• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terbagi 2 yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara terhadap 40 orang petani di Kecamatan Ciasem (Tabel 5), sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai instansi yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Survei lapang dilakukan pada tanggal 8-18 Juli 2009 yang mencakup aktivitas wawancara terhadap 40 orang petani di Kecamatan Ciasem (petani sistem usahatani padi kerjasama dan non kerjasama). Responden sistem usahatani non kerjasama ditetapkan petani yang memiliki lahan di sekitar lahan milik PT Sang Hyang Seri (PT SHS). Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya proses transfer teknologi antara petani yang bermitra dengan PT SHS dan petani yang tidak bermitra dengan PT SHS. Oleh karena itu penetapan petani tidak didasarkan dari daftar petani di desa, namun berdasarkan lokasi lahan.

Proses wawancara dilakukan pada saat petani berada di lahan yang diolahnya. Sementara petani kerjasama ditetapkan berdasarkan data induk yang dimiliki oleh PT SHS. Namun induk data tersebut tidak dapat diperoleh secara lengkap, pihak SHS berkeberatan untuk memberikan daftar petani mitranya. Yang diperoleh adalah informasi kelompok petani di PT SHS. Kelompok tersebut diharapkan pada saat wawancara sedang melakukan tanam sehingga informasi terkait dengan produksi dan produktivitasnya masih diingat dengan baik. Berdasarkan informasi tersebut ditentukan secara acak 20 petani yang menjadi responden untuk memahami pola usahatani kerjasama dengan PT Sang Hyang Seri. Hal yang ingin diketahui dari setiap responden adalah mengenai identitas responden, luas lahan, status kepemilikan lahan, jarak rumah ke sarana produksi tani, input dan output usahatani, sumber modal usahatani dan aktivitas responden dalam berusaha tani secara lengkap paling tidak selama satu musim tanam.

Tabel 5. Komposisi Responden

No Desa Sistem Usahatani

Kerjasama Non Kerjasama

1 Pinang Sari 10 10

2 Ciasem Girang 10 10

Data primer yang dikumpulkan yaitu tempat pembelian sarana produksi tani, tempat pemasaran hasil panen, data sistem usahatani padi kerjasama PT. Sang Hyang Seri dan sistem usahatani padi masyarakat Kecamatan Ciasem (sistem usahatani padi non kerjasama).

Data sekunder yang dikumpulkan adalah data masa tanam padi yang ditanam di lahan PT. Sang Hyang Seri tahun 2008, peta Lahan PT. Sang Hyang Seri, peta dasar, data produksi padi, data luas panen Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008 serta data PODES Kabupaten Subang tahun 2003 dan 2008. Data produksi padi yang dikumpulkan adalah data produksi padi PT. Sang Hyang Seri tahun 2008 dan data produksi padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008. Selain itu juga dikumpulkan data citra yaitu citra MODIS Terra Aqua (500 meter) tahun 2008 dan citra ALOS. 3.3.2. Analisis Data

Secara umum, analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi 7 tahap yaitu (1) mengidentifikasi dua sistem usahatani padi di Kecamatan Ciasem, (2) mempelajari mobilitas petani padi di Kecamatan Ciasem, (3) mempelajari keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola mobilitas petani, luas panen, dan produktivitas padi, (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas usahatani padi Kecamatan Ciasem, (5) mengidentifikasi luas panen dan produktivitas tanaman padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi, (6) mempelajari nilai indeks vegetasi (VI) pada satu siklus pertumbuhan tanaman padi, dan (7) mengidentifikasi hubungan antara nilai indeks vegetasi (VI) dengan produktivitas padi. Secara terinci tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

3.3.2.1.Analisis Perbandingan Sistem Usahatani Padi di Kecamatan Ciasem Untuk melakukan analisis perbandingan sistem usahatani dipilih indikator perbandingan antara lain luas lahan, status kepemilikan lahan, jarak rumah ke sarana produksi tani, input dan output usahatani, sumber modal usahatani, dan aktivitas responden.

