IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 PENGUKURAN KEBISINGAN
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada beberapa perlakuan yang berbeda, yaitu pengukuran pada beberapa titik di engine, pengukuran pada operator, serta pengukuran disekitar daerah aktivitas pembasmian hama dilakukan dengan jarak 2 – 10 m dengan interval 2 m. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter yang memiliki sensor untuk mengukur suara atau bunyi dalam satuan decibel (dB).
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51 Tahun 1999, nilai ambang batas kebisingan ditetapkan sebesar 85 dB(A) untuk pemaparan selama 8 jam ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Keputusan menteri tenaga kerja tentang nilai ambang batas kebisingan
Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB, walaupun sesaat
Waktu pemajanan per hari Intesitas Kebisingan dalam dBA
8 Jam 85 4 88 2 91 1 94 30 Menit 97 15 100 7.5 103 3.75 106 1.88 109 0.94 112 28.12 Detik 115 14.06 118 7.03 121 3.52 124 1.76 127 0.88 130 0.44 133 0.22 136 0.11 139
17
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1PENGUKURAN GETARAN
Pengukuran getaran dilakukan pada pengoperasian Mesin Thermal Fogger model TS- 35A(E). Pengukuran dilakukan pada saat kondisi operasional, dengan curah hujan 390 mm/hari dan suhu lingkungan 23 – 31.8 ̊C pada bulan April 2012 serta curah hujan 332 mm/hari dan suhu lingkungan 22.8 – 32.7 ̊C pada bulan Juni 2012. (Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor, 2012)
Gambar 9. Pengukuran getaran pada mesin thermal fogger
Getaran yang dihasilkan mesin thermal fogger kemudian dirambatkan ke seluruh komponen mesin. Dimana dari keseluruhan bagian yang ada batang pengendali merupakan yang bersentuhan langsung dengan operator. Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh dan tingkat getaran mekanis yang terjadi, maka dilakukan pengukuran pada batang pengendali yang secara langsung bersentuhan dengan telapak tangan operator.
Pengukuran getaran mekanis dilakukan dengan meletakkan sensor pada tangan. Titik acuan dalam pengukuran seharusnya mengacu kepada (ISO) 5349:2001 Guide for the Measurement and Assessment of Human Exsposure to Hand Transmitted Vibration, yaitu sumbu x, y, dan z. Pengukuran sumbu x, y, dan z pada batang pengendali seharusnya beradapada satu titik dan diukur secara bersamaan. Hanya saja karena keterbatasan alat ukur, maka posisi sensor dalam pengukuran menjadi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10.
(a)
(b) (c)
18
Dalam proses pengukuran, sensor pada sumbu x dan z diletakkan pada jarak 2 cm dari posisi tangan, sedangkan pada sumbu y diletakkan pada jarak 17 cm dari posisi tangan. Pada peletakkan sensor pada sumbu y, titik tersebut diletakkan pada luasan sumbu y terdekat dengan posisi tangan. Proses pengukuran percepatan getaran dilakukan pada saat mesin beroperasi atau dalam keadaan pengeluaran kabut asap. Hal ini berarti tingkat percepatan getaran yang terukur melalui vibrationmeter adalah percepatan getaran pada kondisi pengkabutan aktif.
4.2ANALISIS GETARAN
Mesin Thermal Fogger merupakan mesin yang digunakan untuk membasmi hama baik di gudang maupun di kebun. Mesin Thermal Fogger memiliki berat kosong 8.2 kg. Dimana secara fungsional mesin ini dapat menghasilkan kabut atau asap yang berupa pestisida. Keluaran dari pengkabutan mencapai 8-42 liter/jam.
Hasil pengukuran getaran pada tangan operator yang memegang batang kendali dapat dilihat pada Lampiran 1. Di mana Rata-rata percepatan getaran yang diterima oleh tangan operator ditunjukkan pada Tabel 4. Nilai Rata-rata pada masing-masing sumbu tersebut digunakan untuk mengetahui resultan percepatan getaran dari ketiga sumbu.
