• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2020

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK (Halaman 31-73)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2020

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran

20

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sebagai berikut :

Tabel 3.1

Predikat Nilai Capaian Kinerja

Persentase Predikat Kode Warna

< 100% Tidak Tercapai

= 100% Tecapai / Sesuai

> 100% Melebihi Target

Sumber: Permen PAN RB Nomor 53 Tahun 2014

Dan predikat capaian kinerja untuk realisasi capaian kinerja yang tidak tercapai (< 100%) dengan pendekatan Permendagri nomor 86 Tahun 2017, sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

No Interval Nilai Realisasi Kriteria Penilaian Realisasi

1 91 ≥ Sangat Tinggi

2 76 ≤ 90 Tinggi

3 66 ≤ 75 Sedang

4 51 ≤ 65 Rendah

5 ≤ 50 Sangat Rendah

Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Dalam laporan ini, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2016-2021 maupun Rencana Kerja Tahun 2020. Sesuai ketentuan tersebut,

21

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak tahun 2020 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak tahun 2020 disajikan sebagai berikut :

3.2.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 2020 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak

Tabel 3.3. Pencapaian IKU tahun 2020

Sasaran Indikator Kinerja Rumus Perhitungan Target Realisasi Capaian Meningkatnya

tinggal bersanitasi 100 98 98.00

Persentase

22

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Pengukuran Kinerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak dilakukan dengan mengumpulkan data kinerja dari masing-masing bidang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab penyedia data kinerja berdasarkan sasaran yang ingin dicapai, dan dari instansi lain yang terkait seperti Dinas Kependudukan dan Catatan sipil dan lain sebagainya.

Adapun Tingkat Capaian IKU Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak tergambar dalam gambar Grafik sebagai berikut :

Gambar 3.1

Pengukuran Capaian Indikator DINPERKIM 2020

Tingkat capaian IKU Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak yang tergambar dalam gambar dan terukur dalam tabel pengukuran Capaian IKU dengan rata-rata capaian IKU melebihi dari 100 % yang terdiri dari 3 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang targetnya mencapai nilai interval 91 ≥ dengan kriteria sangat tinggi, yang kriterianya tinggi dengan interval 76 ≤ 90 yaitu 3 indikator persentase yaitu Persentase luas Kawasan Kumuh yang tertangani, Persentase rumah tinggal bersanitasi, Persentase penduduk berakses air minum.

Dari enam indikator kinerja di atas dapat dihitung menggunakan rumus capaian kinerja positif. Dimana semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik. Rumus positif tersebut adalah sebagaimana berikut ini.

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

1 2 3 4 5 6

102.25

214.58

82.05 98.00

80.08

136

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑥 100%

23

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Dari 2 (dua) Indikator Kinerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak sebagaimana tercantum dalam Renstra 2016 - 2021, 2 (dua) indikator yang menunjukkan capaian sangat tinggi dan 3 (tiga) indikator yang belum tercapai. Adapun Penjelasan lebih lanjut untuk tiap indikator adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 (Meningkatnya penyediaan hunian yang layak, sehat dan terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat miskin)

Sasaran ini diukur dengan indikator yaitu :

− Persentase Rumah Layak Huni

− Persentase fasilitas pengurangan sampah di perkotaan

− Persentase luas Kawasan Kumuh yang tertangani

Secara umum dapat dinyatakan bahwa pencapaian kinerja indikator yang ada dalam sasaran ini ada yang belum mencapai target dan capaian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran 1

INDIKATOR

Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Persentase Rumah Layak Huni dan Persentase fasilitas pengurangan sampah di perkotaan untuk Tahun 2020 sudah melebihi target dan capaian melebihi 100% namun pada indikator Persentase luas Kawasan Kumuh yang tertangani belum mencapai target dengan capaian 82,05%.

