• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Pengukuran Koefisien Restitusi

Alat yang digunakan untuk mengukur koefisien restitusi terdiri dari

beberapa komponen. Alat-alat yang digunakan antara lain:

1. Set bidang miring kayu

Set bidang miring sebagai benda yang ditumbuk oleh bola tenis. Bidang

miring yang digunakan berukuran 90 cm x 10 cm x 1,5 cm.

2. Bola tenis

Bola tenis sebagai benda yang diukur koefisien restitusinya terhadap

permukaan bidang miring. Bola tenis yang digunakan bermassa 57 gram.

Pada bagian tengah bola diberi tanda panah yang ditandai dengan

menggunakan spidol.

3. Grid

Grid sebagai acuan posisi menjatuhkan bola agar menjatuhkan bola pada

posisi yang sama untuk setiap pengulangan pengambilan data. Grid yang

digunakan adalah kertas manila berwarna yang digaris membentuk kotak

4. Kamera

Kamera digunakan untuk merekam video peristiwa tumbukan. Kamera

yang digunakan adalah kamera Canon EOS 500D. Kamera ini memiliki

kemampuan menampilkan 30 frame per detik.

5. Tripot

Tripot digunakan untuk meletakan kamera agar sejajar dengan sisi

permukaan bidang miring.

6. Komputer

Komputer digunakan untuk menganilasa video, mengolah dan

menampilkan data hasil pengukuran. Komputer yang digunakan memiliki

softwere LoggerPro.

Langkah pengukuran koefisien restitusi dengan menggunakan bidang

miring:

1. Alat disusun seperti gambar 3.8.

28

Gambar 3.9 Foto set alat mengukur koefisien restitusi

Gambar 3.10 Tampilan gambar pada kamera untuk merekam

2. Bola tenis yang diberi garis pada bagian tengahnya.

3. Atur sudut bidang miring.

4. Nyalakan video pada kamera.

5. Jatuhkan bola dari ketinggian 0,5 m dari permukaan bidang miring dengan

kecepatan awal nol (tanpa kecepatan), kecepatan sudut nol, dan hadapkan

bagian bola yang telah diberi garis ke kamera.

6. Simpan rekaman video ke komputer dengan nama folder yang jelas.

7. Variasi sudut bidang miring, ulangi langkah 6-8.

8. Setelah mendapatkan rekaman video, selanjutnya video dianalisisa dengan

menggunakan LoggerPro. Video mulai dianalisa dengan cara memilih

menu import kemudian pilih movie, seperti pada gambar 3.11 berikut:

Gambar 3.11 Tampilan awal LoggerPro untuk memulai menganalisa video.

9. Untuk menganalisis video, gunakan ikon “video analysis” yang terletak di

30

Gambar 3.12 Tampilan ikon “video analisis” untuk menganalisa video

10. Untuk menentukan ukuran yang sesungguhnya digunakan ikon “set scale”, untuk menuntukan origin menganalisa digunakan ikon “set origin” dan untuk mengambil data, digunakan ikon “add point” ditandai dengan kotak merah, hijau dan biru pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Ikon“set scale”untuk menuntukan ukuran seseungguhnya, “set origin

untuk mengatur origin menganalisa dan “add point” untuk mengambil data.

11. Ketika mengatur “set origin”, sumbu y diatur tegak lurus dengan bidang miring dan sumbu x diatur sejajar dengan bidang miring seperti pada

gambar 3.14.

Gambar 3.14 Pengaturan “set origin”. Sumbu y tegak lurus bidang miring dan sumbu x sejajar bidang miring.

12. Ketika memberikan titik-titik pada bagian bawah bola secara otomatis

akan muncul titik-titik data yang membentuk grafik pada posisi sejajar

bidang (x) dan posisi tegak lurus bidang (y) seperti pada gambar 3.15.

