• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA - I EKSTENSI MEDAN

ANALISIS ANGGARAN BIAYA SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PDAM TIRTANADI CABANG PADANG BULAN

SKRIPSI

OLEH

MELDA SAFITRI 050521013

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRAK

Melda Safitri (2009) “Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan”.Drs. Syahyunan M.Si, sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Hj. Ritha F Dalimunthe.SE. M.Si, sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Lisa Marlina M.Si, sebagai Penguji I dan Dra. Friska Sipayung M.Si, sebagai Penguji II.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui realisasi anggaran biaya dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara time series yang menganalisis dari waktu ke waktu yang dilakukan dengan cara menganalisis anggaran biaya operasi dan realisasi dari anggaran tersebut dari tahun ke tahun.

Hasil analisis mengatakan bahwa pemberian insentif atas pencapaian kinerja yang lebih baik bukan berdasarkan atas pencapai kinerja pertanggung jawaban anggaran biaya operasi melainkan berdasarkan pencapaian laba perusahaan. Kemudian berdasarkan hasil yang diperoleh pada data yang ada, menunjukkan bahwa anggaran sudah berfungsi sebagai alat ukur kinerja, karena dalam menilai kinerja manajer yang bersangkutan perusahaan membandingkan antara anggaran dan realisasi yang kemudian ditelusuri penyebab dari penyimpangan dengan standar yang dipergunakan sebagai tolok ukur mengukur prestasi.

(3)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi karunia nikmat kepada manusia sehingga dapat berpikir dan merasakan segalanya, satu dari sekian banyak nikmat-Nya adalah keberhasilan penulis menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul “Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan” dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang.

Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari perhatian, bimbingan, dorongan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dra. Nisrul Irawati, MBA Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bantuan,

(4)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

8. Bapak Drs. Sjahril Effendy Pasaribu, M.Si selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan pada penulis untuk bekerja pada perusahaan tersebut

9. Bapak Ir Arif Haryadian, M.Si selaku kepala cabang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan

10. Kepada seluruh karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada Kedua orang tuaku yang telah membantu dan mendukung baik secara moral maupun materil, buat ibu antiku & nenekku tercinta terima kasih atas segala nasehatnya selama ini.

(5)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Penulis juga menyadari dengan sepenuhnya akan kurang sempurnanya penulisan skripsi ini dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga apa yang tertulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Maret 2009 Penulis

(6)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009.

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Pengertian Anggaran ... 10

C. Jenis-jenis Anggaran ... 13

D. Fungsi dan Tujuan Anggaran... 15

E. Pengertian dan Jenis-jenis Biaya Operasi ... 17

F. Pengukuran Kinerja ... 19

G. Anggaran Biaya Operasi sebagai Alat Ukur Kinerja ... 21

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi………. 24

B. Struktur Organisasi……… 26

C. Jenis-jenis Operasional………. 38

D. Proses Penyusunan Anggaran Biaya Operasional……… 40

E. Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan……….. 41

(7)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

A. Analisis dan Evaluasi Penyimpangan Anggaran Biaya Operasional terhadap Realisasi Anggaran Pada PDAM Tirtanadi Cabang

Padang Bulan……….……... 44 B. Analisis dan Evaluasi Sistem Pengendalian Biaya operasional

Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan ……… 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………... ……… 70 B. Saran……….. 71 DAFTAR PUSTAKA

(8)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Tahun 2003-2007 ……… 3 Tabel 4.1 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Tahun 2003 (dalam Rupiah)…...………... 45 Tabel 4.2 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Tahun 2004 (dalam Rupiah)…...………... 50 Tabel 4.3 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Tahun 2005 (dalam Rupiah)…...………... 54 Tabel 4.4 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Tahun 2006 (dalam Rupiah)…...………... 59 Tabel 4.5 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

(9)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

(10)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

F. A. Latar Belakang Masalah

Kinerja merupakan hasil akhir dari aktivitas baik individu maupun perusahaan. Perusahaan sering menjadikan kinerj asebagai sebuah nilai yang akan menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan suatu perencanaan perusahaan tersebut. Mengukur kinerja dalam perusahaan tidak terlepas dari analisis keuangan. Kondisi keuangan mencerminkan arus kas dalam mencapai profitabilitas yang diinginkan oleh pemilik perusahaan (Mulyadi, 2001:22).

Analisis keuangan tidak terlepas dari anggaran. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan (Nafarin, 2000: 7). Anggaran menyediakan standar untuk melakukan evaluasi kinerja dalam perusahaan. Evaluasi kinerja dalam anggaran diukur dengan membandingkan hasil realisasi dengan anggaran yang sudah dianggarkan perusahaan. Anggaran memegang peranan penting dalam dunia usaha. Hal ini dikarenakan anggaran menyajikan informasi mengenai kegiatan operasional perusahaan dalam satu periode tertentu agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan perlu menyusun perencanaan (anggaran) yang menyeluruh tentang kegiatan perusahaan untuk waktu yang akan datang dan dibuat berdasarkan data waktu sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi yang akan datang.

(11)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

mengevaluasi pelaksanaan strategi tersebut, apakah mencapai sasaran atau tidak. Penyusunan strategi tersebut dijabarkan dalam nilai uang yang disebut anggaran. Dengan adanya anggaran maka perusahaan dapat mengetahui terjadinya penyimpangan yang akan timbul dalam rangka menjalankan kegiatan operasional yakni dengan cara membandingkan anggaran dengan data aktual atau realisasinya. Salah satu fungsi anggaran yaitu sebagai alat pengawasan, dimana anggaran biaya operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tetap diawasi dan dikendalikan.

Penyusunan atau penentuan anggaran biaya operasi akan mempermudah pimpinan perusahaan untuk melaksanakan aktivitas perusahaan dan melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengendalian pembiayaan yang lebih baik. Walaupun perusahaan telah menyusun anggaran biaya operasi, namun bukan berarti setiap saat biaya yang digunakan sesuai jumlahnya dengan yang ada pada anggaran biaya operasi.