Perbedaan sistem usahatani padi kerjasama dan non kerjasama dianalisis dengan Uji t dengan prinsip Beda Nyata Jujur (Honest Significant Difference). Perbedaan kedua sistem usahatani tersebut dilihat dari struktur biaya usahatani/ha yang dikeluarkan. Pada Uji t digunakan 2 kategori (Musim 1+ Musim 2 dan Musim 1 sistem usahatani kerjasama dan non kerjasama) dan 8 peubah. Peubah yang digunakan untuk Uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Peubah Perbandingan Kinerja Sistem Usahatani No Peubah Perbandingan Sistem Usahatani

1 Biaya benih/ha 2 Biaya pupuk/ha

3 Biaya tenaga kerja persiapan /ha 4 Biaya tenaga kerja pemeliharaan/ha 5 Biaya tenaga kerja panen/ha

6 Biaya irigasi/ha 7 Biaya traktor/ha 8 Biaya angkut/ha

Selain uji, analisis lain digunakan untuk mengkonfirmasi hasil pengujian dengan prinsip BNJ tersebut. Analisis untuk mengkonfirmasi uji t tersebut adalah analisis diskriminan. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penciri/pembeda dari sistem usahatani kerjasama dan non kerjasama. Perbedaaan dari hasil analisis diskriminan dengan hasil uji t adalah prinsip uji t lebih bersifat parsial terhadap setiap peubah usahatani sementara analisis diskriminan mempertimbangkan keterkaitan antar peubah bebas yang menjadi indikator yang diduga mempengaruhi produktivitas. Uji ini dilakukan dengan metode forward

stepwise dimana peubah yang terpilih umumnya sudah tidak saling berkorelasi.

Tabel 7. Peubah Analisis Diskriminan

No Kode Peubah Peubah Perbandingan Sistem Usahatani

1 X1 Luas lahan

2 X2 Status Lahan

3 X3a Biaya Benih

4 X3b Biaya Pupuk

5 X3c Biaya Irigasi

6 X3d Biaya Tenaga Kerja

7 X3e Biaya Traktor

8 X3f Biaya Angkut

9 X4 Sumber Modal

10 X5 Harga Jual

Peubah biaya usahatani padi hasil Uji t yang berbeda sangat nyata ditampilkan dalam bentuk box plot. Peubah yang dianalisis dikelompokkan berdasarkan sistem usahatani setiap desa yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kategori Analisis Box Plot

No Kategori 1 Sistem usahatani padi kerjasama Pinang Sari

2 Sistem usahatani padi non kerjasama Pinang Sari 3 Sistem usahatani padi kerjasama Ciasem Girang 4 Sistem usahatani padi non kerjasama Ciasem Girang

3.3.2.2.Analisis Deskriptif Pola Mobilitas Usahatani Padi di Kecamatan Ciasem

Pola mobilitas usahatani padi Kecamatan Ciasem didapatkan melalui wawancara dengan petani menggunakan kuesioner untuk mengetahui tempat pembelian sarana produksi tani dan tempat penjualan hasil panen. Hasil yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk peta dan tabel pola mobilitas usahatani padi serta disajikan secara deskriptif.

3.3.2.3.Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Usahatani

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas usahatani ditetapkan berdasarkan hasil analisis Hayashi II. Analisis ini digunakan untuk menduga nilai koefisien keterkaitan antara peubah penjelas dengan suatu peubah tujuan tertentu yang bersifat kategorik (grouping variable). Hasil uji nyata dari nilai koefisien keterkaitan ini menunjukkan peubah penjelas yang paling signifikan mempengaruhi peubah tujuan tersebut.