Gambar 3.15 Titik-titik yang membentuk grafik pada posisi sejajar bidang (x) dan posisi tegak lurus bidang (y)

32

13. Dari tabel dan grafik posisi terhadap waktu akan didapatkan nilai

kecepatan sebelum tumbukan dan setelah tumbukan dari perubahan posisi

bola, seperti pada gambar 3.16.

Gambar 3.16 Tampilan grafik posisi terhadap waktu

14. Dari tabel juga dapat dibuat grafik hubungan kelajuan terhadap waktu,

maka akan didapatkan kelajuan sebelum tumbukan dan setelah tumbukan

baik yang arahnya sejajar dengan bidang maupun yang arahnya tegak lurus

dengan bidang, seperti pada gambar 3.17 dan 3.18. Perlu diingat bahwa

untuk mendapatkan nilai kecepatannya perlu memperhatikan posisi bola

dan waktu sebelum dan setelah tumbukan seperti pada gambar 3.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.17 Tampilan grafik kecepatan � terhadap waktu

Gambar 3.18 Tampilan grafik kecepatan � terhadap waktu

15. Setelah mendapatkan nilai kecepatan sebelum dan setelah maka nilai

koefisien restitusi � dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2.6). 16. Untuk mencari nilai koefisien restitusi � menggunakan persamaan (2.7).

Namun sebelumnya dihitung dahulu nilai kecepatan sudut sebelum dan

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

A.1 Pengukuran Koefisien Gesek Statis Maksimum

Empat buah bola tenis digunakan untuk eksperimen mengukur

koefisien gesek statis maksimum antara bola tenis dengan permukaan

bidang kayu menggunakan alat pada gambar 3.1. Digunakannya empat

buah bola agar seimbang saat diatas bola diberi beban tambahan. Sebuah

kotak karton dibuat persegi sehingga keempat bola tenis dapat terjepit di

dalam kotak dan ketika diseret bola tidak bergulir. Massa bola, massa

kotak karton dan massa beban diukur dengan menggunakan neraca ohaus.

Data pengukuran massa bola, massa kotak karton dan massa beban serta

perhitungan masing-masing ralatnya ditampilkan pada lampiran 1. Massa

empat buah bola tenis (225,3 ± 0,1) gram, massa kotak karton adalah

(209,2 ± 0,4) gram dan massa tambahan yang diletakkan diatas kotak

karton adalah (1.100,3 ± 0,2) gram sehingga massa totalnya adalah

(1.534,8 ± 0,5) gram. Gaya yang diberikan untuk menarik keempat bola

hingga tepat akan bergerak diukur menggunakan neraca pegas. Kemudian

nilai koefisien gesek statis maksimum dihitung dengan menggunakan

persamaan (2.2). Gaya tarik yang diberikan pada bola dan nilai koefisien

gesek statis maksimum disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil pengukuran koefisien gesek statis maksimum antara empat permukaan bola tenis dengan permukaan bidang.

Massa 4 bola = (225,3 ± 0,1) gram Massa kotak karton = (209,2 ± 0,4) gram Massa beban = (1.100,3 ± 0,2) gram Massa total = (1.534,8 ± 0,5) gram Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2

No Gaya tarik (N) Koefisien gesek statis maksimum μs

1 5,2 0,346 2 5,4 0,359 3 6,2 0,412 4 5,6 0,372 5 6,0 0,399 6 5,8 0,386 7 6,2 0,412 8 5,8 0,386 9 6,2 0,412 10 5,8 0,386

Nilai gaya tarik yang didapatkan dari eksperimen sama besarnya

dengan gaya gesek statis maksimum sehingga menghitung koefisien gesek

statis maksimum dengan menggunakan persamaan (2.2):

=

�� =�� = , kg x , m/s, � =

, �

36

Tabel 4.2 Perhitungan ralat koefisien gesek statis maksimum antara empat permukaan bola tenis dengan permukaan bidang kayu

