• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Pengumpulan Data

1. Persiapan

a. Pengembangan Instrumen

Instrument dalam penelitian ini dikembangkan dengan merujuk pada kisi-kisi yang dirancang sendiri oleh penulis. Istrumen disusun dalam bentuk inventori berskala. Skala yang digunakan dalam instrumen adalah skala Lickert (skala 5) dengan alternatif jawaban: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (R), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

b. Uji coba alat pengumpulan data

Uji coba alat pengumpul data dilakukan terhadap 40 orang siswa kelas XI SMU Pasundan 2 Bandung. Uji coba instrumen ini meliputi uji bobot nilai skala pernyataan, uji validitas,uji daya pembeda setiap pernyataan dan uji reliabilitas butir pernyataan.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 60

Alat pengumpul data berupa skala likert dengan alternatif jawaban sangat sesuai(SS); sesuai(S); ragu-ragu (R); tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pedoman penyekoran setiap butir pernyataan dilakukan dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Suryabrata (1999: 266-271) yaitu:

a. Menghitung frekuensi pemilih terhadap masing-masing alternative jawaban dalam suatu butir soal.

= F(I)

b. Menghitung proporsi jumlah pemilih terhadap masing-masing alternatif jawaban dari butir soal tersebut, yatu dengan melakukan penghitungan sebagai berikut:

P(I) = f(I) / N

c. Menghitung harga kumulatif dari proporsi tersebut, sebagai berikut: Cp(I) = p(I)

Cp(I: I>I) = p(I) + p(I+I)

d. Menghitung harga tengah dari harga kumulatif proporsi, sebagai berikut: Mcp (I) = cp(I)/2

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 61

e. Mencari harga z dalam distribusi normal baku dari harga kumulatif proporsi tersebut, yaitu dengan menggunakan fungsi NORSINV dalam MS Exel 2002 sebagai berikut:

Z (I) = NORMSINV(mcp(I))

f. Menghilangkan harga z yang negatif dengan menambah setiap harga z dengan harga absolut dari z dengan nilai negatif terbesar, yaitu:

Z (I)‟ = z (I) + ABS (MIN(Z))

g. Menghilangkan angkan di belakang koma dengan melakukan pembulatan terhadap

harga z‟, sehingga diperoleh nilai empiric (NE) untuk setiap alternatif jawaban

dalam masing-masing botir soal.

NE = ROUND (z (I);0)

Contoh penghitungan untuk butir nomor 5 adalah sebagai berikut (angka dibulatkan ke dua desimal di belakang koma)

Tabel 3.4

Contoh Penghitungan Pola Skor Soal No. 5

c pilihan f p cp mcp z z’ NE

5 0 0 0,00 0,00 0,00 0.00 0.00 0

1 1 0,03 0,03 0,01 -2,24 1,00 1

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 62

3 18 0,45 0,58 0,35 -0,39 2,86 3

4 17 0,43 1,00 0,79 0,80 4,04 4

Setelah dilakukan uji bobot nilai skala pada setiap pernyataan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, maka diperoleh hasil bahwa item yang dapat langsung dipergunakan yaitu 15 item dan sebanyak 30 item harus direvisi jika akan dipegunakan dari 60 item.

2). Uji validitas item

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan tes atau kesahihan item pernyataan dalam mengukur apa yang diinginkan dan menghasilkan data yang diharapkan dari setiap variabel.

Untuk mengetahui eratnya hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan syarat variabel tersebut harus berskala ukur minimal interval maka digunakan analisa koefisien korelasi pearson:

rxy =

 



2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N (Arikunto, 2002: 243) Keterangan :

rxy = korelasi antara setiap nomer item dengan jumlah skor total x

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 63 y = jumlah skor total

x2 =jumlah kuadrat skor total N = jumlah sampel

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, item yang tidak dapat dipergunakan atau tidak valid yaitu berjumlah 5 item.