(12)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 1.1

Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Tahun 2003-2007

Sumber : PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2008 (Data diolah) Keterangan:

i. M : Menguntungkan ii. TM : Tidak Menguntungkan

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa anggaran biaya pada tahun 2004 sebesar Rp. 4.575.586.253 meningkat menjadi Rp 5.173.951.074 pada tahun 2005, sedangkan realisasi yang terjadi pada tahun 2004 sebesar Rp 5.332.852.515 mengalami penurunan pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 5.152.360.935.

Fenomena data yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, bahwa anggaran biaya yang dibuat tidak selalu searah dengan realisasi anggaran setiap tahunnya yang dapat dilihat pada tahun 2005, dimana anggaran biaya meningkat tetapi realisasi anggaran menurun.

Selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasi, sifatnya selisih tidak menguntungkan/TM (unfavorable variance), karena selisih-selisih yang terjadi tidak dapat dikatakan sebagai sumber penambah kekayaan perusahaan dan ini dapat merugikan perusahaan.

(13)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

skripsi dengan judul “Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan”.

G. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah anggaran biaya dapat dijadikan sebagai alat ukur kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 ?”

C. Kerangka Konseptual

Menyusun anggaran sangat mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan, dimana tingkat penghasilan dibandingkan dengan anggaran biaya yang dikeluarkan, kemudian dicari selisihnya. Perolehan laba ini dapat digunakan sebagai tolok ukur bagi perusahaan berhasil atau tidaknya dalam pengembangan usaha. Munandar (2001: 3) menyebutkan bahwa “Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang “. Anggaran biaya sangat penting bagi perusahaan, dengan anggaran biaya perusahaan bisa mengetahui sejauh mana usaha yang akan dicapai pada periode mendatang.

(14)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

menyusun suatu anggaran biaya operasinal dari perusahaan agar dapat dicegah adanya pemborosan. Anggaran disusun untuk kelancaran operasional perusahaan melalui pengendalian biaya, dari anggaran tersebut kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dengan cara membandingkan hasil yang sebenarnya dengan yang dianggarkan, selanjutnya diadakan koreksi atau perbaikan untuk masa yang akan datang.

Perusahaan bekerja menggunakan anggaran maka dapat menetapkan tujuan, dan berdasarkan tujuan itu dapat pula dinilai baik buruknya kinerja yang diharapkan dari suatu rencana dapat mengawasi kinerja operasi perusahaan.

Feedback

Dalam Menyusun Tujuan

Sumber : Harahap (2001: 205)

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Realisasi Biaya Operasional Perbandingan Standar dan Fakta

Penyimpangan Anggaran Biaya

Operasional Rencana

(15)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada umumnya untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu :

Untuk menganalisis dan mengetahui realisasi anggaran biaya dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : a. Bagi Peneliti

Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan anggaran biaya operasi dalam pengawasan kinerja operasi di perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan dalam menyempurnakan fungsi anggaran biaya operasi sebagai alat ukur kinerja. c. Bagi Mahasiswa

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

E. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

(16)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

2. Definisi Operasional

Definisi operasional yang ada dalam penelitian ini adalah:

a. Anggaran biaya operasional merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu, yang di dalamnya bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan laba perusahaan. Dalam hal ini anggaran biaya operasional terjadi pada tahun 2003 sampai dengan 2007.

b. Realisasi anggaran merupakan hasil aktual yang diperoleh dari suatu anggaran yang telah disusun. Apabila biaya realisasi lebih besar dari pada budget maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable), sebaliknya jika biaya realisasi lebih rendah dari

budget maka dianggap menguntungkan (favorable).

c. Pengukuran kinerja merupakan suatu tingkatan keberhasilan yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan yang didasarkan pada suatu standar/anggaran dalam periode tertentu.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan yang beralamat di Jl. Jamin Ginting No 88A Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai dengan Maret 2009.

4. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer

(17)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari perusahaan berupa data tertulis, yaitu :

1. Sejarah singkat perusahaan PDAM Tirtanadi dan pembentukan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

2. Struktur organisasi perusahaan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

3. Laporan anggaran dan realisasi biaya operasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan dari tahun 2003 sampai dengan 2007.

4. Hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan laporan-laporan lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :

a. Wawancara (interview), yaitu melakukan tanya jawab dengan kepala bagian keuangan dan para pegawai yang bersangkutan untuk mendapat informasi yang diperlukan.

b. Dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau dokumen-dokumen bukti lainnya yang diperoleh dari perusahaan.

6. Metode Analisis Data

(18)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

(19)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Rosyidi (2006) mengenai Manfaat Anggaran sebagai Alat Pengawasan Biaya Operasional pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah anggaran biaya operasi telah tercapai dalam mengukur kinerja perusahaan”. Data yang digunakan adalah Laporan Keuangan berupa neraca tahun 2000-2005. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriftif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggaran memberikan manfaat sebagai alat pengawasan biaya operasi, dimana realisasi biaya operasi akan dibandingkan dengan anggaran biaya operasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Pengertian Anggaran

Kegiatan operasional perusahaan yang dijalankan pihak manajemen membutuhkan suatu alat yang dapat dijadikan sebagai pedoman, dimana hal ini dimaksudkan agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Salah satu alat yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan adalah anggaran atau disebut juga dengan

budget. Anggaran terdiri dari serangkaian taksiran-taksiran yang dapat dipakai sebagai

(20)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Menurut Harahap (2001: 15) Budget sebagai suatu konsep yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya secara tertulis sasaran yang akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus, sampai rinciannya dan penyebabnya. Kegiatan yang direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu, melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu. Sebagai satuan yang dipergunakan dalam anggaran perusahaan ini adalah satuan moneter (rupiah).

Menurut Mulyadi (2001: 488) yaitu, Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun.

Pendapat para ahli di atas, memberikan pengertian bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi khusus yaitu disusun secara sistematis yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter dan dalam jumlah waktu tertentu. Dengan demikian diperoleh dua hal mengenai anggaran sebagai berikut :

1. Anggaran perusahaan merupakan suatu rencana operasi yang disusun berdasarkan data periode yang lampau dan proyeksi keadaan pada masa yang akan datang dalam bentuk kuantitatif dan satuan uang.