No μs μ̅s μs− μ̅s μs− μ̅s )2 1 0,346 0,387 -0,041 0,001699 2 0,359 0,387 -0,028 0,000780 3 0,412 0,387 0,025 0,000638 4 0,372 0,387 -0,015 0,000214 5 0,399 0,387 0,012 0,000143 6 0,386 0,387 -0,001 0,000002 7 0,412 0,387 0,025 0,000638 8 0,386 0,387 -0,001 0,000002 9 0,412 0,387 0,025 0,000638 10 0,386 0,387 -0,001 0,000002 Σ μs− μ̅s )2 0,004756 SD = √Σ μs−μ̅̅̅̅ s N− = √ , = 0,02

Dari pengukuran koefisien gesek statis maksimum antara empat

permukaan bola tenis dengan permukaan bidang kayu didapatkan nilai

sebesar 0,39 ± 0,02. Untuk mendapatkan nilai koefisien gesek statis

maksimum untuk satu bola tenis dengan cara hasil pengukuran dibagi

empat. Nilai koefisien gesek statis maksimum satu bola tenis dengan

permukaan bidang kayu yaitu 0,10 ± 0,02. Nilai koefisien gesek statis

maksimum yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai kecepatan

sudut bola sebelum tumbukan ω dan kecepatan sudut bola setelah tumbukan ω pada persamaan (2.9) dan (2.10).

A.2 Pengukuran jari-jari bola

Pengukuran jari-jari bola dilakukan dengan mengunakan analisa

foto dengan softwere LoggerPro. Jari-jari bola yang diukur yaitu jari-jari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

luar R dan jari-jari dalam R1. Pengukuran diameter dilakukan sebanyak 10

kali seperti pada gambar 4.1 dan gambar 4.2. Hasil pengukuran

masing-masing jari-jari bola yang disajikan pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.

Gambar 4.1 Pengukuran diameter luar bola untuk mendapatkan jari-jari R

Tabel 4.3. Pengukuran jari-jari luar bola R

No D (mm) R (mm) 1 75,86 37,93 2 76,98 38,49 3 76,66 38,33 4 76,45 38,23 5 77,23 38,62 6 77,79 38,90 7 76,57 38,29 8 75,00 37,50 9 77,14 38,57 10 76,77 38,39

Jari-jari luar bola yang didapatkan dari pengukuran adalah � = 38,3 ± 0,4) milimeter. Cara perhitungan ralat pengukuran jari-jari luar bola R

38

Gambar 4.2 Pengukuran diameter dalam bola untuk mendapatkan jari-jari �

Tabel 4.4 Pengukuran jari-jari dalam bola �

No � (mm) � (mm) 1 62,12 31,06 2 61,00 30,50 3 61,47 30,74 4 62,02 31,01 5 62,07 31,04 6 61,86 30,93 7 62,27 31,14 8 62,40 31,20 9 61,23 30,62 10 61,05 30,53

Jari-jari dalam bola yang didapatkan dari pengukuran adalah � = 30,9 ± 0,3) milimeter. Cara perhitungan ralat pengukuran jari-jari dalam bola

pada lampiran 2. Nilai jari-jari luar bola � dan jari-jari dalam bola �

digunakan untuk menghitung nilai kecepatan sudut bola sebelum

tumbukan ω dan setelah tumbukan ω pada persamaan (2.9) dan (2.10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A.3 Pengukuran Koefisien Restitusi

Pengukuran koefisien restitusi dimulai dengan menganalisa

rekaman video untuk mendapatkan kecepatan sebelum dan setelah

tumbukan baik pada komponen y maupun pada komponen x. Setelah

mendapatkan nilai kecepatan sebelum dan setelah tumbukan, nilai

koefisien restitusi � dapat dihitung dengan persamaan (2.6). Nilai koefisien restitusi � kemudian digunakan dalam perhitungan kecepatan sudut sebelum dan kecepatan sudut setelah tumbukan dengan

menggunakan persamaan (2.9) dan (2.10). Setelah itu kemudian barulah

nilai koefisien restitusi � dapat dihitung dengan persamaan (2.7). Data hasil penelitian disajikan sebagai berikut.

