HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus : Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Sendawar Linggang Bigung,
Kutai Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Yosafat Andrianus NIM:061334055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN
MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus : Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Sendawar Linggang Bigung, KutaiBarat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Yosafat Andrianus NIM:061334055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
“ Karena Walau Ia Mendatangkan Susah, Ia Juga
Menyayangi Menurut Kebesaran Kasih Setia-Nya.”
Ratapan 3:32
Ku persembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus,
Alm. Ayahanda Alexander T dan Ibunda Asnah Norma,
Kakakku Andre Fernanda,
Kekasihku Hesti Angeli,
Almamaterku Universitas Sanata Dharma-Yogyakarta
v
MOTTO
“HASTA LA VICTORIA SIEMPRE; Terus Berjuang Sampai Mencapai Kemenangan”
(Che Guevara)
Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari.
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus : SMA Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat
Yosafat Andrianus
Universitas Sanata Dharma
2012
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara: (1) media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa; (2) motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) media pembelajaran dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat. Populasi penelitian adalah 62 siswa yang diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian. Data penelitian diambil berdasarkan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis
product moment dan regresi ganda dengan menggunakan taraf signifikansi (α) 5%.
Dari analisis data dapat disimpulkan: (1) tidak ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi 0,208 dan = 0,254; = 1,642 dan =1,671 ; (2) tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi 0,012 dan = 0,254; = 0,22 dan =1,671; (3) tidak ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa yang dibuktikan dengan koefisien korelasi 0,209 dan = 0,254; = 1,353 dan =3,166.
ix ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MEDIA, LEARNING MOTIVATION AND STUDENT LEARNING ACHIEVMENT
A Case Study: Sendawar Two State Senior High School in Linggang Bigung, West Kutai
Yosafat Andrianus
Sanata Dharma University
2012
The purpose of this study is to determine the relationship between: (1) learning media and student’s achievement; (2) learning motivation and student’s achievement, (3) learning media, student’s learning motivation and student’s achievement.
This study is a case study conducted in the 11 grade students of social science department Sendawar Two State Senior High School in Linggang Bigung, West Kutai. The population of this study were 62 students. The techniques of taking samples were questionnaire and documentation. The techniques of analysis the data were regression analysis and multiple product moment using significant level (α) 5%.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus
Kristus, Tuhan yang senantiasa memberikan hikmat, akal budi, berkat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan
dorongan dari berbagai pihak yang telah memberikan doa, semangat, saran,
kritikan dan berbagai dukungan lainnya baik moril maupun materi. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, Spd.,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
xi
4. Ibu Rita Eny Purwanti S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing yamg telah
rela banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran dan
kritikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd dan Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan yang
sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan selama penulis
menempuh masa perkuliahan.
7. Bapak Ismael Thomas. SH selaku Bupati Kabupaten Kutai Barat yang
telah memberikan beasiswa ikatan dinas sehingga penulis bisa kuliah di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Bapak Franklin S.Pd., M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Sendawar Linggang Bigung yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian
9. Ibu Warsini, SE selaku guru akuntansi kelas XI IPS SMA N 2 Sendawar,
Linggang Bigung yang telah membantu penulis selama melakukan
penelitian.
10.Ayahanda tercinta yang kini telah berada di surga alm. Bpak Alexander T,
kupersembahkan skripsi ini untukmu, ku harap kau akan bangga akan hasil
karya anakmu. Ibunda tercinta Asnah Norma, akhirnya kuselesaikan juga
xii
senantiasa bunda berikan, segala jerih payah yang telah bunda berikan agar
aku mampu menyelesaikan kuliahku.
11.Kakanda Andre Fernanda beserta istri dan para keponakan, terimakasih
untuk semangat, doa dan penghiburan untuk penulis.
12.Kekasihku Hesti Angeli, terimakasih untuk pengorbanan waktu,
kesabaran, bantuan, doa, cinta, sayang, perhatian dan semangat yang telah
diberikan untukku. Maaf ku suka keras kepala kalau dikasih saran.
13.Teman-teman mahasiswa ikatan dinas pemkab Kutai Barat angkatan 2006,
yang telah bersama-sama berjuang dan telah menjadi saudara bagi penulis
selama ini,khususnya di prodi PAK Ocha, Sisil dan Tika.
14.Teman-teman PAK 2006 khususnya Ardi, Wahyu, Tyo dan Jojo yang
telah bersedia menjadi seorang sahabat selama perkuliahan..ayo futsalan
dan mancing lagi..
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan skripsi ini.