2. Suatu rencana mengenai pendapatan dan biaya yang disusun sedemikian rupa sehingga laba yang diharapkan dapat tercapai.

(21)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa budget mempunyai empat unsur yaitu : 1. Rencana

Yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan perusahaan diwaktu yang akan datang. Anggaran (budget) juga merupakan suatu rencana, karena anggaran merupakan penentu terlebih dahulu yang akan datang. Hanya saja anggaran mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus, seperti misalnya tentang kegiatan-kegiatan di perusahaan diwaktu disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.

2. Kegiatan perusahaan

Yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan personalia.

3. Dinyatakan dalam unit moneter

(22)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

waktu. Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut.

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang

Hal ini menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran apa yang akan terjadi serta apa yang dilakukan diwaktu yang akan datang.

C. Jenis-jenis Anggaran

Kegiatan yang akan dijalankan oleh pihak manajemen perusahaan bermacam-macam, maka anggaran yang disusun berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada umumnya, anggaran yang disusun oleh pihak manajemen perusahaan terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang nantinya dirancang oleh manajemen perusahaan sebagai pedoman di dalam menjalankan kegiatannya.

Menurut Munandar (2000: 23) jenis-jenis anggaran dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Anggaran Operasional (operation budget) yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. 2. Anggaran keuangan (financing budget) yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran

(23)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis anggaran yang dikemukakan oleh Munandar (2000: 25):

1. Operation Budget

Operating budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama

periode tertentu dimasa yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu :

a. Sektor Penghasilan (Revenues)

Sektor penghasilan ialah pertambahan aktiva perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri tetapi bukan karena penambahan setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambahnya hutang.

b. Sektor Biaya

Sektor biaya ialah pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal oleh para pemiliknya dan bukan pula merupakan pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan berkurangnya hutang.

2. Financing Budget

Financial budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat

(24)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

D. Fungsi dan Tujuan Anggaran

Anggaran bagi perusahaan sangat penting, karena anggaran merupakan alat bagi manajemen dalam mencapai tujuan. Anggaran berisikan informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan biaya yang dianggarkan untuk mendukung kegiatan tersebut yang telah ditentukan sebelumnya. Anggaran memiliki beberapa fungsi dimana fungsi anggaran tersebut sesuai dengan fungsi manajemen.

Fungsi anggaran merupakan salah satu alat bagi manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Adapun fungsi anggaran antara lain (Nafarin, 2000 : 4) :

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menurut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang. Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Fungsi Pelaksanaan

(25)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan. Pengawasan berarti mengevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara :

a. Memperbandingkan realisasi dengan rencana.

b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001: 502) menyatakan fungsi anggaran adalah : 1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajer menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

(26)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.

b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang digunakan.

c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari dan maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, kerena dengan anggaran lebih jelas dan nyata yang terlihat.

f. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Manfaat dari disusunnya anggaran adalah :

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.

5. Menghindari pemborosan dan pengeluaran yang kurang perlu, yaitu sumber daya, seperti: tenaga kerja, peralatan, dan dana yang dimanfaatkan seefisien mungkin dan alat pendidikan bagi para manajer.

E. Pengertian dan Jenis-jenis Biaya Operasi

(27)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

ditujukan. Proses tersebut harus memperhatikan kebutuhan pemakai luar perusahaan, selain itu harus juga memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan.

Mulyadi (2001: 8) menyatakan bahwa “Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. Singkatnya biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Jika pengorbanan sumber ekonomi tersebut tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi. Jika seorang pengusaha telah mengeluarkan biaya, tetapi tidak mendatangkan pendapatan, maka pengorbanan ini disebut rugi.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam Standar Akuntansi Keuangan memberikan pengertian sebagai berikut : beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penurunan modal. Yang dimaksud biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa.

Perbedaan pengertian antara expense dan cost tersebut, terkandung prinsip alokasi biaya karena expense adalah sebagian dari cost yang dialokasikan menjadi beban terhadap pendapatan pada periode tertentu. Ketepatan dari penentuan laba sangat erat hubunganya dengan ketepatan dari alokasi biaya, karena selain tergantung pada pendapatan, laba juga ditentukan oleh biaya.

(28)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Selanjutnya Mulyadi (2001: 19) menyatakan bahwa “biaya operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membiaya-biayai aktivitas operasi perusahaan baik administrasi maupun penjualan”. Biaya operasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

1. Beban atau biaya penjualan

Biaya penjualan adalah keseluruhan biaya dalam rangka penjualan. Dengan kata lain biaya ini dikorbankan agar barang yang diproduksi dapat terjual, contoh dari biaya penjualan ini adalah seperti gaji bagian penjualan, PPh karyawan penjualan, komisi, advertensi, promosi biaya pemeliharaan bagian penjualan, biaya penyusutan peralatan bagian penjualan, biaya listrik, air dan telepon bagian penjualan dan lain sebagainya. 2. Beban atau biaya umum dan administrasi

Biaya administrasi dan umum adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Adapun yang termasuk ke dalam biaya ini antara lain adalah gaji pimpinan dan karyawan administrasi, pemakaian alat tulis kantor, penyusutan gedung, biaya gaji karyawan kantor, biaya pemeliharaan bagian kantor, biaya penyusutan peralatan kantor, biaya listrik, air dan telepon.

F. Pengukuran Kinerja

(29)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

nilai suatu aktiva. Dalam menganalisis kinerja perusahaan tidak terlepas dari analisis keuangan. Kondisi keuangan mencerminkan arus kas dalam mencapai profitabilitas yang diinginkan oleh pemilik perusahaan (Mulyadi, 2001: 22).

Penilaian kinerja sudah tentu mempunyai prosedur atau tata laksana dan tujuan sehingga tujuan dari melakukan evaluasi kinerja dapat tercapai. Untuk melakukan penilaian perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut (Mulyadi, 2001: 23) :

1. Apa yang dievaluasi

Evaluasi kinerja biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya satu tahun atau lebih. Evaluasi kinerja dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya dari sisi keuangan.