3). Uji daya pembeda setiap pernyataan

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan menggunakan uji daya pembeda. Dalam melakukan uji daya pembeda terlebih dahulu dilakukan rangking skor total dari setiap individu untuk memperoleh data 27% klompok individu yang termasuk kelompok unggul dan 27% kelompok individu yang termasuk kelompok bawah (asor).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

t = 2 T R T R X X S S n n   Keterangan: T

X = rata-rata kelompok tinggi

R

X = rata-rata kelompok rendah atau bawah

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 64

ST2 = simpangan baku kelompok tinggi atau atas

SR2 = simpangan baku kelompok rendah atau bawah

Kriteria pengujian signifikasi intrumen dikatakan signifikan apabila t hitung > t table dengan ketentuan dk = n1+n2-2.

Pengujian daya pembeda menggunakan bantuan program Microsoft Excel diperoleh hasil bahwa dari 41 item inventori kendali diri, terdapat 2 item yang tidak memiliki daya pembeda sehingga item yang dapat digunakan yaitu 38 item. Kriteria yang digunakan adalah: sebuah pernyataan dianggap mempunyai daya pembeda, bila memiliki nilai t-hitung dengan tingkat signifikansi antara α = ฀ 0,01 sampai α = 0,05.

4). Uji reliabilitas item

Reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan instrumen penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dapat dikatakan sudah baik yaitu instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2002:86). Untuk menghitung reliabilitas instrumen pemberian layanan informasi karier dan pengambilan keputusan karier digunakan dengan bantuan komputer program Microsoft Excel.

                

2 2 11 1 1 l b k k r  

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 65

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

b 2 = Jumlah varians butir

l 2 = Varians total (Arikunto, 2002:171)

Sebagai tolak ukur koefisien reliabilitas untuk kedua instrumen, digunakan kriteria dari Guilford (Subino, 1987: 115) sebagai berikut :

< 0,20 = tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 = korelasi rendah

0,40 – 0,70 = korelasi sedang

0,70 – 0,90 = korelasi tinggi

0,90 – 1,00 = korelasi sangat tinggi

1,00 = korelasi sempurna

Untuk mempertegas kriteria koefisien reliabilitas , maka dibuat tabel sebagai berikut:

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 66

Kriteria Koefisien Reliabilitas No Kriteria Keterangan

1 < 0,20 Tidak ada korelasi 2 0,20 – 0,40 Korelasi rendah 3 0,41 – 0,70 Korelasi sedang 4 0,71 – 0,90 Korelasi tinggi

5 0,91 – 1,00 Korelasi sangat tinggi

6 1,00 Korelasi sempurna

Untuk inventori kendali diri diperoleh harga reliabilitas instrument sebesar 0,67 sehingga dapat di kategorikan sedang.

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua asumsi statistik terpenuhi, selanjutnya data hasil penelitian diolah dan dianalisis sebagai upaya menjawab pertanyaan penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Analisis kualitatif yaitu mencatat informasi yang diperoleh, verivikasi data sesuai kebutuhan, meng-coding dan mengklasifikasikan data, analisis data yang medukung, membuat kesimpulan untuk dijadikan rumusan program; 2) Analisis kuantitatif yaitu pengumpulan data dari hasil pengukuran angket setelah pelaksanaan program bimbingan dan konseling hipotetik.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 67

Analisis data kuantitatif berasal dari angket yang berupa skor jawaban responden per pernyataan maupun secara keseluruhan. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk menjawab bagaimana gambaran umum kendali diri dan siswa kelas X SMA BPPI Kabupaten Bandung Tahun ajaran 2008/2009?, digunakan cara pengelompokan data menggunakan proses perhitungan dengan kriteria skor ideal menurut Cece Rakhmat dan M. Solehudin (1988: 77) sebagai berikut :

ideal  Ζ(SDideal)

Keterangan :

Xideal = Skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa jika semua

pernyataan dijawab dengan benar

ideal = 1/2 dari skor ideal SDideal = 1/3 dari ideal

Z = Luas daerah dari kurva normal (0,61)

Pengelompokan sumber data penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yang didasarkan pada kriteria ideal dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Kategori pertama, berada pada luas daerah kurva sebesar 27 % atau sebesar 0, 73 kurva normal dengan Z = 0,61.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 68

2. Kategori kedua, berada pada luas daerah sebesar 46 % atau letaknya terentang antara 0, 72 kurva normal dengan Z = -0,61 sampai dengan Z = + 0,61.