Hasil rekaman video yang telah dianalisa dengan menggunakan

softwere LoggerPro ditampilkan pada gambar 4.3 dan tabel 4.5 berikut.

40

Berdasarkan gambar 4.3, pemberian titik jejak gerak bola dari kiri

ke kanan pada komponen x gambar video, namun karena origin telah

diatur komponen tegak lurus terhadap bidang miring dan komponen

sejajar dengan bidang miring maka data dari analisa video merupakan data

yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya yaitu bola bergerak dari atas

menuju bidang miring. Hasil analisa video ditampilkan pada tabel 4.5.

Dari analisa video diperoleh data waktu ( ), posisi (�), posisi (�), kecepatan � (�/ ), dan kecepatan � (�/ ).

Tabel 4.5 Hasil analisa video dengan sudut bidang miring 5o

No ( ) (� ) (� ) � (�/ ) � (�/ ) 1 0,000 -0,039 0,464 0,006 0,068 2 0,033 -0,039 0,462 0,007 0,083 3 0,066 -0,039 0,459 0,011 0,135 4 0,100 -0,039 0,456 0,021 0,287 5 0,133 -0,038 0,445 0,041 0,596 6 0,166 -0,036 0,417 0,075 0,950 7 0,200 -0,033 0,382 0,122 1,313 8 0,233 -0,028 0,329 0,151 1,640 9 0,266 -0,023 0,270 0,159 1,909 10 0,300 -0,018 0,201 0,175 2,098 11 0,333 -0,011 0,129 0,201 2,090 12 0,366 -0,003 0,030 0,189 1,146 13 0,400 0,001 0,027 0,184 0,496 14 0,433 0,008 0,094 0,210 1,302 15 0,466 0,016 0,140 0,217 1,305 16 0,500 0,023 0,185 0,226 1,052 17 0,533 0,032 0,211 0,212 0,711 18 0,566 0,036 0,228 0,237 0,476

Berdasarkan tabel 4.5, untuk mencari kecepatan sebelum dan

setelah tumbukan dengan memperhatikan kecepatan � dan kecepatan � . Terjadinya tumbukan ditandai dengan penurunan kecepatan � dan penurunan kecepatan � , sehingga kecepatan sebelum tumbukan dan setelah tumbukan dapat diketahui. Dari tabel 4.5, penurunan kecepatan � dan � terjadi pada data ke-12 dan ke-13 maka data ke-11 merupakan kecepatan sebelum tumbukan dan data ke-14 merupakan kecepatan setelah

tumbukan. Data pada tabel 4.5 disajikan dalam grafik gambar 4.4 sampai

gambar 4.6.

Gambar 4.4 Grafik posisi terhadap waktu t. Titik data posisi ditandai dengan simbol lingkaran berwarna merah dan titik data posisi ditandai dengan persegi berwarna biru.

Dari gambar 4.4 dapat diketahui grafik posisi bola pada komponen

terhadap waktu dan grafik posisi bola pada komponen terhadap waktu

yang menunjukkan terjadinya tumbukan. Pada hasil analisa video ini,

42

komponen y pada posisi yang sama artinya pada titik data tersebut terjadi

tumbukan. Namun tidak semua analisa mendapatkan titik data saat

tumbukan. Hal ini dikarenakan kemampuan kamera yang digunakan untuk

merekam menampilkan 30 gambar rekaman per detik padahal waktu

peristiwa tumbukan sangat singkat sehingga kurang dapat menampilkan

data saat tumbukan. Jika tidak mendapatkan titik data saat tumbukan,

maka harus lebih memperhatikan beberapa titik data sebelum dan setelah

tumbukan terjadi. Titik data yang menunjukkan titik data setelah terjadinya

tumbukan ditandai dengan perubahan posisi dan yang nilainya

meningkat.