Yogyakarta, 30 April 2012
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PEERSETUJUAN PUBILKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 6
1. Media Pembelajaran ... 6
2. Motivasi Belajar ... 19
3. Prestasi Belajar ... 31
B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 33
C. Kerangka Berpikir ... 34
D. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 36
D. Populasi dan Sampel ... 37
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ... 38
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 40
H. Teknik Analisis Data ... 56
BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Singkat Sekolah ... 53
B. Daftar dan Tugas Tenaga Kependidikan ... 57
xiv
D. Fasilitas Sekolah ... 59
E. Struktur Kurikulum SMA N 2 Sendawar ... 60
F. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 63
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data ... 66
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 69
C. Pembahasan ... 79
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85
B. Keterbatasan Penelitian ... 85
C. Saran- saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 89
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Setelah Diuji Coba ... 39
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran ... 41
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran ... 42
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 43
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 44
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 45
Tabel 3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 51
Tabel 4.1 Guru Tetap ... 57
Tabel 4.2 Daftar Guru Tidak Tetap ... 58
Tabel 4.3 Daftar Pegawai Tata Usaha ... 58
Tabel 4.4 Data Siswa ... 59
Tabel 4.5 Bangunan dan Ruangan SMA Negeri 2 Sendawar ... 60
Tabel 4.6 Struktur Kurikulum Kelas X ... 61
Tabel 4.7 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA ... 62
Tabel 4.8 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS ... 63
Tabel 5.1 Media Pembelajaran ... 66
Tabel 5.2 Motivasi Belajar ... 67
Tabel 5.3 Prestasi Belajar ... 68
xvi
Tabel 5.5 Kesimpulan Uji Normalitas ... 70
Tabel 5.6 Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ... 71
Tabel 5.7 Coefficient Correlations ... 71
Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 72
Tabel 5.9 Uji Autokorelasi ... 74
Tabel 5.10 Uji Hipotesis I dan II dengan Menggunakan Korelasi Product Moment ... 75
Tabel 5.11 Perhitungan Hipotesis I dan II ... 75
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 85
Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas ... 95
Lampiran 3 Data Induk Regresi ... 112
Lampiran 4 Perhitungan PAP Tipe II... 131
Lampiran 5 Uji Normalitas ... 136
Lampiran 6 Regresi dan Korelasi ... 138
Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik ... 143
Lampiran 8 Tabel r Product Momentdan Tabel Nilai Distribusi F ... 150
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian dan Surat Keterangan Penelitan ... 158
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai prestasi
belajar yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan
belajar-mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur
pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
diluar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus
berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keluarga merupakan bagian
dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga
dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan.
Lingkungan sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam
kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan
yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab sekolah
bertanggung jawab atas anak-anak selama mereka diserahkan orangtua
dan mengendalikan seluruh tahapan proses belajar mengajar (Muhibbin
syah, 1995:252). Guru merupakan sumber daya eduktif sekaligus aktor
proses pembelajaran yang utama. Karena itu, upaya pemberdayaan guru
haruslah diutamakan karena guru adalah sumber edukatif utama yang tak
akan tergantikan walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama teknologi pembelajaran berkembang pesat.
Pemahaman seorang anak didik terhadap pelajaran berbeda-beda oleh
karena itu seorang guru haruslah bisa menyajikan pelajaran dengan baik
agar materi yang disampaikan mudah dipahami dan membuat anak didik
tertarik pada materi pelajaran yang disampaikan, dalam hal ini media
pembelajaran yang guru gunakan akan sangat mempengaruhi daya tangkap
materi oleh anak didik.
Selain peran guru, siswa juga mempunyai peranan yang penting
dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar disekolah. Siswa harus
mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar dan mengajar yang
diselenggarakan oleh pihak sekolah. Motivasi merupakan suatu dorongan
seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Dengan kata lain motivasi merupakan suatu tenaga
dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat yang mana
perbuatan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa akan sangat mempengaruhi
Dalam rangka mencapai prestasi peranan guru dalam belajar siswa
sangat penting, dimana cara penyampaian pelajaran seorang guru sangat
membantu dan pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Untuk itu diperlukan media untuk belajar siswa
secara optimal supaya siswa dapat menyerap semua ilmu dan pelajaran
yang guru berikan. Dalam dunia pendidikan / pengajaran hal tersebut
disebut alat peraga yang pada akhirnya dinamakan media pendidikan /
pembelajaran. Secara singkat dapat dikatakan bahwa media pembelajaran
adalah alat, teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas
interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
Namun dalam kenyataannya sekolah banyak mengalami
permasalahan yang berhubungan dengan media pembelajaran seperti :
sulitnya penyediaan media pembelajaran, pengoptimalan penggunaan
media pembelajaran, ketepatan penggunaan media pembelajaran dengan
materi yang diajarkan. Masalah-masalah tersebut kadang tidak diketahui
dan tidak terpikirkan oleh pihak sekolah terutama guru.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran dan
B. Identifikasi Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang di atas, usaha untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan melihat hubungan penggunaan
media pembelajaran, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Yang
ingin difokuskan dalam penelitian ini adalah hubungan penggunaan media
pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian yang penulis lakukan ini penulis hanya
melakukan penelitian tentang hubungan penggunaan media pembelajaran
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan penggunaan media pembelajaran dengan
prestasi belajar siswa?
