BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Pengumpulan Data
Data primer yang dikumpulkan adalah terkait data lokasi gudang pribadi atau sewa beserta kapasitasnya dan alokasi dana pemerintah yang diberikan pada tahun 2019. Pada data sekunder, data-data diambil dari laporan kejadian banjir April 2019 yaitu mengenai lokasi dan jumlah penduduk yang terdampak, probabilitas kejadian banjir di lokasi tersebut, serta literatur mengenai jenis barang bantuan yang dibutuhkan saat banjir. Berikut adalah data yang dibutuhkan:
1. Data Lokasi Bencana Terjadi
Penelitian ini menggunakan kasus bencana banjir DKI Jakarta pada bulan April 2019. Berdasarkan informasi data yang dihimpun oleh BPBD DKI Jakarta, dimulai dari tanggal 24 hingga 27 April 2019 terdapat 2 wilayah (dataset I) di daerah DKI Jakarta dengan 14 titik yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung. Dua wilayah tersebut adalah Jakarta Selatan terdiri dari 6 titik banjir dan 8 titik di Jakarta Timur. Berikut adalah rangkuman terkait lokasi yang terdampak banjir:
Tabel 4.1 Lokasi Banjir Jakarta April 2019
No. Wilayah Jumlah Titik Terdampak 1 Jakarta Selatan Pejaten Timur
Pengadegan
2 Jakarta Timur
Cawang Cililitan Bidara Cina
Universitas Pertamina - 31
Gambar 4.1 Peta Lokasi Bencana Banjir DKI Jakarta April 2019 (Geospasial BNPB, 2019)
2. Data Barang Bantuan
Data selanjutnya adalah terkait jenis barang bantuan yang akan disalurkan untuk memenuhi permintaan di lokasi bencana terdampak banjir. Berdasarkan informasi dari situs resmi BPBD DKI Jakarta, terdapat 4 jenis barang bantuan yang disalurkan untuk memenuhi kebutuhan warga pada saat kejadian banjir bulan April 2019, yaitu air mineral, family kits, matras, dan biskuit. Berikut adalah keterangan mengenai jenis barang bantuan yang disalurkan (dataset K):
Tabel 4.2 Jenis Barang Bantuan BPBD Jakarta untuk Banjir April 2019 Nama Barang Unit Keterangan
Air Mineral Box Merupakan barang bantuan berupa air minum 600 ml yang disediakan dalam satu box per kepala keluarga
Family Kits Box
Bantuan yang berisi sabun mandi, sikat dan pasta gigi, sampo, handuk kecil, handuk dewasa, pembalut, jas hujan dewasa, jerigen, dan senter lipat. 1 box untuk 1
KK
Matras Lembar Merupakan barang bantuan berupa satu lembar matras untuk per KK
Biskuit Box Merupakan barang bantuan berupa box yang terdiri dari makanan berupa biskuit disediakan untuk per KK
Kemudian, pada pengolahan data ini juga diperlukan informasi dari barang bantuan seperti bobot (wk), ukuran barang, volume barang (ℽk), berat, dan biaya
Universitas Pertamina - 32
untuk mengadakan masing-masing jenis barang bantuan tersebut (gjk). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Opit et. al, untuk perhitungan estimasi bobot barang bantuan dihitung berdasarkan mengklasifikasikan barang bantuan ke dalam dua kategori, yaitu primary dan secondary items. Primary
items adalah barang bantuan berupa pangan atau barang bantuan yang dapat
dikonsumsi, kemudian secondary items adalah barang bantuan berupa sandang atau perlengkapan pendukung. Oleh karena itu, pada keempat jenis barang bantuan pada penelitian ini akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu air mineral dan biskuit termasuk primary items sedangkan family kits dan matras digolongkan sebagai secondary items. Setelah membagi barang bantuan tersebut ke dalam 2 kategori, perhitungan bobot dilakukan dengan bantuan
software expert choice 11 dengan penilaian bahwa primary items lebih penting
dibandingkan secondary items.
