• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

H. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data akan dilaksanakan sebagai berikut : saat pengumpulan data melakukan pendekatan kepada calon responden dengan melakukan kunjungan rumah pada siang hingga sore hari dan pengumpulan data juga akan dibantu oleh ibu PKK dan kader untuk memperlancar proses pengumpulan data. Setelah peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini kepada responden, maka calon responden akan menandatangani lembar persetujuan (informed consent) jika bersedia menjadi responden.

Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya responden mengisi lembar kuesioner dengan jujur serta mengisi seluruh pertanyaannya. Peneliti mendampingi responden saat mengisi

kuesioner, dan menjelaskan jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Waktu untuk mengisi kuesioner adalah 30 menit untuk setiap responden.

I. Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul, maka analisis data akan dilakukan melalui pengolahan data yang mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Editing

Pada tahap ini dilakukan untuk memeriksa atau mengecek kelengkapan data pada instrument penelitian, apakah telah diisi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan sebelumnya.

2. Coding

Memberikan tanda kode terhadap jawaban-jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk mempermudah pengolahan data selanjutnya.

3. Tabulating

Dimana pada tahap ini peneliti memindahkan data jawaban kuesioner yang telah diberi kode ke dalam tabel pengolahan data. 4. Cleaning

Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan kembali data yang telah dimasukkan ke dalam tabel dengan data pada instrumen untuk melihat apakah ada kesalahan atau tidak.

Analisis data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisis data dilakukan dengan :

a. Analisis data Univariat

Data demografi bersifat kategori dan hanya dicari presentase dan frekuensinya. Sedangkan data numerik hasil analisis pengetahuan ibu tentang menopause terhadap aktifitas seksual dicari frekuensi serta persentasenya, disajikan dalam bentuk tabel. Untuk pengetahuan akan dibuat kategori baik, cukup, kurang dan untuk aktifitas seksual dikategorikan baik dan kurang baik.

b. Analisis data Bivariat

Hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual ibu pada masa menopause dianalisis dengan menguji hipotesis penelitian, kemudian ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Analisis ini digunakan untuk menganalisis adanya hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual ibu pada masa menopause. Hipotesis menggunakan uji Chi Square, dengan

taraf signitifikan 95%. Taraf signitifikan (α = 0,05), pedoman dalam

menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) < 0,05 maka H0

ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Data disajikan

dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah melihat hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual ibu pada masa menopause.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing- masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu menopause meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan aktifitas seksual.

Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 50-54 tahun sebanyak 24 orang (52,2%), berpendidikan SD sebanyak 18 orang (39,1%), dan memiliki pekerjaan Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 22 orang (47,8%).

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Kerakteristik Umur, Pendidikan dan Pekerjaan di Lingkungan IV Kelurahan Titi Papan pada Bulan April-Mei

Tahun 2013

Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)

Umur 45-49 50-54 55-59 60-64 Pendidikan SD SMP SMA PT 6 24 10 6 18 12 11 5 13,0 52,2 21,7 13,0 39,1 26,1 23,9 10,9 Pekerjaan IRT Wirausaha Pegawai negeri/swasta 22 14 10 47,8 30,4 21,7

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan responden tentang menopause berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang (39,1%).

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang menopause di Lingkungan IV Kelurahan Titi Papan pada Bulan April-Mei Tahun 2013

Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)

Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total 18 14 14 46 39,1 30,4 30,4 100

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai aktifitas seksual pada masa menopause baik sebanyak 32 orang (69,6%).

Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan aktifitas seksual pada masa menopause di Lingkungan IV Kelurahan Titi Papan pada Bulan April-Mei Tahun 2013

Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)

Aktifitas seksual Kurang baik Baik Total 14 32 46 30,4 69,6 100 2. Analisa Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square yaitu untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual ibu pada masa menopause.

Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 46 responden, yang mempunyai aktifitas seksual yang baik dan pengetahuan yang baik sejumlah 13 orang (92,9%) dan responden yang mempunyai aktifitas seksual kurang baik dan pengetahuan yang kurang sejumlah 10 orang (55,6%).

Hasil uji statistic diperoleh nilai P = 0,009, maka dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual ibu pada masa menopause.

Tabel 5.4

Hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual ibu pada masa menopause di Lingkungan IV Kelurahan Titi Papan pada Bulan

April-Mei Tahun 2013 Pengetahuan

responden

Aktifitas seksual Total % P Value Kurang baik Baik

f % f % Kurang Cukup Baik 10 3 1 55,6 21,4 7,1 8 11 13 41,4 78,6 92,6 18 14 14 100 100 100 0,009 Total 14 30,4 32 69,6 46 100 B. Pembahasan

1. Interprestasi dan diskusi hasil

a. Pengetahuan responden

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 46 responden, ada 18 orang (39,1%) yang berpengetahuan kurang.

