• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011

3.4. Akuntabilitas Keuangan

3.5. Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kegiatan

BAB IV : PENUTUP

4.1. Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja

4.2. Kendala dan Hambatan dalam Pencapaian Sasaran 4.3. Strategi Pemecahan Masalah

LAMPIRAN – LAMPIRAN :

- Lampiran 1 : Formulir Rencana Stratejik (RS) Tahun 2011 – 2013 - Lampiran 2 : Formulir Rencana Kinerja Tahun (RKT) Tahun 2011 - Lampiran 3 : Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)

Tahun 2011

- Lampiran 4 : Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Tahun 2011

RENCANA STRATEJIK

2.1. Rencana Stratejik 2011-2013

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau mempunyai rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis Tahun 2011-2013. Selanjutnya, kinerja yang ingin dicapai dalam tahun 2011 dituangkan dalam dokumen Renja Tahun 2011.

Pada dasarnya, perencanaan strategis merupakan tipe perencanaan yang timbul akibat kegagalan perencanaan rasional-komprehensif yang gagal mengatasi permasalahan secara menyeluruh. Selain itu pemegang policy dalam perencanaan strategik tidak dimonopoli oleh para teknokrat saja, melainkan harus adanya konsensus bersama antara stakeholders sesuai sistem yang berlaku. Terkait dengan permasalahan tersebut, maka pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan renstra adalah melalui proses teknis-rasional dan proses politis.

Pernyataan visi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau sepenuhnya mengacu pada pernyataan visi Riau Pembangunan 2020, yaitu sebagai:

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau mendukung peran Pemerintahan Provinsi Riau itu melalui implementasi core area Badan

“ Terwujudnya Ketahanan Pangan yang mantap dalam menciptakan masyarakat yang berkwalitas tahun 2020“

penduduk Riau sampai pada tingkat rumah tangga sebagai sasaran mikro baik kecukupan kuantum maupun kwalitas pangan dengan memperhatikan aspek 3B ( Beragam, Bergizi, Berimbang ), jaminan mutu dan kemanan pangan serta terjangkau akan daya beli masyarakat ”. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau berkeinginan menjadi katalisator pembaharuan sistim ketahanan pangan yang kuat, dinamis dan sinergis.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Badan Ketahanan Pangan menetapkan misi sebagai berikut:

Meningkatkan keseimbangan system ketahanan pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.

Meningkatkan koordinasi lintas pelaku dan wilayah dalam memantapkan sistim ketahanan pangan wilayah sebagai bagian

dari ketahahan pangan Nasional.

Mendorong dan memfasilitasi peran serta masyarakat dalam upaya menciptakan kondisi ketahanan pangan ditingkat rumah tangga

Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparat dan kelembagaan ketahanan pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan wilayah.

Mengoptimalkan potensi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Strategis dalam mewujudkan Ketahanan Pangan.

V IS I B A D A N K E T A H A N A N P A N G A N

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan membangun subsistim ketersediaan, subsistim konsumsi dan subsistim distribusi yang sinergik dan berkelanjutan.

2. Meningkatkan kewaspadaan pangan ditingkat wilayah dengan meningkatkan kemampuan mengenali dan mengantisipasi secara dini masalah kerawanan pangan.

3. Meningkatkan diversifikasi konsumsi pangan, mengenali mutu dan keamanan pangan yang beragam, bermutu dan bergizi serta menurunnya tingkat keracunan konsumsi pangan.

4. Meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat sehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun Ketahanan Pangan.

Rumusan Visi dan Pernyataan Misi Badan Ketahanan Pangan tahun 2006-2011 merupakan dasar penetapan kinerja tahunan. Seiring dengan perubahan peraturan perundangan yang terjadi pada tahun 2007, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737) dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); perwujudkan kinerja ketahanan pangan menjadi lebih banyak memperoleh tantangan-tantangan yang semakin komplek. Sehingga perlu dilakukan re-orientasi Rencana Strategis dan Implementasi Kebijakan Pembangunan Ketahanan Pangan untuk menjawab tantangan tersebut.

tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

6. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Pertanian/Perkebunan.

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2011.

