• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan

2.9 Pengumpulan Data

Gambar 2.1 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung. Sumber: Soeharto (1999)

Penyelesaian aktivitas di dalam suatu proyek memerlukan penggunaan sejumlah sumber daya minimum dan waktu penyelesaian yang optimum, sehingga aktivitas akan dapat diselesaikan dengan biaya normal dan durasi normal. Jika suatu saat diperlukan penyelesaian yang lebih cepat, penambahan sumber daya memungkinkan pengurangan durasi proyek dari suatu normalnya, tetapi biaya yang dikeluarkan akan lebih besar lagi. Dalam mempercepat penyelesaian suatu proyek dengan melakukan kompresi durasi aktivitas, harus tetap diupayakan agar penambahan dari segi biaya seminimal mungkin. Pengendalian biaya yang dilakukan adalah biaya langsung, karena biaya inilah yang akan bertambah apabila dilakukan pengurangan durasi biaya telah optimum.

2.9 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sebelum proses pengumpulan data dilakukan, maka hal yang perlu dilakukan adalah menentukan apakah penelitian ini akan

mengumpulkan data dari populasi (kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama) secara keseluruhan subjek atau hanya sebagiannya yang biasa disebut sebagai sampel (bagian dari populasi yang memiliki ciri sama dengan populasi) . Ronald (1995) mendefinisikan sampel adalah suatu himpunan bagian dari populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Secara garis besar terdapat 2 jenis teknik sampling yakni probability sampling dan non probability sampling. Dalam penelitian ini, maka peneliti akan melakukan pengambilan data dengan cara sampling (pengumpulan data dengan penarikan sampel). Sampling adalah kegiatan mengambil sebagian dari populasi yang akan diteliti dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan supaya sebagian yang akan diambil mewakili ciri populasinya yang nantinya akan menghasilkan data perkiraan (estimate) atas populasi. Prosedur pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yakni random dan non random. Berikut adalah penjabaran dari prosedur random dan non random :

a. Random atau Acak

Teknik sampling ini dikenal juga sebagai sampling peluang, dimana teknik ini memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel . Dalam prosedurnya, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terambil sebagai sampel karena pengambilannya dilakukan secara acak. Untuk mengambil sampel dengan sampling peluang, maka langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut ini:

a Menentukan kesalahan sampling

Kesalahan sampling adalah kekeliruan yang disebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap terhadap populasi. Tingkat kesalahan berhubungan dengan risiko pengambilan keputusan dan ukuran sampel yang akan diambil. Pengambilan sampel secara acak juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi kesalahan sampling karena membuat terambilnya seluruh ciri anggota populasi ke dalam sampel terpilih.

b Menentukan ukuran sampel

Prinsip dalam penentuan ukuran sampel adalah semakin besar sampel , maka akan semakin dekat sampel dengan populasi, sehingga tingkat kesalahan semakin kecil.

c Mengambil sampel dengan teknik yang tepat

Cara mengambil sampel sangatlah tergantung kepada teknik sampling yang digunakan. Terdapat beberapa cara mengambil sampel dalam sampling random yaitu sampling acak sederhana, sampling acak berstarata, sampling acak berkluster dan sampling acak bertingkat.

b. Non Random

Pengambilan sampel dimana tidak setiap anggota populasi memiliki peluang terpilih sebagai sampel (non probability sampling) Dalam prosedur pengambilan sampel non random tidak terdapat kegiatan penentuan kesalahan sampling dan ukuran sampel sebab penarikan sampel dari populasinya tidak memperhitungkan peluang kesesatan dalam pengambilan keputusan berdasarkan sampel. Berdasarkan pertimbangan yang menjadi dasar dilakukan

sampling, terdapat beberapa jenis sampling yang tergolong sampling tidak acak adalah sampling bertujuan, sampling kebetulan, sampling kuota, sampling tersedia, sampling sistematik.

Menurut Arikunto (1997), pengumpulan data dapat diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yakni data primer yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar, maupun jawaban dari responden yang adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dibidangnya, ataupun data lainnya seperti:

a. Dokumen, data teknis lainnya terkait sistem distribusi dan pelanggan. b. Keterangan langsung dari pelanggan.

Sementara untuk data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari literatur, jurnal maupun laporan akhir suatu proyek. Selain itu, data-data juga dapat diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner terhadap responden yang dibagi menjadi dua tahapan kuisioner. Kuesioner tahap 1 berguna untuk memvalidasi pakar apakah subvariabel yang telah penulis cantumkan ke dalam kuisoner tersebut merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi perbandingan biaya konstruksi, serta untuk memperkaya variabel yang ada melalui masukan tambahan dari responden. Selanjutnya, setelah mendapatkan variabel- variabel yang sesuai dengan penelitian ini sesuai dengan arahan pakar, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan kuisioner tahap 2 yang merupakan olahan lanjutan dari kuisioner tahap 1 yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan variabel yang diberikan kepada responden. Namun, sebelum

seluruh kuisioner tahap 2 disebarkan pada responden, maka peneliti akan melakukan pilot survey yakni merupakan penelitian pendahuluan untuk menguji keefektifan dari metode survey yang digunakan, ataupun untuk melihat apakah responden dapat memahami isi dari kuisioner sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Sampel yang digunakan dalam pilot survey tidak harus banyak, tetapi harus cukup dianggap dapat mewakili karakteristik responden. Hasil dari pilot survey ini menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki kuisioner sebelum melakukan survey secara keseluruhan pada seluruh responden dengan menggunakan kuisioner tahap 2.

Berikutnya, setelah semua tahapan itu dilakukan, maka yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan uji validitas, analisa korelasi dan uji realibitas. Validitas berasal dari bahasa latin validus yang berarti kuat. Terdapat dua buah konsep validitas yakni validitas penelitian dan validitas pengukuran. Validitas penelitian adalah derajat kebenaran kesimpulan yang ditarik dari sebuah penelitian yang dipengaruhi dan sinilai berdasarkan metode penelitian yang digunakan, keterwakilan sampel penelitian dan sifat populasi asal sampel (Last, 2001). Sementara untuk validitas pengukuran merupakan pernyataan tentang derajat kesesuaian hasil pengukuran sebuah alat ukur (instrumen) dengan apa yang sesungguhnya ingin diukur oleh peneliti.

Dokumen terkait