Perhitungan ukuran, volume, berat, dan biaya menyediakan barang bantuan didapatkan dari informasi umum mengenai masing-masing barang tersebut. Seperti barang bantuan air mineral yang disalurkan kepada warga adalah air mineral (600ml) dalam box yang berisi 24 botol dan matras yang diberikan kepada penduduk adalah matras standar Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS). Sehingga diperoleh informasi mengenai barang bantuan bencana banjir April 2019 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Bobot, Ukuran, Volume, Berat, dan Biaya Pengadaan Barang Bantuan April 2019
Nama
Barang Bobot Ukuran (cm)
Volume (m3) Berat(kg) Biaya (Rp) Air Mineral 0,417 41x27x22,5 0.025 7 55.000 Family Kits 0,083 40x45x25 0,045 3,5 275.000 Matras 0,083 200x115x0,35 0,008 0,5 50.0000 Biskuit 0,417 25x15x10 0.004 3,6 150.000 3. Data Permintaan Barang
Setelah mengetahui informasi barang bantuan perlu menghitung estimasi jumlah permintaan untuk masing-masing jenis barang. Perhitungan jumlah permintaan untuk setiap jenis barang dihitung berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdampak di masing-masing lokasi dikalikan dengan masing-masing bobot setiap barang bantuan. Data jumlah KK yang terdampak
Universitas Pertamina - 33
diambil dari data update banjir DKI Jakarta tahun 2019 melalui situs resmi Jakarta Open Data. Berdasarkan data banjir DKI Jakarta tahun 2019 tersebut, jumlah KK terdampak untuk setiap wilayah adalah sebesar 664 KK untuk wilayah Jakarta Selatan dan 1.081 KK untuk Jakarta Timur.
Tabel 4.4 Jumlah KK Terdampak Banjir Lokasi Jumlah KK Total KK
Terdampak Jakarta Selatan Pejaten Timur 555 664 Pengadegan 109 Jakarta Timur Cawang 32 1081 Cililitan 958 Bidara Cina 91
Berikut adalah jumlah permintaan untuk setiap jenis barang bantuan (dik) di kedua wilayah yang terdampak banjir:
Tabel 4.5 Jumlah Permintaan Setiap Jenis Barang Bantuan Nama Barang Bobot Permintaan (KK)
Jakarta Selatan Jakarta Timur Air Mineral 0,417 277 451
Family Kits 0,083 55 90
Matras 0,083 55 90
Biskuit 0,417 277 451
4. Data Probabilitas Kejadian Banjir
Probabilitas kejadian banjir adalah kemungkinan terjadinya banjir di daerah lokasi bencana tersebut. Perhitungan probabilitas tiap daerah bencana dilakukan dengan mengumpulkan data kejadian banjir selama satu tahun untuk wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Data kejadian banjir selama satu tahun (2018) dapat dilihat pada Lampiran A.
Tabel 4.6 Contoh Data Kejadian Banjir DKI Jakarta 1 Tahun
Bulan Kota Kelurahan 2 Jakarta Selatan pangadegan 2 Jakarta Selatan rawa jati 2 Jakarta Selatan pejaten timur
Universitas Pertamina - 34
Kemudian dari data tersebut dapat diketahui probabilitas terjadinya banjir di masing-masing kota. Diketahui jumlah kejadian banjir selama satu tahun di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berturut-turut 45 dan 48 kejadian. Tabel 4.7 adalah perhitungan probabilitas terdampak banjir (Pi) untuk masing-masing daerah. Berdasarkan perhitungan tersebut probabilitas daerah Jakarta Selatan terkena dampak banjir adalah 0,484 sedangkan Jakarta Timur adalah 0,516.
Tabel 4.7 Data Probabilitas Kejadian Banjir Kota Jumlah Kejadian Probabilitas Jakarta Selatan 45 0.48
Jakarta Timur 48 0.52
Total 93 1
5. Data Lokasi Gudang dan Kapasitas
Gudang pada model ini adalah gudang yang menyimpan barang bantuan bencana berlokasi di DKI Jakarta yang merupakan titik awal distribusi barang bantuan menuju lokasi yang terdampak bencana banjir. Gudang ini juga merupakan sumber pemasok barang bantuan bencana banjir pada bulan April 2019. Pada penelitian ini gudang yang diketahui yang digunakan untuk menyimpan barang bantuan adalah gudang BPBD Provinsi DKI Jakarta dengan perkiraan kapasitas gudang mengacu pada luas gudang BPBD tingkat kota dikalikan dengan tinggi minimum yaitu 5m berdasarkan Perka No. 6 Tahun 2009 yang mengatur spesifikasi gudang adalah 1500 m3.
