• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Penilaian

Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian autentik. 6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

9 BAB II

LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Menurut Kurinasih (2014:3), secara etimologis kurikulum adalah tempat berlari dengan kata berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

Pendidikan berdasarkan standar merupakan pendidikan yang menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal yang harus dimiliki oleh warga negara yang dirinci menjadi delapan standar pendidikan yaitu :

a. Standar kompetensi lulusan

Menurut Mulyasa (2013:23) standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan ketujuh kompetensi yang lain. Secara garis besar, ketentuan tentang standar kompetensi lulusan dideskripsikan sebagai berikut:

1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan 2) Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau mata kuliah

3) Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

b. Standar isi

Menurut Mulyasa (2013:24) standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

c. Standar proses

Menurut Mulyasa (2013:25) Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Secara garis besar standar proses tersebut dapat didefenisikan sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2) Setiap satuan pendidik melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3) Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran. d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Menurut Mulyasa (2013:25) standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah ktiteria mengenai pendidikkan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat secara jasmani dan rohani serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

2) Pendidik harus mempunyai ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perudang-undangan yang berlaku

3) Seorang pendidik harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial

4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat, tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui, maka diangkat menjadi pendidik setelah mengikuti uji kelayakan dan kesetaraan

5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan mentri

6) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki (1) minimal Diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, (3) sertifikasi profesi guru untuk PAUD

7) Pendidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat memiliki (1) minimal diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) memiliki pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi, (3) memiliki sertifikat profesi guru untuk SD/MI

e. Standar sarana dan prasarana

Menurut Mulyasa (2013:28) standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai rumah belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, dan sumber lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar pengelolaan

Menurut Mulyasa (2013:29) standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasioanal agar tercapai afisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan.

g. Standar pembiayaan

Menurut mulyasa (2013:32) standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

h. Standar penilaian pendidikan

Menurut Mulyasa (2013:32) standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dengan tujuan memberikan pengalaman belajar sebebas-bebasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak dengan baik dan benar.

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Tantangan Internal

Pada dasarnya kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KBK dan KTSP. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya yakni terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Tantangan yang kedua berkaitan dengan perkembangan penduduk. Perkembangan penduduk yang

sedemikian pesatnya apabila dibimbing dengan baik tentu akan tercipta begitu banyak sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat mendukung pembanguan di bangsa kita . Akan tetapi apabila tidak diperhatikan tentu akan menjadi beban bagi bangsa kita sendiri. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi adalahbagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban (Kemendikbud, 2013:1-2).

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal adalah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan

eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. Selain itu tantangan eksternal juga berkaitan dengan kompetensi masa depan yakni kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasaan sesuai dengan bakat/ minatnya, memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Tantangan eksternal lain yang berkaitan dengan persepsi masyarakat yakni terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter. Tantangan

eksternal berkaitan dengan Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi yakni neurologi, psikologi, Observation based (discovery learning dan Collaborative Learning). Tantangan eksternal yang terakhir adalah fenomena negatif yang mengemuka perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, gejolak masyarakat. Melihat tantangan eksternal yang begitu banyak diharapkan kurikulum yang baru tidak hanya menutut intelektual yang bagus akan tetapi pembenahan sikap dan keterampilan sangatlah penting. Intelektual yang bagus didukung dengan skill dan sikap yang baik sangat mendukung perkembangan bangsa menghadapi dunia di masa mendatang.

b. Penyempurnaan Pola Pikir

Pola pikir sangat berpengaruh terhadap apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang lebih khusus dalam dunia pendidikan. Menurut Hidayat (2013:112) jika kurikulum 2006 tidak dilakukan perubahan dan pengembangan tidak bisa dipastikan bagaimana mutu pendidikan serta kualitas keluarannya. Hasil dan dampaknya juga dipertanyakan karena para lulusan yang lahir dari sistem pendidikan yang capaian kompetensi peserta didik kurang jelas dan kurang terarah. Pada tabel dibawah ini dijelaskan apa saja perubahan yang dilakukan dari kurikulum KTSP (2006) ke kurikulum 2013 yang bersumber dari Kemendikbud (2013).