Gambar 4.5 Grafik hubungan kecepatan � terhadap waktu t.

Gambar 4.6 Grafik hubungan kecepatan � terhadap waktu t.

Dari gambar 4.5, kecepatan � semakin meningkat dari mulai bergerak hingga sebelum tumbukan, saat tumbukan kecepatannya

mengalami penurunan dan setelah tumbukan kecepatannya terus

meningkat. Dari gambar 4.6, kecepatan � mengalami percepatan karena gerak bola searah dengan gaya gravitasi, mulai waktu 0 s sampai 0,333 s.

Kemudian pada waktu 0,336 s sampai 0,400 s, kecepatan � mengalami perlambatan karena terjadi tumbukan dan energi kinetik bola tenis saat

tumbukan diubah menjadi energi bunyi pantulan bola. Setelah tumbukan,

mulai waktu 0,433 s sampai 0,466 s kecepatan � meningkat karena memantul dan kemudian terjadi penurunan kecepatan karena arah gerak

bola berlawanan dengan gaya gravitasi.

Hasil analisa video berupa kecepatan sebelum tumbukan � , kecepatan setelah tumbukan � , kecepatan sebelum tumbukan � dan kecepatan setelah tumbukan � . Dari hasil analisa video tersebut, dapat

44

dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien restitusi � dengan menggunakan persamaan (2.6). Dari gambar 4.5 dan 4.6, kecepatan sesaat

sebelum tumbukan yaitu kecepatan sesaat sebelum mengalami penurunan

kecepatan dan kecepatan sesaat setelah tumbukan yaitu kecepatan sesaat

setelah mengalami penurunan kecepatan. Nilai koefisien gesek statis

maksimum, jari-jari luar bola dan jari-jari dalam bola diperoleh dari hasil

pengukuran. Berikut contoh perhitungan koefisien restitusi � , kecepatan sudut sebelum tumbukan � , kecepatan sudut setelah tumbukan � dan koefisien restitusi � .

Contoh perhitungan koefisien restitusi � sebagai berikut:

� =

(2.6)

� = ,, �/ �/ � = ,

Nilai koefisien restitusi � ini digunakan dalam perhitungan mencari nilai kecepatan sudut sebelum dan setelah tumbukan. Kecepatan

sudut sebelum tumbukan ω dan kecepatan sudut setelah tumbukan ω

diperoleh dengan perhitungan menggunakan persamaan 2.9 dan 2.10.

Berikut ditampilkan cara perhitungan kecepatan sudut sebelum tumbukan

� , kecepatan sudut setelah tumbukan � , dan koefisien restitusi bola tenis � untuk hasil eksperimen data pertama dengan sudut kemiringan bidang 5o.

Perhitungan kecepatan sudut sebelum tumbukan � : � = [� ( + � ) ( + , � ) � ] + � (2.9) � = [ , + , ( + ,5 , , ) , �/�] + , �/� , � = , , �/� � = ,

Perhitungan kecepatan sudut setelah tumbukan � :

� = � − , ��� + � �

(2.10)

� = , , , , , � + , , �/�

� = , − ,

� = ,

Perhitungan koefisien restitusi bola tenis � ∶

� = � − ��� − �� (2.7)

� = ,, �/� − , �/� – , � , � ,

� = − ,– , �/ �/ � = 0,322

46

Eksperimen dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Data

eksperimen, perhitungan koefisien restitusi dan ralatnya pada lampiran 3.

