• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN MENYELURUH DAN BERKELANJUTAN A. Konsep Penilaian

B. Aspek Penilaian

3. Penilaian Aspek Afektif

……… 3.1 ………... ...

Dengan analisis penilaian di atas, seorang guru dapat membantu peserta didik untuk mencapai ketuntasan belajar dengan mengadakan program remidial. Program remidial dilaksanakan dengan cara diuji ulang, tetapi sebelumnya dilaksanakan pengarahan (pendalaman) terhadap kompetensi yang belum dikuasai.

3. Penilaian Aspek Afektif

Life skill merupakan bagian dari kompetensi lulusan sebagai hasil proses pembelajaran. Pophan (1995), mengatakan bahwa ranah afektif menentukan keberhasilan seseorang. Artinya ranah afektif sangat menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran.

Seorang peserta didik tidak memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat atau karakter terhadap mata

83 ajar, maka hal ini akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal.

Berdasarkan hal di atas, maka seorang guru lain membantu semua peserta didik belajar, guru juga harus mampu membangkitkan atau karakter peserta didik untuk belajar. Ini merupakan tanggung jawab seorang guru sebagai pengajar dan pendidik. Selain itu juga ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun karakter kebersamaan, rasa sosialis yang tinggi, persatuan, nasionalisme dan lain sebagainya. Berkenaan dengan hal ini, maka sekolah (guru) dalam merancang program pembelajaran harus memperhatikan ranah afektif.

Menurut Krathwohl (1961), bila ditelurusi hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending) responding, valuing, organization dan charac-terization.

Pada peringkat receiving/attending (menerima), peserta didik memiliki keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena khusus (stimulus). Misalnya keadaan kelas, berbagai kegiatan sekolah (kegiatan musik, ekstrakurikuler), buku dan lain sebagainya. Di sini seorang guru hanya bertugas mengarahkan perhatian (fokus) peserta didik pada fenomena yang menjadi obyek pembelajaran afektif. Misalnya guru mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk membaca buku, mengerjakan tugas, memberi motivasi belajar, senang bekerja sama dan lain sebagainya. Jika hal ini terus-menerus dilakukan maka akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini adalah kebiasaan yang positif yang sangat diharapkan dalam mendukung ketuntasan belajar.

84

Responding (tanggapan) merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada peringkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga beraksi terhadap penomena yang ada. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu menekankan di perolehnya respon, keinginan memberi respon atau kepuasan dalam memberi respon. Peringkat tertinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus. Misalnya senang bertanya, senang membaca buku, senang membantu sesama, senang dengan keberhasilan dan lain sebagainya.

Valuing (menilai) melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangnya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada peringkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasi sebagai sikap dan apresiasi.

Pada peringkat organization (organisasi) antara lain yang satu dengan nilai yang lain dikaitkan dan konflik antar nilai diselesaikan, serta mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai, misalnya pengembangan filsafat hidup.

Pada ranah afektif peringkat tertinggi adalah charac-terization (karakteristik) nilai. pada peringkat ini peserta didik memilih sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada

85 suatu waktu tertentu terbentuk pola hidup. Hasil belajar pada peringkat ini adalah berkaitan dengan pribadi, emosi dan rasa sosialis.

Menurut Anderson (1981), pemikiran, sikap dan perilaku yang diklasifikasikan sebagai ranah afaktif memiliki kriteria antara lain:

a. Perilaku itu melibatkan perasaan dan emosi seseorang b. Perilaku itu harus tipikal perilaku seseorang

c. Kriteria lainnya yaitu intensitas, arah dan target

Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain. Misal cinta lebih kuat dari suka atau senang. Arah berkaitan dengan oritentasi positif dan negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah perasaan. Arah ini menunjukkan perasaan itu baik atau buruk misalnya senang pada mata ajar tertentu dimaknai positif sedangkan cemas atau kurang bahkan tidak senang pada mata ajar tertentu dimaknai negatif. Jika intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama maka karakteristik afektif berada pada skala yang berkelanjutan. Sedangkan target mengacu pada obyek, aktivitas atau ide sebagai arah dari perasaan. Bila kecemasan sebagai karakteristik afektif yang ditinjau, maka ada beberapa kemungkinan target. Kemung-kinannya peserta didik beraksi terhadap sekolah, kelas, situasi dan kondisi sekolah, mata ajar atau proses pembelajaran itu sendiri. Lalu unsur ini bisa merupakan target dari kecemasan. Kadang-kadang target ini bisa diketahui olehs so, namun kadang-kadang juga tidak diketahui. Seringkali peserta didik merasa tegang ketika sedang ujian (tes) di kelas. Ini menun-jukkan bahwa peserta didik tersebut cenderung sadar bahwa target ketegangan adalah ujian (tes) di kelas.

