• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN MENYELURUH DAN BERKELANJUTAN A. Konsep Penilaian

B. Aspek Penilaian

2. Penilaian Aspek Psikomotorik

Sedangkan menurut Sax dalam Mardapi (2003), dikatakan bahwa keterampilan psikomotorik mempunyai enam peringkat yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perceptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursip. Gerakan refleks adalah respon motor atau gerak tanpa sadar yaitu muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks yang khusus. Kemampuan perceptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motor atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang paling terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan olah raga. Komunikasi nondiskursip adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakna.

Dave (1967), mengatakan bahwa hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima peringkat yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya menendang bola dengan gerakan yang sama persis dari yang dilihat sebelumnya. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Misal seorang siswa dapat melempar lembing hanya mengandalkan petunjuk dari guru. Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampumhsl produk kerja yang presisi. Misal

77 melakukan tendangan pinalti sesuai dengan yang ditargetkan (masuk gawang lawan). Kemampuan tingkat artikulasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh. Misal melmpar bola ke teman sebagai umpan untuk ditendang ke arah gawang lawan. Kemampuan naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara refleks yaitu kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. misal secara refleks seseorang memegang tangan seorang anak kecil yang sedang bermain di jalan raya ketika sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi. hal ini terjadi agar terhindar dari kecelakaan tertabrak.

Menurut Ryan (1980), penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, pertama melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar (praktek berlangsung). Kedua setelah proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Sedangkan menurut Leighbody (1968) dalam melakukan penilaian hasil belajar keterampilan sebaiknya mencakup: pertama, kemampuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan. Ketiga kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat kemampuan siswa dalam membaca gambar dan atau symbol. Kelima keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.

Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan produk.

78

Penilaian dapat dilakukan pada saat proses belajar (unjuk kerja) berlangsung dengan cara mengetes peserta didik atau bisa juga setelah proses belajar (unjuk kerja) selesai.

Tidak jauh berbeda dengan penilaian kognitif, penilaian psikomotor pun dimulai dengan pengukuran hasil belajar. Perbedaannya adalah pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis, sedangkan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan.

Jenis tagihan dalam penilaian ranah psikomotor, dilihat dari caranya dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu penilaian kelas dan penilaian berkala. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara mengamati setiap peserta didik di saat mereka sedang belajar, mengerjakan tugas dan menjawab setiap pertanyaan yang ditagih.

Penilaian berkala atau ujian blok adalah penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus menerus dan hanya pada waktu tertentu saja. Penilaian dengan sistem blok (ujian blok) ini dilakukan setelah peserta didik mempelajari beberapa indikator dalam satu kompetensi dasar atau jika jumlah kompetensi dasar yang ditentukan banyak maka ujian blok dapat dilakukan antara satu sampai dengan tiga kompetensi dasar. Hal ini bisa menyebabkan pelaksanaan ujian blok antara mata ajar yang satu dengan mata ajar lainnya tidak bersamaan waktunya. Namun adanya ujian blok dapat dilakukan sebagai pengganti ujian akhir semester dengan materi yang diujikan adalah indikator atau kompetensi dasar yang belum diujikan.

79 Kriteria atau rubrik adalah pedoman yang digunakan dalam melakukan penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan menggunakan kriteria ini, penilaian yang bersifat subyektif dapat dihindari paling tidak dapat dikurangi. Dengan krtieria ini dapat memudahkan seorang guru untuk menilai prestasi yang telah dicapai oleh seorang peserta didik. Dan siswapun termotivasi untuk mencapai prestasi semaksimal mungkin.

Pada umumnya kriteria ini terdiri atas dua hal yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Hal yang pertama adalah skor, misalnya 1, 2, 3, 4, dan 5 dan hal yang kedua adalah krtieria yang harus dicapai untuk memenuhi skor tersebut. Banyak sedikitnya gradasi skor tergantung jenis skala penilaian yang digunakan serta hakekat kerja yang akan dinilai. Berikut ini adalah contoh kriteria dan penggunaannya dalam lembar penilaian.

