• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

F. Pengukuran Kinerja Perusahaan

Kinerja merupakan output dari produktivitas, baik individu maupun kelompok/organisasi. Kinerja mencerminkan hasil dari aktivitas atau kerja sebelumnya. Kinerja juga dapat dijadikan sebagai nilai, jika kinerja menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan. Nilai suatu perusahaan tidak bisa ditaksir dengan hanya satu tolok ukur saja, tetapi melibatkan berbagai macam perhitungan. Penilaian atau analisis kinerja keuangan merupakan proses yang menghubungkan risiko dan pengembalian untuk menentukan

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

nilai suatu aktiva. Dalam menganalisis kinerja perusahaan tidak terlepas dari analisis keuangan. Kondisi keuangan mencerminkan arus kas dalam mencapai profitabilitas yang diinginkan oleh pemilik perusahaan (Mulyadi, 2001: 22).

Penilaian kinerja sudah tentu mempunyai prosedur atau tata laksana dan tujuan sehingga tujuan dari melakukan evaluasi kinerja dapat tercapai. Untuk melakukan penilaian perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut (Mulyadi, 2001: 23) :

1. Apa yang dievaluasi

Evaluasi kinerja biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya satu tahun atau lebih. Evaluasi kinerja dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya dari sisi keuangan.

2. Alat Evaluasi

Menilai kinerja dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan rasio-rasio keuangan atau dengan membandingkan antara input dan output atau membandingkan antara anggaran dan realisasinya.

3. Cara Menganalisis

Adanya tersedia data yang akan dianalisis misalnya data laporan keuangan untuk 5 tahun. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis rasio-rasio, sehingga dapat diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan.

4. Hasil Analisis

Hasil analisis nantinya akan dapat dilihat berdasarkan kedua analisis yaitu kinerja perusahaan dari segi likuiditas, solvabilitas maupun rentabilitas, serta kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, efektivitas perusahaan, profitabilitas, dan modal kerja.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

G. Anggaran Biaya Operasi Sebagai Alat Ukur Kinerja

Membandingkan anggaran yang disusun berdasarkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, maka biasanya akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut merupakan penyimpangan dari anggaran yang dinamakan varians yang dapat melihat kinerja sesungguhnya.

Hansen dan Mowen (2005 : 356) menyatakan bahwa: “sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi” :

1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.

2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan.

3. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja. 4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

Kutipan di atas menjelaskan anggaran memberikan kelebihan untuk menyediakan standar untuk evaluasi kinerja. Anggaran memberikan standar untuk dapat mengendalikan penggunaan sumber daya perusahaan yaitu biaya. Evaluasi kinerja dalam anggaran dengan membandingkan antara hasil aktual (realisasinya) dengan standar yang telah ditentukan (anggarannya). Perbedaan yang besar antara hasil aktual dengan yang direncanakan adalah bentuk hasil yang telah dicapai penggunaan sumber daya perusahaan. Jika lebih besar aktual biaya (realisasi) dengan biaya yang diperkirakan (anggaran) dapat diindikasikan dalam penggunan biaya tersebut tidak mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan yang berarti kinerja tidak sesuai yang diharapkan.

Lebih lanjut Hansen dan Mowen (2005 : 370) menyatakan: Anggaran adalah alat pengendalian yang berguna. Tetapi, agar dapat digunakan dalam evaluasi kinerja, dua pertimbangan utama harus dipertimbangkan. Pertama adalah menetapkan bagaimana

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

jumlah yang dianggarkan seharusnya dibandingkan dengan hasil aktual. Pertimbangan yang kedua melibatkan dampak anggaran atas perilaku manusia.

Dampak anggaran atas perilaku manusia memiliki pengaruh perilaku yang signifikan. Pengaruh tersebut dapat berupa perilaku positif maupun perilaku negatif, tergantung bagaimana anggaran digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan tujuan organisasi.