Adapun analisis capaian per indikator sebagai berikut :

24

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

a. Persentase Rumah Layak Huni

1. Analisis Keberhasilan dari capaian indikator ini disebabkan karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sangat mendukung upaya pengentasan kemiskinan dengan menyediakan dana yang cukup besar untuk peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan dengan penyediaan dana untuk Rehab Rumah Tidak Layak Huni. Sumber Dana dari APBN dilaksanakan dengan wujud dana DAK maupun BSPS regular melalui SNVT, sedangkan dana dari APBD Provinsi dilaksanakan dalam bentuk Bankeu ke masing – masing desa se-Kabupaten Demak.

Hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah keakuratan data RTLH dan luasnya cakupan wilayah Kabupaten Demak.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target adalah dengan mendata ulang seluruh RTLH (verifikasi) yang ada sekaligus menghitung ulang jumlah seluruh rumah yang ada, menjalin kerja sama dengan pemerintah desa/ kelompok masyarakat dan dengan menggunakan jasa fasilitator dalam pelaksanaan peningkatan RTLH dengan mengajak warga masyarakat setempat yang memenuhi kriteria yang sesuai kebutuhan.

2. Analisis Penggunaan Sumber Daya yang dilakukan di belanja operasional Program Pengembangan Perumahan untuk kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu dari pagu semula Rp.

952,775,000 digunakan Rp. 919,168,616. Pembangunan RTLH 941 unit di Tahun Anggaran 2020, selain dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, dilaksanakan juga oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 387 unit dengan anggaran Rp.

3.870.000.000,-, dan Pemerintah Pusat (APBN) DAK sebanyak 135 unit dengan anggaran Rp. 2.362.500.000,- BSPS sebanyak 1075 unit dengan anggaran Rp. 18.812.500.000,-. Ada juga tambahan bantuan dari CSR Prov dan Kecamatan sebanyak 486 unit dengan anggaran Rp. 7.290.000.000,- Sehingga realisasi pembangunan RTLH tahun 2020 yang ditangani dan difasilitasi oleh Dinas Perumahana dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak untuk indikator ini sebanyak 3.024 unit dan realisasi ini sudah melebihi target dalam RPJMD yang menargetkan perbaikan/ peningkatan RTLH sebesar 750 unit/ tahun.

25

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Gambar 3.2

Rehab RTLH Desa Werdoyo, Kebonagung

3. Analisis Program dan Kegiatan Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan Perumahan dan Kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu dengan bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan melaksanakan Peningkatan Kualitas Perumahan Swadaya bagi masyarakat kurang mampu dan Pembangunan Baru, sedangkan besarnya bantuan yang diberikan bervariasi untuk Dana APBD Provinsi sebesar Rp.10.000.000/unit, Dana APBN besarnya bantuan sebesar Rp. 17.500.000/ unit dan CSR sebesar Rp. 15.000.000/ unit.

Jumlah acuan rumah tidak layak huni pada kondisi awal pendataannya yaitu 86.426 unit pada PBDT tahun 2015 dan berkurang 191 unit. Kemudian pada tahun 2016 bantuan sosial RTLH yang dilaksanakan sejulah 402 unit. RTLH yang direhab pada tahun 2017 adalah 853 unit. Pada tahun 2018, 2019 1.519 unit RTLH dan 2.285 unit RTLH, dan pada tahun ini 3.024 unit RTLH diperbaiki.