3. Kategori ketiga, berada pada luas daerah kurva sebesar 27 % atau 0, 23 kurva normal dengan Z = - 0,61.

Hasil perhitungan dengan rumus di atas setelah diformulasikan ke dalam konversi adalah :

X >Xid + 0, 61 sd = Baik atau Tinggi Xid – 0, 61sd  X  Xid + 0, 61sd = Cukup atau Sedang X < Xid – 0, 61sd = Kurang atau Rendah

Analisis statistika akan dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rata-rata apabila asumsi terpenuhi, yaitu; adanya normalitas data dan homoginitas varian dengan rumus sebagai beikut. (Sugiyono, 2007:119)

_ _ X - X t = _________________________________________ S1² + s2² _ 2 r [S 2] [S1] √ n1 n2 √n1 √ n2

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 69

Dimana :

X

=

Rara-rata sampel 1

X = Rata-rata sampel 2

S1 = Simpangan baku sampel 1

S2 = Simpangan baku sampel 2

S1² = Varian sampel 1

S2² = Varian sampel 2

r

= Korelasi antara dua sampel

Rumus r pearson:

N ∑XY –(∑X) (∑Y)

r xy = _________________________ { ∑X² - ∑X ² } {N∑Y² - Y ² }

1. Analisis Kelayakan Program Bimbingan dan Konsling

Bidang-bidang rumusan program hipotetik tentang bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kendali diri siswa SMA yang dianalisis yaitu rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pedidikan formal, meliputi:

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 70

jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling, prosedur dan langkah-langkahnya, isi program bimbingan dan konseling, pendukung sistem, peran konseor dalam bimbingan dan konseling, dan evaluasi program.

Pengujian dalam menganalisis kelayakan program meliputi:

a. Pengujian rasional program melibatkan pakar konseling.

b. Pengujian keterbacaan program melibatkan konselor dan siswa.

c. Pengujian kepraktisan program dalam diskusi terbatas di SMA BPPI Baleendah.

2. Analisis Kehandalan Program Bimbingan dan Konseling

Analisis kehandalan Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kendali Diri Siswa SMA dilakukan dengan menganalisis indikator kendali diri siswa sebelum dan setelah mengikuti bimbingan dan konseling dalam pengujian lapangan.

G. Langkah-langkah Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahap kegiatan, yaitu: tahap 1 persiapan, tahap 2 merancang program hipotetik, tahap 3 uji kelayakan program hipotetik, tahap 4 perbaikan program hipotetik, tahap 5 uji lapangan program akhir.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 71

1. Tahap Pertama: Persiapan Pengembangan Program

Kegiatan penelitian pada tahap ini meliputi:

a. Kajian konseptual dan analisis penelitian terdahulu,

b. Survey lapangan untuk memperoleh informasi kondisi objektif siswa tentang motivasi belajar.

c. Mengkaji pendekatan dan strategi bimbingan dan konseling dalam menerapkan program.

d. Mengkaji dokumen tentang pedoman pelaksanaan konseling di SMA. 2. Tahap Kedua: Merancang Program Hipotetik

Berdasarkan kajian teoritik, hasil-hasil penelitian terdahulu, hasil studi pendahuluan, analisis kondisi lapangan dan telaah rambu-rambu bimbingan dan konseling di SMA, disusun Program Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kendali diri siswa SMA.