2. Apakah ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa?
3. Apakah ada hubungan media pembelajaran dan motivasi belajar
dengan prestasi belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan media pembelajaran dengan
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan media pembelajaran dan
motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah :
1. Bagi Universitas
Penulis berharap penelitian ini akan dapat digunakan pihak
universitas sebagai bahan masukan yang mempunyai manfaat bagi
penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.
2. Bagi Sekolah
Penulis berharap, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan
sehingga sekolah bisa lebih meningkatkan kualitas media pembelajaran
dan motivasi belajar siswa.
3. Bagi Penulis
Harapan penulis adalah hasil penelitian ini dapat menambah
khasanah pengetahuan penulis tentang hubungan media pembelajaran
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik 1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar media pembelajaran
yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut
EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) “media adalah segala
bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.
Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995:136) adalah
“media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya
ditegaskan oleh Purnawati dan Eldarni (2001:4) yaitu : “media
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan
pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa
sehingga terjadi proses belajar”.
Menurut Sadiman (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:7)
mengemukakan, ‘bahwa media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan’. Gagne (dalam Sadiman
berbagai jenis komponen dan lingkungannya’. Dijelaskan pula oleh
Raharjo (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:7), bahwa media
pembelajaran adalah ‘wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin
diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut’. Garlech
dan ely (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:7)
mengatakan,’apabila dipahami secara garis besar, maka media
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu
kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap’. Dalam pengertian ini, guru, buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakan media.
Batasan lain yang dikemukakan juga oleh para ahli tentang
media pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut:
1) AECT/ Asosiasi Tekhnologi dan Komunikasi Pendidikan
(Association of Education and Communication Technology, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau
pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:8)
adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua
pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan
siswa dan isi pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran
yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai
kepada peralatan canggih, dapat disebut sebagai media.
2) Heinich dan kawan-kawan (dalam Kustandi dan Sutjipto,
2011:9) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah
media. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan pembelajaran dan mengandung
maksud-maksud pembelajran maka media itu disebut sebagai
media pembelajaran.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar dan berfungsi untuk menjelas makna
pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran
adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar dan
mengajar.
Sedangkan menurut Yudhi Mudadi (2010:5) mengatakan
bahwa “sumber-sumber belajar selain guru yang disebut sebagai
diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik dapat
dikatakan sebagai media pembelajaran”.
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh media
pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (dalam Kustandi dan
Sutjipto,2011:13) yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang
mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ciri-ciri itu adalah:
1) Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi, suatu peristiwa
atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun
kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video
kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah
kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksiatif ini, media
memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi
pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal
2) Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan
karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan
gambar. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi
kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapt dipercepat
dengan rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat
dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat
penayangan kembali hasil suatu rekaman video.
3) Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkin suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian tersebut.
Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada
satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah didalam
suatu wilayah tertentu ,tetapi juga media itu misalnya rekaman
video, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat
c. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam
proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak
bisa kita pungkiri keberadaannya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan
media, maka materi pembelajaran akan sukar untuk dicerna dan
dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan
komplek. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat
kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran
yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada
bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi
pembelajaran yang mempunyai tingkat kesadaran tinggi tentu sukar
dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai
materi pembelajaran yang disampaikan.
Ada beberapa fungsi/ manfaat media pembelajaran menurut
Munadi (2010:37). Fungsi-fungsi media pembelajaran itu adalah:
1) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar
Secara tekhnis media pembelajaran berfungsi sebagai
sumber belajar. Mudhoffir (dalam Munadi 2010:11)
menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya
merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi
pesan, orang, bahan, alat, tekhnik dan lingkungan, yang mana
hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan
macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik)
dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Pemahaman diatas sejalan dengan pernyataan Edgar
Dale ( Ahmad Rohani, 1997:102) bahwa sumber belajar adalah
pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas,
yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang
dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar .
2) Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah
perbendaharaan kata yang makna atau maksudnya benar-benar
dipahami anak didik.
3) Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif berdasarkan karakteristik umum
memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang
dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Yang pertama
adalah kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
batas-batas ruang dan waktu, yaitu:
a) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa
yang sulit dihadirkan bentuk aslinya, seperti peristiwa
bencana alam, dan lain-lain.
b) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang
menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses
c) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau
peristiwa yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran
sejarah) seperti invasi bangsa mongol, masuknya penjajah
ke Indonesia, dan alin-lain. Peristiwa-peristiwa sejarah itu
dapat dituangkan dalam film, buku cerita, drama, dan
lain-lain.
Yang kedua adalah kemampuan media pembelajaran dalam
mengatsi keterbatasan inderawi manusia, yaitu:
a) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit
diamati karena kecil seperti molekul, atom, dan lain-lain
dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain.
b) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak
terlalu lambat atau terlalu cepat.
c) Membantu siswa dalam memahami objek yang
membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca
tulisan asing, belajar bernyanyi dan bermusik, yakni
dengan memanfaatkan objek kaset (tape recorder).
d) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu
kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta,
grafik dan lain-lain.
Sedangkan menurut Kemp dan Dayton (dalam Sutjipto dan
penggunaan media pembelajaran sebagai bagian dari pembelajaran
dalam kelas. Manfaat-manfaat itu adalah:
1) Penyampaian pelajaran menjadi tidak kaku
2) Pembelajaran bisa lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya
teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima
dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat,
karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat
untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam
jumlah yang cukup banyak, dan kemungkinan dapat diserap
oleh siswa lebih besar.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila intergrasi kata
dan gambar sebagai media pembelajaran dapat
mengkonsumsikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara
yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja
diinginkan atau diperlukan , terutama jika media pembelajaran
dirancang untuk penggunaan individu.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan
terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
Sudjan dan Riva (dalam Sutjipto dan kustandi, 2011:25)
mengemukakan manfaat dari media pembelajaran dalam proses
belajar siswa adalah :
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi
kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran
didalam proses belajar mengajar, sebagi berikut.
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak/siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan
guru, masyarakat, dan lingkungannya.
d. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ada banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan
digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan
pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat dikelompokkan sesuai
dengan karakteristik dan sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini
belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media,
jadi banyak tenaga ahli telah mengelompokkan atau membuat
klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka
Sutjipto dan kustandi (2011:33) mengelompokkan media
pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan perkembangan
teknologi. Empat kelompok itu adalah:
1) Media Hasil Teknologi Cetak
Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan
materi seperti buku dan materi visual statis, terutama melalui
proses percetakan mekanis atau fotografis. Materi cetak dan
visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan
kebanyakna metri pembelajaran lainnya.
2) Media hasil Teknologi Audio Visual
Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual.
3) Media Hasil Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara
mengahasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro prosesor. 4) Media Hasil Gabungan Teknologi Cetak dan Komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan
dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian
beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
media yang paling canggih karena dikendalikan oleh komputer
yang memiliki kemampuan yang hebat seperti hardisk yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi.
Selain keempat kelompok diatas Sutjipto dan kustandi
(2011:46) juga mengelompokkan media pembelajaran dengan
berdasarkan pada pengklasifikasian oleh para ahli. Untuk itu,
pemilihan media yang akan digunakan, disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar dan agar
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini adalah jenis-jenis
media pembelajaran yang dikelompokkan Sutjipto dan kustandi ke
dalam kelompok media sederhana :
1) Gambar atau Foto
2) Sketsa
3) Diagram
4) Bagan (Chart) 5) Grafik
6) Grafik dibedakan menjadi dua yaitu grafik garis (linegraph) dan grafik batang.
7) Poster
8) Peta
9) Globe (Bola Dunia)
10) Papan tulis
12) Papan Buletin
13) Flip Chart
Flip Chart adalah lembaran kertas media yang berisikan bahan
pelajaran yang tersusun rapi dan baik.
14) Akuarium
15) Bangun ruang
16) Diorama
Diorama adalah gambaran kejadian baik yang bersifat sejarah
maupun tidak yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil
17) Herbarium
Herbarium adalah koleksi atau contoh tumbuhan yang telah
dikeringkan atau diawetkan, diklarifikasi, dan direkatkan pada
kertas dengan keterangan tertentu.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2008:73) motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2008:73), motivasi
adalah perubahan dalam diri seseorang yang ditandai dengan
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald
mengandung tiga elemen penting yaitu:
1) Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada
tiap individu manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi(perasaan)
seseorang, dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan , afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi,
yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri
manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong oleh adanya
unsur lain, dalam hal ini tujuan.
