• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.4. Pengumpulan Data

3. 4. 1. Metode dan Instrumen

Dalam proses pengumpulan data kemampuan membaca penulis melakukan tes wacana yang diadaptasi dari Informal Reading Inventory (IRI). Tes dilaksanakan secara individual dengan dua tahapan. Yang pertama adalah tahap kemampuan mekanis (membaca bersuara) dan tahap kemampuan pemahaman (membaca dalam hati). Penulis memanggil nama siswa sesuai dengan urutan absensi. Pada tahap kemampuan mekanis, siswa diberikan sebuah wacana dan diinstruksikan untuk membacanya dengan bersuara. Penulis mencatat kesalahan membaca yang dilakukan oleh siswa dengan menggaris bawahi kata yang salah dan memberi kode nomor sesuai dengan jenis kesalahannya. Adapun kode nomor kesalahannya adalah (1) salah pengucapan, (2) ditolak untuk dibaca, (3) selipan/terselip, (4) penghilangan/hilang, (5) pengulangan, dan (6) pembalikan/terbalik. Sedangkan, pada tahap kemampuan pemahaman, siswa diberikan 10 pertanyaan lisan yang berhubungan dengan wacana yang telah dibaca dengan tetap memegang wacana tersebut. Pada tahap ini siswa melakukan teknik membaca dalam hati. Penulis memberikan tanda check list (√) pada soal yang dijawab benar dan menulis setiap jawaban yang salah.

Tabel 3.1.

Blue print

Kemampuan membaca

No Aspek Indikator Nomor

Item 1. Kemampuan Mekanis Terampil menyuarakan pola

gabungan huruf tanpa kesalahan-kesalahan seperti:

 salah pengucapan  ditolak untuk dibaca  selipan/terselip  penghilangan  pengulangan

 pembalikan (terbalik) -

2. Kemampuan Pemahaman Mampu mengungkap:

Ide utama 1 Detail 2,6 Makna kata 4, 8 Rangkaian 3, 7 Sebab akibat 5,9 Kesimpulan 10 TOTAL 10

Untuk kemampuan mekanis siswa dinilai total kesalahan dalam membaca dan dinilai akurasi/ketepatan bacaan keseluruhan. Rumus untuk skor kemampuan mekanis adalah:

Jumlah Kata yang Tepat X 100% Jumlah Kata dalam Wacana

Contoh jika dari total 104 kata dalam wacana siswa memiliki 2 kesalahan berarti siswa memiliki akurasi 102 kata (98%).

Untuk kemampuan pemahaman siswa dinilai jumlah jawaban yang tepat dan kemudian dinilai akurasinya. Rumus untuk skor kemampuan pemahaman adalah:

Jumlah Jawaban Tepat X 100%

Jumlah Pertanyaan

Untuk menunjukan skor keseluruhan dari tes kemampuan membaca ini maka ditetapkan norma berikut:

Tabel 3.2.

Norma tes kemampuan membaca

Tingkatan Kemampuan Mekanis Kemampuan Pemahaman Independen 99% < Dan 90% <

Instruksional 85% < (kelas 1 & 2) 95% < (kelas 3 <)

Dan

75% <

Frustrasi 90% > Atau 50% >

Kapasitas --- 75% <

Norma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jika anak dapat membaca dengan gayanya sendiri tanpa bimbingan guru. Anak mampu melafalkan sedikitnya 99% bahan teks tertulis dengan tingkat pemahaman 90% atau lebih, maka ia termasuk kedalam tingkatan independen

2. Jika anak dapat membaca dengan masih menggunakan bimbingan guru serta mampu melafalkan sedikitnya 85% bahan teks tertulis (untuk kelas 1 dan 2) atau 95% bahan teks tertulis (untuk kelas 3 ke atas) dengan tingkat pemahaman mencapai 75% atau lebih, maka ia termasuk ke dalam tingkatan instruksional

3. Jika anak mengalami hambatan dan hanya dapat melafalkan 90% bahan teks tertulis atau kurang, atau anak hanya memahami 50% bahan bacaan, maka ia termasuk ke dalam tingkatan frustrasi

4. Sedangkan yang termasuk ke dalam tingkatan kapasitas/potensial. adalah anak yang memiliki tingkat pemahaman 75% atau lebih dengan kemampuan melafalkan bacaan yang tak terbatas. Sebagai contoh, jika seorang anak hanya mampu melafalkan 80% bahan bacaan tetapi ia mempunyai pemahaman dengan tingkat 80% maka ia termasuk dalam kategori ini.

Untuk memperoleh data dukungan orangtua dalam belajar membaca penulis menggunakan metode kuesioner (questionnaires) yang berbentuk skala untuk diajukan kepada orangtua siswa.

Menurut Kerlinger (2000), skala adalah sehimpunan lambang/simbol atau angka yang disusun dengan cara tertentu sehingga simbol atau angka itu dengan aturan tertentu dapat diberikan kepada individu (atau perilaku individu) yang terhadapnya skala itu dikenakan, sedangkan pemberian simbol atau angka itu mengikuti petunjuk tentang pemilikan individu terhadap apapun yang hendak diukur oleh skala tertentu.

Alat pengumpul data adalah suatu alat yang dipakai dalam sebuah penelitian yang berguna untuk memperoleh data yang nantinya akan dianalisis. Data yang diperoleh akan dikumpulkan menggunakan skala dukungan orangtua dalam kegiatan belajar membaca dengan menggunakan skala model Likert. Skala ini disusun berdasarkan pada definisi operasional yang mengacu pada definisi konseptual yang sebelumnya telah dipaparkan penulis secara lengkap pada bab II.