Tabel 1. Perubahan yang dilakukan dari kurikulum KTSP (2006) ke kurikulum 2013 KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan] Semua Jenjang Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

Semua Jenjang

Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain

Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa}

SD

Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya,

mencoba, menalar, mengkomunikasikan. Tiap jenis konten

pembelajaran diajarkan terpisah [separated

curriculum]

Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross

curriculum or integrated curriculum]

SD

Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan

dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

SD

Banyak sekali alasan kenapa terjadi perubahan kurikulum, disamping alasan kurikulum sebelumnya harus disempurnakan karena banyak kekurangan dimana-mana. Latar belakang yang paling mendasar perubahan kurikulum adalah agar mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa kurikulum KTSP adalah kurikulum yang sangat memberatkan peserta didik, karena terlalu banyak materi pelajaran yang

harus dipelajari oleh peserta didik. Para siswa menjadi terbebani dengan banyakknya materi yang harus dituntaskan dan dikuasai.

Dalam Mulyasa (2013: 65) disebutkan bahwa pengembangan kurikulum 2013 bertujuan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hail ini pengembangan kurikulum difokuskan pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai proses belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu memahami dan mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadiakan sebagai penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.

Menurut Kurinasih (2014:32) kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang harus dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Mulyasa (2013: 63) juga berpendapat bahwaPerubahan pola

berfikir dalam pembelajaran sangat penting, sebagai contoh dari berpusat dari guru menuju berpusat pada siswa, dari satu arah menjadi interaktif dan lain-lain.

Tabel 2. Penyempurnaan pola pikir No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Hidayat (2013: 111) berpendapat bahwa jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan. Kita berharap, perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 tak hanya perampingan mata pelajaran semata, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman.

c. Penguatan Pendidikan karakter

Menurut Maksudin, (2013:3) mengatakan bahwa karakter adalah jati diri (daya qalbu) yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohania manusia yang menanamkannya berupa budi pekerti (sikap dan perbuatan lahiriah). Menurut Raka Gede Raka dkk, (2011:10-20) pendidkan karakter bukanlah hal baru dalam sejarah manusia. Orangtua, dengan berbagai cara,

sejak dulu kala sebelum ada lembaga pendidikan anak-anak mereka menjadi anak yang baik dan menurut norma-norma yang berlaku dalam budaya mereka. Pengembangan berbagai karakter sebagai tujuannya, seperti beriman, bertakwa, berhaklak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggung jawab.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang dapat mengembangkan kemampuan jati diri individual menjadi kuat, bernilai, dan mampu mengatasi keterbatasan kondisi karakternya kearah yang lebih baik. Sehingga pembentukan karakter seorang dapat menemukan nilai-nilai kemanusian yang positif bertujuan untuk mengurangai kecenderungan perilaku negatif akan berkurang, proses pengembangan karakter dilakukan dengan kekuatan dan keunikan sesorang secara batiniah/rohania, didukung oleh orangtua, lembaga pendidkan, dan dipengaruhi oleh budaya sehingga tercerminlah karakter seorang yang interpesonal, dermawan, kepedulian, dan kecerdasan sosial.

d. Pendekatan Tematik Integratif 1) Pengertian Pembelajaran Tematik

Rusman, (2011:254) mengatakan bahwa pengertian pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif

menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorentasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Perkembangan ini berangkat dari teori pembelajaran ini yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran dimotori para tokoh Psikologi Gestatl, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorentasi pada kebutuhan perkembangan anak.Pendekatan pembelajaran terpadu menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (lerning by doing).

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibtakan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.Dalam pelaksanaannya pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran.

2) Pentingnya Tematik Terpadu

Menurut Permendikbud (2013:93-94) mengatakan bahwa kurikulum terpadu sebagai panutan dalam tematik terpadu adalah salah satu pendekatan pembelajaran dimana kompetensi [pengetahuan, keterampilan, dan sikap] dari berbagai mapel digabungkan menjadi satu untuk merumuskan pemahaman yang lebih mendalam dan mendasar

tentang apa yang harus dikuasai siswa. Telah banyak peneliti pendidikan yang menekankan pentingnya pembelajaran terpadu seperti Susan Drake, Heidi Hayes Jacobs, James Beane and Gordon Vars, dll yang menyatakan bahwa kurikulum adalah terkait, terpadu, lintas disiplin, holistik, dan berbagai istilah lain yang memiliki arti yang sama. James Beane lebih jauh menekankan “When we are confronted in real life with a compelling problem or puzzling situation, we don’t ask which part is mathematics, which part is science, which part is history, and so on. Instead we draw on or seek out knowledge and skill from any and all sources that might be helpful” Bagi sekolah dasar yang menganut sistem guru kelas, tematik terpadu akan memberikan banyak keuntungan antara lain:

Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan kebutuhan siswa.