Seperti yang telah disampaikan di bagian sebelumnya, terdapat 6 (enam) sasaran yang ingin dicapai Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau. Uraian sasaran dengan indikator dan rencana tingkat capaian/target tahun 2011 ini yaitu :

1. Tersedianya bahan pangan dan cadangan pangan di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Rumah Tangga, dengan indikator sasaran sebanyak 0 ton dan rencana tingkat capaian/target sebanyak 200 ton.

2. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup sejumlah 2200 KKal/Kap/hari untuk energi dan 50 Gram/Kap/hari untuk protein

3. Tercapainya konsumsi pangan penduduk sesuai dengan Pola Pangan Harapan , dengan konsumsi energi sebesar 2050 KKal/Kap/hari dan Protein sebesar 52 gr/Kap/hari.

4. Meningkatnya keragaman dan kualitas konsumsi dengan pendekatan beragam, berimbang dan bergizi dengan kontribusi padi-padian 53,6 % umbi-umbian 3,0 %, Kacang-kacangan 2,4 %, pangan hewani 7,1 %, sayur dan buah 3,8 %, minyak dan lemak 16,5 %, gula 6,5 %.

6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan ketahanan pangan masyarakat di 12 Kabupaten/Kota.

7. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap produk bahan pangan yang berbahaya bagi kesehatan, dengan indikator sasaran sebanyak 5 Lokasi SD di Kab. dan rencana tingkat capaian/target sebanyak 4 Lokasi SD di Kab.

8. Mengembangkan dan perbaikan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien dalam rangka stabilitas pangan yang lebih merata, dengan indikator sasaran sebanyak 150 Gapoktan LDPM di 9 Kab. & 2 Kota dan rencana tingkat capaian/target sebanyak 18 Gapoktan LDPM di 9 Kab. & 2 Kota.

Dalam rangka pencapaian sasaran dengan rencana tingkat pencapaian yang telah ditentukan, pada tahun 2011 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau melaksanakan program dan kegiatan yang bersumber dari APBD yaitu sebagai berikut :

PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI

Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran BKP Prov. Riau

PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASANA APARATUR : Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur.

PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR : Kegiatan dalam upaya peningkatan disiplin Aparatur.

PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur.

PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN :

PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI 1. Kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah.

2. Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3B+)

3. Penanggulangan Daerah Rawan Pangan

4. Penumbuhan Lembaga Distribusi Pangan (LDPM)

PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN : 1. Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan

2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketahanan Pangan

3. Pengembangan/Koordinasi OKKPD (Otoritas Kompetensi Mutu dan Keamanan Pangan Daerah) Provinsi Riau.

4. Penyusunan Statistik Pangan

5. Sinkronisasi Peningkatan Ketahanan Pangan

6. Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional 7. Replikasi Special Programme For Food Security (SPFS)

8. Hari Pangan Sedunia (HPS), Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan

9. Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Riau

10. Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren

11. Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan

12. Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Food Insecurity Atlas (FIA).

13. Pemantauan dan Analisis Distribusi Harga Pangan

14. Mengikuti Pameran dalam rangka Hari Krida Pertanian dan Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan serta HUT Provinsi Riau / Riau Expo 2011.

16. Analisis Situasi Konsumsi Pangan, Penganekaragaman dan Kemanan Pangan.

17. Pembinaan dan Peningkatan Akses Pangan Masyarakat Desa

2.3. Anggaran Tahun 2011

Sumber Dana APBD :

Tahun anggaran 2011 Badan Ketahanan Pangan Melaksanakan 7 (tujuh) program dan 39 kegiatan, 5 (lima ) program dengan 18 kegiatan merupakan program yang ada di setiap SKPD sedangkan 2 (dua) program dengan 21 kegiatan yang lansung dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan sebagai kegiatan pembangunan yaitu program peningkatan kesejahteraan petani dengan 4 (empat) kegiatan dan anggaran sejumlah Rp. 1.000.000.000,- Program peningkatan ketahanan pangan pertainan/perkebunan dengan kegiatan sebanyak 17 (tujuh belas) kegiatan dengan anggaran sejumlah Rp. 2.749.985.850,-

Tabel Program dan kegiatan tahun anggaran 2011 sebelum dan setelah perubahan sebagai berikut :

No Nama Kegiatan Sebelum

Perubahan

Setelah Perubahan

I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 686.121.500,00 706.121.500,00

1 Penyediaan jasa surat menyurat 32.121.500,00 32.121.500,00

2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 175.000.000,00 195.000.000,00

