BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Regresi
Sebelum melakukan analisis data, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian prasyarat regresi. Hal ini penting dilakukan, karena
untuk dapat mengetahui rumus “Regresi Linier Berganda” maka data-data
yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, yaitu
sebagai berikut :
a. Pengujian Normalitas
Tabel IV.1 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
10 10 10 10 10 16.7280 150.0412 193.4417 619.4843 50.9395 21.81455 69.83174 98.28481 243.38025 16.28751 .376 .205 .166 .158 .129 .376 .161 .166 .128 .103 -.296 -.205 -.145 -.158 -.129 1.189 .648 .525 .500 .408 .118 .795 .946 .964 .996 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
INFLASI JUB PENGE PEM
PENGEL
KONS MASY INVESTASI
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus
atau uji “One Sample Kolmogrov”. Pengujian normalitas ini dilakukan
untuk semua data atau variabel penelitian, yaitu sebagai berikut :
1) Jumlah Uang Beredar (JUB) (X1)
a) Dari tabel deskriptif statistik, diperoleh jumlah Case (N) : 10,
Mean : 150.0412, Standar Deviasi : 69.83174.
b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov”, diperoleh nilai
Asymp. Sig yaitu 0,795. Jadi probabilitas (sig) 0,795 > 0,05.
Hal ini berarti data Jumlah Uang Beredar (JUB) (X1)
berdistribusi normal.
2) Pengeluaran Pemerintah (X2)
a) Dari tabel deskriptif statistik, diperoleh Jumlah Case (N) : 10,
Mean : 193.4417, Standar Deviasi : 98.28481.
b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov”, diperoleh nilai
Asymp. Sig yaitu 0,946. Jadi probabilitas (sig) 0,946 > 0,05.
Hal ini berarti data Pengeluaran Pemerintah (X2) berdistribusi
normal.
3) Pengeluaran Konsumsi Masyarakat (X3)
a) Dari tabel deskriptif statistik, diperoleh jumlah Case (N) : 10,
Mean : 619.4843, Standar Deviasi : 243.38025.
b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov”, diperoleh nilai
Asymp. Sig yaitu 0,964. Jadi probabilitas (sig) 0,964 > 0,05.
Hal ini berarti data Pengeluaran Konsumsi Masyarakat (X3)
4) Investasi (X4)
a) Dari tabel deskriptif statistik, diperoleh jumlah Case (N) : 10,
Mean : 50.9395, Standar Deviasi : 16.28751.
b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov”, diperoleh nilai
Asymp. Sig yaitu 0,996. Jadi probabilitas (sig) 0,996 > 0,05.
Hal ini berarti data Investasi (X4) berdistribusi normal.
5) Inflasi (Y)
a) Dari tabel deskriptif statistik, diperoleh jumlah Case (N) : 10,
Mean : 16.7280, Standar Deviasi : 21.81455.
b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov”, diperoleh nilai
Asymp. Sig yaitu 0,118. Jadi probabilitas (sig) 0,118 > 0,05.
Hal ini berarti data Inflasi (Y) berdistribusi normal.
b. Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F, di
mana pengujian linieritas ini dilakukan untuk setiap variabel bebas
1. Jumlah Uang Beredar (X1)
Tabel IV.2
Hasil Uji Linieritas Jumlah Uang Beredar (JUB) Uji Linearitas: Inflasi * Jumlah Uang Beredar
ANOVA Table 4454.874 8 556.859 1070.471 .024 220.120 1 220.120 423.146 .031 4234.753 7 604.965 1162.946 .023 .520 1 .520 4455.394 9 (Combined) Linearity
Deviation from Linearity Between Groups Within Groups Total INFLASI * JUB Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.222 .049 1.000 1.000
INFLASI * JUB
R R Squared Eta Eta Squared
Sumber: Statistik Indonesia, BPS DIY
Dengan inflasi (Y) dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh F hitung
sebesar 423.146 dengan probabilitas 0.031. Hasil yang F hitung
dibandingkan dengan F tabel, di mana 0 < 0,05, nemurator 8 dan
denemurator 1 diperoleh F tabel 5.32. Jadi, F hitung 423.146 > F tabel
5.32 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga hubungan antara
2. Pengeluaran Pemerintah (X2)
Tabel IV.3
Hasil Uji Linieritas Pengeluaran Pemerintah
Uji Linearitas: Inflasi * Pengeluaran Pemerintah
ANOVA Table 4442.166 6 740.361 167.905 .001 158.669 1 158.669 35.984 .009 4283.497 5 856.699 194.289 .001 13.228 3 4.409 4455.394 9 (Combined) LinearityDeviation from Linearity Between
Groups
Within Groups Total INFLASI * PENGE PEM
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.189 .036 .999 .997 INFLASI * PENGE PEM
R R Squared Eta Eta Squared
Sumber: Statistik Indonesia, BPS DIY
Dengan inflasi (Y) dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh F hitung
sebesar 35.984 dengan probabilitas 0.009. Hasil yang F hitung
dibandingkan dengan F tabel, di mana 0 < 0,05, nemurator 6 dan
denemurator 1 diperoleh F tabel 5.99. Jadi, F hitung 35.984 > F tabel
5.99 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga hubungan antara
3. Pengeluaran Konsumsi Masyarakat (X3)
Tabel IV.4
Hasil Uji Linieritas Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
Uji Linearitas: Inflasi * Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
ANOVA Table 4448.388 7 635.484 181.419 .005 130.930 1 130.930 37.378 .026 4317.459 6 719.576 205.426 .005 7.006 2 3.503 4455.394 9 (Combined) LinearityDeviation from Linearity Between Groups Within Groups Total INFLASI * PENGEL KONS MASY Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Sumber: Statistik Indonesia, BPS DIY
Dengan inflasi (Y) dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh F hitung
sebesar 37.378 dengan probabilitas 0.026. Hasil yang F hitung
dibandingkan dengan F tabel, di mana 0 < 0,05, nemurator 7 dan
denemurator 1 diperoleh F tabel 5.59. Jadi, F hitung 37.378 > F tabel
5.59 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga hubungan antara
pengeluaran konsumsi masyarakat (X3) dengan inflasi (Y) bersifat
4. Investasi (X4)
Tabel IV.5
Hasil Uji Linieritas Investasi
Uji Linearitas: Inflasi * Investasi
ANOVA Table 4455.163 8 556.895 2408.717 .016 1079.893 1 1079.893 4670.815 .009 3375.270 7 482.181 2085.560 .017 .231 1 .231 4455.394 9 (Combined) LinearityDeviation from Linearity Between Groups Within Groups Total INFLASI * INVESTASI Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.492 .242 1.000 1.000 INFLASI * INVESTASI
R R Squared Eta Eta Squared
Sumber: Statistik Indonesia, BPS DIY
Dengan inflasi (Y) dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh F hitung
sebesar 4670.815 dengan probabilitas 0.009. Hasil yang F hitung
dibandingkan dengan F tabel, di mana 0 < 0,05, nemurator 8 dan
denemurator 1 diperoleh F tabel 5.32. Jadi, F hitung 4670.815 > F tabel
5.32 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga hubungan antara
investasi (X4) dengan inflasi (Y) bersifat linier.
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel bebas (X1, X2, X3, X4) dengan variabel terikat (Y) bersifat
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mendeteksi dan mengetahui ada tidaknya pelanggaran dan
penyimpangan dalam pengujian “Regresi Linier Berganda”. Pengujian
asumsi klasik meliputi :
a. Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel IV.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas
Variables Entered/Removedb
INVESTASI, PENGEL KONS MASY, JUB, PENGE PEMa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: INFLASI b. Coefficientsa .756 1.322 .307 3.258 .305 3.284 .745 1.341 JUB PENGE PEM
PENGEL KONS MASY INVESTASI
Model 1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: INFLASI a.
Sumber: Statistik Indonesia, BPS DIY
Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk data dari variabel bebas,
1) Jumlah Uang Beredar (JUB) (X1)
Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance
Inflation Factor) sebesar 1.322, berarti VIF 1.322 < 5. Dengan
hasil tersebut maka variabel jumlah uang beredar bersifat “tidak
terjadi multikolinieritas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah
uang beredar sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan
atau korelasi dengan variabel yang lainnya.