Sehingga total RTLH yang sudah mendapat bantuan adalah 8.274 unit. Jumlah RTLH yang belum direhab adalah 78.152 unit. Namun target hingga akhir perencanaan dokumen RPJMD adalah 82.334 unit pada tahun 2021, sehingga capaian sampai tahun 2020 telah melebihi target atau realisasi 74,97% dengan capaian kinerja 102,25%.

b. Persentase fasilitas pengurangan sampah di perkotaan

1. Analisis Keberhasilan dari capaian indikator ini disebabkan karena adanya sinergitas dari semua pihak baik oleh pemerintahan dan masyarakat dimana semuaberperan dalam upaya pengurangan sampah di perkotaan. Perhitungan persentase fasilitas pengurangan sampah di perkotaan adalah berdasarkan timbulan sampah perkotaan. Fokus penanganan sampah dilaksanakan di ibu

26

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

kota kecamatan.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengurangan sampah di perkotaan yaitu:

− Masih adanya masyarakat yang kurang kesadarannya terhadap kepedulian lingkungan, utamanya kebersihan dan keindahan kota.

− Masih kurangnya personil petugas kebersihan kota.

− Masih kurangnya peralatan/perlengkapan petugas kebersihan kota.

− Terbatasnya dana untuk operasional pengelolaan kebersihan.

− Belum adanya Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan, sehingga akan dihasilkan pemasukan yang dapat; menutupi biaya operasional pengelolaan persampahan setiap tahunnya, serta adanya pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target adalah dengan adanya peran serta masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pemilahan jenis sampah yang dibuang agar dapat diolah kemudian.

2. Analisis Penggunaan Sumber daya untuk tahun 2020 ini anggaran yang tersedia yaitu Rp. 717.600.000,-, sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp 686.101.483,-.

Anggaran tersebut hanya digunakan dalam rangka memfasiltasi kegiatan kebersihan kota dan pengangkutan sampah sampai ke TPS.

Gambar 3.3. Kegiatan kebersihan lingkungan areal depan Pasar Bintoro Demak dan pengangkutan sampah

27

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

3. Analisis Program dan Kegiatan Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. Capaian pada indikator fasilitas pengurangan sampah pada tahun 2020 sudah mencapai target 9,6%. Menurut data dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, Volume Penduduk yang dilayani fasilitas pengurangan sampah di Kabupaten Demak selama satu tahun adalah 25.133,85 m^3 atau rata-rata timbunan sampah per hari di Kabupaten Demak adalah 68,86 m^3.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak saat ini hanya melayani persampahan daerah perkotaan saja. Karena luas wilayah Kabupaten Demak cukup luas namun tidak sebanding dengan sarana dan prasarana persampahan yang tersedia. Saat ini sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Demak khususnya untuk pengolahan sampah dan fasilitas lainnya di TPA masih kurang dan belum modern. Untuk jumlah penduduk perkotaan yang terlayani pada tahun 2020 adalah 37.837 Jiwa dari 1.140.772 total penduduk Kabupaten Demak. Jumlah penduduk terlayani tersebut adalah penduduk perkotaan terlayani di Kecamatan Demak dan beberapa pada wilayah Kecamatan Mijen, Bonang, Wedung yang ada di pabrik-pabrik dan puskesmas.

c. Persentase luas Kawasan Kumuh yang tertangani

1. Analisis Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena kurangnya anggaran dari Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk intervensi sesuai dengan kewenangannya. Namun demikian walaupun target kinerja Organisasi Perangkat Daerah belum tercapai, akan tetapi masih secara komulatif penanganan Kawasan Permukiman Kumuh berkurang sangat signifikan.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan penanganan kawasan permukiman kumuh yaitu:

- Sulitnya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan perilaku / pola hidup sehat. Sehingga hal ini berdampak pada keberlanjutan kawasan permukiman yang sudah dibebaskan dari kekumuhan

- Ketersediaan dana APBD Kabupaten Demak untuk melakukan penanganan Kawasan Permukiman Kumuh masih sangat terbatas, sedangkan luasan permukiman kumuh sesuai SK Bupati Demak Nomor 475.26/319 Tahun 2016

28

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh Perkotaan Di Kabupaten Demak seluas 367,99 ha. Di tahun 2017 baru ditangani 9 ha, 42,95 ha pada tahun 2018, 159,79 ha pada tahun 2019 dan sebanyak 39,86 ha dilakukan penataan pada tahun 2020 ini. Sehingga luasan kawasan kumuh yang harus ditangani hingga akhir tahun perencanaan adalah 251,60 ha, sehingga luas kawasan kumuh yang masih perlu ditangani seluas 116.39 ha.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah sebagai berikut :

- Melaksanakan sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan bebas dari kekumuhan.