Sistem anggaran yang baik mendorong perilaku yang sesuai dengan tujuan. Cara yang digunakan organisasi untuk mempengaruhi manajer agar melakukan lebih banyak usaha dalam mencapai tujuan organisasi disebut sebagai insentif. Teori organisasi tradisional berasumsi bahwa orang yang motivasi utamanya adalah penghargaan berupa uang, akan menolak pekerjaan, tidak efisien, serta tidak berguna. Jadi, insentif uang digunakan untuk mengendalikan kecenderungan seorang manajer untuk melalaikan dan membuang-buang sumber daya, dengan menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Ancaman pemecatan adalah sanksi ekonomi terbesar untuk kinerja yang buruk. Pada kenyataannya, orang termotivasi dengan faktor intrinsik psikologis dan sosial, seperti kepuasan bila pekerjaan dilakukan dengan baik, penghargaan, tanggung jawab, harga diri, dan sifat pekerjaan itu sendiri. Jadi insentif bukan uang, termasuk memperkaya pekerjaan, meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non-uang, dan lainnya, dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran.

Tujuan anggaran yang digunakan untuk mengukur kinerja harus berdasarkan pada kondisi dan harapan-harapan realistis. Anggaran seharusnya mencerminkan realita operasional seperti tingkat aktivias aktual, perubahan musiman, efisiensi dan trend ekonomi umum. Anggaran fleksibel digunakan untuk memastikan bahwa biaya yang

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

dianggarkan dapat secara realistis dibandingkan dengan biaya untuk tingkat aktivitas aktual. Anggaran sementara (jangka pendek) seharusnya mencerminkan pengaruh musiman. Contohnya akan memperkirakan penjualan yang jauh lebih tinggi dalam kuartal yang tertentu seperti hari raya, dari pada dalam kuartal lainnya. Pemotongan anggaran seharusnya berdasarkan pada peningkatan yang direncanakan dalam hal efisiensi, dan bukan hanya penurunan tanpa standar tertentu. Pemotongan tanpa evaluasi formal dapat mempengaruhi kemampuan beberapa unit untuk menjalankan misinya.

Kondisi ekonomi umum juga diperlukan dalam mempertimbangkan anggaran. Dalam menilai kinerja atas biaya, idealnya para manajer hanya dianggap bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost). Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi tingkatnya oleh manajer. Sebagai contoh manajer tingkah bawah (divisi/unit) tidak memiliki kuasa atas biaya tingkat korporasi, seperti penelitian dan pengembangan, serta gaji para manajer atas. Oleh karena itu, manajer tersebut tidak seharusnya dianggap mempunyai kinerja yang tidak memadai jika ada muncul biaya-biaya tersebut dalam anggarannya.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakn satu diantara empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diluar Bank Pembangunan Sumatera Utara dibawah Pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Perusahaan ini didirikan sejak zaman Belanda pada tangggal 23 September 1905 dengan nama “ NV. Waterleiding Maatschpappij Ajer Bersih “ yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda.

Setelah melewati zaman penjajahan Belanda, Jepang dan memasuki masa kemerdekaan Indonesia dengan berganti-ganti nama dan status maka pada tahun 1979 berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Utara No 11 Tahun 1979 berpedoman kepada UU No 5 Tahun 1962 tentang perusahaan daerah, maka resmilah berdiri Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi atau disingkat dengan nama PDAM Tirtanadi sampai sekarang ini.

Pada tahun 1985 Peraturan Daerah No 11 Tahun 1979 ini disempurnakan lagi menjadi Peraturan Daerah Sumatera Utara No 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya dengan Peraturan Daerah No 6 Tahun 1991 dilaksanakan perubahan pertama Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Utara No 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum diatur mengenai air limbah.

Perusahaan ini disampaikan tugas pokoknya adalah menyediakan air bersih dan pelayanan air limbah juga berperan dalam mengembangkan perekonomian daerah serta merupakan salah satu sumberPendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu upaya

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

pengembangan perusahaan adalah melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) antar Perusahaan Air Minum yang ada ditingkat II di propinsi Sumatera Utara.

