• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Pengumpulan, Jenis dan Analisis data

Penelitian ini menggunakan banyak waktu dalam mengumpulkan, mengidentifikasi, menganalisis, dan menafsirkan data. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya penelitian menggunakan metode biografis dengan menganalisis dokumen (document analysis), dan pendekatan hermeneutika (hermeneutic

inquiry) yang berfokus pada hasil interpretasi fakta-fakta historis mengenai

kehidupan atau kegiatan Muhammad Arsyad sebagai ulama yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada pendidikan. Dengan kata lain, secara garis besar data yang telah dikumpulkan akan dianalisis menurut teknik analisis data deskriptif-kualitatif. Teknik analisis ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dari Miles dan Huberman (1992), yakni: (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) Penafsiran data, dan (4) Menarik kesimpulan.

Mengacu kepada yang dikemukakan Creswell (1998, hlm. 50-51) mengenai tahap-tahap prosedural penelitian biografi, yaitu: 1) Dimulai dengan seperangkat pengalaman objektif dalam pencatatan tahap-tahap jalan kehidupan (masa kanak-kanak, masa dewasa, atau masa usia tua sebagai sebuah kronologi) dan pengalaman-pengalaman (seperti pendidikan, perkawinan, dan pekerjaan) dari subjek. 2) Mengumpulkan bahan-bahan biografis kontekstual yang kongkrit (subjek melaporkan kembali pengalaman-pengalaman hidup dalam bentuk cerita

15

atau naratif). Fokusnya ialah pengumpulan cerita-cerita. 3) Cerita-cerita disusun sekitar tema-tema yang menunjukkan peristiwa-peristiwa paling penting (atau epifani-epifani) dalam suatu kehidupan sesorang. 4) Mengeksplorasi pemaknaan cerita-cerita ini, mengandalkan (mempercayai) individu untuk memberikan penjelasan-penjelasan dan pencarian untuk pemaknaan-pemaknaan ganda. 5) Mencari struktur-struktur yang lebih besar untuk menjelaskan pemaknaan-pemaknaan, seperti interaksi-interaksi sosial dalam kelompok, masalah-masalah kultural, ideologi-ideologi, dan konteks historis, dan memberikan sebuah penafsiran untuk pengalaman-pengalaman hidup seseorang.

Dalam hal penggunaan dokumen sebagai sumber data menurut Kartodirdjo (1981, hlm. 79 dan 81) penting terlebih dahulu mengetahui apakah dokumen itu autentik atau palsu; siapakah pembuat atau penulisnya; bagaimanakah bahasanya, bentuknya dan apakah sumbernya. Jawaban terhadap pertanyaan itu termasuk apa yang biasa disebut sebagai kritik ekstern. Adapun kritik intern mengenai pertanyaan apakah isi dokumen dapat diterima sebagai kenyataan. Dengan demikian kritisisme historis terhadap bahan dokumenter yang masih perlu dilakukan oleh peneliti adalah: 1) analisis isi dari dokumen serta kritik interpretatif yang positif, guna menetapkan maksud dari pembuatnya; 2) analisis dari keadaan dan latar belakang tempat dokumen yang bersangkutan dibuat, serta verifikasi terhadap pernyataan-pernyataan dari pembuatnya. Kedua macam analisis ini ternyata selalu perlu dijalankan, karena dokumen adalah gubahan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan sosial-budaya pada suatu masa tertentu yang termasuk suatu golongan sosial tertentu, yang mempunyai konsepsi, pandangan, perasaan, tujuan serta keinginan tertentu yang semuanya terjalin dengan fakta-fakta yang termaktub di dalam bahan dokumen itu.