Tabel 4. Rata-rata percepatan getaran pada tangan operator
Kondisi
Rata-rata percepatan getaran pada batang pengendali (m/s2)
Sumbu X Sumbu Y Sumbu Z
Stasioner 1.60 1.28 1.96 4.03
Keterangan :
ahav = total percepatan getaran dari sumbu x, y, dan z (m/s2)
Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa besarnya rata-rata percepatan getaran pada sumbu x, y, dan z berturut-turut adalah 1.60 m/s2, 1.28 m/s2, dan 1.96 m/s2. Dari ketiga data tersebut dihasilkan resultan percepatan getaran pada batang pengendali ialah sebesar 4.03 m/s2. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwasanya percepatan getaran paling tinggi terjadi pada sumbu z. Hal ini dikarenakan posisi sumbu z yang sejajar dengan gerakan swirl pole/batang pengaduk didalam karburator.
Getaran yang terukur pada bagian batang pengendali merupakan hasil rambatan pada jarak tertentu dari sumber getaran yaitu, karburator. Dimana akibat perambatan yang dihasilkan terjadi penurunan tingkat percepatan getaran. Hal ini juga berarti seiring dengan peningkatan jarak pengukuran dari sumber getaran terjadi penurunan percepatan getaran.
4.3PENGUKURAN KEBISINGAN
Mesin fogging lazim digunakan untuk pembasmian hama di lahan maupun gudang, dimana penggunaan mesin ini menghasilkan tingkat kebisingan tertentu yang berpengaruh kepada operator pengguna maupun sekitar lingkungan dengan jarak tertentu. Kebisingan yang terdapat pada mesin thermal fogger bersumber dari engine pada saat pengoperasian mesin. Kebisingan yang dihasilkan engine tersebar baik langsung dirasakan oleh operator, maupun sekitar lingkungan. Telinga sebagai organ tubuh yang berfungsi sebagai pendengaran, dimana
19
telinga menerima paparan kebisingan langsung yang dihasilkan oleh engine. Oleh karena itu dilakukan pengukuran kebisingan di sekitar lingkungan pengoperasian dan telinga operator. Selain itu juga dilakukan pengukuran pada engine untuk mengetahui kebisingan pada sumber. Pengukuran dilakukan pada saat kondisi stasioner, dengan curah hujan 390 mm/hari dan suhu lingkungan 23 – 31.8 ̊C pada bulan April 2012 serta curah hujan 332 mm/hari dan suhu lingkungan 22.8 – 32.7 ̊C pada bulan Juni 2012. (Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor, 2012)
Penentuan titik-titik pengukuran pada telinga operator ditunjukkan pada Gambar 11. Sensor diletakkan 10 cm dari telinga operator, baik sisi kiri maupun kanan. Pengukuran pada telinga operator bertujuan untuk mengetahui lama penggunaan yang diizinkan.
Gambar 11. Pengukuran kebisingan pada telinga operator
Pada Gambar 12 menunjukkan pengukuran pada sekitar lingkungan pengoperasian mesin. Sensor diletakkan pada ketinggian 1.5 m di atas permukaan tanah. Pengambilan data kebisingan pada sekitar lingkungan pengoperasian mesin dilakukan pada 4 arah, yaitu depan, kanan, kiri, dan belakang. Pengukuran dilakukan pada jarak 2-10 m dari titik mesin dioperasikan dengan interval 2 m setiap titik pengukuran. Hal ini berarti terdapat jumlah 20 titik pengukuran pada lingkungan sekitar operasi mesin. Dari titik-titik tersebut akan dihasilkan peta kontur kebisingan untuk mengetahui area-area yang sudah melewati batas aman dan nyaman untuk mendengar serta area yang masih dalam batas aman dan nyaman.
Gambar 12. Pengukuran kebisingan pada sekitar lingkungan operasi mesin
Selain itu juga dilakukan pengukuran pada engine untuk tingkat kebisingan yang terjadi pada mesin. Pengambilan data kebisingan pada engine ditunjukkan pada Gambar 13. Terdapat 6 titik pengukuran pada engine.