• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Pustaka

2.2.5 Pengungkapan Diri

Pengungkapan diri atau pembukaan diri (self-disclosure) menurut Johnson adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut. Membuka diri berarti mengungkapkan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan yakni perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja dialami atau disaksikan (Supratiknya, 1995: 14).

Pengungkapan diri menurut Jourard memiliki arti pembicaraan mengenai diri sendiri kepada orang lain sehingga orang lain mengetahui apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan oleh diri. Definisi tersebut sejalan dengan pendapat DeVito bahwa pengungkapan diri merupakan sebuah tipe komunikasi tentang informasi diri pribadi yang umumnya disembunyikan, namun di

beritahukan atau disampaikan lewat komunikasi kepada orang lain (Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No.2)

Pengungkapan diri menurut Jourard memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi keluasan (breadth), kedalaman (depth) dan target atau sasaran pengungkapan diri. Dimensi keluasan mengacu pada cakupan materi yang di ungkap dan semua materi tersebut dijabarkan dalam enam kategori informasi tentang diri sendiri, yaitu sikap dan pendapat; rasa dan minat; pekerjaan atau kuliah; uang; kepribadian; dan tubuh. Dimensi kedalaman pengungkapan diri mengacu pada empat tingkatan pengungkapan diri, yaitu: tidak pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek diri, berbicara secara umum, bercerita secara penuh dan sangat mendetail, dan berbohong atau salah mengartikan aspek diri sendiri, sehingga yang diberikan kepada orang lain berupa gambaran diri yang salah. Pada dimensi orang yang dituju (target-person), sasaran pengungkapan diri terdiri atas lima orang yaitu ibu, ayah, teman pria, teman wanita, dan pasangan (Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No.2).

De Vito mengindentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri tersebut (De Vito,1997 : 62) :

1) Besar Kelompok. Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok

kecil ketimbang dalam kelompok besar.

2) Perasaan menyukai. Seseorang membuka diri kepada orang-orang yang

disukai atau dicintainya. Ini tidak mengherankan, karena orang yang tidak disukai (dan barang kali menyukai kita) akan bersikap mendukung dan positif.

3) Efek diadik. Seseorang melakukan pengungkapan diri bila orang yang

menjadi lawan bicaranya melakukan pengungkapan diri juga. Efek diadik membuat seseorang menjadi aman dan nyatanya dapat memperkuat perilaku pengungkapan diri seseorang.

4) Kompetensi. Orang yang kompeten lebih banyak melakukan

pengungkapan diri ketimbang orang yang kurang kompeten.

5) Kepribadian. Orang-orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovert

kurang pandai bergaul dan lebih introvert. Perasaan gelisah juga mempengaruhi pengungkapan diri. Rasa gelisah adakalanya meningkatkan pengungkapan diri dan kali lain menguranginya sampai batas minimum. Orang yang kurang berani berbicara pada umumnya juga kurang mengungkapan diri ketimbang mereka yang merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi.

6) Topik. Seseorang lebih cendrung membuka dirinya tentang topik tertentu

ketimbang topik yang lain. Sebagai contoh seseorang lebih mungkin mengungkapkan informasi diri tentang pekerjaan atau hobinya ketimbang membuka diri tentang kehidupan seks atau situasi keuangannya.

7) Jenis Kelamin. Faktor terpenting yang mempengaruhi pengungkapan diri

adalah jenis kelamin. Umumnya, pria lebih kurang terbuka ketimbang wanita. Judy C. Pearson berpendapat bahwa peran seks-lah (sex role) dan bukan jenis kelamin dalam arti biologis yang menyebabkan perbedaan dalam hal pengungkapan diri.

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat didalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dalam pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi menurut kita merupakan orang yang menyenangkan dan membuat kita merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi kita untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu kita dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya kepada orang tersebut. Proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan norma timbal balik. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita sama seperti memperlakukan mereka.