Dengan ketiga elemen diatas , maka dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi pada diri manusia,
sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan
dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau
keinginan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang
siswa, misalnya berbuat sesuatu yang seharusnya tidak dikerjakan,
dikarenakan hal yang bermacam-macam, mungkin ia tidak senang,
mungkin sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini
berarti tidak ada perubahan energi pada diri si anak/siswa, tidak
terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak
memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini
perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan penyebabnya
kemudian mendorong siswa itu mau melakukan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar.
Motivasi dapat juga dikatakan sebagi serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seorang mau
dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi
motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar
adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, merasa
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar.
Seorang siswa yang memiliki inteligensia tinggi boleh jadi
akan gagal jika tidak memiliki motivasi yang kuat dalam dirinya.
Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.
Sehubungan dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan
begitu saja mempersalahkan pihak siswa , sebab mungkin saja guru
tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu
membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk
berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para
siswanya agar pada dirinya tumbuh motivasi.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting
adalah bagaimana guru menciptakan kondisi atau suatu proses yang
mengarahkan si siswa itu melakukan aktivitas belajar. Dalam hal
ini peran guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan
usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar
anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik, untuk
dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik
pula. Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin
b. Fungsi Motivasi Belajar
Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi.
Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula
pelajaran itu. Jadi motivasi akan senatiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa. Motivasi senantiasa berkaitan
dengan tujuan, yaitu melakukan sesuatu kegiatan yang bertujuan
untuk memperoleh sesuatu yang ingin dicapai. Sehubungtan
dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman
(2008:85), fungsi itu adalah:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan
menghadapi ujian akhir dengan harapan akan lulus, tentu akan
waktunya untuk membaca komik ataupun bermain, sebab tidak
sesuai dengan tujuan yang diharapkannya.
Disamping ketiga fungsi diatas, ada juga fungsi lainnya.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya
usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan
tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
c. Macam-macam Motivasi
Ada berbagai macam atau jenis motivasi yang dilihat dari
berbagai sudut pandang. Beberapa jenis motivasi menurut
Sardiman (2008:86) adalah:
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang
dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
b) Motif-motif yang dipelajari
Disamping itu Frandsen (dalam Sardiman, 2008:87)
menambahkan jenis motif sebagai berikut:
a) Cognitive motives
Yaitu motif yang menunjuk pada gejala intrinsic yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual
yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud
proses dan produk mental.
b) Self-Expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia.
Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu
mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga
mampu membuat suatu kejadian.
c) Self-encachment
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi
akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian
dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi
setiap individu.
2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan
Marguis (Sardiman 2008:88)
a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya:
kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual,
b) Motif-motif darurat yaitu dorongan untuk menyelamatkan
diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk
memberi. Motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari
luar.
c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut
kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan
manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul
karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara
efektif.
3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah.
Beberapa ahli menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua
jenis yakni moyivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang
termasuk kedalam motivasi jasmaniah adalah refleks, insting
otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah
adalah kemauan. Soal kemauan itu pada setiap diri manusia
terbentuk melalui empat momen yaitu, momen timbulnya
alasan, momen pilih, momen putusan, momen terbentuknya
kemauan.
4) Motivasi Intrinsik dan ekstrinsik
a) Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Setiap siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan
memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Satu-satunya hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan
adalah dengan belajar, tanpa belajar tidak mungkin
mendapat pengetahuan.Dorongan yang menggerakkan itu
bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk berhasil menjadi orang yang
berpendidikan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan secar essensial, bukan sekedar
simbol.
b) Motivasi ekstrinsik
Motif-motif ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagi bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik
penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu
komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik.
d. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,
pelajar dapat meningkatkan dan mengembangkan aktivitas dan
inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
Menurut Sardiman (2008:92) ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1) Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang utama justru
untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik
itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
2) Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak
3) Saingan/kompetensi
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Ego-involment
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah
sebagai bentuk motivasi yang cukup penting.
5) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan
dilaksanakan ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga
merupakan sarana motivasi. Tetapi juga guru harus mengingat
bahwa ulangan jangan terlalu sering diberikan karena bisa
membosankan siswa.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
7) Pujian
8) Hukuman
Hukuman sebagi reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaa, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan
dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud dan
manfaat.
10) Minat
Minat merupakan alat komunikasi yang pokok, karena proses
belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Minat
dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:
a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang
lampau
c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d) Menggunakan berbagi macam bentuk mengajar.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh
siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting.
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena
dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Poerwodarminto (1978 : 94) pengertian prestasi
adalah hasil yang telah dicapai ( dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dsb), sedang prestasi belajar menurutnya adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes dan
angka nilai yang diberikan oleh guru.