2) Pengeluaran Pemerintah (X2)
Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance
Inflation Factor) sebesar 3.258, berarti VIF 3.258 < 5. Dengan
hasil tersebut maka variabel pengeluaran pemerintah bersifat “tidak
terjadi multikolinieritas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pengeluaran pemerintah sebagai variabel bebas tidak mempunyai
hubungan atau korelasi dengan variabel yang lainnya.
3) Pengeluaran Konsumsi Masyarakat (X3)
Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance
Inflation Factor) sebesar 3.284, berarti VIF 3.284 < 5. Dengan
hasil tersebut maka variabel pengeluaran konsumsi masyarakat
bersifat “tidak terjadi multikolinieritas”. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat sebagai variabel bebas
tidak mempunyai hubungan atau korelasi dengan variabel yang
4) Investasi (X4)
Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance
Inflation Factor) sebesar 1.341, berarti VIF 1.341 < 5. Dengan
hasil tersebut maka variabel investasi bersifat “ tidak terjadi
multikolinieritas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa investasi
sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau korelasi
dengan variabel yang lainnya.
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dari 4 variabel bebas,
ternyata jumlah uang beredar (X1), pengeluaran pemerintah (X2),
pengeluaran konsumsi masyarakat (X3), investasi (X4) tidak
mengalami multikolinieritas.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel IV.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas
Correlations 1.000 -.248 -.225 -.152 -.079 . .489 .532 .676 .829 10 10 10 10 10 -.248 1.000 .924** .661* .236 .489 . .000 .038 .511 10 10 10 10 10 -.225 .924** 1.000 .839** .158 .532 .000 . .002 .663 10 10 10 10 10 -.152 .661* .839** 1.000 -.139 .676 .038 .002 . .701 10 10 10 10 10 -.079 .236 .158 -.139 1.000 .829 .511 .663 .701 . 10 10 10 10 10 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Unstandardized Residual JUB PENGE PEMPENGEL KONS MASY
INVESTASI Spearman's rho
Unstandardiz
ed Residual JUB PENGE PEM
PENGEL
KONS MASY INVESTASI
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.
Pada penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank
Correlation test). Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa
variasi (Varian’s) dari variabel tidak sama untuk setiap pengamatan.
Pengujian ini dilakukan untuk semua variabel bebas :
1) Jumlah Uang Beredar (X1) dan Residu
Pada output antara (X1) dan residu menghasilkan angka (r) -0,248
dengan probabilitas 0,489. Jadi dengan membandingkan
probabilitasnya diperoleh P 0,489 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa antara jumlah uang beredar dengan inflasi “tidak terjadi
heteroskedastisitas”.
2) Pengeluaran Pemerintah (X2) dan Residu
Pada output antara (X2) dan residu menghasilkan angka (r) -0,225
dengan probabilitas 0,532. Jadi dengan membandingkan
probabilitasnya diperoleh P 0,532 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa antara pengeluaran pemerintah dengan inflasi “tidak terjadi
heteroskedastisitas”.
3) Pengeluaran Konsumsi Masyarakat (X3) dan Residu
Pada output antara (X3) dan residu menghasilkan angka (r) -0,152
dengan probabilitas 0,676. Jadi dengan membandingkan
probabilitasnya diperoleh P 0,676 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa antara pengeluaran konsumsi masyarakat dengan inflasi
4) Investasi (X4) dan Residu
Pada output antara (X4) dan residu menghasilkan angka (r) -0,079
dengan probabilitas 0,829. Jadi dengan membandingkan
probabilitasnya diperoleh P 0,829 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa antara investasi dengan inflasi “tidak terjadi
heteroskedastisitas”.
c. Pengujian Autokorelasi
Karena N < 15 maka pembuktian autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan t tabel dengan ά 0,05 dan N : 10, k : 4 maka didapat harga Durbin-watson tabel :
DL : 0.38
DU : 2.41
Kesimpulannya, dalam uji autokorelasi didapat nilai d sebesar 2.052
dan terletak di antara 1.55 – 2.46, jadi tidak ada autokorelasi.