Berikut ditampilkan hasil analisa kecepatan bola dan hasil perhitungan

koefisien restitusi pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil analisa kecepatan bola tenis dan koefisien restitusi dengan sudut bidang miring 5o. No � (m/s) � (m/s) � (m/s) � (m/s) � ω (rad/s) ω (rad/s) � 1 0,201 2,090 0,210 1,302 0,623 34,996 14,590 0,322 2 0,237 2,267 0,327 1,307 0,576 37,024 15,518 0,226 3 0,237 2,187 0,191 1,303 0,596 36,294 15,293 0,342

Untuk mendapatkan nilai koefisien restitusi � dengan menggunakan persamaan (2.6). Koefisien restitusi pada arah tegak lurus

bidang miring ketika sudut bidang miring 5o adalah � = 0,60 ± 0,02). Untuk mendapatkan nilai koefisien restitusi � dengan menggunakan persamaan (2.7). Namun sebelumnya dicari terlebih dahulu nilai kecepatan

sudut sebelum tumbukan dan kecepatan sudut setelah tumbukan dengan

menggunakan persamaan (2.9) dan (2.10). Koefisien restitusi pada arah

sejajar bidang miring ketika sudut bidang miring 5o adalah � = 0,30± 0,06).

Cara analisis dan perhitungan yang sama dilakukan mendapatkan

kecepatan sebelum dan setelah tumbukan, kecepatan sudut sebelum dan

setelah tumbukan dan mengukur koefisien restitusi bola tenis dengan

variasi sudut bidang miring 25o dan 35o. Hasil pengukuran ditampilkan pada tabel 4.7 dan 4.8.

Tabel 4.7 Hasil analisa kecepatan bola tenis dan koefisien restitusi dengan sudut bidang miring 25o. No � (m/s) � (m/s) � (m/s) � (m/s) � ω (rad/s) ω (rad/s) � 1 1,056 1,931 0,822 1,080 0,559 53,541 35,425 0,538 2 1,077 1,952 0,744 1,035 0,530 53,897 35,930 0,640 3 1,056 1,970 0,865 0,876 0,445 52,124 35,000 0,505

Koefisien restitusi pada arah tegak lurus bidang miring ketika

sudut bidang miring 25o adalah � = 0,51 ± 0,06). Koefisien restitusi pada arah sejajar bidang miring ketika sudut bidang miring 25o adalah

� = (0,56 ± 0,01). Data eksperimen dan perhitungan ralat ditampilakan pada lampiran 4.

Tabel 4.8 Hasil analisa kecepatan bola tenis dan koefisien restitusi dengan sudut bidang miring 35o. No � (m/s) � (m/s) � (m/s) � (m/s) � ω (rad/s) ω (rad/s) � 1 1,396 1,724 1,055 0,821 0,476 58,410 43,097 0,708 2 1,299 1,566 0,972 0,769 0,491 54,046 40,002 0,726 3 1,258 1,535 0,933 0,852 0,555 53,437 39,070 0,714

Koefisien restitusi pada arah tegak lurus bidang miring ketika

sudut bidang miring 35o adalah � = (0,52 ± 0,04). Koefisien restitusi pada arah sejajar bidang miring ketika sudut bidang miring 35o adalah

� = 0,72 ± 0,01). Data eksperimen dan perhitungan ralat ditampilkan pada lampiran 5. Keseluruhan nilai koefisien restitusi dengan beberapa

48

Tabel 4.9 Koefisien restitusi dan koefisien restitusi dengan variasi sudut kemiringan bidang.

� °

5 0,60 ± 0,02 0,30 ± 0,06 25 0,59 ± 0,08 0,56 ± 0,01 35 0,52 ± 0,04 0,72± 0,01

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa semakin besar kemiringan

permukaan bidang miring nilai koefisien restitusi � tidak jauh berbeda. Namun semakin besar kemiringan permukaan bidang miring maka nilai

koefisien restitusi � semakin besar.

B. Pembahasan

B.1 Pengukuran Koefisien Gesek Statis Maksimum

Sistem empat bola digunakan untuk mengukur koefisien gesek

statis maksimum antara empat permukaan bola dengan permukaan bidang

kayu. Keempat bola yang digunakan dilingkungi oleh kotak karton dan

diatas kotak karton ditambahkan beban. Pada salah satu sisi kotak karton

dihubungkan dengan neraca pegas. Kemudian neraca pegas ditarik secara

pada arah sejajar bidang hingga bola tepat akan bergerak.