3. Tahap Ketiga: Uji Kelayakan Program Hipotetik

Untuk mendapatkan Program Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kendali diri siswa SMA yang memilki kehandalan, terpercaya, dan dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar, pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa:

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 72

a. Uji rasional program dengan mengidentifikasi masukan-masukan konseptual dari para pakar konseling.

b. Uji keterbacaan program oleh pakar konseling.

c. Uji kepraktisan program, dilakukan melalui diskusi terfokus yang melibatkan pimpinan sekolah, konselor sekolah, dan wali kelas, bertujuan untuk melihat berbagai dimensi yang seyogyanya dipetimbangkan dalam pengembangan dan penerapan program bimbingan belajar untuk memotivasi belajar siswa.

4. Tahap Keempat: Revisi Program Hipotetik

Berdasarkan hasil uji kelayakan program, kegiatan berikutnya adalah:

a. Mengevaluasi dan menginventarisasi hasil uji kelayakan program. b. Memperbaiki redaksi dan isi program hipotetik.

c. Tersusun program hipotetik yang sudah direvisi. 5. Tahap Kelima: Pengujian Lapangan

Pada tahap ini dilaksanakan uji lapangan Program Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kendali diri siswa SMA, meliputi:

a. Menyusun rencana kegiatan uji lapangan. b. Melaksanakan uji lapangan.

c. Identifikasi pelaksanaan program layanan bimbingan belajar yang diperlukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 73

d. Mendeskripsikan hasil pelaksanaan uji lapangan.

Tahap-tahap proses pengembangan Program Bimbingan untuk meningkatkan kendali diri siswa SMA dapat dilihat dalam bagan alur berikut:

Gambar 3.1

Tahap-tahap Pengembangan Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kendali Diri Siswa

Tahap I

1. Kajian konseptual dan analisis penelitian terdahulu.

2. Survey lapangan untuk memperoleh informasi kondisi objektif siswa tentang motivasi belajar.

3. Mengkaji pendekatan dan strategi bimbingan dan konseling dalam menerapkan program.

4. Mengkaji dokumen tentang pedoman pelaksanaan konseling di SMA.

Tahap IV

a. Mengevaluasi dan menginventarisasi hasil uji kelayakan program.

b. Memperbaiki redaksi dan isi program hipotetik. c. Tersusun program hipotetik yang sudah direvisi.

Tahap III

a. Uji rasional program dengan mengidentifikasi masukan-masukan konseptual dari para pakar konseling.

b. Uji keterbacaan program oleh pakar konseling. c. Uji kepraktisan program, dilakukan melalui diskusi

terfokus yang melibatkan pimpinan sekolah, konselor sekolah, dan wali kelas,

Tahap II

Merancang program bimbingan hipotetik untuk mengembangkan

kendali diri siswa SMA.

Tahap V

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

119

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian dan rekomendasi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai kendali diri dan program bimbingan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagi berikut:

1. Kualitas kendali diri siswa kelas X SMA BPPI Kabupaten Bandung tahun ajaran 2008/2009 termasuk dalam kategori sedang, dengan kata lain belum semua siswa dapat mengendalikan dirinya dengan baik. Data tersebut ditafsirkan berdasarkan persentase yang menunjukkan bahwa sebagian siswa telah dapat mengendalikan dirinya dengan baik namun jumlah siswa yang kurang dapat mengendalikan diri dengan baik tidak sediki. Kendali diri siswa dapat dilihat melalui beberapa aspek, seperti penguasaan situasi, motivasi bertindak, dan kesediaan menerima resiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek-aspek kendali diri berada dalam kategori sedang, artinya sebagian besar siswa belum dapat sepenuhnya mengendalikan diri dengan baik.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