2. Alat Evaluasi

Menilai kinerja dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan rasio-rasio keuangan atau dengan membandingkan antara input dan output atau membandingkan antara anggaran dan realisasinya.

3. Cara Menganalisis

Adanya tersedia data yang akan dianalisis misalnya data laporan keuangan untuk 5 tahun. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis rasio-rasio, sehingga dapat diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan.

4. Hasil Analisis

(30)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

G. Anggaran Biaya Operasi Sebagai Alat Ukur Kinerja

Membandingkan anggaran yang disusun berdasarkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, maka biasanya akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut merupakan penyimpangan dari anggaran yang dinamakan varians yang dapat melihat kinerja sesungguhnya.

Hansen dan Mowen (2005 : 356) menyatakan bahwa: “sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi” :

1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.

2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan.

3. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja. 4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

Kutipan di atas menjelaskan anggaran memberikan kelebihan untuk menyediakan standar untuk evaluasi kinerja. Anggaran memberikan standar untuk dapat mengendalikan penggunaan sumber daya perusahaan yaitu biaya. Evaluasi kinerja dalam anggaran dengan membandingkan antara hasil aktual (realisasinya) dengan standar yang telah ditentukan (anggarannya). Perbedaan yang besar antara hasil aktual dengan yang direncanakan adalah bentuk hasil yang telah dicapai penggunaan sumber daya perusahaan. Jika lebih besar aktual biaya (realisasi) dengan biaya yang diperkirakan (anggaran) dapat diindikasikan dalam penggunan biaya tersebut tidak mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan yang berarti kinerja tidak sesuai yang diharapkan.

(31)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

jumlah yang dianggarkan seharusnya dibandingkan dengan hasil aktual. Pertimbangan yang kedua melibatkan dampak anggaran atas perilaku manusia.

Dampak anggaran atas perilaku manusia memiliki pengaruh perilaku yang signifikan. Pengaruh tersebut dapat berupa perilaku positif maupun perilaku negatif, tergantung bagaimana anggaran digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan tujuan organisasi.

Sistem anggaran yang baik mendorong perilaku yang sesuai dengan tujuan. Cara yang digunakan organisasi untuk mempengaruhi manajer agar melakukan lebih banyak usaha dalam mencapai tujuan organisasi disebut sebagai insentif. Teori organisasi tradisional berasumsi bahwa orang yang motivasi utamanya adalah penghargaan berupa uang, akan menolak pekerjaan, tidak efisien, serta tidak berguna. Jadi, insentif uang digunakan untuk mengendalikan kecenderungan seorang manajer untuk melalaikan dan membuang-buang sumber daya, dengan menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Ancaman pemecatan adalah sanksi ekonomi terbesar untuk kinerja yang buruk. Pada kenyataannya, orang termotivasi dengan faktor intrinsik psikologis dan sosial, seperti kepuasan bila pekerjaan dilakukan dengan baik, penghargaan, tanggung jawab, harga diri, dan sifat pekerjaan itu sendiri. Jadi insentif bukan uang, termasuk memperkaya pekerjaan, meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non-uang, dan lainnya, dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran.

(32)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

dianggarkan dapat secara realistis dibandingkan dengan biaya untuk tingkat aktivitas aktual. Anggaran sementara (jangka pendek) seharusnya mencerminkan pengaruh musiman. Contohnya akan memperkirakan penjualan yang jauh lebih tinggi dalam kuartal yang tertentu seperti hari raya, dari pada dalam kuartal lainnya. Pemotongan anggaran seharusnya berdasarkan pada peningkatan yang direncanakan dalam hal efisiensi, dan bukan hanya penurunan tanpa standar tertentu. Pemotongan tanpa evaluasi formal dapat mempengaruhi kemampuan beberapa unit untuk menjalankan misinya.

(33)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakn satu diantara empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diluar Bank Pembangunan Sumatera Utara dibawah Pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Perusahaan ini didirikan sejak zaman Belanda pada tangggal 23 September 1905 dengan nama “ NV. Waterleiding Maatschpappij Ajer Bersih “ yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda.

Setelah melewati zaman penjajahan Belanda, Jepang dan memasuki masa kemerdekaan Indonesia dengan berganti-ganti nama dan status maka pada tahun 1979 berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Utara No 11 Tahun 1979 berpedoman kepada UU No 5 Tahun 1962 tentang perusahaan daerah, maka resmilah berdiri Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi atau disingkat dengan nama PDAM Tirtanadi sampai sekarang ini.

Pada tahun 1985 Peraturan Daerah No 11 Tahun 1979 ini disempurnakan lagi menjadi Peraturan Daerah Sumatera Utara No 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya dengan Peraturan Daerah No 6 Tahun 1991 dilaksanakan perubahan pertama Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Utara No 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum diatur mengenai air limbah.

(34)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

pengembangan perusahaan adalah melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) antar Perusahaan Air Minum yang ada ditingkat II di propinsi Sumatera Utara.

Upaya peningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya guna mengantisipasi pertambahan pelanggan di tahun mendatang, pada tanggal 23 Mei 2001 Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara telah menandatangani kerja sama PDAM Tirtanadi denagn Lyonnaise de Eaux Prancis dan PT Resupra Indotama Medan denagn membentuk perusahaan yaitu : PT TIRTA LYONNAISE INDOTAMA yang akan memasok air bersih melalui proyek “ Built Operate Water Tretment Plant di Belumai dengan kapasitas 3.000 liter/detik yang akan dibangun dan secara bertahap, dan tahap I kapasitas produksinya adalah 500 liter/detik. Pekerjaan sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak Perancis.

(35)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Pembentukan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Pembentukan cabang-cabang di PDAM Tirtanadi dimulai pada tahun 1985. Sebelum dibentuk menjadi cabang pada mulanya bernama unit-unit, yang pengendaliannya dibawah kantor pusat.