Upaya peningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya guna mengantisipasi pertambahan pelanggan di tahun mendatang, pada tanggal 23 Mei 2001 Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara telah menandatangani kerja sama PDAM Tirtanadi denagn Lyonnaise de Eaux Prancis dan PT Resupra Indotama Medan denagn membentuk perusahaan yaitu : PT TIRTA LYONNAISE INDOTAMA yang akan memasok air bersih melalui proyek “ Built Operate Water Tretment Plant di Belumai dengan kapasitas 3.000 liter/detik yang akan dibangun dan secara bertahap, dan tahap I kapasitas produksinya adalah 500 liter/detik. Pekerjaan sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak Perancis.

Menghadapi era mendatang PDAM Tirtanadi tetap secara berkesinambungan melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusianya dengan mengadakan pendidikan pegawai keberbagai indusri perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri. Kerjasama dibidang air minum dengan NV.WMG di negeri Belanda dan Yokohama Water Works Bureau di Jepang terus dipelihara dengan baik. Tingkat kehilangan air diusahakan serendah mungkin yang mengacu kepada INMENDAGRI No. 690-149 tanggal 20 Februari 1985 tentang usaha mengurangi kehilangan air dalam pengelolahan air di PDAM Tirtanadi dengan melaksanakan berbagai perbaikan dan penyempurnaan terhadap sarana dan prasarana yang ada sekarang ini.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Pembentukan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Pembentukan cabang-cabang di PDAM Tirtanadi dimulai pada tahun 1985. Sebelum dibentuk menjadi cabang pada mulanya bernama unit-unit, yang pengendaliannya dibawah kantor pusat.

Semakin luasnya kawasan yang ingin dijangkau untuk memasok air bersih terutama karena dibangunnya Perumnas Simalingkar serta untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan terutama dikawasan Padang Bulan maka dibentuklah Cabang Padang Bulan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No 01/KPTS/1989 tanggal 2 Januari 1989. Dari tahun 1989 sampai saat ini pergantian kepala cabang di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan sebanyak 12 periode. Bapak Ir. Arif Haryadian M.Si merupakan kepala cabang PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan saat ini dengan jumlah karyawan sebanyak 57 orang dan jumlah pelanggan sampai dengan bulan Februari 2009 berkisar 38.940 pelanggan.

B. Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Suatu organisasi atau perusahaan, pemimpin merupakan penentu maju mundurnya perusahaan. Disini pimpinan sekaligus sebagai salah satu pengambil keputusan dibebani tugas yang berat yaitu harus memikirkan kemajuan perusahaan dan juga pelayanan kepada masyarakat, untuk itu pimpinan membagi tugasnya kepada bawahannya agar semua tugas dapat berjalan dengan baik.

Seperti kita ketahui bahwa struktur organisasi bukanlah merupakan tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan. Dengan adanya struktur organisasi pada suatu perusahaan maka pembagian tugas dan wewenang dalam perusahaan dapat terlihat jelas. Serta untuk

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

menjalin kerja sama yang diinginkan oleh pimpinan, juga memudahkan bagi pimpinan mengadakan pengawasan terhadap tujuan yang direncanakan.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah alat untuk mencapai efesiensi dan efektifitas kerja ataupun mendelegasikan wewenang dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan

Adapun struktur organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan tampak dalam Gambar 3.1 berikut:

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Sumber : PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

KEPALA CABANG

I r. Arif Haryadian M.Si

KABAG UMUM & PERSONALI A KABAG PENGAWASAN KABAG KEUANGAN KABAG PEMASARAN KABAG HUBLANG KABAG JARI NGAN

ASI STEN I ASI STEN I

ASI STEN I I

ASI STEN I

ASI STEN I I ASI STEN I I

ASI STEN I ASI STEN I I ASI STEN I ASI STEN I ASI STEN I I ASI STEN I I

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan gambar struktur organisasi pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala cabang dibantu oleh :

1. Kabag. Jaringan Perpipaan 2. Kabag Pemasaran

3. Kabag Keuangan

4. Kabag Umum dan Personalia 5. Kabag Hubungan Langganan 6. Kabag Pengawasan

maka dapat dijelaskan uraian tugas (job description) serta tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

Kepala cabang bertanggung jawab kepada Direksi dengan uraian tugas, wewengan dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Melaksanakan dan melakukan program kerja cabang.

c. Memimpin dan mengendalikan pelaksnaan kegiatan di cabang.

d.