Sedangkan menurut Dakir ( 1978 : 120 ) prestasi
merupakan perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan
perubahan-perubahan itu didapat karena adanya latihan-latihan
yang disengaja, sebab hasil belajar bukan ditemukan secara
kebetulan saja.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat
dismpulkan bahwa: prestasi adalah hasil suatu penilaian setelah
individu melakukan suatu kegiatan belajar dan dari penilaian ini
diwujudkan dengan angka atau symbol-simbol yang sifatnya
sementara.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Masrun dan Martaniah (1976 : 21) menyatakan prestasi
1) Faktor intern ( faktor yang berasal dari dalam diri individu ).
Faktor ini erat dengan hubungannya dengan kesehatan dan
cacat tubuh. Faktor intern ini meliputi :
a) Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejiwaan, misalnya : intelegensi, perhatian, minat,
bakat, emosi dan kesiapan maupun kelelahan.
b) Faktor biologis, yaitu hal-hal atau hambatan-hambatan
yang secara langsung berhubungan dengan siswa, yang
meliputi : kesehatan dan cacat tubuh.
c) Faktor psikis dan phisik ( biologis ) ini, keadaannya ada
yang ditentukan oleh keturunan, ada yang oleh faktor
lingkungan dan ada pula yang ditentukan oleh faktor
keturunan dan lingkungan.
2) Faktor ekstern ( faktor yang berasal dari luar individu ). Faktor
ekstern ini dikelompokkan menjadi : faktor lingkungan alam,
faktor sosial ekonomi, guru, metode mengajar, kurikulum,
materi pelajaran, sarana dan prasarana.
Lingkungan alam yang panas, gersang ataupun lembab dan
berbau akan membuat siswa malas belajar tapi jika lingkungan
sejuk akan membantu siswa lebih giat untuk belajar. Faktor
sosial adalah lingkungan yang terlalu rebut ataupun terlalu
sunyi akan mengganggu konsentrasi belajar. Penguasaan bahan
lebih baik dengan anak didiknya, juga metode mengajar yang
digunakan serta bahan yang sesuai dengan perkembangan dan
kemampuan anak akan sangat mempengaruhi prestasi belajar
siswa.
Semua faktor itu sangat berpengaruh dalam membantu
meningkatkan prestasi belajar siswa, maka sudah seharusnya
faktor-faktor tersebut dapat memenuhi syarat pertimbangan
dikdatis dan pedagogis. Namun seorang siswa dalam studinya
dapat mencapai prestasi belajar yang baik apabila didukung oleh
adanya usaha-usaha, yaitu :
1) Mempunyai tujuan belajar yang jelas
2) Mempunyai motivasi intrinsik
3) Mempunyai niat belajar
4) Mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan
5) Mempunyai kecakapan dalam mengikuti pelajaran
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Bernadeta Sri Lestari (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Antara Media Pembelajaran dan Kedisplinan Belajar Dengan
Prestasi Belajar Siswa”, menemukan bahwa metode media pembelajaran
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Media Pembelajaran denganPrestasi Belajar Siswa Media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar
secara langsung turut hubungan untuk mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Karena media pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran berfungsi untuk membawa informasi materi ajar dari
pengajar kepada siswa sehingga siswa menjadi tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin menarik media
pembelajara yang digunakan pengajar maka siswa akan semakin
tertarik dan berminat untuk belajar dengan giat materi yang
disampaikan oleh guru. Dengan tertariknya siswa dan giatnya mereka
belajar maka akan membuat mereka mengausai materi yang guru
ajarkan sehingga prestasi merekapun menjadi lebih baik. Tapi satu hal
yang perlu diingat adalah bahwa peranan media tidak akan terlihat
apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan yang telah
dirumuskan. Secanggih dan semenarik apapun media pembelajaran
tidak akan dapat dikatakan penunjang pembelajaran apabila
keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.
2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa
Motivasi untuk belajar juga sangat mempunyai hubungan yang
saling terkait dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik
berasal dari luar diri siswa. Karena semakin tinggi motivasi yang
dimiliki siswa untuk belajar maka diharapkan semakin tinggi pula
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tersebut
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dari uraian diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan positif media pembelajaran dengan prestasi belajar
siswa.
2. Ada hubungan positif motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
3. Ada hubungan positif media pembelajaran dan motivasi belajar dengan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif yang berupa studi
kasus, yaitu menggambarkan suatu kejadian atau mengungkapkan suatu
masalah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dimana kejadian tersebut
hanya berlaku untuk objek yang diteliti.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan
September tahun 2011.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan berlokasi di SMA Negeri 2 Sendawar
Linggang Bigung, kecamatan Linggang Bigung, kabupaten Kutai
Barat.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah hubungan media pembelajaran dan
motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
D. Populasi dan Sampel
Hadi (1996:20) mengemukakan bahwa populasi adalah seluruh
individu dimaksud untuk peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sendawar Linggang Bigung.