Menyatukan pembelajaran siswa, konvergensi pemahaman yang diperolehnya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata pelajaran.

Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan lingkungannya.

Selaras dengan cara anak berpikir, dimana menurut penelitian otak mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa anak menerima banyak hal dan mengolah dan merangkumnya menjadi satu. Sehingga

mengajarkan secara holistik terpadu adalah sejalan dengan bagaimana otak anak mengolah informasi.

e. Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 yang baru saja dicanangkan lebih ditekankan pada dimensi pedagogik modern dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik ini merupakan pendekatan yang menggunakan beberapa langkah dalam pengembangannya yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Langkah-langkah yang dipaparkan di atas tidak harus dilakukan secara berurutan, lebih khusus di dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik integratif. Intinya di dalam pelajaran memuat 5 langkah tersebut. Pendekatan saintifik ini juga berguna untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar mereka mampu mengenal dan memahami berbagai macam informasi yang datang dari berbagai arah, dari siapa saja, kapan saja, sehingga secara tidak langsung mengajarkan anak untuk mandiri dalam memahami informasi tanpa harus bergantung terus-menerus pada guru.

Pendekatan saintifik ini sangat membantu terbentuknya pembelajaran yang lebih bermakna. Bermakna dalam hal ini berarti peserta didik dapat belajar dengan baik. Mereka mencari tahu sendiri dan menemukan sendiri materi yang dipelajari dari berbagai sumber melalui informasi tanpa harus diberitahu terlebih dahulu oleh guru. Adapun

tujuan dari pendekatan saintifik ini yaitu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membentuk kemampuan siswa dalam problem solving secara sistematik, menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memberi pemahaman bagi siswa bahwa belajar itu suatu kebutuhan, agar memperoleh hasil belajar yang tinggi, melatih siswa mengemukakan ide-ide, misalnya dalam menulis artikel, dan dapat mengembangkan karakter siswa.

Pendekatan saintifik ini menggunakan beberapa langkah dalam proses pembelajaran. Beberapa langkah ini tidak harus dijalankan secara berurutan, terlebih pada pembelajaran tematik terpadu, dimana dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu. Sementara kita ketahui setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena kenyataannya seperti itu dan tetap tercapainya pembelajaran yang bermakna perlu diberikan contoh-contoh agar lebih memperjelas penyajian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Adapun beberapa langkah pendekatan saintifik yaitu, pertama mengamati yaitu menyajikan obyek secara nyata, misalnya mengamati gambar, lingkungan alam dan sebagainya sehingga membuat peserta didik senang dan sangat tertantang dan akan mudah dalam melaksanakannya. Pada langkah ini sangat membantu dan bermanfaat bagi siswa dalam pemenuhan rasa ingin tahu mereka ; Kedua menanya yaitu kegiatan mengembangkan aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan melalui beberapa pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan berdasarkan hasil mereka mengamati juga sehingga memperjelas dan semakin memenuhi jawaban atas rasa ingin tahu peserta didik. Diharapkan dengan menanya peserta didik mampu mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat; Ketiga menalar yaitu memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan mengumpulkan informasi sebagaimana yang disampaikan Pemendikbud Nomor 81a Tahun 2013. Kegiatan menalar ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan pola keterkaitannya; Keempat mencoba yaitu melakukan percobaaan siswa selama kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah tujuan belajar sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Kelima mengkomunikasikan yaitu menuliskan atau menceritakan apa yang telah peserta didik pelajari, hal ini dilakukan di depan kelas.

Berdasarkan pembahasaan di atas pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan mampu melibatkan

Dokumen terkait