Peubah penjelas yang paling nyata mempengaruhi peubah tujuan ditetapkan dengan ketentuan: nilai korelasi parsial peubah > batas kritis (r). Batas kritis korelasi parsial peubah (r) didapatkan dengan persamaan:

r = 2 2 2+ n t t , dimana r = nilai batas korelasi

t = nilai t-tabel yang diidentifikasi berdasarkan derajat bebas (n-2) pada tingkat kepercayaan sebesar (1-α)x100%.

n = jumlah pengamatan

Peubah yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Peubah Analisis Hayashi II

No Peubah Peubah Kode Kategori

1 Desa Tujuan Y 1: internal

2: eksternal

2 Jarak ke sarana tani X1 0-3: dekat

3-5: sedang

5-10: jauh

3 Luas lahan X2 0-2: sedikit

2-4: sedang

4-8: luas

4 Sistem X3 non kerjasama: 1

kerjasama: 2

5 Umur X4 0-30: muda

30-60: sedang

60-80: tua

6 Jumlah pupuk Musim 1 X5a 0-3: sedikit

3-5: sedang

Tabel 9. Peubah Analisis Hayashi II (lanjutan)

No Peubah Kode

Peubah Kategori

7 Jumlah pupuk Musim 2 X5b 0-3: sedikit

3-5: sedang

5-8: banyak

8 Desa Asal X6 Pinang Sari: 1

Ciasem Girang: 2

9 Status Lahan X7 garap: 1

sewa: 2

milik: 3

10 Harga Urea X8a 120000-126000: murah

126000-132000: sedang

132000-140000: mahal

11 Harga TSP X8b 170000-185000: sangat murah

185000-200000: murah

200000-215000: sedang

215000-220000: mahal

12 Harga Phonska X8c 190000-197500: murah

197500-205000: sedang

3.3.2.4.Analisis Keterkaitan Tingkat Perkembangan Wilayah Kabupaten Subang dengan Pola Mobilitas Petani, Luas Panen dan Produktivitas Padi

Salah satu teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan hirarki suatu wilayah adalah analisis skalogram. Hasil analisis skalogram digunakan untuk mengetahui keterkaitan struktur hirarki Kabupaten Subang dengan pola mobilitas petani padi, luas panen, dan produktivitas padi. Teknik analisis skalogram ini dilakukan dengan menginventarisasi fasilitas-fasilitas di suatu wilayah dan jarak ke fasilitas yang disusun pada satu tabel yang bersumber dari data PODES Subang 2003 dan 2008. Analisis tersebut dilakukan untuk menghasilkan indeks potensi daerah. Peubah yang digunakan pada analisis ini disajikan pada Tabel Lampiran 2.

Indeks potensi daerah diolah untuk menentukan hirarki wilayah Kabupaten Subang. Penetapan wilayah perkembangan tinggi (Hirarki I), wilayah perkembangan sedang (Hirarki II), dan wilayah perkembangan rendah (Hirarki III) dilakukan dengan kriteria tertentu yang disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Kriteria Hirarki I, Hirarki II, dan Hirarki III

No Hirarki Wilayah Kriteria

1 Wilayah dengan tingkat perkembangan tinggi (Hirarki I)

IPD> nilai tengah indeks + stdev

2 Wilayah dengan tingkat perkembangan sedang (Hirarki II)

nilai tengah indeks < IPD < nilai tengah + stdev

3 Wilayah dengan tingkat perkembangan rendah (Hirarki III)

IPD< nilai indeks tengah

Analisis selanjutnya yaitu mengetahui (1) keterkaitan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Subang dengan pola mobilitas petani padi dan (2) keterkaitan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Subang dengan produktivitas padi dan luas panen. Pada aspek pertama, hasil analisis akan disajikan secara deskriptif dengan menghubungkan tempat pemenuhan kebutuhan sarana tani desa contoh (Pinang Sari dan Ciasem Girang) dengan hirarki wilayah dan indeks fasilitas pertanian. Pada tujuan kedua, analisis dilakukan terhadap setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Analisis yang digunakan adalah

analisis korelasi. Peubah yang digunakan pada analisis ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 11. Peubah Yang Digunakan pada Analisis Korelasi No Peubah yang digunakan