Semakin luasnya kawasan yang ingin dijangkau untuk memasok air bersih terutama karena dibangunnya Perumnas Simalingkar serta untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan terutama dikawasan Padang Bulan maka dibentuklah Cabang Padang Bulan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No 01/KPTS/1989 tanggal 2 Januari 1989. Dari tahun 1989 sampai saat ini pergantian kepala cabang di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan sebanyak 12 periode. Bapak Ir. Arif Haryadian M.Si merupakan kepala cabang PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan saat ini dengan jumlah karyawan sebanyak 57 orang dan jumlah pelanggan sampai dengan bulan Februari 2009 berkisar 38.940 pelanggan.

B. Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Suatu organisasi atau perusahaan, pemimpin merupakan penentu maju mundurnya perusahaan. Disini pimpinan sekaligus sebagai salah satu pengambil keputusan dibebani tugas yang berat yaitu harus memikirkan kemajuan perusahaan dan juga pelayanan kepada masyarakat, untuk itu pimpinan membagi tugasnya kepada bawahannya agar semua tugas dapat berjalan dengan baik.

(36)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

menjalin kerja sama yang diinginkan oleh pimpinan, juga memudahkan bagi pimpinan mengadakan pengawasan terhadap tujuan yang direncanakan.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah alat untuk mencapai efesiensi dan efektifitas kerja ataupun mendelegasikan wewenang dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan

(37)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Sumber : PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

KEPALA CABANG

I r. Arif Haryadian M.Si

KABAG UMUM & PERSONALI A

KABAG PENGAWASAN

KABAG KEUANGAN

KABAG PEMASARAN

KABAG HUBLANG

KABAG JARI NGAN

ASI STEN I ASI STEN I

ASI STEN I I

ASI STEN I

ASI STEN I I ASI STEN I I

ASI STEN I

ASI STEN I I

ASI STEN I ASI STEN I

(38)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan gambar struktur organisasi pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala cabang dibantu oleh :

1. Kabag. Jaringan Perpipaan 2. Kabag Pemasaran

3. Kabag Keuangan

4. Kabag Umum dan Personalia 5. Kabag Hubungan Langganan 6. Kabag Pengawasan

maka dapat dijelaskan uraian tugas (job description) serta tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

Kepala cabang bertanggung jawab kepada Direksi dengan uraian tugas, wewengan dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Melaksanakan dan melakukan program kerja cabang.

c. Memimpin dan mengendalikan pelaksnaan kegiatan di cabang.

d.

Membantu dan menyusun usulan anggaran tahunan cabang setelah berkonsultasi dengan unit kerja penyusunan anggaran.

e.

Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan air bersih dan air limbah.

(39)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

g.

Mengusulkan kepada Direksi atas penurunan golongan tarif, reduksi pemakain air dan penyelesaian air dan penyelesaian kasus.

h.

Memberikan penilain atas prestasi kerja memberikan sanksi sesuai dengan wewenang yang diberikan.

i.

Merekrut mitra kerja dan memberika penilaian atas kinerja sesuai dengan wewenangnya.

j.

Melaksanakan penyampaian data dan informasi atau sasaran lain secepatnya.

k.

Mengelola dengan baik terhadap penggunaan sarana dan prasarana, fasilitas serta dana kerja sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan.

l.

Melakukan perbaikan atas kerusakan jaringan perpipaan koordinasi dengan divisi jaringan perpipaan apabila diperlukan.

m.

Bertindak atas nama Direksi untuk cabang yang dipimpinnya dalam urusan dengan pihak eksternal sesuai dengan wewenang yang diberikan.

n.

Mengadakan barang-barang tertentu sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.

o.

Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan cabang dilengkapi dengan evaluasinya.

p.

Membuat dan menyampaikan laporan keuangan dilengkapi dengan evaluasi kinerja.

(40)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

r.

Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksaan tugasnya.

s.

Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

2. Kepala Bagian Jaringan Perpipaan

Kabag Jaringan Perpipaan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenag dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Bagian Jaringan Perpipaan.

c. Melakukan pemasangan, pemeliharaan dan pemeriksaan rutin pipa-pipa distribusi sesuai dengan perencanaan dan gambaran kerja. Termasuk

valve, air valve, bran kran dan perlengkapan lainnya agar pendistribusian

air dapat berjalan dengan lancar, teratur dan merata.

d. Memproses penerbitan surat perintah kerja / SPK / kontrak/ perjanjian untuk pekerjaan jaringan perpipaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Menjaga kualitas air dalam pipa distribusi dan melakukan pencucian pipa, wash out dan kebersihan pipa pada saat pekerjaan pemasangan pipa.

(41)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

g. Melaksanakan perawatan dan pembacaan meter-meter lop yang ada di cabangnya dan mengambil langkah-langkah guna mengurangkan tingkat kehilangan air.

h. Membantu kepala cabang untuk menyedikan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern dan ekstern.

i. Membuat analisis dan perhitungan biaya pengembangan jaringan atau rehabilitas sebelum dan sesudah dilaksnakan.

j. Mengarsip gambar-gambar jaringan pipa distribusi, pipa dinas, pipa air limbah dan gambar-gambar perlengkapannya seperti detail spot dan lain-lain.

k. Melakukan revisi / perbaikan terhadap gambar-gambar arsip bila terjadi perubahan-perubahan di lapangan sehingga gambar-gambar tetap up to

date.

l. Membuat dan meyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian jaringan perpipaan dilengkapi dengan evaluasinya.

m. Membantu kepala cabang untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern.

n. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

o. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang

3. Kepala Bagian Pemasaran

(42)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian pemasaran.

c. Melaksanakan proses sambungan baru, penyambungan kembali, penggantian pipa dinas, meter air dan lain-lain yang berhubungan dengan pelayanan langganan.

d. Memproses penerbitan surat kerja SPK untuk pemasangan sambungan baru, penggantian meter, dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Melaksanakan survey, perencanaan arsip dan gambar jaringan pipa lokasi calon pelanggan.

f. Melaksanakan perhitungan biaya pekerjaan sambungan baru sesuai dengan ketentuan.

g. Memonitoring kemungkinan terjadinya tindakan ilegal yang dilakukan oleh pelanggan.

h. Melaksanakan sambungan baru, pasang kembali, penggantian pipa dinas meter air dan lain- lain yang berhubungan dengan permohonan pelanggan.

i. Membuat dan melaporkan perkembangan bagian pemasaran lengkap dengan evaluasi setiap bulan.

j. Membantu kepala cabang untuk menyediakan informasi dan data yang diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern.