Contoh Format Kriteria (rubrik) Lembar Penilaian

No

Butir Aspek Psikomotor (keterampilan) 1 2 Skor 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berilah tanda cek (  ) pada kolom skor yang tersedia dengan ketentuan; skor 5 = sangat tepat, skor 4 = tepat, skor 3 = agak tepat, skor 2 = kurang tepat dan skor 1 = tidak tepat.

80

Dalam lembar penelitian tersebut seorang guru harus teliti untuk menilai apakah aspek keterampilan yang muncul itu sangat tepat, sehingga harus diberi nilai 5 atau sangat tidak tepat sehingga diberi nilai 1. Dengan demikian lembar penilaian ini harus dilakukan secermat mungkin sehingga bisa menggambar-kan kemampuan siswa yang sebenarnya.

Lembar pengamatan sedikit berbeda dengan lembar penilaian. Dalam lembar pengamatan, skor yang digunakan tidak banyak variasinya, bahkan biasanya cenderung hanya ada dua pilihan yaitu “ya” dengan skor dan “tidak” dengan skor 0. Berikut ini contoh kriteria (rubrik) pada lembar pengamatan (observasi) dan penggunaannya.

Contoh Format Kriteria (rubrik) Lembar Observasi

No. Aspek Psikomotor (keterampilan) Jawaban

Starting Position Ya Tidak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Biasanya kriteria (rubrik) selalu muncul bersamaan atau bahkan menempel dengan lembar penilaian atau lembar pengamatan (observasi). Hal ini dikarenakan tanpa kriteria (rubrik) maka lembar penilaian atau lembar pengamatan

Berilah tanda cek (  ) pada kolom “Ya” jika unjuk kerja yang dinyatakan sesuai dan benar atau kolom “Tidak” jika unjuk kerja yang dinyatakan tidak sesuai dengan yang ditentukan atau tidak muncul sma sekali. Kata “Ya” dengan skor 1 sedangkan kata “Tidak” dengan skor 0.

81 (observasi) tidak dapat digunakan. Bahkan dengan adanya kriteria (rubrik) ini maka penilaian dan pengamatan terhadap peserta didik menjadi lebih obyektif.

Dalam melakukan penskoran, hal pertama yang harus diperhatikan adalah ada atau tidak adanya perbedaan bobot antara setiap aspek keterampilan (psikomotor) yang ada dalam lembar penilaian atau lembar pengamatan. Biasanya jika tidak ada perbedaan bobot maka penskoran akan lebih mudah. Skor yang diperoleh (skor akhir) harus sama dengan skor yang telah ditentukan dalam tiap-tiap butir.

Selanjutnya untuk menginterpretasikan hasil belajar yang diperoleh, dibandingkan dengan acuan yang telah ditetakan. Oleh karena itu proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan kompetensi. Acuan yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil penilaian dan pengamatan kerja siswa yaitu acuan kriteria (rubrik).

Setelah skor tiap peserta didik diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menghitung peserta didik yang sudah lulus dan peserta didik yang belum lulus, kemudian dibuat prosentase.

Langkah selanjutnya hasil penilaian psikomotor dianalisis. Caranya yaitu dengan membuat tabel spesifikasi yang mampu menunjukkan standar kompetensi, kompetensi dasar, pencapaian indikator bahkan aspek psikomotor mana yang belum dikuasai peserta didik ditunjukkan. Selanjutnya aspek psikomotor yang sudah dan yang belum dikuasai oleh peserta didik tersebut dituliskan dalam kolom tersendiri yaitu kolom keterangan ketercapaian ketuntasan, sepeti pada contoh berikut :

82

Contoh Format Tabel Analisis Hasil Tes Psikomotor

Sekolah : ………

Mata ajar : ………

Kelas/Smt : …… / …….

Jenis Tagihan : ………

Nama Peserta didik : ………

Guru Mata ajar : ………

Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar Jumlah Item Soal Jumlah Soal yang betul Prosentase kelulusan Kompetensi Keterangan Ketercapaian Ketuntasan

Dokumen terkait