• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

3.3. Pengukuran Waktu 3

1. Pengukuran waktu secara langsung

Pengukuran waktu (time study) merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator/pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja yang normal, dan dalam lingkungan kerja yang terbaik. Pengukuran waktu dibagi menjadi dua, yaitu:

Pengukuran waktu secara langsung dilakukan di tempat pekerjaan yang bersangkutan. Pengukuran waktu secara langsung dapat dibagi atas dua jenis pengukuran, yaitu: pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwacth) dan pengukuran waktu kerja dengan sampling pekerjaan.

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung

Pengukuran waktu secara tidak langsung dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan, yaitu dengan membaca tabel yang tersedia di perusahaan namun tetap mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen kegiatan.

3

Pengukuran jenis ini dapat dilakukan untuk mengetahui waktu baku dan waktu gerakan.

3.3.1. Pengukuran Waktu Jam Henti4

1. Definisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati. Dalam penentuan tujuan tersebut, dibutuhkan adanya tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang digunakan dalam pengukuran jam henti.

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwatch time study) diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad ke-19. Metode ini tepat digunakan untuk jenis pekerjaan yang berlangsung secara singkat dan dilakukan secara berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama.

Langkah-langkah pengukuran waktu kerja dengan menggunakan stopwatch time study adalah :

2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan.

3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetil-detilnya namun masih dalam batas-batas kemudahan untuk dilakukan pengukuran.

4. Amati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.

5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus yang dilaksanakan sudah memenuhi syarat atau tidak, lakukan uji keseragaman dan kecukupan data.

6. Tetapkan rating factor operator. Rating factor ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performansi operator.

7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performansi kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akan diperoleh waktu kerja normal.

8. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang diberikan ini bertujuan untuk menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan yang bersifat personal, kelelahan, dan keterlambatan material.

9. Tetapkan waktu kerja baku yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.

3.3.2. Uji Keseragaman Data5

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menyebar seragam atau tidak. Selama melakukan pengukuran, operator mungkin mendapatkan data yang tidak seragam. Untuk itu digunakan alat yang dapat mendeteksinya yaitu peta kendali. Data dikatakan seragam jika berada dalam batas kontrol dan data dikatakan tidak seragam jika berada diluar batas

kontrol. Untuk menghitung uji keseragaman data, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu rata-rata adalah sebagai berikut :

X=

n Xi

2. Menghitung standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:

σ = 1 ) ( 2 − −

n X Xi

3. Menghitung BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB (Batas Kontrol Bawah) dengan rumus sebagai berikut:

BKA = X + k

σ

BKB = X- k

σ

Keterangan:

X : waktu rata-rata

σ

: standar deviasi BKA : batas kontrol atas BKB : batas kontrol bawah

k : nilai yang diperoleh untuk luasan kurva normal pada tingkat keyakinan pengamatan

5

3.3.3. Uji Kecukupan Data6

'

N

Uji kecukupan data berguna untuk memastikan bahwa jumlah sampel yang telah dikumpulkan telah cukup untuk mewakili populasi, sehingga dapat digunakan bagi pengolahan data selanjutnya.

Uji kecukupan data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = 2 \ 2 2 ) (            

i i i X X X n s k Keterangan:

Xi : waktu pengamatan setiap elemen kerja untuk tiap siklus yang diukur.

k : nilai yang diperoleh untuk luasan kurva normal pada tingkat keyakinan pengamatan.

s : derajat ketelitian dari data Xi yang dikehendaki, yang menunjukkan

maksimun penyimpangan yang bisa diterima dari nilai Xi yang sebenarnya.

N : jumlah siklus pengamatan/pengukuran awal yang dilakukan untuk elemen kegiatan yang dipilih.

N’ : jumlah siklus pengamatan/pengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar diperoleh ketelitian yang diharapkan.

Jumlah pengukuran waktu dikatakan cukup apabila jumlah pengukuran minimum dibutuhkan secara teoritis lebih kecil dari pengukuran pendahuluan

yang sudah dilakukan (N’< N). Jika jumlah pengukuran masih belum mencukupi maka harus dilakukan pengukuran lagi sampai jumlah pengukuran tersebut cukup.

3.3.4. Rating Factor dan Allowance7

1. Keterampilan (Skill)

Rating factor adalah perbandingan performansi seorang pekerja dengan konsep normalnya. Salah satu cara menentukan rating factor adalah dengan menggunakan cara Westinghouse. Terdapat 4 faktor yang dianggap sangat menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu:

Keterampilan didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai tingkat tertentu saja, yaitu tingkat kemampuan maksimal yang dapat diberikan oleh pekerja yang bersangkutan. Secara psikologis keterampilan merupakan attitude untuk pekerjaan yang bersangkutan.

2. Usaha (Effort)

Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Usaha mempunyai korelasi yang kuat dengan keterampilan.

3. Kondisi Kerja (Condition)

Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan tempat bekerja seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan

Peningkatan Produktivitas Kerja (Cet. I: Surabaya : Guna Widya, 2000), (h. 134-135)

7

faktor di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. Oleh sebab itu, faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya

4. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dari suatu kerja ke kerja yang lain tanpa mengalami banyak perubahan yang berarti.

Kelonggaran (allowance) diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan diluar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu:

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (personal)

Kelonggaran yang termasuk di dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman seperlunya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan sewaktu bekerja.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan.

3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan (delay)

Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar kekuasaan/kendali pekerja, seperti mesin macet, listrik padam, dan lain-lain.

3.3.5. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku8 ) % 100 ( % 100 Allowance

Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo kerja yang normal. Waktu normal merupakan waktu siklus dengan telah mempertimbangkan rating factor. Waktu baku adalah waktu untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan allowance. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu normal dan rating factor adalah sebagai berikut:

WN = WT x RF RF = 1 + westinghouse factor Keterangan : WN : waktu normal WT : waktu terpilih RF : rating factor

Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu baku adalah sebagai berikut: WB = WN x Keterangan : WB : waktu baku Allowance : kelonggaran 8

Dokumen terkait