(43)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

l. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

4. Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja di bagian keuangan. c. Mengatur penyimpanan uang dalam batas tertentu sesuai dengan

ketentuan.

d. Mengupayakan penagihan guna meminimumkan saldo tunggakan rekening.

e. Mengelola buku kas / bank dan buku kas dana kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Melaksanakan pencatatan administrasi atas penggunaan dana kerja sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan.

g. Meneliti kebenaran atas pembayaran dari pelanggan yang menggunakan cek, giro atau surat berharga lainnya.

h. Membuat laporan harian dan bulanan atas penerimaan atau pendapatan cabang.

(44)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

j. Melaksanakan penagihan rekening air dan non air menurut jadwal penagihan setiap hari secara intensif, efektif dan efisien.

k. Mengamankan dan menjaga tunggakan rekening air yang tersimpan atau belum tertagih dan menghitung kesesuainya.

l. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian keuangan dilengkapi dengan evaluasinya.

m. Membantu kepala cabang untuk menyedikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern.

n. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

5. Kepala Bagian Umum dan Personalia

Kepala Bagian Umum dan Personalia bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melaksanakan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian umum.

c. Mengelola dan melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan ketatausahaan, kepegawaian, gudang, rumah tangga dan angkutan

d. Memproses pengadaan / pembelian barang untuk kebutuhan cabang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

e. Memproses penerbitan surat perintah kerja SPK / Kontrak / perjanjian untuk pangadaan. Pekerjaan mekanikal elektrikal, bangunan dan taman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(45)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

g. Mendata hal-hal yang berkaitan dengan disiplin kepegawaian. h. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan bangunan

kantor, kompleks perumahan dan taman.

i. Memberikan rekomendasi kepada kepala cabang atas hal-hal yang berkaitan dengan mutasi, pembinaan dan pengembangan kualitas pegawai serta pengadaan barang dan lain-lain berikut sistem administrasi gudang.

j. Mengatur dan mengendalikan persediaan barang-barang untuk kebutuhan cabang.

k. Menyimpan dan mengamankan seluruh surat-surat berharga dan dokumen perusahaan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan cabang. l. Mengurus dan mengelola barang-barang inventaris dan peralatan kerja

yang ada diinstalasi.

m. Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan kerja dan senantiasa melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam hal pengaturan petugas satuan keamanan.

n. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian umum dilengkapi dengan evaluasinya.

o. Membantu kepala cabang untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan pihak intern dan ekstern.

p. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

(46)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

6. Kepala Bagian Hubungan Langganan

Kepala Bagian Hubungan Langganan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melaksanakan koordinasi dengan bagian lain ynag berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian hubungan langganan.

c. Mencatat, meneruskan dan memonitor laporan masyarakat yang berkaitan dengan pelanggan dicabangnya dengan menggunakan sistem informasi yang ditetapkan.

d. Menghimpun, memasukkan dan mengelola data internal untuk diteruskan.

e. Melakukan evaluasi tentang kondisi meter air seluruh pelanggan.

f. Melayani proses permohonan reduksi, perubahan golongna tarif , balik nama dan lain-lain yang berhubungan dengan pelanggan.

g. Membuat bon pekerjaan penggantian meter.

h. Memeriksa dan mengamankan akurasi data pada hubungan langganan. i. Melakukan evaluasi dan melaporkan hal-hal yang merugikan perusahaan

seperti by pass, penempelan magnet dan tindakan lainnya yang tidak diperbolehkan dilakukan pelanggan.

j. Memelihara dan menyimpan kartu pembacaan meter dan formulir daftar stand meter pelanggan.

(47)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

l. Membimbing dan mengatur serta memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

m. Melaksanakan semua tugas diperusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

7. Kepala Bagian Pengawasan

Kepala Bagian Pengawasan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan lingkup tugasnya.

b. Merencanakan dan membuat program pengawasan fungsional dibagian pengawasan.

c. Membantu kepala cabang dalam pengawasan bidang administrasi dan teknik baik pekerjaan sipil / rasi dan teknik baik pekerjaan sipil / perpipaan maupun pekerjaan mekanikal elektrikal.

d. Memberikan laporan kepada kepala cabang atas kemungkinan terjadinya gangguan pada jaringan perpipaan yang diakibatkan oleh prosedur kerja e. Melakukan monitoring dan penyampaian informasi adanya

penyimpangan kerja dari standar, prosedur maupun ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai pedoman kerja baik yang dilakukan bagian lain maupun oleh pihak ketiga.

f. Membuat laporan berkala atas pelaksanaan tugas pengawasan dicabang kepada kepala SPI dengan diketahui oleh kepala cabang.

(48)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

h. Melakukan sosialisasi terhadap surat edaran , SK, nota dinas dan ketentuan lainnya.

i. Memeriksa kesesuaian kualitas dan volume pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga, agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan ketentuan yang diatur dalam SPK / Kontrak.

j. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan surat ederan, SK, nota dinas dan ketentuan lainnya.

k. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

l. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.

G. SARANA DAN PRASARANA

1. Komputer / printer ( peralatan komputer ) 2. Alat Tulis Gambar

3. Musholla 4. Ruang Rapat

5. Ruang complain pelanggan

6. Front office

7. Pos satpam / tenaga security 8. Kantin

(49)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan gambar struktur organisasi pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, maka dapat dijelaskan uraian tugas (job description) serta tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut :

C. Jenis-jenis Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan unsur perhitungan laba rugi perusahaan. Semakin besar biaya operasi akan mengakibatkan semakin kecil laba, demikian sebaliknya, karena itu diperlukan pengawasan terhadap kinerja operasi perusahaan melalui anggaran biaya operasi.