Membantu dan menyusun usulan anggaran tahunan cabang setelah berkonsultasi dengan unit kerja penyusunan anggaran.

e.

Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan air bersih dan air limbah.

f.

Memelihara hubungan kerja yang baik dengan sesama pihak yang berhubungan dengan cabang baik intern maupun ekstern.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

g.

Mengusulkan kepada Direksi atas penurunan golongan tarif, reduksi pemakain air dan penyelesaian air dan penyelesaian kasus.

h.

Memberikan penilain atas prestasi kerja memberikan sanksi sesuai dengan wewenang yang diberikan.

i.

Merekrut mitra kerja dan memberika penilaian atas kinerja sesuai dengan wewenangnya.

j.

Melaksanakan penyampaian data dan informasi atau sasaran lain secepatnya.

k.

Mengelola dengan baik terhadap penggunaan sarana dan prasarana, fasilitas serta dana kerja sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan.

l.

Melakukan perbaikan atas kerusakan jaringan perpipaan koordinasi dengan divisi jaringan perpipaan apabila diperlukan.

m.

Bertindak atas nama Direksi untuk cabang yang dipimpinnya dalam urusan dengan pihak eksternal sesuai dengan wewenang yang diberikan.

n.

Mengadakan barang-barang tertentu sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.

o.

Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan cabang dilengkapi dengan evaluasinya.

p.

Membuat dan menyampaikan laporan keuangan dilengkapi dengan evaluasi kinerja.

q.

Membantu Direksi untuk menyedikan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern dan pihak ekstern.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

r.

Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksaan tugasnya.

s.

Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

2. Kepala Bagian Jaringan Perpipaan

Kabag Jaringan Perpipaan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenag dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Bagian Jaringan Perpipaan.

c. Melakukan pemasangan, pemeliharaan dan pemeriksaan rutin pipa-pipa distribusi sesuai dengan perencanaan dan gambaran kerja. Termasuk

valve, air valve, bran kran dan perlengkapan lainnya agar pendistribusian

air dapat berjalan dengan lancar, teratur dan merata.

d. Memproses penerbitan surat perintah kerja / SPK / kontrak/ perjanjian untuk pekerjaan jaringan perpipaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Menjaga kualitas air dalam pipa distribusi dan melakukan pencucian pipa, wash out dan kebersihan pipa pada saat pekerjaan pemasangan pipa.

f. Mengkoordinasikan dan melaksankan pekerjaan perbaikan pipa bocor dan mengatasi serta mencari penyebab terjadinya gangguan air pada pelanggan.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

g. Melaksanakan perawatan dan pembacaan meter-meter lop yang ada di cabangnya dan mengambil langkah-langkah guna mengurangkan tingkat kehilangan air.

h. Membantu kepala cabang untuk menyedikan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern dan ekstern.

i. Membuat analisis dan perhitungan biaya pengembangan jaringan atau rehabilitas sebelum dan sesudah dilaksnakan.

j. Mengarsip gambar-gambar jaringan pipa distribusi, pipa dinas, pipa air limbah dan gambar-gambar perlengkapannya seperti detail spot dan lain-lain.

k. Melakukan revisi / perbaikan terhadap gambar-gambar arsip bila terjadi perubahan-perubahan di lapangan sehingga gambar-gambar tetap up to

date.

l. Membuat dan meyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian jaringan perpipaan dilengkapi dengan evaluasinya.

m. Membantu kepala cabang untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern.

n. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

o. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang

3. Kepala Bagian Pemasaran

Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian pemasaran.

