BAB III. METODE PENELITIAN
D. Cara Kerja
5. Pengukuran Parameter Fisiologis dan Biokimia Buah
a. Susut Bobot
Bobot buah diukur dengan menggunakan neraca analitik. Susut
bobot buah dinyatakan dalam persen dengan perhitungan:
% susut bobot buah= bobot buah awalbobot buah awalbobot buah akhir× 100% Keterangan:
Bobot buah awal = bobot buah pada awal penyimpanan
Bobot buah akhir = bobot buah saat pengujian (pengamatan)
(Bastian dkk., 2004).
b. Kadar Air dengan Metode Oven
1) Cawan ditimbang untuk mengetahui berat awal cawan.
2) Sampel buah diambil kemudian dimasukkan ke dalam cawan dan
ditimbang sebagai berat basah.
3) Cawan yang berisi sampel buah dimasukkan ke dalam oven pada suhu
102 °C sampai beratnya konstan kemudian ditimbang sebagai berat
kering.
Perhitungan:
commit to user
Keterangan:Berat basah = berat sampel sebelum dikeringkan dalam oven
Berat kering = berat sampel setelah dikeringkan dalam oven
(Sudarmadji dkk., 1984).
c. Total Gula Reduksi dengan Metode DNS
Prinsip metode DNS adalah dalam suasana alkali gula pereduksi
akan mereduksi asam 3,5 dinitrosolisilat (DNS) membentuk senyawa yang
dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm.
1) Pembuatan Reagen DNS 1%
Reagen DNS 1% berfungsi mengikat gula reduksi dari sampel.
Reagen DNS 1% dibuat dengan cara melarutkan 5 g DNS, 1 g fenol,
0,25 g Na-metabisulfit, dan 5 g NaOH dalam 300 ml akuades
kemudian diaduk hingga larut. Larutan yang telah diperoleh
diencerkan hingga 500 ml dan dibiarkan selama satu malam kemudian
disaring.
2) Pembuatan Garam Rocelle (KNa-tartrat) 40%
Sebanyak 40 g KNa-tartrat dilarutkan dalam 80 ml akuades.
Setelah larut, larutan diencerkan hingga 100 ml.
3) Penentuan Total Gula Reduksi Sampel
Sebanyak 10 g sampel buah yang telah dihaluskan dilarutkan
dalam 100 ml akuades. Larutan tersebut diambil 1 ml kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 2 ml reagen DNS 1%
commit to user
tabung reaksi berisi sampel dan reagen DNS 1% dimasukkan ke dalam
air mendidih selama 5 menit agar proses reduksi DNS terhadap gula
reduksi berjalan cepat dan sempurna, kemudian didinginkan dalam air.
KNa-tartrat 40% sebanyak 1 ml ditambahkan ke dalam tabung reaksi
kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm
menggunakan spektrofotometer UV Vis Lambda 25 Perkin Elmer.
Penambahan KNa-tartrat 40% dilakukan pada tahap terakhir agar
peran Na-metabisulfit yang dapat menangkap oksigen bebas pada
larutan tidak mengganggu proses pengikatan gula reduksi oleh reagen
DNS 1%.
4) Penentuan Kurva Standar
Kurva standar merupakan hasil pengukuran terhadap larutan
yang hanya mengandung glukosa. Kurva standar dibuat dengan cara
melarutkan 20 mg glukosa anhidrat dalam 20 ml akuades. Larutan ini
digunakan sebagai stok. Larutan standar dibuat dengan konsentrasi
0,2-1 mg/ml. Larutan tersebut diberi perlakuan seperti pada penentuan
total gula reduksi sampel (Miller, 1959). Seri konsentrasi larutan
standar gula reduksi disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Seri konsentrasi larutan standar gula reduksi
Larutan stok 0 1 2 3 4 5
Akuades (ml) 5 4 3 2 1 0
Konsentrasi larutan
commit to user
d. Vitamin C dengan Metode IodimetriPrinsip metode iodimetri adalah sifat mereduksi dari vitamin C dan
titrasi dengan larutan baku iodium.
1) Pembuatan Larutan Iodium 0,01 N
Sebanyak 2 g kalium iodida dilarutkan dalam 30 ml akuades.
Sebanyak 1,27 g iodium ditambahkan ke dalam larutan tersebut.
Setelah semua kristal iodium larut, selanjutnya dilakukan pengenceran
hingga volume tepat 1.000 ml. Larutan disimpan dalam botol gelap
dan tertutup rapat.
2) Pembuatan Larutan Amilum 1%
Larutan amilum 1% berperan sebagai indikator perubahan
warna. Larutan tersebut dibuat dengan cara 0,1 g amilum dilarutkan
dalam 5 ml akuades kemudian larutan tersebut dituangkan ke dalam 5
ml akuades yang telah dididihkan sambil diaduk-aduk.