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan merupakan perusahaan milik pemerintah daerah yang bergerak di bidang jasa pengolahan air baku. Biaya yang dibutuhkan disebut dengan biaya operasi. Adapun biaya operasi yang ada pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan yaitu:

1. Biaya Langsung Usaha

Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh dalam kegiatan pokok perusahaan yang terdiri dari biaya sumber air dan biaya pengolahan air. Biaya sumber air merupakan biaya operasional yang berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan air dari berbagai sumber. Sedangkan biaya pengolahan air merupakan biaya operasional dan pemeliharaan yang berkaitan dengan proses pengolahan air sampai siap untuk didistribusikan.

2. Biaya Transmisi dan Distribusi

Kelompok perkiraan ini menampung semua biaya operasi dan pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan transmisi dan distribusi air yang sudah diolah. Biaya ini terdiri dari biaya pegawai, biaya listrik dan biaya pemeliharaan.

(50)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Kelompok perkiraan ini dibukukan biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasi umum meliputi kegiatan administrasi , umum dan kegiatan pelayanan pelanggan. Biaya yang ada meliputi biaya pegawai, biaya kantor, biaya listrik, biaya hubungan langganan, biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain.

4. Biaya Diluar Usaha

Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh diluar kegiatan pokok perusahaan yang terdiri dari biaya bank, kerugian penjualan persediaan barang usang, kerugian penghapusan aktiva tetap dan rupa-rupa biaya kerugian.

D. Proses Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif lainnya. Periode anggaran PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, dihitung dalam 1 tahun. Penyusunan anggaran harus selesai tepat waktu yang telah ditetapkan yaitu paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya periode normal perusahaan (31 Desember) yaitu pada bulan Oktober sebelum tahun anggaran yang berjalan berakhir.

(51)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

usulan anggaran berdasarkan rencana kerja selama satu tahun yang selanjutnya diajukan kepada bagian umum pada akhir Oktober sebelum tahun anggaran berjalan berakhir.

Bagian umum akan menganalisis anggaran tersebut dengan melihat data dari pembukuan tentang perkembangan di masa yang akan datang, setelah dianalisis oleh bagian umum kemudian dilakukan konsolidasi untuk semua usulan anggaran tersebut, dan menjadikannya sebagai usulan yang utuh untuk perusahaan dan disampaikan kepada kepala PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

Konfirmasi data dalam penyusunan anggaran meliputi pencocokan data anggaran sampai dengan bulan berjalan beserta biaya realisasinya serta informasi dari bagian lain mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di tahun mendatang. Rencana anggaran yang telah disesuaikan dengan konfirmasi data selanjutnya dievaluasi sebelum dilaporkan kepada tim anggaran yang berada dikantor pusat PDAM Tirtanadi, setelah dievaluasi maka anggaran tersebut diajukan kepada Direksi untuk proses persetujuan.

Usulan anggaran yang disetujui Direksi diajukan kepada Gubernur Sumatera Utara untuk disahkan menjadi anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan yang telah disahkan tersebut dijabarkan dalam anggaran satu tahun.

E. Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang

Padang Bulan

(52)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

direncanakan oleh perusahaan, karena dengan anggaran yang telah sedemikian rupa diharapkan mampu sebagai alat pengendalian pemakaian biaya operasional perusahaan.

Realisasi biaya operasional menunjukkan seberapa jauh anggaran dapat direalisasikan pada pelaksanaannya. Realisasi ini dibuat dengan tujuan untuk memperlihatkan perbandingan antara jumlah biaya operasional yang dianggarkan dengan jumlah realisasinya. Hal tersebut menjadi tolak ukur dalam penyusunan anggaran ditahun berikutnya. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya merupakan laporan intern perusahaan untuk dapat mengukur kemajuan, perkembangan serta efisiensi yang dianggap sangat berguna dalam menentukan hasil kerja dari setiap cabang perusahaan. Penyajian realisasi anggaran dibuat setiap bulan untuk membandingkan dengan anggaran biaya setiap bulannya. Dengan mengetahui penyimpangan yang terjadi beserta penyebabnya, dapat dinilai apakah pelaksanaan anggaran dapat berhasil atau kurang berhasil. Bilamana penyimpangan yang terjadi positif, maka perusahaan mengarahkan kebijakan untuk mempertahankannya, bila mungkin dapat ditingkatkan. Sebaliknya apabila penyimpangan yang terjadi negatif, maka kebijakan tindak lanjutnya diarahkan, agar hal tersebut tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

F. Pengukuran Kinerja Perusahaan

(53)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Anggaran dijadikan standar / alat pengukuran kinerja perusahaan hanya diperuntukkan bagi kondisi tertentu saja, misalnya pertanggung jawaban pemakaian biaya, pencapaian pendapatan atau laba yang seharusnya diperoleh.

Untuk itu pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, evaluasi kinerja perusahaan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menggunakan berbagai standar yang telah ada dalam mengevalusi kinerja PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Seperti tampak dalam laporan hasil evaluasi kinerja yang disampaikan, BPKP menggunakan berbagai standar dalam menilai kinerja, antara lain:

a. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) b. Rasio-rasio keuangan

(54)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis dan Evaluasi Penyimpangan Anggaran Biaya Operasional terhadap

Realisasi Anggaran Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan melakukan pengendalian biaya operasional dengan melakukan pengawasan yaitu memperbandingkan antara anggaran dengan realisasi yang terjadi. Kemudian untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, maka penulis menganalisis dan mengevaluasi biaya operasional, yaitu penulis akan menguraikan penyimpangan yang terjadi dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi yang terjadi.

(55)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

kinerja manajer untuk mempertanggung jawabkan biaya tersebut rendah. Dan untuk menindaklanjuti penyimpangan tersebut bahwa standar penyimpangan yang masih ditoleransi di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan sebesar 5%, baik untuk kelebihan maupun kekurangan atas anggaran. Taraf signifikan tersebut digunakan sebagai alat pengawasan bagi kebijaksanaan selanjutnya. Berdasarkan kebijakan tersebut maka penulis juga akan menganalisis dan mengevaluasi atas penyimpangan yang adapun anggaran dan realisasi biaya operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan selama tahun 2003 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

(56)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009.