Berdasarkan dari hasil uji tabel silang, didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan kurang tersebut adalah yang berumur 45- 49 tahun sebanyak 5 orang (10,9%) dan berumur 50-54 tahun sebanyak 5 orang (10,9%), berpendidikan sekolah dasar berjumlah 13 orang (28,3%),

dan yang berpekerjaan IRT sebanyak 9 orang (19,6%). Dan pada penelitian yang dilakukan oleh Magdalena (2009), jumlah ibu-ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 33 orang ( 32,0%).

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu melalui : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, usia dan sumber informasi (Notoatmodjo, 2003). Hal ini sama dengan menurut pendapat Wied Hary A (1996) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain adalah faktor pendidikan. Tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya (Hendra AW, 2008).

b. Aktifitas seksual pada masa menopause

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 46 responden, 32 orang (69,6%) mempunyai aktifitas seksual yang baik.

Berdasarkan dari hasil uji tabel silang, didapatkan bahwa mayoritas responden yang beraktifitas sesksual baik tersebut adalah yang berumur 50-54 tahun sebanyak 24 orang (52,2%), yang berpendidikan SMA sebanyak 10 orang (21,7%), dan yang pekerjaan IRT sebanyak 13 orang (28,3%).

Menurut Bambang (2003), wanita masa menopause masih melakukan hubungan seks dan merasa bergairah hingga usia menjelang 80 tahunan,

berhentinya hubungan seksual adalah karena ketiadaan pasangan. Hal ini sama dengan pendapat Manuaba (1999) yang mengatakan bahwa pada usia lanjut bukanlah halangan untuk melakukan hubungan seksual, hanya frekuensinya tentu makin berkurang. Dan karena sudah tidak takut akan hamil, kepuasan seks dapat meningkat. Freud menyatakan aktifitas seksual adalah naluri asasi manusia, dan harus dapat dinikmati kedua

belah pihak. Aktifitas seksual seharusnya tidak hanya sekedar tindakan bersenggama secara fisik, tetapi melibatkan pula emosi kedua pasangan. Jadi, kedua belah pihak perlu memahami dan sepenuhnya melibatkan diri dalam tindakan seksual, demi mengembangkan hubungan mereka (Jones, 2005). Hal ini juga sesuai dengan penelitian Nuharta (2011) yang mengatakan bahwa sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause bersikap positif.

c. Hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual pada masa menopause

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 14 responden yang berpengetahuan baik ada 13 orang (92,9%) yang mempunyai aktifitas seksual baik pada masa menopause, dan dari 18 responden yang berpengetahuan kurang ada 10 orang (55,6%) yang mempunyai aktifitas seksual kurang baik pada masa menopause. Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tentang menopause dengan aktifitas seksual ibu pada masa menopause p = 0,009.

Berdasarkan penelitian ini, menurut peneliti pengetahuan responden tentang menopause sangat berpengaruh terhadap akttifitas seksual pada masa menopausenya. Hal ini dikarenakan, jika responden sudah mengetahui tanda gejala,keluhan yang biasa terjadi serta penanganan yang dapat dilakukan pada masa menopause, maka responden sudah dapat mempersiapkan atau mengatasi masalah yang akan timbul pada masa menopause. Sehingga hubungan seksual pada masa menopause dapat lebih menyenangkan.

Hal ini sesuai dengan teori menurut Kasdu (2002), yang mengatakan akibat perubahan dari haid lagi, otomatis terjadi perubahan pada organ reproduksi wanita. Tidak heran apabila kemudian muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan organ reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya. Keluhan ini sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh social budaya, pendidikan, lingkungan dan ekonomi. Dan ada baiknya jika seorang wanita sudah mempersiapkan diri menghadapi masa menopause dengan pengetahuan yang memadai.

Aktifitas seksual tidak berakhir karena menopause. Namun, wanita dan pasangannya mungkin mengubah cara mereka mengungkapkan seksualitas selama dan setelah menopause. Hal ini bergantung kepada perubahan fisik, perubahan pada pasangan, dan mitos serta pesan budaya. Untuk individu yang melihat proses penuaan sebagai suatu kehilangan, seksualitas dapat menjadi sulit untuk digabungkan ke dalam apa yang mereka persepsikan sebagai identitas yang tidak terlalu menarik (Bobak, 2005).

2. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan

a. Untuk Asuhan Kebidanan

Penelitian ini memberikan informasi kepada pelayanan kebidanan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu menopause tentang perubahan yang terjadi pada masa menopause serta penanganan yang dapat dilakukan pada masa menopause.

b. Untuk Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya tentang aktifitas seksual pada masa menopause.

Dokumen terkait