3) Standarisasi Iodium
Sebanyak 24 mg vitamin C murni dilarutkan dalam 25 ml
akuades kemudian diambil 5 ml larutan tersebut dan ditambah 1 ml
larutan amilum 1% serta dititrasi dengan iodium hingga berwarna biru.
Data yang diperoleh pada standarisasi iodium adalah volume yang
digunakan untuk menitrasi vitamin C murni. Data ini digunakan untuk
menghitung normalitas iodium dengan rumus:
N iod= m x e
commit to user
Keterangan:N iod : normalitas iodium (N)
m : massa vitamin C murni yang dititrasi (g)
e : valensi vitamin C
Mr : berat molekul vitamin C (g/mol)
V iod : volume iodium untuk titrasi vitamin C murni (L)
4) Penentuan Kandungan Vitamin C Sampel
Sebanyak 10 g sampel buah yang telah dihaluskan dilarutkan
dalam 100 ml akuades. Larutan tersebut diambil sebanyak 5 ml
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambah 1 ml larutan
amilum 1% serta dititrasi dengan larutan iodium 0,01 N hingga
berwarna biru. Data yang diperoleh pada penentuan vitamin C sampel
adalah volume larutan iodium 0,01 N yang diperlukan untuk menitrasi
sampel. Data tersebut digunakan untuk menghitung massa vitamin C
sampel dengan rumus:
m vitamin C=V iod x N iod x Mr e x FP
Kandungan vitamin C sampel dihitung dengan rumus:
Kandungan vitamin C=m vitamin CV Keterangan:
V iod : volume iodium untuk titrasi sampel (L)
N iod : normalitas iodium (N)
commit to user
e : valensi vitamin CFP : faktor pengenceran
V : volume ekstrak (ml) (Sudarmadji dkk., 1984).
e. Laju Respirasi dengan alat PAA
Prinsip pengukuran laju respirasi dengan alat PAA Horiba
ASSA-1610 adalah menghitung jumlah CO2 yang dihasilkan oleh buah. Cara
kerja pengukuran laju respirasi adalah sebagai berikut.
1) Alat PAA dinyalakan selama dua jam sebelum digunakan.
2) Buah alpukat diinkubasi dengan dimasukkan ke dalam kantong plastik
satu jam sebelum diukur.
3) Volume gas yang masuk disetel tiap sampel pada 2 L/menit.
4) Kalibrasi dilakukan untuk pengukuran kadar gas N2+CO2 dengan
menggunakan tombol zero, span, dan meas.
5) Tombol zero digunakan untuk mengukur volume gas yang keluar
setiap 0,5 L/menit pada skala 0 untuk mengukur kadar gas N2.
6) Tombol span digunakan untuk mengukur gas N2+CO2.
7) Tombol meas digunakan untuk pembacaan kadar CO2 secara langsung,
(CO2+N2)-N2=CO2.
8) Volume gas yang keluar pada 0,5 L/menit diatur untuk masing-masing
sampel.
9) Pengukuran kadar CO2 dilakukan dengan cara membaca pada skala
commit to user
Perhitungan laju respirasi buah menggunakan rumus:
Laju respirasi = CO2 sampel-CO2 kontrol
Keterangan:
CO2 sampel : skala yang ditunjuk pada saluran (selang) sampel buah
CO2 kontrol : skala yang ditunjuk pada saluran (selang) kontrol
(Lestari dkk., 2008).
f. Pigmen Buah dengan Metode Spektrofotometri
Prinsip metode pengukuran pigmen buah adalah sifat
mendenaturasi protein dari aseton yang mengikat klorofil sehingga klorofil
dapat lepas dari ikatan dengan protein dan ikut terekstrak dalam pelarut
sehingga ekstrak dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang
480, 645, dan 663 nm. Cara kerja pengukuran pigmen buah adalah sebagai
berikut.
1) Kulit buah seberat 1 g digerus dalam mortar kemudian ditambah
aseton 80% sebanyak 10 ml.
2) Kulit buah hasil gerusan disaring dengan kertas filter Whatman 41.
3) Filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang
480, 645, dan 663 nm dengan spektrofotometer UV Vis Lambda 25
Perkin Elmer.
4) Nilai kadar klorofil dan karotenoid dihitung dengan rumus:
a) Klorofil a (mg/l)
commit to user
b) Klorofil b (mg/l) = 22,9 x A645 4,68 x A663 c) Klorofil total (mg/l) = 8,02 x A663 + 20,2 x A645 d) Karotenoid ( ) = A480 + 0,114 ×A663112,50,638×W ×A645 ×V× 103 Keterangan: V = volume ekstrak (L) W = berat sampel (g)A480 = nilai absorbansi pada panjang gelombang 480 nm
A645 = nilai absorbansi pada panjang gelombang 645 nm
A663 = nilai absorbansi pada panjang gelombang 663 nm
(Hendry dan Grime, 1993).