Nilai gaya tarik yang terukur oleh neraca pegas nilainya sama besar

dengan nilai gaya gesek statis maksimum antara bola dan permukaan

bidang kayu. Nilai koefisien gesek statis maksimum diperoleh melalui

persamaan (2.2) dengan gaya normal yang nilainya sama besar dengan

berat dari sistem empat bola. Massa sistem bola diukur dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggunakan neraca ohaus didapatkan nilai sebesar (1.534,8 ± 0,5) gram.

Hasil pengukuran dari eksperimen diperoleh nilai koefisien gesek statis

maksimum antara empat buah bola tenis dengan permukaan bidang kayu

sebesar 0,39 ± 0,02. Pada eksperimen pengukuran koefisien restitusi

menggunakan satu buah bola tenis sehingga nilai koefisien gesek statis

maksimum untuk satu bola diperoleh dengan cara hasil pengukuran

koefisien gesek statis maksimum untuk empat bola tenis dibagi empat.

Nilai koefisien gesek statis maksimum antara bola tenis dengan permukaan

bidang kayu untuk satu bola sebesar 0,10 ± 0,02. Pada penelitian ini

melakukan pengukuran koefisien gesek statis maksimum karena yang

menyebabkan terjadi gerak mengelinding setelah tumbukan adalah gaya

gesek statis maksimum antara bola dengan permukaan bidang. Selain itu,

gaya gesek hanya terjadi pada saat bola menumbuk permukaan bidang

miring sehingga bola memantul maka bola yang bergerak translasi menjadi

bergerak menggelinding. Nilai koefisien gesek statis maksimum digunakan

pada perhitungan mencari nilai kecepatan sudut sebelum tumbukan � dan kecepatan sudut setelah tumbukan � .

B.2 Pengukuran Jari-Jari Bola Tenis

Penggunaan analisa foto untuk mengukur jari-jari bola karena

selain dapat menganalisa video, softwere LoggerPro juga dapat digunakan

untuk menganalisa foto. Kelebihan penggunaan analisa foto yaitu dapat

menampilkan gambar belahan bola sehingga terlihat bahwa bentuk belahan

50

pengambilan data dilakukan dengan acak untuk mendapatkan nilai

rata-rata jari-jari bola. Jari-jari luar � didapatkan dengan cara mengukur diameter kulit luar bola dan setengah dari diameter luar bola adalah

jari-jari luar bola. Jari-jari-jari dalam � didapatkan dengan cara mengukur diameter kulit dalam bola dan setengah dari diameter dalam bola adalah

jari-jari dalam bola. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan analisa

foto dari softwere LoggerPro. Hasil pengukuran jari-jari luar bola � adalah sebesar (38,3 ± 0,4) mm. Hasil pengukuran jari-jari dalam bola � adalah sebesar (30,9 ± 0,3) mm. Nilai jari-jari luar bola � dan jari-jari dalam bola

� digunakan pada perhitungan mencari nilai kecepatan sudut sebelum tumbukan � dan kecepatan sudut setelah tumbukan � .

B.3 Pengukuran Koefisien Restitusi

Peristiwa yang terjadi pada eksperimen yaitu tumbukan antara dua

buah benda. Tumbukan yang terjadi antara bola tenis dengan permukaan

bidang miring. Bola tenis jatuh bebas dari ketinggian 0,5 m ke permukaan

bidang miring. Sebelum tumbukan, bola tenis bergerak jatuh bebas

dengan kecepatan � = √ �ℎ . Setelah tumbukan, bola mengalami gerak mengelinding dengan lintasan berupa parabola. Sedangkan bidang miring

tidak bergerak baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan. Dari

peristiwa tumbukan yang terjadi, nilai koefisien restitusi dapat diukur.

Koefisien restitusi adalah nilai perbandingan kecepatan setelah tumbukan

dengan kecepatan sebelum tumbukan.