- Mencoba mencari sumber – sumber pendanaan yang bisa membantu penanganan Kawasan Permukiman Kumuh dari berbagai pihak, misal dana APBN, Provinsi, Pihak swasta dll.

2. Analisis Penggunaan Sumber Daya, untuk tahun 2020 ini anggaran yang tersedia yaitu Rp. 2.407.500.000,-, sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp.

2.368.852.600,-. Anggaran tersebut hanya digunakan dalam rangka memfasiltasi Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dengan anggaran Rp.

1.000.000.000,- yang bersumber dana dari APBN.

Gambar 3.4

Penataan Lingkungan Kumuh di Sriwulan Kec. Sayung

3. Analisis Program dan Kegiatan Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan Penataan lingkungan pemukiman penduduk perdesaan dengan bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan Pendampingan Program KOTAKU dari

29

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Pemerintah dan Penataan Kawasan Pemukiman Kumuh. Luas kumuh yang ada pada SK Kumuh Kabupaten Demak Tahun 2016 adalah 368 ha. Total pengurangan luasan kumuh hingga tahun 2020 ini adalah 251,60 ha, sebanyak 9 ha dilakukan penataan pada tahun 2017, 42,95 ha pada tahun 2018, 159,79 ha pada tahun 2019 dan sebanyak 39,86 ha dilakukan penataan pada tahun 2020 ini. Sehingga luasan kawasan kumuh yang harus ditangani hingga akhir tahun perencanaan adalah 251,60 ha. Angka tersebut memiliki perbedaan yang jauh dengan target yang harus ditangani yaitu 306,65 ha, sehingga capaian kinerja kawasan kumuh perkotaan hanya mencapai angka 82,05%.

Dilihat dari capaian kinerja sasaran dengan memperhatikan capaian program dan kegiatan beserta serapan pendanaan masing-masing program kegiatan maka sasaran ini memiliki tingkat efisinsi dan efektifitas yang tinggi sebagaimana tampak pada table berikut:

Tabel. 3.5.

Tingkat efesiensi dan efektifitas sasaran

Meningkatnya penyediaan hunian yang layak, sehat dan terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat miskin

N

o Sasaran Indikator Satu an

Kinerja Keuangan

Targ layak, sehat dan terjangkau

4.077.875.000 3.974.122.699 97.46 2 Persentase

RATA-RATA CAPAIAN DARI 3

INDIKATOR 132.96 TOTAL PER

SASARAN

4.077.875.000 3.974.122.699 97.46 TINGKAT EFISIENSI 35.5 %

TINGKAT EFEKTIFITAS 136,42 %

Sumber : e-sakip (http://svr1.bpptpmdemak.com/orpeg/esakip/laporan/efisiensi_kinerja)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa tingkat Efisiensi penggunaan sumber daya pada sasaran meningkatnya kualitas dan upaya pengendalian intern didapat dari perhitungan sebagai berikut:

30

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Efisiensi = rata- rata capaian indikator sasaran – rata rata capaian realisasi keuangan atas program pendukung sasaran tersebut

Sehingga, efisiensi = (132,96 – 97,46) %

= 35,5%

Sedangkan efektifitas penggunaan sumber daya pada sasaran meningkatnya kualitas dan upaya pengendalian intern didapat dari perhitungan sebagai berikut:

Efektifitas = rata- rata capaian indikator sasaran/rata rata capaian realisasi keuangan atas program pendukung sasaran tersebut*100%

Sehingga, efektifitas = (132,96 /97,46)*100%

= 136,42%

Perhitungan diatas berlaku jika rata-rata capaian indikator sasaran tercapai 100% atau lebih.

