December 31, 2008 and
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT ENDING OF THE YEAR
38. Pengungkapan Hal-hal Penting Lainnya (Lanjutan) Other Significant Disclosures (Continued) c Manajemen Risiko (Lanjutan) c Risk Management (Continued)
1. b. Kebijakan dan Prosedur
Kebijakan dan prosedur aktivitas Bank yang terkait risiko kredit disediakan untuk menjamin para pejabat Bank dapat melaksanakan tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan. Ruang lingkup kebijakan dan prosedur mencakup seluruh aspek dan tahapan dalam proses perkreditan, mulai dari tahapan analisa persetujuan kredit, pengawasan kredit sampai dengan tahapan penyelesaian kredit. Selain itu aspek-aspek yang diatur dalam kebijakan dan prosedur kredit adalah dokumentasi dan administrasi kredit, legal, wewenang memutus kredit, agunan dan sebagainya.
1. b. Regulations and Prcedures
Regulations and activities procedures of the Bank relating to credit risk are provided to guarantee that the bank officers perform their duties as agreed. The scope of the regulations and procedures include all the aspects and phases of the loan prosses, from analysis of credit approval, credit supervision to settlement of credit. Other aspects regulated in the credit regulations and procedures are credit administration and documentation, legal, authority to execute credit, collateral, etc.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar berhubungan dengan risiko kerugian yang dihadapi Bank akibat dari perubahan suku bunga dan nilai tukar yang mempengaruhi portofolio Bank.
Sistem manjemen risiko pasar yang dilaksanakan Bank dalam menghadapi risiko pasar adalah dengan menerapkan matching concept khususnya untuk portofolio yang memiliki risiko nilai tukar.
2. Market risk
Market risk is related to the loss of the Bank due to changes in interest risk and exchange rates that affect Bank portfolio.
The Bank applies the matching concept as a risk management system, especially for those portfolios that have exchange rate risk.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas berhubungan dengan risiko kerugian yang dihadapi Bank akibat dari kurangnya likuiditas dalam rangka memenuhi kewajiban Bank.
3. Liquidity Risk
Liquidity risk is related to the loss of the Bank’s liquidity to pay its liabilities.
Sistem manajemen risiko likuiditas yang dilaksanakan Bank adalah menjalankan fungsi Komite Aktiva dan Kewajiban (Assets and Liabilities Committe-ALCO) yang diketuai oleh Direktur Utama. Tugas ALCO antara lain adalah mendiskusikan secara rinci mengenai kebijakan aset dan kewajiban bank, keseimbangan arus dana masuk dan keluar serta kebutuhan likuiditas setiap periode, termasuk menganalisa biaya dana dan marjin laba. Keberdaaan ALCO menjamin Bank tetap dalam batasan- batasan yang aman dan memastikan bahwa tujuan Bank terpenuhi.
The liquidity and market policies are regulated by the Assets and Liabilities Committee (ALCO), which is led by the President Director. The task of the ALCO is to discuss in detail policies on assets and liabilities balance of cash inflows and outflows also liquidity needs each period, including analysis of financing cost and profit margin. ALCO was established with the purpose of ensuring that the Bank is in a safe position and to ensure that the bank’s goals are achieved.
PT BANK MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk PT BANK MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
(Lanjutan) (Continued)
31 Desember 2008 dan 2007 31 December 2008 and 2007
(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Thousand Rupiah, unless Otherwise Stated)
38. Pengungkapan Hal-hal Penting Lainnya (Lanjutan) 38. Other Significant Disclosures (Continued) c. Manajemen Risiko (Lanjutan) c. Risk Management (Continued)
4. Risiko Operasional
Risiko operasional berhubungan dengan risiko kerugian yang dihadapi Bank akibat dari pelanggaran karyawan, tidak berfungsinya proses internal, kegagalan sistem dan masalah-masalah dari eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Sistem manajemen risiko operasional yang dilaksanakan Bank adalah dengan menerapkan check and balance concept dalam setiap tahapan aktivitas operasional bank (built in control). Selain itu kebijakan zero deffect yang ditetapkan diharapkan dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan karyawan yang dapat merugikan Bank.
Untuk menjamin seluruh tahapan aktivitas bank dilaksanakan dengan baik maka Bank menyediakan Panduan Operasional Baku (Standard Operating Procedure – SOP) bagi para pegawai terkait serta melaksanakan pelatihan-pelatihan.