Dalam menyusun skala penulis menggunakan 4 alternatif jawaban, subyek memilih salah satunya dengan cara memberi tanda check list (√) pada kotak yang telah disediakan.

Alternatif jawaban adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan-pernyataan tersebut ada yang bersifat favourable ada yang bersifat unfavourable.

Untuk menunjukkan skor terhadap skala, maka ditetapkan norma penilaian terhadap jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Skor pada butir favourable

BUTIR FAVOURABLE

SKALA SKOR

Sangat Sesuai (SS) 4

Sesuai (S) 3

Tidak Sesuai (TS) 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1

Tabel 3.4.

Skor pada butir unfavourable

BUTIR UNFAVOURABLE

SKALA SKOR

Sangat Sesuai (SS) 1

Sesuai (S) 2

Tidak Sesuai (TS) 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 4

Sebelum proses pengambilan data dilakukan penulis melakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

3.4.2. Teknik Uji Instrumen

Pada instrumen tes kemampuan membaca, setelah menetapkan wacana dan menyusun pertanyaan kemampuan pemahaman maka dilakukan try out guna mengetahui validitas dan reliabilitas dari pertanyaan yang telah dibuat. Untuk wacana, penulis tidak melakukan uji validitas maupun uji reliabilitas. Akan tetapi

penulis menyeleksi wacana yang akan digunakan berdasarkan pedoman penyusunan alat tes IRI (Informal Reading Inventory) yaitu memilih cerita yang utuh dengan jumlah kata dalam wacana kurang lebih 100 kata untuk kelas 2 SD. Untuk menjaga kualitas maupun standar wacana maka penulis memilih wacana dari buku paket Bahasa Indonesia Kelas 2 yang diterbitkan Dinas Pendidikan Nasional yang tentunya tidak digunakan sebagai buku paket oleh sampel yang akan diteliti.

Untuk instrumen skala dukungan orangtua setelah item pernyataan tersusun maka dilakukan try out guna mengetahui validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang telah dibuat. Dalam tahap try out ini peneliti memberikan 52 item pernyataan pada skala dukungan orangtua dalam belajar membaca. Hasil dari skala yang telah diberi skor kemudian dibuat distribusi frekuensi dengan sistem tabulasi untuk mendapatkan nilai mean. Kemudian untuk menguji angka kebenaran hipotesis digunakan program SPSS versi 17.0.

Pelaksanaan try out skala dukungan orangtua dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2010. Sedangkan untuk try out kemampuan membaca dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2010. Sampel yang digunakan adalah orangtua dan siswa kelas 2A SDN Bakti Jaya 3 Depok.

3.4.2.1.Uji validitas

Menurut Azwar (2003) suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Dalam menguji validitas alat tes, peneliti menggunakan validitas butir atau validitas internal. Validitas ini merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang menggunakan instrument sebagai kesatuan (total butir) sebagai kriteria untuk menentukan validitas item atau butir dari suatu instrument. Validitas internal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur instrumen secara keseluruhan (total). Suatu butir (item) dikatakan valid apabila memiliki koefisien yang positif dan signifikan dengan total item.

Penghitungan korelasi menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan teknik korelasi Product Moment Karl Pearson. Hasil penghitungan skala dukungan orangtua didapatkan 9 item yang tidak valid yaitu item nomor 2, 3, 5, 20, 32, 38, 44, 50 dan 52. Setelah itu, penulis menyusun kembali blue print skala berdasarkan item yang valid tersebut untuk diajukan kepada responden penelitian

Tabel 3. 5.

Blue print setelah try out

skala dukungan orangtua dalam belajar membaca

NO ASPEK INDIKATOR F UF TOT

1. Dukungan Emosional - menanyakan anak mengenai perkembangan belajar membacanya

- menjadi pendengar yang baik

- memberi semangat agar anak mau membaca buku/cerita sampai selesai

2, 23 24 6, 25 26 4, 27 11 9

2. Dukungan Penghargaan - memberikan pujian atau hadiah

- antusias menanggapi pertanyaan anak

18, 28

19, 29

20, 30

22, 31 8 3. Dukungan instrumental - menemani anak saat belajar

membaca

- menyediakan ruangan khusus untuk belajar

- membantu saat anak menemui kata/kalimat yang sulit

- menyediakan buku-buku bacaan untuk anak 1, 32 7 17, 33 9, 34 35 10, 36 21, 37 13 13

4. Dukungan Informatif - mengajukan pertanyaan atau umpan balik

- memberikan saran/nasihat dalam belajar membaca

8, 38

3, 39

12, 40

5, 41 8 5. Dukungan jaringan - mengajak anak ke pameran/toko

buku

- mengajak anak ke perpustakaan

14, 42 - 16, 43 15 5 TOTAL 22 21 43

3.4.2.2.Uji Reliabilitas

Azwar (2003) menyatakan bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang di ukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam penelitian ini reliabilitas tes diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach (Koefisien Alpha).

Tabel 3.6. Kaidah Reliabilitas Nilai Status > 0, 90 0, 70 – 0, 90 0, 40 – 0, 70 0, 20 – 0, 40 < 0, 20 Sangat Reliabel Reliabel Cukup reliabel Kurang reliabel Tidak reliabel

Hasil yang diperoleh berdasarkan penghitungan SPSS 17.0 pada skala dukungan orangtua didapatkan angka reliabilitas sebesar 0,8624. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka skala tersebut dapat dikatakan reliabel.

Dokumen terkait