Setelah mengobservasi fakta dengan perantaraan dokumen, langkah selanjutnya menurut (Kartodirdjo, 1981, hlm. 84-85) adalah merumuskan persoalan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Isi dari dokumen hanya akan berarti, apabila kita menghadapinya dengan suatu kerangka persoalan, teori, hipotesis atau konsep. Selanjutnya dari tahap penggunaan dokumen itu ialah:

tahap penggalian atau pengumpulan data, mempelajari dan “renungkan”-nya, menemukan hal-hal yang relevan dengan permasalahaan penelitian yang diajukan, menghubungkan dengan pengalaman peneliti, membandingkan satu sama lain, kemudian mencoba menempatkannya dalam suatu pola abstrak yang terjalin secara logis. Proses penelitian induktif yang autentik memang memerlukan bahan dokumen banyak. Semakin luas generalisasinya semakin banyak jumlah sampel dari dokumen yang diperlukan. Secara singkat Creswell (1998, hlm. 112) mengemukakan bahwa dalam hal pengumpulan data dari documen-dokumen, bahan arsip, artikel-artikel dan buku-buku adalah yang berkaitan langsung dengan tokoh yang dituliskan biografinya.

B. Instrumen

Instrumen atau alat penelitian di dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. Di sini peneliti mempunyai peran sebagai instrument kunci, peneliti merupakan alat pengumpul data (Sugiyono, 2009, hlm. 1 dan Moleong, 2010, hlm. 9). Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Terkait dengan data dan pengelolaannya oleh peneliti dikemukakan oleh Mulyana (2010, hlm. 195-196).

“Pengamatan berperan-serta dan wawancara mendalam (termasuk wawancara sejarah hidup) dapat pula dilengkapi dengan analisis dokumen seperti otobiografi (biografi), memoir, catatan harian, surat-surat pribadi, catatan pengadilan, surat kabar, artikel, majalah, brosur, bulletin, dan foto. Sebagian penelitian bahkan hanya mengandalkan (kombinasi) dokumen-dokumen ini, tanpa dilengkapi dengan wawancara, bila data dalam dokumen-dokumen ini dianggap lengkap, artinya secara memadai memberikan gambarana mengenai pengalaman hidup dan penafsiran atas pengalaman hidup tersebut. Akan tetapi, meskipun dokumen merupakan sumber primer penelitian, data yang bersumber dari dokumen ini sebaiknya dilengkapi dengan data yang diperoleh lewat wawancara dengan pihak-pihak terkait, seperti keluarga dan karib kerabat, kawan terdekat, tetangga, ulama, guru, dosen, kepolisian, pengadilan, dan sebagainya. Dokumen ini dapat mengungkapkan bagaimana subjek mendefinsikan

17

dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitannya antara definisi-diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya.”

Sebagai instrument utama, peneliti dalam mengungkap data bersandar pada analisis dokumen seperti otobiografi (biografi), surat kabar, artikel, majalah, bulletin, dan foto. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pada kesempatan kali ini penelitian sepenuhnya mengandalkan kombinasi dokumen-dokumen itu, tanpa dilengkapi dengan wawancara, karena peneliti berkeyakinan bahwa data dalam dokumen-dokumen itu dianggap lengkap. Artinya data atau informasi yang dikandungnya secara memadai dapat memberikan gambaran mengenai pengalaman hidup dan penafsiran atas pengalaman hidup tokoh biografi yang diajukan, yaitu Muhammad Arsyad. Dokumen-dokumen itu dapat mengungkapkan bagaimana subjek mendefinsikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya pada suatu masa, dan bagaimana kaitannya antara definisi-diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya. Sekali lagi sebagaimana ditegaskan Schatzman dan Strauss (1973, 14) bahwa dokumen historis merupakan bahan penting dalam penelitian kualitatif. Menurut mereka, sebagai sebagian dari metode lapangan (field method), peneliti dapat menelaah dokumen historis dan sumber-sumber sekunder lainnya – karena kebanyakan situasi yang dikaji mempunyai sejarah dan dokumen-dokumen itu sering menjelaskan sebagian aspek situasi tersebut.

Dokumen terkait