• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan nilai

4) Penilaian Jurnal ( anecdotal record )

Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.

Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: 1. Catatan atas pengamatan guru harus objektif

2. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.

3. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)

4. Setiap peserta didik memiliki Jurnal yang berbeda (kartu Jurnal yang berbeda)

Contoh Format Jurnal Model Pertama

JURNAL

Aspek yang diamati: ……….

Kejadian : ……….

Tanggal: ……….

Nama Peserta Didik: ………. Nomor peserta Didik:

……….

Catatan Pengamatan Guru:

... ... ...

Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):

1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati oleh guru.

2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.

3) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Contoh Format Jurnal Model Kedua

JURNAL

Nama Peserta Didik: …………...…….. Kelas: ... Aspek yang diamati: ………...………..

NO HARI/TANGGAL KEJADIAN KETERANGAN/

TINDAK LANJUT 1.

2. 3.

Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)

Pedoman umum penskoran jurnal:

1) Penskoran pada jurnal dapat dilakukan skala 1 sampai dengan 4.

2) Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.

3) Jumlahkan skor pada masing aspek,skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan

Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian

Permasalahan guru dalam membuat evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar peserta didiknya adalah bagaimana menyusun soal-soal yang berkualitas dan sesuai dengan indicator, membuat rubric soalnya, menggunakan berpikir tingkat tinggi, dan menentukan teknik penilaian yang sesuai indikator. Apabila semuanya dapat dilakukan dengan baik maka penilaian terhadap hasil belajar bisa lebih berkualitas karena dapat mengukur indicator yang harus dikuasai peserta didik.

2.Penilaian pengetahuan

Penilaian pengetahuan terdiri atas pertama pembuatan instrumen soal yangsesuai dengan indicator, dimana indikator dibuat berdasarkan KD karena pada hakekatnya indikator adalah turunan dari KD. Permasalahan kedua guru kesulitan menyusun soal dengan criteria berpikir tingkat tinggi (C3, C4, maupun C5).

a) Membuat Instrumen Soal Sesuai dengan Indikator

Pembuatan instrumen soal yang sesuai indikator masih sering diabaikan oleh guru karena guru dalam membuat soal biasanya kurang memperhatikan KD dan indikatornya, mereka sering kali langsung membuat soal tanpa memperhatikan kedua hal tersebut misalnya:

KD 3.1. Menganalisis berbagai masalah terkait dengan kesetaraan dan hubungannya dengan perubahan sosial-budaya, dalam masyarakat multikultur.

indikator pencapaiannya misalnya:

mengaitkan permasalahan berbagai permasalahan sosial seperti emansipasi, kesetaraan, kesetaraan gender, persamaan hak, dan keadilan. dan hubungannya dan perubahan sosial dengan pendapat para ahli.

Namun soal untuk KD ini dan lainnya guru langsung membuat soal, contoh soal siapa yang mengatakan bahwa teori kesetaraan gender berasal dari barat? Teori kesetaraan gender yang berasal dari barat melalui apa? Jelaskan bagaimana teori kesetaraan gender dapat berkembang di Indonesia?

Contoh-contoh soal diatas kurang sesuai dengan KD 3.1.karena bentuk soal tidak memperlihatkan adanya analisis yang terkait dengan kesetaraan dan hubungannya dengan perubahan sosial, dalam masyarakat cultural.

Apabila dikaitkan dengan indikator pencapaiannya juga kurang sesuai karena kata kerjanya mengidentifikasi maka seharusnya ada beberapa hal yang dikaji kemudian diidentifikasi manakah yang diinginkan pembuat soal untuk menjadi jawabannya.

contoh: KD 3.1. Menganalisis berbagai masalah terkait dengan kesetaraan dan hubungannya dengan perubahan sosial-budaya, dalam masyarakat multikultur.

Kemudian lihat RPP khususnya indikator pencapaiannya misalnya:

mengidentifikasi berbagai pendapat para ahli tentang kesetaraan dan hubungannya dengan perubahan sosial, misalnya emansipasi, kesetaraan gender, persamaan hak, dan keadilan. Dari indikator inilah kita kembangkan soalnya dengan membuat soal seperti contoh berikut: 1. Kontak dengan budaya lain

2. Peperangan 3. Akulturasi 4. Pemaksaan 5. Emansipasi

Menurut Mohammad Jamin teori kesetaraan gender berasal dari barat melalui ….. A. 1 dan 2

B. 1 dan 3 C. 2 dan 4 D. 2 dan 5

Contoh soal diatas menunjukkan bahwa ada konsistensi mulai Kompetensi Dasar (KD) hingga soal karena soalpun masih dalam bentuk analisis yang berupa mengidentifikasi (C4) karena analisis paling tidak adalah C4 atau bahkan bisa lebih tinggi. Hal ini sangat berbeda dengan contoh soal yang pertama

b) Membuat Soal yang menggunakan berpikir Tingkat Tinggi (tidak hanya C1 dan C2 saja)

Pembuatan instrument soal yang sering digunakan guru adalah golongan C1 dan C2 dan masih jarang mengeksplorasikan C3, C4, maupun C5, hal ini dikarenakan pembuatan soal C1 dan C2 adalah yang paling mudah.

Bentuk soal yang termasuk dalam C3 merupakan penerapan dari suatu konsep, teori maupun fakta,

Contoh: soalnya bagaimana menentukan informan yang paling tepat pada penelitian kualitatif?

a. seseorang yang memiliki waktu luang b. aparat desa seperti kepala desa

c. yeng terkait dengan permasalahan yang dteliti d. siapapun juga bisa dijadikan informan

Di sini soal berupa penerapan bagaimana menentukan informan yang tepat sesuai dengan criteria informan yang tepat

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 penduduk kota X berjumlah 700 ribu,dengan 150 ribu KK dimana 35% bekerja di sector jasa, 20% bekerja sebagai petani, 30% buruh di pabrik dan sisanya wiraswasta. Pekerjaan penduduk Kota X yang terbanyak adalah bekerja di sector Jasa. Bila kita kaitkan dengan trend pekerjaan di masa depan adalah …

a. di masa depan orang akan banyak bekerja pada sector jasa

b. di masa depan, banyak pabrik maka buruh mengalami perkembangan c. karena lahan pertanian petaberkurang maka petani makin berkurang

d. ketatnya persaingan di waktu yang akang datang mengakibatkan minat berwirausaiha kecil.

Contoh soal C5 dalam suatu pengangkatan situs purbakala yang berupa sarkofagus ditemukan suatu kendi.(tempat air) tulang belulang, perhiasan, dan sebagainya maka bisa disimpulkan masyarakat pada waktu itu...

a. sudah mengenal bentuk religi b. mementingkan harta bendanya c. umumnya berharta (kaya raya) d. sangat peduli pada sesama