Sasaran 2 (Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana, sarana dan utilitas (PSU) di kawasan permukiman yang sesuai dengan standar nasional sebagai penunjang kegiatan masyarakat)

Sasaran ini diukur dengan indikator yaitu :

− Persentase rumah tinggal bersanitasi

− Persentase penduduk berakses air minum

− Persentase Infrastruktur perdesaan kondisi baik

Secara umum dapat dinyatakan bahwa pencapaian kinerja indikator yang ada dalam sasaran ini ada yang belum mencapai target dan capaian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut:

31

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Tabel. 3.6.

Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran 2

INDIKATOR

Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Persentase Infrastruktur perdesaan kondisi baik untuk Tahun 2020 melebihi target dan capaian melebihi 100% namun pada indikator Persentase rumah tinggal bersanitasi dan Persentase penduduk berakses air minum belum mencapai target. Adapun analisis capaian per indikator sebagai berikut :

a. Persentase rumah tinggal bersanitasi

1. Analisis Kegagalan dari capaian indikator ini disebabkan karena target yang ditentukan melebihi kemampuan anggaran daerah karena berdasarkan acuan SDGS universal access (100-0-100) dan adanya rasionalisasi anggaran untuk pandemi covid-19 khusus pada anggaran DAK.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan yaitu beberapa daerah yang rawan sanitasi tidak mempunyai lahan untuk pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) karena lokasinya dekat dengan pantai sehingga muka air tanahnya tinggi (kurang dari 1 meter lahan yang digali sudah mengeluarkan air) sehingga secara teknis sulit untuk melaksanakan pembangunan/pembuatan IPAL. Penerimaan masyarakat akan pembangunan IPAL Komunal juga sering terjadi penolakan karena mindset masyarakat tentang IPAL/Pengolahan limbah adalah mengeluarkan bau sehingga beberapa lokasi pada awalnya menolak kegiatan ini.

32

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target adalah dengan penyesuaian target dengan kemampuan daerah dan mencari sumber – sumber pendanaan yang dapat menunjang kegiatan serta mengupayakan program pembangunan sepitank individu dan mensosialisasikan ke masyarakat tentang pentingnya memiliki sepitank yang sehat disetiap rumah tangga agar limbah rumah terkelola dan tidak mencemari lingkungan.

2. Analisis Penggunaan Sumber Daya, untuk tahun 2020 ini anggaran yang tersedia yaitu Rp. 3.518.315.500,-, sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp 3.470.981.600,- atau tidak efisien Anggaran tersebut digunakan dalam rangka memfasiltasi kegiatan pembangunan sepitank individu. Pelaksanaan kegiatan adalah dengan bantuan hibah pembangunan IPAL Komunal dan perpipaan serta bansos kepada masyarakat dengan membangun septiktank individu.Hibah Ini bersumber dana dari DAK Sanitasi 2020 Sebesar Rp.

4.428.565.000 dengan kegiatan Pembangunan Ipal Komunal dan Perpipaan di Desa Banyumeng Kec. Mranggen Rp 510.000.000,- dan di Desa Bogosari Kec.

Guntur Rp. 510.000.000,- . Tangki septic skala komunal di desa Mlaten Kec.

Mijen Rp. 225.000.000,- dan Pembangunan Tanki Septik individual dengan total anggaran Rp. 2.972.000.000; Proses pelaksanaan Sesuai Dengan Petunjuk Pelaksanaan yaitu Permen No 33 tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Dana alokasi Khusus Fisik dilaksanakan dengan swakelola oleh Masyarakat. Realisasi Fisik yang dapat terlaksana adalah sebesar 100%

sedangkan Realisasi Keuangan sebesar 100%, atau sebesar Rp.