Sebelum melakukan pengukuran, koefisien restitusi dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

eksperimen pendahuluan terlebih dahulu. Dari eksperimen pendahuluan

didapati beberapa kendala diantaranya:

1. Nilai koefisien restitusi lebih besar dari satu.

Nilai koefisien restitusi � dan � lebih besar dari satu. Padahal nilai koefisien restitusi bernilai mulai nol sampai satu < � < . Hasil pengukuran yang kurang baik ini disebabkan ukuran pada analisa

video berbeda dengan ukuran yang sebenarnya. Acuan ukuran yang

digunakan saat menganalisis video dibelakang set bidang miring.

Semakin ke belakang, tampilan gambar semakin kecil (3D). Untuk

mendapatkan nilai koefisien restitusi yang sesuai dengan ketentuan

maka acuan ukuran untuk menganaisa video dibuat sebidang gambar

dengan set bidang miring.

2. Tampilan gambar set bidang miring kecil.

Tampilan gambar set bidang miring terlihat kecil sehingga

memungkinkan terjadinya kesalahan dalam menganalisis video. Hal ini

dikarenakan kamera merekam video dengan tampilan landscape.

Sehingga untuk menampilkan tampilan rekaman set bidang miring

lebih besar, kamera diatur untuk merekam video dengan tampilan

tegak.

3. Hasil rekaman video dengan tampilan potrait tidak dapat dianalisa.

Setelah melakukan perekaman dengan tampilan potrait kemudian

rekaman diinsert ke LoggerPro, namun tampilan rekaman menjadi

52

kamera tertentu tidak mendukung, sehingga tidak bisa dianalisa.

Kamera yang digunakan pada eksperimen pendahuluan ini adalah

Fujifilm Finepix F770 EXR. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan

beberapa kamera yaitu smartphone Advan TL1, smartphone ASUS,

smartphone Samsung dan kamera Canon EOS 500D. Rekaman video

dari ketiga smartphone juga tidak dapat dianalisa. Namun rekaman

video dari kamera Canon EOS 500D dapat dianalisa dengan

menggunakan softwere LoggerPro.

4. Hasil analisa video yang berbeda-beda.

Hal ini dikarenakan pada saat menganalisa vidoo, acuan untuk

memberi jejak pada bola tidak pada titik yang sama. Solusinya bola

diberi garis horizontal pada tengahnya dan pada bagian ujung bawah

bola sebagai acuan pemberian jejak bola. Selain untuk membantu

analisa video, pemberian garis pada bola juga bertujuan untuk

menunjukkan bahwa bola mengalami gerak translasi mengelinding

setelah tumbukan.

Setelah kendala dari eksperimen pendahuluan dapat diatasi,

kemudian dilakukan pengambilan data. Bola dijatuhkan ke permukaan

bidang miring dari ketinggian 0,5 m dari permukaan bidang miring dan

gerak bola tenis direkam. Hasil rekaman kemudian dipindahkan ke

komputer dan dianalisa. Hasil rekaman video dianalisis dengan cara

memberi titik-titik pada bagian bawah bola. Pemberian titik dibagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bawah bola bertujuan agar dapat memberi posisi yang sama untuk

mengambil data. Titik-titik dibuat dengan meng-klik ikon “add point

pada bagian analisis video. Setelah itu secara otomatis kursor akan

berfungsi sebagai pemberi titik. Pemberian titik-titik dilakukan dengan

hati-hati untuk mengurangi kesalahan. Jika posisi titik yang dibuat tidak

tepat maka akan mempengaruhi hasil analisa akhir.

Hasil analisa menampilkan tabel yang mencatat data waktu, posisi

, posisi , kecepatan � dan kecepatan � . Kecepatan � dari analisa video merupakan kecepatan pada arah sejajar bidang miring dan kecepatan

� dari analisa video merupakan kecepatan pada arah tegak lurus bidang miring. Untuk mendapatkan kecepatan pada arah sejajar bidang miring dan

Dokumen terkait