Selain itu, secara tetap dan aktif Internal Audit Bank melaksanakan fungsi internal audit untuk memastikan bahwa seluruh tahapan aktivitas usaha Bank telah sesuai dengan kebijakan, prosedur dan ketentuan yang berlaku.
4. Operational Risk
Operational risk is related to the loss of the Bank due to employees fault, internal control not functioning properly, systems failure, and external problems that affect the Bank’s operations.
The Bank applies the checks and balance concept in each phase of its operational activities (built-in control) as its Operational Risk Management System. Additionally, the application of zero defect policy is expected to minimize faults of employees that could result in a loss to the Bank.
The Bank provides Standard Operating Procedures (SOP) for employees and conducts training to ensure that all phases of the Bank’s are executed properly.
Additionally, Internal Audit of the Bank continuously applies internal audit fuctions to guarantee that all phases of the Bank’s activity are in accordance with the existing policies and procedures.
5. Risiko Kecukupan Modal
Risiko kecukupan modal berhubungan dengan kemampuan Bank dalam memenuhi persyaratan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan Bank Indonesia. Adapun faktor yang mempengaruhi risiko kecukupan modal adalah jumlah modal yang disetor oleh pemegang saham dan kemampuan Bank dalam menghasilkan laba bersih usaha serta pengelolaan aset yang baik oleh
5. Capital adequacy risk
Capital adequacy risk is related to the Bank’s ability to maintain the Minimum Capital Adequacy Ratio or the Capital Adequacy Ratio (CAR) determined by Bank Indonesia. Other factors that influence the capital adequacy ratio are the capital paid by the shareholders and the bank’s ability in generating net operation income, as well as prudent management of assets by Bank’s management.
PT BANK MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk PT BANK MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
(Lanjutan) (Continued)
31 Desember 2008 dan 2007 31 December 2008 and 2007
(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Thousand Rupiah, unless Otherwise Stated)
38. Pengungkapan Hal-hal Penting Lainnya (Lanjutan) 38. Other Significant Disclosures (Continued) c. Manajemen Risiko (Lanjutan) c. Risk Management (Continued)
5. Risiko Kecukupan Modal (Lanjutan) Bank akan selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia terutama dalam bidang permodalan, sehingga apabila terdapat perubahan dalam ketentuan perbankan Indonesia, manajemen akan segera menyusun rencana untuk memenuhi ketentuan tersebut.
5. Capital adequacy risk (Continued)
The Bank will maintain its CAR in accordance with the regulation of Bank Indonesia, therefore, if there is a change in Indonesian banking regulations, the management will prepare a plan to meet these regulations.
d. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR)
Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan CAR yang ditetapkan Bank Indonesia, yang mempertimbangkan secara kuantitatif seperti aset, kewajiban dan akun off balance sheet tertentu, juga pertimbangan secara kualitatif tentang komponen dan risiko tertimbang.
d. Capital Adequacy Ratio (CAR)
The Bank’s is required to maintain a minimum ratio of CAR determined by Bank Indonesia and take into consideration the quantitative measurement of assets, liabilities and certain off balance sheet accounts, and evaluate quantitatively the components and weighted risk.
Perhitungan CAR Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Bank’s CAR as of December 31, 2008 and 2007 are as follows:
2008 2007
Rp Rp
Modal Inti Core capital
(TIER I) 922.294.349 914.238.888 (TIER I)
139.696.939 171.670.716 (TIER II) (TIER II)
Jumlah modal 1.061.991.288 1.085.909.604 Total capital Jumlah ATMR 4.482.985.016 3.625.386.456 Total ATMR Bank’s CAR
CAR Bank 23,69% 29,95%
e. e. Ratio of Classified Earning Assets to Total
Earning Assets
The status of the quality of earning assets as of December 31, 2008 and 2007 is as follows: Rasio Aset Produktif yang Diklasifikasikan
terhadap Total Aset Produktif
Tabel dibawah ini menunjukkan perkembangan kualitas aset produktif Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.
PT BANK MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk PT BANK MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
(Lanjutan) (Continued)
31 Desember 2008 dan 2007 31 December 2008 and 2007
(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (Expressed in Thousand Rupiah, unless Otherwise Stated)
38.
38. Pengungkapan Hal-hal Penting Lainnya (Lanjutan) Other Significant Disclosures (Continued)