Pada model yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini, terdapat parameter waktu untuk memenuhi permintaan di lokasi bencana dari gudang bantuan. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan waktu pemenuhan dimulai dari barang dimuat kedalam kendaraan, waktu tempuh menuju lokasi bencana, hingga membongkar barang bantuan dari kendaraan di lokasi bencana. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Wisetjindawat, 2014), rata-rata waktu umum yang diperlukan untuk memuat barang bantuan ke dalam truk atau membongkar barang bantuan dari truk yang berkapasitas 4 ton di gudang yang memindahkan barangnya secara manual adalah 70 menit. Sedangkan, pada umumnya gudang yang memiliki forklift membutuhkan waktu 20 menit. Pada penelitian ini, karena gudang milik BPBD
Universitas Pertamina - 35
sudah menggunakan forklift dan kapasitas truk serbaguna yang digunakan adalah 5.000 kg (5 ton), maka dapat diasumsikan waktu loading dan unloading barang bantuan masing-masing adalah 25 menit.
Kemudian, untuk menghitung waktu tempuh menuju lokasi bencana dilakukan dengan menggunakan Google Maps dengan asumsi jalan yang dilewati dapat dilalui dan tidak terdapat genangan air yang menyebabkan kendaraan tidak bisa melintas. Sebelum menghitung waktu tempuh perlu menentukan rute perjalanan dari gudang menuju masing-masing lokasi di wilayah terdampak banjir. Penentuan rute pada penelitian ini diolah dengan bantuan software AMPL. Contoh pengolahan data menggunakan AMPL dapat dilihat pada Lampiran B. Berdasarkan pengolahan data tersebut, maka diketahui rute distribusi barang bantuan dari gudang menuju masing-masing wilayah dan total waktu tempuh (Tij) sebagai berikut:
Tabel 4.8 Waktu Tempuh dari Gudang Menuju Wilayah Bencana
Rute Durasi (menit)
Jakarta Selatan 0 > 2 > 1 > 0 loading 0 menuju 2 unloading di 2 2 menuju 1 unloading di 1 kembali ke 0 20 32 20 19 20 38 Total 2.48 jam Jakarta Timur 0 > 2 > 1 > 0 loading 0 menuju 2 unloading di 2 2 menuju 1 unloading di 1 kembali ke 0 20 36 20 17 20 29 0 > 3 > 0 loading 0 menuju 3 unloading di 3 kembali ke 0 20 26 20 25 Total 3.88 jam
0 Gudang Barang Bantuan Jakarta Selatan 1 Pejaten Timur 2 Pengadegan Jakarta Timur 1 Cawang 2 Cililitan 3 Bidara Cina
Sehingga diketahui waktu tempuh dari gudang menuju wilayah Jakarta Selatan adalah 2,48 jam dan Jakarta Timur adalah 3,88 jam.
Universitas Pertamina - 36 6. Data Alokasi Dana
Kemudian pada penelitian ini salah satu batasan dalam mengoptimalkan jumlah barang bantuan yang disediakan adalah keterbatasan anggaran yang disediakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, dibutuhkan data terkait alokasi dana dari pemerintah untuk penyediaan buffer stock atau barang bantuan pada tahun 2019. Berdasarkan data dari laporan renstra (rencana strategis) BPBD DKI Jakarta tahun 2018-2022 dengan asumsi kenaikan anggaran sebesar 10% per tahun, maka anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk penyediaan
buffer logistik atau anggaran prabencana (B0) tahun 2019 dapat diperkirakan sebesar Rp 732.854.718. Sedangkan, untuk anggaran setelah bencana terjadi (B1) pada penelitian ini adalah alokasi dana yang berkaitan dengan proses distribusi barang bantuan atau anggaran dana untuk transportasi yang bernilai sebesar Rp 75.176.640.