• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Cross Section dan Long Section

KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 : SURVEY LAPANGAN UNTUK PLTMH A.Tujuan Pembelajaran

6. Pengukuran Cross Section dan Long Section

Pengukuran Cross Section , dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran potongan memanjang suatu sungai atau saluran, untuk ditampilkan dalam bentuk gambar profil.

Metode dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Alat yang digunakan adalah waterpass tipeWildNA-2 atau sejenis 2. Pengukuran profil memanjang dilakukan tiap interval 5–10meter 3. Detil yang diukur minimal tiap5 meter

Pengukuran long section , dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran potongan memanjang suatu sungai atau saluran,untuk ditampilkan dalam bentuk gambar profil.

Metode dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Alat yang digunakan adalah tipe WildNA-2 atau sejenis.

2. Pengukuran profil memanjang dilakukan sepanjang saluran sekitar meter.

SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO

133 7. Perhitungan dan Penggambaran

Perhitungan data lapangan,mengikuti ketentuan berikut:

1. Perhitungan harus dilakukan di lapangan, untuk mengetahui secara dini apakah pengukuran telah memenuhi standar ketelitian yangditentukan 2. Perhitungan mencakup perataan kesalahan dengan menggunakan

metodeBowditch

3. Kontrol horizontal mencakup:

• sudut rata-rata dan jarak rata-rata aritmatik. • pengecekan kesalahan /koreksi penutupsudut. • pengecekan azimuth.

• perhitungan ∆X dan ∆Y untuk mengetahui kesalahan/koreksi linier. 4. Kontrol vertikal mencakup:

• pengecekan hitungan untuk bidikan backward dan bidikan forward. • perhitungan ∆H(bedatinggi) untuk setiap seksi pengukuran.

• perhitungan kesalahan/koreksi penutup beda tinggi.

Penggambaran,mengikuti ketentuan berikut:

1. Peta situasi yang dihasilkan adalah skala 1:500 dengan interval kontur 1meter.

2. Peta situasi dihasilkan dalam ukuran A-1.

3. Gambar profil melintang dibuat dengan skala1:100.

4. Gambar profil memanjang dibuat dengan skala horisontal 1:500 dan vertikal1:100.

5. Peta dan gambar-gambar tersebut dilengkapi informasi tepi yang berisi al; judul peta, peta indeks, legenda, tanggal / bulan / tahun pengukuran,tanggal / bulan/ tahun penggambaran.

6. Skala pemetaan tata letak bangunan 1:1000.

7. Skala untuk waterway,access road , jalur jaringan listrik1:200. 8. Skala untuk bangunan bendung,PH 1:100.

SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO

134 8. Pengukuran Tinggi Jatuhan (Head)

Pengukuran head dapat dilakukan dengan menggunakan peta topografi, tetapi hasil yang diperoleh sangat kasar. Pengukuran head yang akurat dilakukan di lapangan. Setelah didapatkan perkiraan Hgross ( kotor),maka dilakukan penentuan Hnetto ( bersih) yang berhubungan dengan perencanaan bangunan sipil, dimana Hnetto diukur dari perbedaan tinggi titik (saluran masuk air) dengan ujung (pipa pesat). Metoda pengukuran tinggi jatuh air pada prinsipnya sama dengan pengukuran ketinggian suatu tempat dari titik yang satu (atas) ke titik yang lain (bawah). Pada potensi PLTMH ini, pengukuran dilakukan dengan menggunakan: klinometer dan pressure gauge.

a. Metoda Klinometer

Klinometer berfungsi untuk mengukur sudut elevasi suatu tempat. Suatu titik pada permukaan tertentu diukur sudutnya dibandingkan dengan titik lain yang akan dianggap datar. Lubang lihat yang terdapat pada alat klinometer akan membandingkan tempat berdiri pengukur dengan titik sasaran yang dituju menjadi sudut tertentu, kemudian H (head) diukur dengan metoda sinus, berikut diberikan gambar dan tabel pengukuran seperti di bawah ini.

SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO

135 b. Metoda Pressure Gauge (AlatPengukurTekanan)

Metoda ini amat mudah dilakukan dan keakuratannya dapat dijamin bila angka gravitasi (g) di tempat tersebut dapat diketahui dengan tepat. Sebagai pendekatan, dapat digunakan g = 9,8.m/dtk², sehingga setelah ditemukan harga tekanan (P) di Tempat tersebut,didapat h dengan rumus: h = P x 10

dengan:

h = beda tinggi,dalam m

P = tekanan hidrostatis yang terbaca pada , dalam kgf/cm². Metoda pengukuran tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 5. 8 Metoda Pengukuran Head dengan Pressure Gauge (Alat Pengukur Tekanan) 9. Personil Survei

Personil yang melaksanakan kegiatan ini adalah geodetic engineer, chief surveyor, surveyor topografi, dan tenaga lokal. Dalam pekerjaan ini jika mengalami kesulitan maka tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan ini yaitu ahli geodesi akan turun tangan.

5.3.2. Survey Geologi / Geoteknik

Penyelidikan geologi dlaksanakan untuk mendapatkan gambaran kondisi geologi/geoteknik yang lebih akurat pada lokasi PLTMH. Diutamakan dalam pekerjaan ini penelitian yang berkaitan dengan pekerjaan sipil seperti

SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO

136 tingkat kekerasan batuan, kondisi lapangan tanah/batuan, daya dukung lapisan tanah, kemudahaan dalam penggalian serta kondisi stabilitas disekitar lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan PLTMH.

Pekerjaan ini mencakup :

Pemetaan Geologi. Pembuatan peta yang dapat memberikan informasi kondisi geologi untuk keperluan perencanaan pekerjaan sipil.

Sumur uji (Test pit). Dibuat pada lokasi tertentu dengan ukuran 1,0 m x 1,0 m, dengan kedalaman maksimum 3 m.

 Puritan uji (Trench). Dibuat pada lokasi tertentu dengan ukuran penampang tegak 1,0 m x 1,0 m dan panjang maksimum 5 m

Pengambilan contoh tanah. Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples) diambil untuk keperluan pemeriksaan di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dengan menggunakan hand boring

Penyelidikan geologi meliputi kegiatan:

1. Standard Penetration Test (ASTM D-1586) pada 2 lokasi PLTM terpilih, masing-masing sebanyak 75 test.

2. Uji permeabilitas lapangan pada lokasi PLTM, sebanyak 5 buah. 3. Sumur Uji (test pit) pada lokasi PLTM sebanyak 10 titik.

4. Pengambilan contoh tanah tak terganggu (UDS) pada lokasi PLTM sebanyak 4 buah tiap titik bor.

5. Uji laboratorium terhadap contoh tanah tak terganggu, pada lokasi PLTM, meliputi index properties (unit weight, specific gravity, angka pori, kadar air, gradasi butir, batas Atterberg); engineering properties (Triaxial UU untuk mendapatkan c dan consolidation test), masing-masing lokasi sebanyak 2 buah.

6. Uji laboratorium terhadap contoh tanah terganggu, pada lokasi PLTM meliputi index properties, CBR laboratorium, standar proctor masing-masing sebanyak 2 buah untuk tiap lokasi.

SURVEI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN PLTMH TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN – TEKNIK ENERGI HIDRO

137 Secara lebih mendetail diuraikan sebagai berikut :

1. Sondir

Test ini biasanya dipakai untuk bangunan yang tidak terlalu besar dan dimaksudkan untuk mengetahui daya dukung tanah pondasi. Pada test ini akan diperoleh informasi daya dukung tanah pada setiap lapisan dan hambatan lekatnya.

Dokumen terkait