• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Ruang Lingkup Produktivitas

2.3.5 Pengukuran Produktivitas

produktivitas antara lain : meningkatkan daya saing, profitabilitas, menarik investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan.

2.3.5 Pengukuran Produktivitas

2.3.5.1 Pengertian Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi dan merupakan satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Dalam setiap kegiatan, masing-masing mempunyai manfaat pengukuran produktivitas sendiri-sendiri.

Menurut Heizer dan Render (2005) Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara produktivitas faktor tunggal dan produktivitas secara multifaktor. Produktivitas faktor tunggal menggambarkan perbandingan satu

sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output).

Produktivitas multifaktor menggambarkan perbandingan banyak atau seluruh sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output).

Tujuan sistem pengukuran produktivitas adalah untuk menghitung perbaikan produktivitas memungkinkan perusahaan menentukan kemampuan mereka untuk memproduksi output yang sama jumlahnya atau lebih banyak. Adapun menurut Mulyadi (2001 : 466) pengukuran produktivitas dilakukan dengan perubahan produktivitas sehingga dapat dilakukan terhadap usaha untuk memperbaiki produktivitas.

25

2.3.5.2 Manfaat Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan menurut Vincent Gasperz (2000 : 24,25) antara lain :

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat

meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu.

2. Perencanaan sumber-sumber daya akan lebih efektif dan efisien melalui

pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan

kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.

4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat

dimodifikasi kembali berdasar informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.

5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan

perbedaan antara tingkat produktivitas yang direncanakan dengan tingkat yang diukur.

6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang

bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas di antara perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.

26

7. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat

dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus yang dilakukan perusahaan itu.

8. Pengukuran produkivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang

untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja.

9. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara

rasional apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.

2.3.5.3 Model-Model Pengukuran Produktivitas 1. Produktivitas Parsial

Adalah produktivitas dari salah satu masukan yang secara khusus diukur dengan menghitung rasio dari output terhadap input tunggal.

Produktivitas Parsial =

Input dapat berupa berupa tenaga kerja, produksi, modal dan mesin. Jika output dan input diukur dalam kualitas fisik maka ukuran ini disebut pengukuran produktivitas operasional (operational productivity measure). Sedangkan jika keluaran dan masukan diukur dalam nilai uang maka ukuran ini disebut pengukuran produktivitas keuangan (financial productivity measure).

Kelebihan dari pengukuran produktivitas parsial menurut Mulyadi (2001 : 468) adalah :

a. Memungkinkan para manajer untuk memusatkan usahanya pada penggunaan

27

b. Ukuran operasional parsial lebih mudah digunakan untuk menilai kinerja

produktivitas karyawan operasional.

c. Untuk kepentingan pengendalian operasional, seringkali standart kinerja yang digunakan bersifat jangka pendek.

Pengukuran produktivitas parsial juga memiliki kelemahan yaitu :

a. Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah atau tidak dihubungkan

dengan ukuran-ukuran lainnya dapat menyesatkan.

b. Penurunan produktivitas salah satu jenis masukan kemungkinan diperlukan

untuk menaikkan produktivitas masukan yang lain.

2. Produktivitas Faktor Total

Merupakan rasio output bersih (net output) terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Output bersih merupakan selisih dari output total dengan jumlah peralatan dan jasa yang dibeli.

Produktivitas Faktor Total =

=

Keuntungan pengukuran produktivitas faktor total adalah : 1. Data dari perusahaan relatif mudah diperoleh.

2. Dapat dianalisa dari sudut pandang ekonomi karena menyangkut keadaan

28

Sedangkan keterbatasan pengukuran produktivitas faktor total adalah : 1. Tidak banyak berpengaruh terhadap input bahan baku dan energi.

2. Sulit bagi pihak manajemen untuk menganlisa hubungan nilai tambah output

dengan efisiensi produktivitas, karena nilai tambah yang dihasilkan bisa saja disebabkan oleh adanya peningkatan biaya produksi.

3. Tidak cocok bila biaya-biaya material merupakan bagian yang cukup besar

dari biaya total produk dimana pengaruh yang besar dari input material tidak langsung ditunjukkan dalam pengukuran produktivitas ini.

4. Hanya input tenaga kerja dan modal yang dipertimbangkan dalam input

faktor total.

3. Produktivitas Total

Menurut Vincent Gasperz (2000 : 33) adalah merupakan rasio dari output total terhadap input total.

Produktivitas Total =

Ukuran produktivitas total dapat digunakan untuk menilai seluruh masukan. Adapun kelebihan dari pengukuran produktivitas total adalah :

a. Memperhitungkan semua output dan faktor-faktor input yang kuantitatif.

b. Mudah dihubungkan dengan total biaya.

Pengukuran produktivitas total juga mempunyai kelemahan yaitu :

a. Data pada tingkat produksi dan langganan relatif sulit diperoleh kecuali

29

b. Baik pengukuran produktivitas parsial maupun produktivitas total tidak

mempertimbangkan keberadaan faktor input maupun output yang tidak tampak.

4. Model Produktivitas Mundel.

Model ini dikemukakan pertama kali oleh Marvin E. Mundel pada tahun 1978. Mundel ini merupakan salah satu model pengukuran produktivitas total yang memakai pendekatan angka indeks. Yaitu :

a. IP =

b. IP =

Dimana :

IP = indeks produktivitas.

AOMP = output agregat untuk periode yang diukur. AOBP = output agregat untukperiode dasar.

RIMP = input-input periode yang diukur. RIBP = input-input untuk periode dasar.

5. Model Produktivitas APC (The American Productivity Center Model). Model APC biasanya digunakan untuk mengukur produktivitas total perusahaan. Pusat produktivitas Amerika (The American Productivity Center = APC) telah mengemukakan ukuran produktivitas yang didefinisikam melalui kerangka kerja berikut :

30

Profitabilitas =

=

=

Dalam pengukuran produktivitas model APC (The American Produvtivity Center), kuantitas output dan input untuk setiap periode waktu digunakan dengan harga-harga periode dasar agar memperoleh indeks produktivitas. Setelah mengetahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan harga, indeks profitabilitas dapat ditentukan dengan menggunakan formula berikut :

IPF = IP Dimana :

IPF = indeks profitabilitas

IP = indeks produktivitas

IPH = indeks perbaikan harga

Dalam model APC, biaya-biaya per unit tenaga kerja, material dan energi ditentukan berdasarkan penyudutan (depresiasi) total ditambah keuntumgan relatif terhadap aset total (aset total + modal kerja) yang digunakan. Dengan demikian input modal untuk suatu periode waktu tertentu dihitung berdasarkan formula berikut :

Input Modal = (Depresiasi pada periode itu) + (ROA periode dasar x asset sekarang yang dipergunakan)

31

Dokumen terkait