120

2. Program bimbingan dan konseling yang sudah ada merupakan bagian dari program pengembangan diri yang berorientasi pada pola 17 Plus. Faktor pendukung terlaksananya layanan bimbingan dan konseling di SMA BPPI Kabupaten Bandung adalah: rasio guru pembimbing dan siswa yang tidak berlebih dengan ketentuan ideal, kepala sekolah yang memberikan perhatian pada bimbingan dan konseling di sekolah, sekolah menyediakan tempat-tempat yang dapat digunakan untuk bimbingan kelompok dan kegiatan bimbingan dan konseling lain, minat siswa yang tinggi terhadap bimbingan dan konseling, dan tersedianya berbagai media untuk mendukung penyampaian materi bimbingan. Namun faktor pendukung, masih terdapat beberapa fatkor penghambat terlaksananya layanan bimbingan dan konseling, antara lain: tidak ada guru pembimbing yang berlatar belakang S1 Bimbingan dan Konseling, ruang layanan bimbingan dan konseling yang belum memadai, dan tidak nampak adanya anggaran khusus untuk kegiatan bimbingan dan konseling.

3. Program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri siswa SMA yang telah di susun penulis dibuat melalui beberap tahapan, yaitu: persiapan pengembangan program, merancang program hipotetik, uji kelayakan program hipotetik, revisi program hipotetik, uji lapangan dan laporan akhir. Setelah diberikan program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri, kendali diri siswa mengalami kenaikan kualitas yang signifikan. Sehingga program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri siswa SMA dapat dikatakan berhasil.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

121

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat beberapa rekomendasi untuk sekolah, konselor sekolah, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMA BPPI Kabupaten Bandung, khususnya kelas X. Sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan untuk memperbaiki kualitas siswa sehingga dapat berkembang dengan seoptimal mungkin. Karena itu, direkomendasikan kepada pihak sekolah,untuk:

a. Mengidentifikasi kecenderungan kendali diri siswa lebih lanjut, agar dapat menemukan penyelesaian masalah seputar kendali diri secara efektif.

b. Memperluas jangkauan identifikasi, sehingga dapat diketahui gambaran lebih luas dan menyeluruh.

c. Memperluas jangkauan pemberian program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri, sehingga dapat meningkatkan kualitas kendali diri secara lebih luas dan menyeluruh.

d. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif agar dapat mengembangkan kendali diri siswa.

e. Memberikan ruangan layanan bimbingan dan konseling yang memadai sehingga dapat menunjang optimalisasi kegiatan bimbingan dan konseling.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

122

Gambaran program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri siswa X SMA BPPI Kabupaten Bandung yang dihasilkan penelitian ini di dalamnya merupakan salah satu potret perkembangan siswa. Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah, gambaran tersebut dapat dimanfaatkan sebagai timbangan dan optimalisasi dalam: a. Penggunaan program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri siswa

hendaknya diberikan kepada seluruh siswa, mengingat keberhasilannya dalam meningkatkan kualitas kendali diri siswa.

b. Agar Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kendali Diri Siswa dapat lebih efektif, guru Bimbingan dan Konseling hendaknya mengembangkan diskusi yang hangat karena siswa suka didengarkan, memberikan pujian (tidak memberikan

labeling negatif) pada siswa, dan memberikan motivasi.

c. Pemberian layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi aktual yang terjadi di sekolah.

d. Menyusun kegiatan yang lebih variatif, tidak sekedar menggunakan metode ceramah dan penugasan kepada siswa.

e. Penggunaan fasilitas sekolah untuk melaksanakan bimbingan kelompok atau konseling kelompok.

f. Penyusunan program layanan bimbingan yang belum dirumuskan secara khusus dalam suatu program yang komprehensif.

g. Pelaksanaan evaluasi program bimbingan yang terukur dan sesuai ketentuan yang sebenarnya.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

123

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari keterbatasan penyusunan dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu, kepada peneliti selanjutnya diharapkan:

a. Melakukan penelitian serupa dengan menggunakan metode eksperimen. b. Menambahkan instrumen untuk guru agar hasil penelitian dapat lebih akurat.