4.428.565.000,- Hibah yang diserahkan kepada masyarakat bersumber dana APBN 2020 dengan kegiatan Pembangunan Tanki Septik Individu sebanyak 743 unit dan tangka septic skala komunal 40 SR dan IPAL Komunal 100 SR.

Gambar 3.5. Pembangunan IPAL Komunal (SPALD-T) Desa Banyumeneng, Mranggen

33

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

3. Analisis Program dan Kegiatan Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah dengan kegiatan Penyediaan prasarana dan sarana air limbah tahun 2020 belum memenuhi target. Dari target yang ditentukan 100% dengan realisasi kegiatan 98%. Jumlah seluruh rumah tangga di Kabupaten Demak yaitu 312.272 KK. Sedangkan jumlah rumah tangga yang sudah mengakses sanitasi layak/ memiliki tangki septik di setiap rumahnya berjumlah 19.923 KK di perkotaan dan 96.458 KK di perdesaan.

b. Persentase penduduk berakses air minum

1. Analisis Kegagalan dari capaian indikator ini tidak dapat mencapai target. Hal tersebut dikarenakan jumlah penduduk semakin bertambah yang diikuti peningkatan kebutuhan air minum dan juga adanya rasionalisasi anggaran untuk pandemi covid-19 khususnya sumber dana DAK. Tetapi kemampuan anggaran pembangunan pemerintah Kabupaten Demak dalam menyediakan sarana dan prasarana air minum masih kurang. Beberapa pembangunan SPAM dan sumur masih ada yang belum sampai pada sambungan perpipaan ke rumah-rumah penduduk, sehingga belum dapat menambah angka capaian kinerja.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan yaitu Minim potensi sumber air dan posisi sumber air jauh dengan sasaran masyarakat perkotaan.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target adalah Explorasi potensi sumber air baru/alternatif.

2. Analisis Penggunaan Sumber Daya, untuk tahun 2020 ini anggaran yang tersedia yaitu Rp. 5.916.789.000,-, sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp 5.781.750.271,- atau tidak efisien. Anggaran tersebut digunakan dalam rangka memfasiltasi kegiatan pembangunan sepitank individu.

34

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Gambar 3.6. Pembangunan Sumur Artetis untuk Mushola Al-Ikhlas Jatikusuman 1 RT. 03 RW. 03 Kec. Mranggen

3. Analisis Program dan Kegiatan Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah dengan kegiatan Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahun 2020 belum memenuhi target. Dari jumlah rumah tangga rumah tangga yang ada di Kabupaten Demak yaitu 311.443 rumah tangga, yang mengakses air bersih layak hanya 80,08% nya saja yaitu 249,396 rumah tangga yang terdiri dari 80.018 rumah tangga mengakses air minum perkotaan (PDAM) dan 169.378 rumah tangga mengakses air minum perdesaan. Untuk realisasi layanan air minum perkotaan adalah 85,64%, sedangkan realisasi pelayanan air minum perdesaan adalah 72,52%. Jika dilihat dari target pada tahun 2020, realisasi indikator tersebut belum mencapai terget yang telah ditetapkan akan tetapi kalau kita bandingkan antara realisasi tahun sebelumnya dengan tahun 2020 mengalami kenaikan walaupun belum mencapai target, oleh karna itu pemerintah bersama masyarakat akan terus berusaha meningkatkan sarana dan prasarana untuk ketercapaian akses layanan air minum.

c. Persentase Infrastruktur perdesaan kondisi baik

1. Analisis Keberhasilan dari capaian indikator ini disebabkan karena dukungan dana dan komitmen pemerintah Kabupaten Demak dalam penyediaan sarana

35

2020 I LKJIP I DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

prasarana dasar dalam hal ini adalah infrastruktur jalan.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah panjang jalan lingkungan yang menjadi kewenangan DINPERKIM cukup

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah panjang jalan lingkungan yang menjadi kewenangan DINPERKIM cukup

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK (Halaman 31-73)

Dokumen terkait