86

Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.

a. Sikap menurut Fishbein dan Ajzen (1975), yaitu suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu obyek, situasi, konsep dan orang. Sikap disini adalah sikap peserta didik terhadap sekolah dan terhadap mata ajar. Menurut Popham (1999), mengatakan bahwa ranah sikap peserta didik penting untuk ditingkatkan. Sikap peserta didik terhadap mata ajar matematika harus lebih positif dibanding sebelum mengikuti pelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar yang membuat sikap peserta didik terhadap mata ajar menjadi lebih positif.

b. Menurut Getzel (1966), mnat adalah suatu disposisi yang terorganisasikan melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh obyek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Hal yang penting dalam minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi. jika so berminat terhadap sesuatu maka orang tersebut akan melakukan langkah-langkah konkrit untuk mencapai halt sebagai.

c. Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu bersangkutan terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya. Arah konsep diri bisa positif bisa juga negatif. Intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinu yaitu mulai dari yang rendah sampai yang tinggi.

87 d. Nilai menurut Tyler (1973), adalah suatu obyek, aktivitas atau

ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap individu. Bahkan beberapa ahli mengatakan bahwa nilai merupakan kunci bagi lahirnya sikap dan perilaku seseorang. Manusia mulai belajar llmenilai obyek, aktifitas dan ide sehingga obyek ini pengatur penting minat, sikap dan kepuasan. Sekolah (guru) harus membantu peserta didik untuk menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik dalam memperoleh kebahagiaan personal dan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat.

e. Moral secara bahasa berasal dari bahasa latin mores yang artinya tata cara, adat kebiasaan sosial yang dianggap permanen sifatnya bagi ketertiban dan kesejahteraan masyarakat. Moral menyinggung akhlaq, tingkah laku, karakter seseorang atau kelompok yang berperilaku pantas, baik dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Proses belajar akhlaq (moral) memegang peranan penting, begitu juga perkembangan kognitif memberikan pengaruh besar terhadap sifat perkembangan tingkah laku (moral).

Penilaian pada aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan angket / kuesioner, inventori dan pengamatan (observasi). Prosedurnya sama yaitu dimulai dengan penentuan definisi konseptual dan definisi operasional. Definisi konseptual kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini menjadi isi pedoman kuesioner, inventori dan pengamatan. Langkah pembuatan instrumen sikap dan minat adalah sebagai berikut: (1) pilih ranah afektif yang akan dipilih misalnya, sikap atau minat, (2) tentukan indikator sikap atau minat, misalnya, indikator peserta didik yang berminat terhadap mata ajar biologi

88

adalah banyak bertanya, kehadiran di kelas, disiplin dalam berpakaian, rajin dan tepat waktu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, kelengkapan dan kerapihan buku catatan dan lain sebagainya; (3) pilih tipe skala yang digunakan, misalnya skala Likert dengan empat skala, misal sangat senang, senang, kurang senang dan tidak senang; (4) telaah instrumen oleh sejawat; (5) perbaiki instrumen; (6) siapakah inventori laporan diri; (7) tentukan skor inventori; dan (8) buat hasil analisis inventori skala sikap dan minat.

Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa

NO SIKAP NAMA KE TE RB URUK A N KE TE KUNA N BE LAJ A R KE RAJI NA N TE NG G A N G RA S A KE D IS IPLI N A N KE RJ A S A M A RAM A H D EN G A N TE M A N H O R M A T PA D A O R A N G TUA KE JUJUR A N M EN EP A TI JANJI KE PE D ULI A N TA N G G UN G JAW A B NI LAI RAT A -R A TA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sikap untuk masing-masing sikap di atas dapat berupa angka. Pada akhir skor tersebut dikomulatifkan, kemudian dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif. Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang 1 – 5. Penafsiran angka-angka tersebut adalah ; 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik dan 5 = amat baik.

89 Sedangkan untuk penilaian minat dapat menggunakan skala bertingkat dengan rentangan 1 – 4 tergantung pertanyaan atau pernyataan yang telah ditetapkan. Jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, jarang diberi skor 2 dan tidak pernah diberi skor 1.

Contoh Format Kuesioner Penilaian Minat Peserta Didik

Mata ajar : ………...

Nama siswa : ………

Kelas/smt : ……… /…………

Guru Mata ajar : ………..

Tugas : Berilah tanda cek (  ) pada kolom frekuensi (selalu, sering, jarang dan tidak pernah) sesuai dengan kenyataan yang saudara alami terhadap kenyatan berikut ini.

No. Pertanyaan/pernyataan

Frekuensi

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 1. 2. 3. 4. dst ………... ………... ………... ………... ………... ………... ………... ………... Jumlah skor ……

Dari hasil total skor yang diperoleh kemudian dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu tidak berminat, kurang berminat, berminat dan sangat berminat.

Inventori digunakan untuk menilai konsep diri peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri peserta didik. Rentangan nilai yang digunakan

90

yaitu antara 1 sampai dengan 2. Jika jawaban “Ya” maka diberi skor 2 dan jika jawaban “Tidak” diberi skor 1. Hasil skor dijumlahkan dan dikalikan dengan jumlah pernyataan, kemudian dikelompokkan menjadi kategori; tidak positif, kurang posistif, positif dan sangat positif.

Contoh Format Penilaian Konsep Diri Peserta Didik

Nama Sekolah : ………

Mata ajar : ………

Nama siswa : ………

Kelas/smt : ……… / …………

No. Pernyataan Alternatif jawaban

Ya Tidak 1. 2. 3. 4. 5. dst ……… ……… ……… ……… ……… Jumlah skor ….

91

BAB VIII

KARAKTERISTIK PENILAIAN

Dokumen terkait