggota sampel

t = harga test yang dicari

kriteria pengujian hipotesis menggunakan langkah sebagai berikut:

Ho : µ = 0 (tidak ada hubungan antar variabel)

Ha : µ ≠ 0 (ada hubungan antar variabel)

Kriteria pengujian dengan rumus yaitu Ho diterima apabila

< dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya apabila >

maka Ha diterima. Sedangkan kriteria pengujian

dengan rumus Ho diterima apabila < dan Ha ditolak.

Tetapi sebaliknya apabila > maka Ha diterma.

Koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan sebagai berikut

(69)

Tabel 3.7

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Korelation Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

b. Untuk menguji hipotesis penelitian ketiga yaitu apakah ada

hubungan antara penggunaan media pembelajaran, motivasi belajar

dengan prestasi belajar akan digunakan teknik analisis regresi

ganda adalah sebagai berikut:

1) Membuat persamaan garis regresi

Y= a + +

Keterangan :

Y = Variabel terikat ( prestasi belajar )

a = harga Y ketika harga X= 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan

peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang

didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+)

aah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun

x = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai

(70)

2) Mencari koefisien korelasi antara Y dengan prediktor ,

dengan rumus :

= ∑ ∑

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel Y dan variabel

a = koefisien variabel bebas

= koefisien variabel bebas ∑ = Jumlah perkalian dan Y ∑ = Jumlah perkalian dan Y = kuadrat variabel terikat

= variabel bebas 1 (media pembelajaran)

Gambar

Tabel 5.6 Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ...........................................
gambar. Misalnya,
grafik dan lain-lain.
gambar sebagai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penyampaian bad news tentang produk bagi para pelanggan (misalnya kenaikan harga produk atau penarikan produk), lebih baik digunakan pendekatan tidak

[r]

Hibrid konsentrasi P3HT pada dye beta-karoten labu kuning telah dilakukan sebagai material sensitizer untuk aplikasi sel surya DSSC.. Dari uji tersebut didapat 1gr:2ml

Petelur DOC adalah anak ayam berumur satu hari yang akan dijual. kepada peternak untuk dikembang biakan menjadi

The Speaking Ability of The Fourth Semester Students of English Education Department of Teacher Training and Education Faculty of Muria Kudus University in

Actual result Test Status Proses 11 Mengambil dan menampilkan data jenis aset sesuai database Sistem menampilkan data sesuai dengan database Sistem sudah menampilkan

Ratu Boko merupakan kawasan wisata budaya. Kegiatan pada kawasan Ratu Boko selalu berorientasi pada situs arkeologis Ratu Boko sendiri. Hasil studi kelayakan

Dengan perkembangan Teknologi tersebut, diharapkan dapat menciptakan suatu aplikasi yang dapa menangani kasus-kasus yang sering terjadi pada Toko Sumber Perdana, yaitu