c. Melaksanakan proses sambungan baru, penyambungan kembali, penggantian pipa dinas, meter air dan lain-lain yang berhubungan dengan pelayanan langganan.

d. Memproses penerbitan surat kerja SPK untuk pemasangan sambungan baru, penggantian meter, dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Melaksanakan survey, perencanaan arsip dan gambar jaringan pipa lokasi calon pelanggan.

f. Melaksanakan perhitungan biaya pekerjaan sambungan baru sesuai dengan ketentuan.

g. Memonitoring kemungkinan terjadinya tindakan ilegal yang dilakukan oleh pelanggan.

h. Melaksanakan sambungan baru, pasang kembali, penggantian pipa dinas meter air dan lain- lain yang berhubungan dengan permohonan pelanggan.

i. Membuat dan melaporkan perkembangan bagian pemasaran lengkap dengan evaluasi setiap bulan.

j. Membantu kepala cabang untuk menyediakan informasi dan data yang diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern.

k. Membimbing, mengatur, dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

l. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

4. Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja di bagian keuangan. c. Mengatur penyimpanan uang dalam batas tertentu sesuai dengan

ketentuan.

d. Mengupayakan penagihan guna meminimumkan saldo tunggakan rekening.

e. Mengelola buku kas / bank dan buku kas dana kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Melaksanakan pencatatan administrasi atas penggunaan dana kerja sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan.

g. Meneliti kebenaran atas pembayaran dari pelanggan yang menggunakan cek, giro atau surat berharga lainnya.

h. Membuat laporan harian dan bulanan atas penerimaan atau pendapatan cabang.

i. Memberi peringatan dan melakukan pemutusan sambungan air bersih / air limbah yang mempunyai tunggakan rekening air sesuai ketentuan.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

j. Melaksanakan penagihan rekening air dan non air menurut jadwal penagihan setiap hari secara intensif, efektif dan efisien.

k. Mengamankan dan menjaga tunggakan rekening air yang tersimpan atau belum tertagih dan menghitung kesesuainya.

l. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian keuangan dilengkapi dengan evaluasinya.

m. Membantu kepala cabang untuk menyedikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern.

n. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

5. Kepala Bagian Umum dan Personalia

Kepala Bagian Umum dan Personalia bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melaksanakan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian umum.

c. Mengelola dan melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan ketatausahaan, kepegawaian, gudang, rumah tangga dan angkutan

d. Memproses pengadaan / pembelian barang untuk kebutuhan cabang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

e. Memproses penerbitan surat perintah kerja SPK / Kontrak / perjanjian untuk pangadaan. Pekerjaan mekanikal elektrikal, bangunan dan taman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f. Membantu dan menyelenggarakan persiapan yang menyangkut acara rapat intern maupun acara rapat seremonial.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

g. Mendata hal-hal yang berkaitan dengan disiplin kepegawaian. h. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan bangunan

kantor, kompleks perumahan dan taman.

i. Memberikan rekomendasi kepada kepala cabang atas hal-hal yang berkaitan dengan mutasi, pembinaan dan pengembangan kualitas pegawai serta pengadaan barang dan lain-lain berikut sistem administrasi gudang.

j. Mengatur dan mengendalikan persediaan barang-barang untuk kebutuhan cabang.

k. Menyimpan dan mengamankan seluruh surat-surat berharga dan dokumen perusahaan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan cabang. l. Mengurus dan mengelola barang-barang inventaris dan peralatan kerja

yang ada diinstalasi.

m. Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan kerja dan senantiasa melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam hal pengaturan petugas satuan keamanan.

n. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian umum dilengkapi dengan evaluasinya.

o. Membantu kepala cabang untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan pihak intern dan ekstern.

p. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

q. Melaksanakan semua tugas diperusahaan dan tugas-tugas yang diberikan oleh kepala cabang.

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

6. Kepala Bagian Hubungan Langganan

Kepala Bagian Hubungan Langganan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

Dokumen terkait