Sedangkan Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi Sudjana
(2002:6). Dalam penelitian ini peneliti mengambil 32 orang siswa sebagai
sampel.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada 2 variabel
yang akan diteliti yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
1) Media Pembelajaran
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah, Prestasi belajar
siswa .
2. Pengukuran Variabel
Untuk variabel penggunaan media pembelajaran dan motivasi
belajar pengukuran dilakukan dengan kuesioner dan menggunakan
skala likert,yang disajikan dalam empat alternatif jawaban yaitu:
Favorabel Unfavorabel
SS (sangat setuju) 4 1
S (setuju) 3 2
TS (tidak setuju) 2 3
STS (sangat tidak setuju) 1 4
Untuk variabel terikat prestasi belajar siswa, diukur
berdasarkan nilai raport yang dicapai siswa kelas XI pada saat mereka
kelas X semester II.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010:199). Kuisioner ini disusun
oleh peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data
pembelajaran. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup dimana siswa mengisi dengan memberikan tanda (x).
Kuesioner terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama kata
pengantar, data siswa dan petunjuk pengisian. Bagian kedua berisi
pertanyaan kuesioner. Skoring yang dilakukan untuk jawaban tiap
butir kuesioner menggunakan skala sikap dari Likert penilaiannya adalah :
Favorabel Unfavorabel
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 4
Kisi-kisi kuesioner untuk variabel bebas media pembelajaran dan
motivasi belajar akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrument setelah diuji coba
Variabel Indikator Nomor Item Kuesioner
Item Positif Item Negatif
1. Media Pembelajaran
a. Penggunaan media pembelajaran
2, 9, 10, 11, 13, 14
6, 7
b. Kelengkapan media pembelajaran
b. Kemauan mengikuti pelajaran
1, 2 19
c. Kesadaran mengerjakan tugas
Variabel Indikator Nomor Item Kuesioner Item Positif Item Negatif
d. Kerelaan menyediakan waktu untuk belajar
4, 5, 6 18, 26
e. Kemauan mengevaluasi hasil belajar
12 21
f. Kebutuhan terhadap materi 16 17, 22, 23
Sedangkan untuk variabel terikat yaitu Prestasi siswa akan
diukur dengan berdasarkan nilai rata-rata raport siswa kelas XI pada
saat mereka kelas X semester II.
2. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan melihat dan mempelajari
dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian.
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Analisis
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat (Suharmi Arikunto, 1989:136).Perhitungan
untuk menentukan tingkat validitas atau kesahihan suatu butir
dilakukan dengan menggunakan rumus product moment dari pearson (Suharmi Arikunto, 1989:138). Rumusnya adalah :
∑ ∑ ∑
Keterangan :
= Koefisien validitas
X = Nilai dari setiap item
Y = Nilai dari seluruh item
N = Jumlah Sampel
Kriteria pengujian validitas adalah apabila indeks korelasi
( ) butir kuesioner lebih besar dari pada pada taraf
signifikansi 5%, maka butir kuesioner tersebut dinyatakan valid,
sebaliknya jika indeks korelasi ( ) butir kuesioner lebih kecil
ataupun sama dengan maka dinyatakan tidak valid.
Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n
= 34 pada taraf signifikansi 5% dan r dari 5% adalah 0,339. Hasil pengujian validitasnya dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran
Butir Kesimpulan
1 -0.191 0.339 Tidak Valid
11 0.442 0.339 Valid
12 0.38 0.339 Valid
Butir Kesimpulan
14 -0.271 0.339 Tidak Valid 15 0.103 0.339 Tidak Valid 16 0.139 0.339 Tidak Valid
17 0.426 0.339 Valid
18 0.352 0.339 Valid
19 0.29 0.339 Tidak Valid
20 0.349 0.339 Valid
21 0.393 0.339 Valid
22 0.425 0.339 Valid
23 -0.352 0.339 Tidak Valid
24 0.344 0.339 Valid
25 0.501 0.339 Valid
Dari hasil pengujian validitas pada variabel media
pembelajaran yang berjumlah 25 butir item, terdapat 16 butir item
yang valid dan 9 butir kuesioner yang tidak valid. Butir item yang
valid digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya.