(57)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

(58)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat penyimpangan biaya operasional dari tahun 2003. Pada tahun 2003 penyimpangan terjadi sebesar Rp 13.158.734.126 atau 72,23 % dari anggarannya.

Penyimpangan yang menguntungkan :

Biaya Transmisi & Distribusi Rp 13.265.123.496 Total favorable Rp. 13.265.123.496 Penyimpangan yang tidak menguntungkan :

Biaya Langsung Usaha Rp 17.941.718 Biaya Umum & Administrasi Rp 87.138.241 Biaya Diluar Usaha Rp 1.309.410 Total Unfavorable Rp. 106.389.369

Perbandingan antara total favorable dan unfavorable menjadi penyimpangan yang favorable sebesar (Rp 13.265.123.496 – Rp 106.389.369) = Rp 13.158.734.126. Berdasarkan analisis perbandingan anggaran dan realisasi biaya operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan pada tahun 2003, dapat diuraikan faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan biaya operasional yakni :

1. Biaya Transmisi dan Distribusi

Kelompok perkiraan ini menampung semua biaya operasional dan pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan transmisi dan distribusi air yang diolah. Biaya ini terdiri dari :

a. Biaya pegawai

Realisasi sebesar Rp 502.440.300 dibanding dengan anggarannya Rp 15.050.739.875, hal ini disebabkan tidak terealisasinya rencana pendidikan cabang

(59)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

b. Biaya listrik

Realisasi sebesar Rp 1.024.428.961 dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp 1.080.000.000, hal ini disebabkan dilakukan penghematan listrik.

c. Biaya pemeliharaan

Tahun 2003 biaya pemeliharaaan yang terealisasi sebesar Rp 1.301.193.417 sedangkan anggaran sebesar Rp 348.040.000, hal ini terjadi karena pada tahun 2003 perusahaan melakukan banyak perbaikan untuk pemeliharaan terhadap pipa dinas, pipa distribusi dan water meter.

d. Biaya penyusutan

Biaya penyusutan tidak direncanakan dalam anggaran cabang tahun 2003 tetapi biaya ini terealisasi sebesar Rp 385.593.700, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap (berupa pipa dinas dan pipa distribusi) yang dikapitalisir dari biaya pemeliharaan.

2. Biaya Langsung Usaha

Biaya ini terdiri dari biaya sumber air dan biaya pengolahan air. Pada tahun 2003 hanya terjadi realisasi terhadap pengolahan air sebesar Rp 17.941.718 sedangkan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan tidak membuat anggaran terhadap biaya langsung usaha karena PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan bukan merupakan cabang pengolahan sumber air tetapi merupakan cabang pemasaran. Biaya pengolahan air timbul karena adanaya ,biaya pemakaian bahan-bahan kimia dalam proses pengolahan air.

3. Biaya Umum dan Administrasi

Kelompok perkiraan ini dibukukan biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasi umum meliputi kegiatan administrasi, umum dan kegiatan pelayanan pelanggan. Biaya ini terdiri dari :

(60)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

Realisasi sebesar Rp 1.573.472.840 sedangkan anggarannya Rp 1.560.949.143, hal ini terjadi karena adanya peningkatan gaji, tunjangan, biaya lembur dan insentif pegawai.

b. Biaya Kantor

Realisasi sebesar Rp 98.086.452 sedangkan anggarannya sebesar Rp 89.480.000, hal ini disebabkan beberapa biaya kantor tidak direncanakan dalam

anggaran, antara lain biaya telephone, fax, biaya rapat dan tamu serta biaya materai. c. Biaya Listrik

Realisasi anggaran sebesar Rp 64.105.984 sedangkan yang dianggarkan sebesar Rp 72.000.000, hal ini karena dilakukannya penghematan listrik.

d. Biaya Hubungan Langganan

Realisasi sebesar Rp 5.630.273 sedangkan anggaran sebesar Rp 3.600.000, hal ini dikarenakan besarnya biaya penagihan rekening dan biaya pembacaan meter, dimana biaya-biaya tersebut belum direncanakan dalam anggaran biaya operasional.

e. Biaya pemeliharaan

Realisasi sebesar Rp 52.701.635 sedangkaan anggaran sebesar Rp 14.200.000, hal ini dikarenakan pada tahun 2003 perusahaan banyak membeli dan mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor.

f. Rupa-rupa biaya umum

(61)

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

g. Biaya penyusutan

Realisasi sebesar Rp 31.884.042 sedangkan anggarannya tidak direncanakan

pada tahun 2003, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap (berupa gedung, peralatan dan perlengkapan kantor) yang dikapitalisir dari biaya pemeliharaan.

4. Biaya diluar usaha

Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh dari perhitungan terhadap biaya tetap non pabrik air. Misalnya berupa biaya bank dalam hubungannya dengan simpanan giro bank. Realisasi pada tahun 2003 untuk biaya diluar usaha Rp 1.309.410, biaya ini juga merupakan biaya yang masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan sehingga setiap tahunnya tidak direncanakan dalam anggaran.

Gambar

Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional  PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan……..    28
Tabel 1.1  Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Sumber : Harahap (2001: 205)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH..

perempuan lebih bersifat menyeluruh atau komprehensif dalam memproses informasi Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Chung dan

[r]

 Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.. Rifki

Terdapat sebuah kecenderungan dalam pencapaian IPM, jika nilai IPM semakin mendekati nilai maksimumnya (100 persen), maka pertumbuhannya akan semakin

Apabila diterapkan untuk menyelesaikan adanya ketidakharmonisan Undang-Undang yang terkait dengan petani pemulia tanaman maka ada dua asas yang dapat digunakan

Kegiatan ini merupakan sarana efektif penyampaian informasi kepada masyarakat Kecamatan Johan Pahlawan yang berada di kawasan rawan bencana alam gempa bumi dan

Adanya senyawa genestein dalam susu kedelai yang berperan dalam sistem imun, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas imunostimulan susu kedelai