1 % Desa Hirarki I 2 % Desa Hirarki II 3 % Desa Hirarki III 4 Luas Panen 5 Produksi Padi 6 Produktivitas padi

3.3.2.5.Analisis Luas Panen dan Produktivitas Padi di Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Kecamatan Blanakan

Data yang dianalisis adalah data luas panen, produksi dan produktivitas padi di Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokeusi serta data produktivitas padi di wilayah contoh selama satu siklus tanam. Data tersebut didapatkan dari Dinas Tanaman Pangan dan PT. Sang Hyang Seri. Hasil yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik dan disajikan secara deskriptif.

3.3.2.6 Analisis Nilai Indeks Vegetasi (VI) Pada Satu Siklus Pertumbuhan Tanaman Padi

Analisis ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengubahan proyeksi citra MODIS dari sinusoidal menjadi UTM, pemotongan citra MODIS Terra dan Aqua sesuai dengan wilayah penelitian, penetapan contoh lokasi penelitian, serta analisis NDVI dan EVI citra MODIS Terra dan Aqua.

Analisis NDVI dan EVI dilakukan menggunakan sekumpulan citra MODIS Terra dan Aqua yang diakuisisi sekitar 1 musim tanam. Analisis pada tahapan ini yaitu analisis NDVI dan EVI citra MODIS Terra dan Aqua, penumpukan (layer stacking) NDVI citra MODIS Terra dan Aqua yang digunakan dan penumpukan (layer stacking) EVI citra MODIS Terra dan Aqua yang digunakan dengan menggunakan ENVI 4.5. Analisis tersebut menghasilkan 4 data baru yaitu NDVI MODIS Terra, NDVI MODIS Aqua, EVI MODIS Terra,

dan EVI MODIS Aqua. NDVI dan EVI MODIS Terra Aqua didapatkan dengan persamaan: NDVI = 1 2 1 2 Band Band Band Band + − EVI = 2.5 * 1 3 * 5 . 7 1 * 6 2 1 2 + − + − Band Band Band Band Band

Contoh dipilih dari data masa tanam PT. Sang Hyang Seri. Titik tengah contoh ditentukan dengan menggunakan Arcview 3.3. Data titik tengah contoh dirubah menjadi bentuk ROI dengan menggunakan ENVI 4.5. Agar data titik tengah contoh dapat dianalisis di ENVI 4.5 data harus diubah menjadi format berkas teks.

Nilai NDVI dan EVI contoh diperoleh dari citra layer stacking NDVI MODIS Terra, NDVI MODIS Aqua, EVI MODIS Terra, dan EVI MODIS Aqua dengan menggunakan ENVI 4.5. Nilai NDVI dan EVI MODIS Terra Aqua 1 siklus pertumbuhan tanaman padi ditampilkan dalam bentuk grafik.

3.3.2.7.Analisis Korelasi Nilai Indeks Vegetasi (VI) dengan Produktivitas Padi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara produktivitas padi dengan nilai NDVI dan EVI siklus pertumbuhan tanaman padi. Menggunakan analisis korelasi sederhana, hubungan antara keduanya ditunjukkan oleh koefisien positif dan negatif. Jika peubah mempunyai hubungan yang searah, maka akan bekorelasi positif sedangkan bila memiliki hubungan berlawanan maka berkorelasi negatif. Namun jika keduanya tidak berkorelasi atau tidak ada hubungan sama sekali maka korelasi sama dengan nol atau jika berkorelasi sempurna positif maka koefisien korelasi akan sama dengan 1 dan sebaliknya jika berlawanan arah koefisien sama dengan -1.

Secara ringkas tahapan penelitian tersebut disampaikan pada gambar berikut

  Gambar 3. Bagan Alir Teknik Analisis Data

Dokumen terkait