Hasil uji validitas media pembelajaran setelah membuang
item-item yang tidak valid adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran
Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan
24 0.344 0.339 Valid 25 0.501 0.339 Valid
Dari hasil pengujian validitas pada motivasi belajar yang
berjumlah 33 butir item, terdapat 26 butir item yang valid dan 7
butir item yang tidak valid. Butir item yang valid digunakan
untuk penelitian yang sesungguhnya.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan
10 0.456 0.339 Valid 11 0.484 0.339 Valid 12 0.318 0.339 Tidak Valid 13 0.367 0.339 Valid 14 0.551 0.339 Valid 15 0.487 0.339 Valid 16 0.093 0.339 Tidak Valid 17 0.339 0.339 Valid 18 0.771 0.339 Valid 19 0.577 0.339 Valid 20 0.243 0.339 Tidak Valid
21 0.65 0.339 Valid
Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan
30 0.526 0.339 Valid 31 0.655 0.339 Valid 32 0.549 0.339 Valid 33 0.643 0.339 Valid
Hasil uji validitas motibasi belajar setelah membuang
item-item yang tidak valid adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
Butir r Hitung r Tabel Kesimpulan
10 0.456 0.339 Valid 11 0.484 0.339 Valid 13 0.367 0.339 Valid 14 0.551 0.339 Valid 15 0.487 0.339 Valid 17 0.339 0.339 Valid 18 0.771 0.339 Valid 19 0.577 0.339 Valid
21 0.65 0.339 Valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharmi
Arikunto, 1989:142) Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan
Alpha Cronbach (Suharmi Arikunto, 1989:165) dengan rumus :
1 1 ∑
Keterangan :
= Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑ = Jumlah varians butir = Varian total
Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka instrument
penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika
koefisien alpha lebih rendah dari 0,60 maka instrument penelitian
tersebut tidak reliabel.
Hasil penelitian akan terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Titik Kritis Kesimpulan
H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2008: 29).
Perhitungan yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan
variabel media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa adalah perhitungan PAP tipe II.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya
data hasil pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi
normal maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Rumus
yang digunakan untuk menguji normalitas adalah rumus Kolmogorov Smirnov (Sugiyono 2000: 255)
D = maksimum | | Keterangan :
D = Deviasi Maksimum
= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen adalah sama dengan nol (Ghozali,
2006 : 91). Untuk mendeteksi multikoliniearitas dengan
menganilisis matrik korelasi antar variabel independen dan
perhitungan nilai tolerance dan variance inplation faktor (VIF). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
2006:105). Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan bantuan program SPSS 16.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah
ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya.
Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah
Uji Durbin-Watson (DW-test), uji Durbin Watson digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen(Ghozali,
2006:95) . Perhitungan uji autokorelasi diperoleh dengan bantuan
program SPSS.
Hipotesis yang diuji adalah:
H0: tidak ada auto korelasi ( r=0)
HA: ada autokorelasi (r≠0)
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif atau
negative
4. Uji Hipotesis
a. Untuk melakukan pengujian hipotesis pertama dan kedua yaitu
apakah ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran
dengan prestasi belajar dan apakah ada hubungan antara motivasi
Untuk menguji signifikansi dari korelasi (r) antara variabel bebas
dengan variabel terikat pada signifikansi 5% digunakan rumus uji-t
dengan derajat kebebasan atau db = (n-2). (Sudjana 1996:275)
yaitu:
T =
√√
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah anggota sampel
t = harga test yang dicari
kriteria pengujian hipotesis menggunakan langkah sebagai berikut:
Ho : µ = 0 (tidak ada hubungan antar variabel)
Ha : µ ≠ 0 (ada hubungan antar variabel)
Kriteria pengujian dengan rumus yaitu Ho diterima apabila
< dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya apabila >
maka Ha diterima. Sedangkan kriteria pengujian
dengan rumus Ho diterima apabila < dan Ha ditolak.
Tetapi sebaliknya apabila > maka Ha diterma.
Koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan sebagai berikut
Tabel 3.7
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Korelation Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
b. Untuk menguji hipotesis penelitian ketiga yaitu apakah ada
hubungan antara penggunaan media pembelajaran, motivasi belajar
dengan prestasi belajar akan digunakan teknik analisis regresi
ganda adalah sebagai berikut:
1) Membuat persamaan garis regresi
Y= a + +
Keterangan :
Y = Variabel terikat ( prestasi belajar )
a = harga Y ketika harga X= 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan
peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+)
aah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun
x = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
2) Mencari koefisien korelasi antara Y dengan prediktor ,
dengan rumus :
= ∑ ∑
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel Y dan variabel
a = koefisien variabel bebas
= koefisien variabel bebas ∑ = Jumlah perkalian dan Y ∑ = Jumlah perkalian dan Y = kuadrat variabel terikat
= variabel bebas 1 (media pembelajaran)