3 Penyediaan jasa kebersihan kantor 70.000.000,00 70.000.000,00

4

Penyediaan Alat Tulis Kantor 65.000.000,00 65.000.000,00

5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 54.000.000,00 54.000.000,00 6 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan

10.000.000,00 10.000.000,00

II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 380.644.000,00 440.644.000,00 9 Pengadaan perlengkapan gedung kantor 75.000.000,00 75.000.000,00 10 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 58.860.000,00 78.860.000,00 11 Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan 60.000.000,00 60.000.000,00 12 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 35.000.000,00 35.000.000,00 13 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

Bangunan Kantor

51.784.000,00 91.784.000,00

14 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 100.000.000,00 100.000.000,00

III Program Peningkatan Disiplin Aparatur 43.850.000,00 43.850.000,00

15 Pengadaan Pakaian Olahraga dan Kelengkapannya 43.850.000,00 43.850.000,00

IV Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 50.000.000,00 50.000.000,00

16 Pendidikan dan Pelatihan Formal 25.000.000,00 25.000.000,00

17 Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur 25.000.000,00 25.000.000,00

V Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

30.000.000,00 30.000.000,00

18 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi

kinerja SKPD 30.000.000,00 30.000.000,00

VI Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00

19 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah 400.000.000,00 400.000.000,00 20 Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam,

Bergizi, Berimbang dan Aman (3 B+)

250.000.000,00 250.000.000,00

21 Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan 150.000.000,00 150.000.000,00

22 Penumbuhan dan Pembinaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

200.000.000,00 200.000.000,00

VII Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

2.749.985.850,00 2.749.985.850,00

25 Pengembangan/Koordinasi OKKPD (Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah) Provinsi Riau

100.000.000,00 100.000.000,00

26 Penyusunan Statistik Pangan 50.000.000,00 50.000.000,00

27 Sinkronisasi Peningkatan ketahanan Pangan 150.000.000,00 150.000.000,00 28 Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional 350.000.000,00 350.000.000,00 29 Replikasi Special Programme for food Security (SPFS) 175.000.000,00 175.000.000,00 30 Hari Pangan Sedunia (HPS) Pemberian Penghargaan

Ketahanan

250.000.000,00 250.000.000,00

31 Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan 100.000.000,00 100.000.000,00 32 Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di

Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren

300.000.000,00 300.000.000,00

33 Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan

150.000.000,00 150.000.000,00

34 Pengembagnan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Food Insecurity Atlas (FIA)

100.000.000,00 100.000.000,00 35 Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan 100.000.000,00 100.000.000,00

36 Mengikuti Pameran dalam Rangka Hari Krida Pertanian dan Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan, serta HUT Provinsi Riau/Riau Expo

100.000.000,00 100.000.000,00

37 Pemantauan dan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM) 74.985.850,00 74.985.850,00

38 Analisis Situasi Konsumsi Pangan, Penganekaragaman Dan Keamana Pangan

75.000.000,00 75.000.000,00

39 Pembinaan dan Analalisis Akses Pangan Masyarakat Pedesaan

Sumber Dana APBN :

Sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan disebutkan bahwa Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu. Sedangkan Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

Untuk dana dekonsentrasi yang dikelola oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2011 di prioritaskan untuk kegiatan 1). Lembaga Distribusi Pangan Masyaraskat (LDPM) dengan sasaran Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk stabilisasi harga, 2). Lumbung Pangan dengan sasaran pemberdayan lumbung pangan untuk cadangan pangan, dan 3).Percepatan Diversifikasi Pangan dengan sasaran pengembangan lokal serta perbaikan gizi bagi anak SD dan MI di pedesaan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2011 dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat dengan kegiatan sebagai berikut:

Dekonsentrasi Rp.

No. Kegiatan Anggaran

1. Pengembangan Sistem Distribusi Dan Stabilitas Harga Pangan

1.819.462.000,- 2. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

1.490.000.000,-

3. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

680.000.000,-

No. Kegiatan Anggaran

1. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

1.901.500.000,- 2. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

1.054.100.000,-

3. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

100.000.000,-

JUMLAH 3.055.600.000,-

1. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas harga Pangan a. Jumlah Gapoktan yang diberdayakan

b. Jumlah Lumbung Pangan yang diberdayakan

c. Laporan pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan

d. Laporan pengembangan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan

2. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

a. Pemanatauan, monitoring, evaluasi dan perumusan kebijakan P2KP

b. Laporan Promosi P2KP

c. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk

d. Laporan hasil kerjasama dengan perguruan tinggi e. Hasil penguatan kelembagaan keamanan pangan

3. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan a. Dokumen perencanaan, penganggaran dan laporan keuangan

Tahun anggaran 2011 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau dialokasikan anggaran dekonsentrasi sebesar Rp. 3.989.462.000 yang yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, serta Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 3.055.600.000 yang juga dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat.