c. Penelitian dilaksanakan di SMA BPPI Kabupaten Bandung yang ruang lingkupnya sangat terbatas. Oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat dilakukan lebih luas untuk memperkuat dan membuktikan kehandalan dan kebermanfaatan hasil penelitian. Sehingga peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sama, dengan memperluas lingkup populasi penelitian yang relatif labih besar dangan objek beberapa sekolah dengan sampel yang lebih besar dapat diketahui mengenai program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri siswa di sekolah pada umumnya.

d. Melakukan penelitian yang serupa, dengan mencari populasi lain dan relatif beragam seperti di kalangan mahasiswa atau karyawan sebuah perusahaan.

e. Merumuskan program bimbingan untuk mengembangkan kendali diri siswa SMA dengan komponen yang lengkap, di mana di dalamnya termaktub layanan dasar,

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

124

layanan responsif, layanan perencanaan individu dan dukungan sistem. Dan kesemuanya itu diujicobakan sesuai dengan tahapan yang ada pada bab sebelumnya.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

125

DAFTAR PUSTAKA

Alike, Share. (2005). Locus of Control, [Online]. Tersedia:

http://wik.ed.uiuc.edu/index.php/Locus_of_cntrol [13 Januari 2006]

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Calhoun, J. F dan Acocella, J. R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Crow, Alice. (1972). Educational Psycology. New Jersey: Littlefield, Adams and Co.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud, (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta : Balai Pustaka

Furqon. (2001). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, R. (2007). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Sosial Siswa SMA Negeri 1 Cimalaka Kabupaten Sumedang. Tesis Magister pada SPSUPI Bandung: tidak diterbitkan.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

126

Kartono, Kartini. (1991). Bimbingan bagi Anak dan Remaja yang Bermasalah. Jakarta: Rajawali.

Lestari, M. (2006). Kontribusi Kendali Diri terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Lindgren, H.C. (1972). Educational Psycology in the Classroom Fourth Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Logue, Alexandra W. (1995). Self-Control Waiting until Tomorrow for What You Want Today. New Jersey: Prentice Hall.

Makmun, Abin Syamsudin. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.

Mearns, Jack. (2005). The Social Learning Theory of Julian B. Rotter, [Online]. Tersedia: http://psych.fullerton.edu/jmearns/rotter.htm [13 Januari 2006]

Messina, J. J and Messina, C. (2005). Developing Self-Control, [Online]. Tersedia:

http://www.coping.org/control/selfcont.htm [28 Januari 2006]

Mulyono, Y. Bambang. (2006). Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Kanisius.

Narbuko, C. dan Achmadi, Abu. (2001). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurihsan, Achmad Juntika dan Sudianto, Akur. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: Grasindo.

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

127

Nurwanti, Erlin. (2004). Pengaruh Kendali Diri dalam Penyesuaian sosial di Sekolah terhadap Prestasi Belajar. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pervin, L.A. (1984). Personality: Theory and Research. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Rakhmat, Cece dan Solehuddin, M.. (1988). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar.

Bandung: FIP IKIP.

Rizvi, A, Prawitasari, J. E, dan Soetjipto, H. P. (1997). “Pusat Kendali dan Efikasi-Diri

sebagai Prediktor terhadap Prokastinasi Akademik Mahasiswa”. Psikologika.

3, (2), 51-63.

Santoso, S.(1999). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Santrock, John W. Alih Bahasa oleh: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. (2006).

Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Saripah, I. (2006). “Program BImbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak”. Pedagogia. 4, (2), 129-145.

Sarwono, Sarlito Wirawan . (2002). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Tes: Suatu Pengantar kepada Teori Tes dan Pengukuran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D ). Bandung: Alfabeta

Melina Lestari, 2012

Program Bimbingan Untuk...

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

128

Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production.

Sukartini, Sri Patmah. (2003). Model Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengembangkan Dimensi Kendali Pribadi yang Tegar. Disertasi Doktor pada

Dokumen terkait