Manfaat dari pengungkapan diri menurut De Vito (1997: 63) : 1) Pengetahuan diri

Salah satu manfaat pengungkapan diri adalah mendapatkan perspektif baru tentang diri sendiri dan pemahaman yang lebih dalam mengenai perilaku

diri sendiri. Jourard mengemukakan bahwa pengungkapan diri merupakan faktor penting dalam konseling dan psikoterapi, dan mengatakan bahwa orang membutuhkan bantuan seperti itu karena mereka tidak pernah sebelumnya membuka diri kepada orang lain secara memadai.

2) Kemampuan mengatasi kesulitan

Argumen lain yang berkaitan erat adalah bahwa seseorang akan mampu menanggulangi masalah atau kesulitannya, khususnya perasaan bersalah, melalui pengungkapan diri.

3) Efisiensi komunikasi

Pengungkapan diri memperbaiki komunikasi. Seseorang dapat memahami pesan-pesan dari orang lain, sebagian dikarenakan sejauh seseorang tersebut memahami orang lain secara individual. Seseorang dapat lebih memahami apa yang dikatakan orang lain jika seseorang tersebut tidak mengenal secara individual dengan orang yang diajaknya berkomunikasi tersebut.

4) Kedalaman hubungan

Barang kali alasan utama pentingnya pengungkapan diri adalah bahwa ini perlu untuk membina hubungan yang bermakna di antara dua orang. Tanpa pengungkapan diri, hubungan yang bermakna dan mendalam tidak mungkin terjadi.

Selain memiliki manfaat, pengungkapan diri juga memiliki efek negatif. Berikut ini adalah resiko/bahaya mengungkapkan diri menurut De Vito (1997:65):

1) Penolakan Pribadi dan Sosial

Seseorang melakukan pengungkapan diri kepada orang lain, biasanya karena pertimbangan seseorang tersebut percaya dengan orang lain tersebut dan orang lain mendukung hal tersebut. Tentu saja ada kemungkinan orang tersebut menolak pengungkapan. Tidak semua orang yang mendengarkan pengungkapan diri, menerima perkataan dari pengungkapan diri tersebut.

2) Kerugian Material

Adakalanya, pengungkapan diri mengakibatkan kerugian material. Seperti hal-nya seorang politisi yang mengungkapkan bahwa ia pernah dirawat

psikiater mungkin akan kehilangan dukungan partai politiknya sendiri dan rakyat enggan memberikan suara baginya.

3) Kesulitan Pribadi

Bila reaksi yang diberikan orang lain tidak sepert yang terduga, kesulitan intrapribadi dapat terjadi. Bila seseorang malah ditolak oleh orang lain dan bukan malah didukung setelah ia melakukan pengungkapan diri.

2.2.5.1 Jendela Johari

Gambar 2.3 Jendela Johari Sumber: De Vito, 1997:37

Jendela Johari (Johari Window), jendela ini dibagi menjadi empat daerah atau kuadran yang berisi tentang diri (self) yang berbeda seperti pada gambar 2.3. Adapun penjelasan dari empat daerah tersebut (De Vito,1997:37) :

1) Daerah Terbuka (Open Self)

Daerah terbuka (open self) memiliki penjelasan mengenai semua informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan dan sebagainya yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Sebagai contohnya nama, warna kulit, dan jenis kelamin seseorang, sampai pada usia, keyakinan politik dan agama.

2) Daerah Buta (Blind Self)

Daerah buta (blind self) memiliki penjelasan mengenai informasi tentang diri sendiri yang diketahui orang lain tetapi diri sendiri tidak mengetahuinya.

Mengenal diri Tidak mengenal diri Diketahui orang lain Tidak diketahui orang lain Daerah Terbuka Daerah Buta Daerah Tertutup Daerah Gelap

3) Daerah Gelap (Unknown Self)

Daerah gelap (unknown self) adalah bagian dari diri sendiri yang tidak diketahui, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.

4) Daerah Tertutup (Hidden Self)

Daerah tertutup (hidden self) mengandung semua hal yang diri sendiri ketahui dan tentang orang lain tetapi hanya disimpan untuk diri sendiri.Ini adalah daerah tempat diri sendiri merahariakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan tentang orang lain.

Dokumen terkait