Pada alokasi dana tugas pembantuan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2011 terdapat 5 (lima) Kabupaten/Kota Pelakana Kegiatan yaitu Kabupaten Rokan Hilir Rp.

Rp. 444.000.000, Kota Pekanbaru Rp. 665.700.000, dan Kota Dumai Rp. 447.700.000,.

Pada tingkat Kabupaten juga dialokasikan dana Tugas Pembantuan di 6 (enam) Kabupaten yaitu Kabupaten Pelalawan Rp. 1.151.700.000, Kabupaten Indragiri Hulu Rp. 873.700.000, Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 689.700.000, Kabupaten Kampar Rp. 1.074.700.000, Kabupaten Bengkalis Rp. 1.111.700.000, dan Kabupaten Rokan Hulu Rp. 753.700.000,- Realisasi anggaran APBN 2011 per Satuan Kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel anggaran dan realisasi Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan :

No Satker Jumlah anggaran

Semula (Rp)

Jumlah Anggaran

Revisi (Rp) Realisasi (Rp) %

I Dekonsentarsi

1

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau

3.989.462.000 3.989.462.000 3.823.087.500 95,83

Jumlah I

3.989.462.000 3.989.462.000 3.823.087.500 95,83

II Tugas Pembantuan

1

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau

3.055.600.000 3.055.600.000 2.751.419.600 90,05

2 BADAN PENYULUHAN PERTANIAN DAN

KETAHANAN PANGAN KAB.KAMPAR

1.074.700.000 1.074.700.000

960.000.000 89,33 3 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

PERTANIAN KAB. INDRAGIRI HULU

873.700.000 873.700.000

872.200.000 99,83 4 BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN

PELALAWAN

1.151.700.000 1.151.700.000

1.082.046.200 93,95 5 BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN

KETAHANAN PANGAN KAB. INDRAGIRI HILIR

689.700.000 689.700.000

684.300.000 99,22 6 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

PERTANIAN KAB.BENGKALIS

1.111.700.000 1.111.700.000

729.750.000 65,64 7 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULHAN

KABUPATEN ROKAN HULU

753.700.000 753.700.000

752.002.000 99,77 Jumlah II 8.710.800.000 8.710.800.000 7.831.717.800 89,91 12.700.262.000 12.700.262.000 11.654.805.300 91,77 JUMLAH I+II

Kebijakan

1. Peningkatan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan :

 Ketersediaan dan cadangan pangan berbasis sumberdaya domestik.

 Pemantapan kemandirian pangan.  Pemberdayaan ketahanan pangan. 2. Peningkatan Distribusi Pangan :

 Pengembangan distribusi pangan.  Koordinasi dan sinkronisasi distribusi.  Pemberdayaan distribusi pangan.

3. Peningkatan Konsumsi dan Keamanan Pangan :

 Konsumsi dan keamanan pangan berbasis pangan lokal.

 Penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya, kelembagaan, berdaya dan kearifan lokal.

 Peningkatan keamanan pangan.

4. Peningkatan Manajemen Ketahanan Pangan :  Pelayanan prima.

 Koordinasi pusat dan daerah, lintas sektor.  Partisipasi dan peran masyarakat.

 Optimalisasi Dewan Ketahanan Pangan

Tujuan Memberdayakan aparat dan masyarakat supaya memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya dan mengatasi kendala dalam pemantapan ketahanan pangan keluarga.

Sasaran Kegiatan APBN 2011

1. Dipertahankannya ketersediaan pangan sebesar 2.200 Kkal/kap/hari. 2. Terpenuhinya rata-rata konsumsi energi 2.050 Kkal/Kap/Hari dan protein

4. Pengembangan Desa Mandiri Pangan di 12 Kab/Kota se Provinsi Riau (6 Kabupaten TP Murni, 5 Kab/Kota TP Provinsi ;

5. Penanganan Daerah Rawan Pangan di 12 Kab/Kota se Provinsi Riau; 6. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, 18 Gapoktan tahun

2010 dan 4 Gapoktan tahun 2011;

7. Pengembangan Lumbung Pangan 16 Lumbung tahun 2011 , 9 (Sembilan) Kelompok lumbung pangan dengan rincian; 2 kelompok lumbung pangan tahap penumbuhan, 7 kelompok lumbung pangan tahap pengembangan dan 7 (tujuh) Kelompok pengolahan sagu terdiri dari 2 kelompok sagu tahap penumbuhan, 5 kelompok sagu tahap pengembangan.

8. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 130 Desa di 7 Kab 2 Kota Tugas Pembantuan, melalui 120 SD/MI, Kelompok Wanita Tani, Pekarangan dan Usaha Rumah Tangga;

9. Penanganan dan Pengembangan Keamanan Pangan Segar di 3 Kab dan 1 Kota

Dekonsentrasi

Sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan disebutkan bahwa Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu. Sedangkan Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

Untuk dana dekonsentrasi yang dikelola oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2011 di prioritaskan untuk kegiatan 1). Lembaga Distribusi Pangan Masyaraskat (LDPM) dengan sasaran Gabungan Kelompok

sasaran pemberdayan lumbung pangan untuk cadangan pangan, dan 3).Percepatan Diversifikasi Pangan dengan sasaran pengembangan lokal serta perbaikan gizi bagi anak SD dan MI di pedesaan

Tugas Pembantuan

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Dana Tugas Pembantuan Provinsi adalah dana yang berasal dari APBD Provinsi yang dilaksanakan oleh kabupaten, atau kota dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten, atau Kota, dan/atau Desa.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau pada tahun 2011 juga mendapatkan dana tugas pembantuan, dimana terdapat beberapa kabupaten/kota pelaksana selain Satuan Kerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau yaitu Kabupaten Rokan Hilir. Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi, Kota Dumai dan Kota Pekanbaru. Untuk Kabupaten yang secara langsung mendapatkan dana tugas pembantuan yaitu Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, kabupaten Indragiri Hilir, Kabpaten Indragiri Hulu, Kabupaten bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu.

Prioritas kegiatan yang dilaksanakan melalui program peningkatan ketahanan pangan adalah 1). Pengembangan Desa Mandiri Pangan yang dilakukan oleh semua Kabupaten/Kota, 2). Pengembangan Pangan Lokal dengan bantuan alat penepungan di 5 Kabupaten/kota tugas pembantuan, sedangkan yang dilaksanakan melalui program peningkatan kesejahteraan

dan Kabupaten/Kota Kegiatan APBN 2011

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2011 dibagi dalam 1 (satu) Program dan 3 (tiga) kelompok kegiatan yaitu kegiatan utama dan penunjang, kegiatan-kegiatan utama yaitu :

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas harga Pangan a. Jumlah Gapoktan yang diberdayakan

b. Jumlah Lumbung Pangan yang diberdayakan

c. Laporan pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan

d. Laporan pengembangan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan.

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

a. Pemanatauan, monitoring, evaluasi dan perumusan kebijakan P2KP b. Laporan Promosi P2KP

c. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk

d. Laporan hasil kerjasama dengan perguruan tinggi e. Hasil penguatan kelembagaan keamanan pangan

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan a. Dokumen perencanaan, penganggaran dan laporan keuangan

Sedangkan kegiatan penunjang yaitu : Pengembangan Manajemen Kelembagaan Ketahanan Pangan (Pembinaan Program dan rencana Kerja, Akuntansi Keuangan/Monev, Updating data Statistik, Pengembangan Kelembagaan).

AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran tersebut merupakan hasil suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator masukan, keluaran dan hasil. Penilaian ini merupakan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dan hasil terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.

3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja

Kerangka pengukuran kinerja merupakan beberapa tahapan yang berawal dari pengumpulan data kinerja hingga pengukuran kinerja. Indikator yang digunakan sebagai instrumen acuan telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja yang terdapat dalam Rencana Kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan dalam format Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan format Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS).

Rumusan yang digunakan untuk mengtahui presentase tingkat capaian digunakan 2 (dua) rumusan yaitu :

 Semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik, maka digunakan rumusan :

Persentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian Realisasi = x 100% Rencana

 Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian rencana tingkat pencapaian, maka digunakan rumus : Persentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian Realisasi-(Realisasi-Rencana) = x 100% Rencana

Penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil pengitungan dengan skala sebagai berikut :

 Lebih dari 100 % : Sangat Baik  100% > nilai > 80 % : Baik

 80 % > nilai > 50 % : Cukup  50% > Nilai : Kurang

3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011.

Sasaran Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat capaian kinerjanya pada tabel berikut :

No. Sasaran Indikator Sasaran Satuan

Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Prosentase Tingkat Capaian 1 2 3 4 5 6 7 1. Tersedianya bahan pangan dan cadangan pangan di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Rumah Tangga, Jumlah Cadangan beras Pemerintah Provinsi ton 200 0 0 2. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup baik untuk energi maupun untuk protein Tersedianya data konsumsi pangan Energi (KKal/Kap /Hr) Protein (Gram/Ka p/Hr) 2200 52 2050 50 93,18 96,15 3. Perbaikan menu makanan rakyat yang bermutu, beragam, bergizi seimbang, aman, halal dan meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan sesuai potensi sumberdaya lokal. Tercapainya Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Riau HPP konsumsi HPP Ketersedia an 100 100 78,5 79,4 78,5 79,4 4. Berkurangnya daerah rawan pangan Tidak terjadinya

kerawanan pangan Kab 12 12 100

5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan ketahanan pangan masyarakat Terlaksananya penguatan kelembagaan pangan masyarakat Kab/Kota 12 12 100 6 Pemberdayaan ekonomi dan perbaikan gizi bagi anak SD/MI, di perdesaan

Tidak terjadiny kekurangan Gizi pada anak SD/MI

7 Mengembangkan dan perbaikan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien dalam rangka stabilitas pangan yang lebih merata Meningkatkannya kemampuan kelembagaan Gapoktan dalam mengembangkan unit usaha distribusi

hasil pertanian untuk mendorong stabilitas harga pangan strategis Gapoktan Lumbung 18 16 18 16 100 100 8. Pengembangan Pangan Lokal melalui usaha tepung-tepungan di 5 Kabupaten 1 Kota (Dekonsentrasi) Berkembangny pangan lokal tepung-tepungan Kab/kota 6 6 100 9. Terbinanya pemantapan ketahanan pangan keluarga : Terlaksananya pengembangan desa yang mandiri

pangan

desa 22 22 100

JUMLAH 87,27

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencapaian kinerja sasaran Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau TA 2011 adalah 87,27 %.

Untuk pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, pencapaian kinerja 21 (dua puluh satu) kegiatan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Riau pada tahun 2011 dapat dilihat pada pada tabel berikut :

No. Kegiatan Persen Capaian Input Persen Capaian Output Persen Capaian Outcome Rata2 1. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah 96,82 100,00 100,00 98,94 2. Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3B+) 94,61 100,00 100,00 98,20 3. Penanggulangan Daerah Rawan Pangan 97,89 100,00 100,00 99,30 4. Penumbuhan Lembaga Distribusi Pangan 98,10 100,00 100,00 99,37

Masyarakat (LDPM) 5. Pengembangan Desa

Mandiri Pangan 96,80 100,00 100,00 98,93

6. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketahanan Pangan

97,02 100,00 100,00 99,01 7. Pengembangan/Koordinasi

OKKPD (Otoritas Kompetensi Mutu dan Keamanan Pangan Daerah) Provinsi Riau

94,17 98,00 100,00 97,39

8. Penyusunan Statistik

Pangan 97,61 100,00 100,00 99,20

9. Sinkronisasi Peningkatan

Ketahanan Pangan 97,79 100,00 100,00 99,26 10. Lomba Cipta Menu 3 B+

Tingkat Provinsi dan Nasional

95,27 100,00 100,00 98,42 11. Replikasi Special

Programme For Food Security (SPFS)

99,42 100,00 100,00 99,81 12. Hari Pangan Sedunia

(HPS), Pemberian Penghargaan Ketahanan Pangan

97,16 100,00 100,00 99,05 13. Koordinasi Dewan

Ketahanan Pangan Provinsi

Dokumen terkait