• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Kecukupan Indikator Kinerja

Dalam dokumen Modul Audit Kinerja (Performance Audit) (Halaman 47-50)

BAB VI   PENGUJIAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA

A. Penilaian Kecukupan Indikator Kinerja

  Indikator Keberhasilan  Setelah mempelajari bab ini, diharapkan para peserta diklat akan mampu melakukan pengujian   sistem manajemen kinerja dalam penugasan audit kinerja  instansi pemerintah.    Pengujian sistem manajemen kinerja dilakukan mulai dari pengujian atas penyusunan indikator kinerja  dan  penilaian  atas  kecukupannya  hingga  pengujian  dan  pengukuran  capaian  kinerja  dari  satuan  kerja  atau kegiatan yang diaudit. 

A. PENILAIAN KECUKUPAN INDIKATOR KINERJA  

1. Tujuan 

Penilaian kecukupan indikator kinerja adalah langkah awal untuk menilai kinerja auditan. Penilaian  ini  dilakukan  untuk  menjamin  bahwa  indikator  kinerja  yang  digunakan  benar‐benar  dapat  menggambarkan  kinerja  instansi  yang  diaudit,  sesuai  dengan  tujuan  pendirian  organisasi  sebagaimana  tertuang  dalam  pernyataan  visi,  misi/tugas  pokok  dan  fungsi,  tujuan  dan  sasaran,  serta strategi organisasi. 

Indikator  kinerja  tersebut  dianggap  cukup  bila  memenuhi    karakteristik  spesifik,  dapat  diukur,   relevan, dan komprehensif.  

Spesifik  berarti  pernyataan  indikator  kinerja  telah  memberikan  makna  yang  jelas  dan  sama  di  antara para pengguna. Tidak ada interpretasi yang berbeda tentang apa arti dari indikator kinerja  dan bagaimana mengukurnya. 

Dapat  diukur  berarti  tersedia  data  kinerja  yang  obyektif  untuk  mengukur  capaian  dari  indikator  kinerja  tersebut  dan  menggunakan  satuan  ukuran  yang  umum  digunakan  seperti  prosentase,  buah, unit dan sebagainya. 

Relevan  berarti  indikator  kinerja  yang  digunakan  selaras  dengan  pernyataan  visi,  misi,  dan  dan  tugas pokok dan fungsi organisasi, tujuan dan sasaran serta strategi yang ditetapkan. 

Komprehensif  berarti  indikator  Kinerja  yang  digunakan  telah  mencakup  semua  aktivitas  kunci  instansi  pemerintah  serta  mengandung  komposisi  yang  baik  antara    indikator  kuantitatif  dan  kualitatif, internal dan eksternal, masa lalu dan masa depan.  2. Langkah–langkah Penilaian Indikator Kinerja  Langkah‐langkah dalam menilai apakah indikator kinerja telah spesifik adalah sebagai berikut:  a. Lakukan wawacara kepada beberapa pihak yang terlibat dalam penyusunan indikator kinerja  dan pengguna laporan kinerja untuk memperoleh pemahaman responden atas makna dan  cara pengukuran capaian kinerja.  b. Analisis konsistensi penggunaan rumusan yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja.  c. Apabila  terdapat  perbedaan  cara  pengukuran,  lakukan  wawancara  dengan  pejabat  atau 

pegawai terkait untuk mendiskusikan kemungkinan berbagai interpretasi yang terjadi.   Langkah‐langkah  dalam  menilai  apakah  indikator  kinerja  telah  dapat  diukur  adalah  sebagai  berikut: 

a. Identifikasi penggunaan satuan ukuran yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja.  b. Identifikasikan  dokumen  yang  dijadikan  sumber  data  kinerja,  baik  data  primer  maupun 

dalam bentuk laporan sebagai data sekunder. 

c. Jika  dari  kedua  langkah  tersebut,  auditor  dapat  mengidentifikasinya,  maka  dapat  disimpulkan indikator kinerja telah dapat diukur. 

Langkah–langkah dalam menilai apakah indikator kinerja telah relevan meliputi: 

a. Tentukan  apakah  tujuan  keberadaan  organisasi  telah  terefleksikan  dalam  pernyataan  visi,  misi  dan  tujuan  organisasi  dengan  merujuk  pada  peraturan  perundang‐undangan  yang  berlaku; 

b. Lakukan penilaian apakah indikator kinerja telah merefleksikan pernyataan visi, misi, tugas  pokok  dan  fungsi  organisasi,  tujuan  dan  sasaran  serta  strategi  yang  ditetapkan  auditan  sehingga  memudahkan  pengukuran  kemajuan  pencapaian  sasaran  instansi  pemerintah  dengan cara: 

1) Menentukan  apakah  indikator  kinerja  merupakan  ukuran  yang  tepat  untuk  menilai  pencapaian target dan sasaran dengan memastikan bahwa indikator telah secara jelas  merepresentasikan atau terkait dengan kinerja yang diukur. 

2) Membandingkan semua kata/frasa kunci dalam pernyataan‐pernyataan tersebut dan  tentukan apakah telah cukup tercakup dalam indikator kinerja. 

3) Memastikan  bahwa  indikator  kinerja  telah  cukup  menggambarkan  aktivitas  khusus  yang  diukur  dengan  indikator  tersebut  dan  bagaimana  aktivitas  itu  akan  memungkinkan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan. 

4) Tentukan  apakah  indikator  kinerja  akan  dapat  menyediakan  informasi  yang  relevan  dengan kebutuhan pengguna. 

5) Apakah  indikator  terkait  dengan  aktivitas  yang  akan  membantu  pencapaian  sasaran  dan tujuan organisasi. 

6) Pastikan  bahwa  indikator  mengukur  efisiensi  dan  efektivitas  dan  tidak  merepresentasikan  indikator  beban  kerja  yang  hanya  mengindikasikan  tingkat  kesibukan organisasi daripada seberapa efisien dan efektif organisasi itu bekerja.  Langkah–langkah pengujian untuk menilai apakah indikator kinerja telah komprehensif  adalah:  a. Pastikan  bahwa  indikator  telah  mencakup  seluruh  aktivitas  kunci  yang  dijalankan  oleh 

instansi pemerintah (auditan) yang bersangkutan. 

b. Pastikan bahwa ada perimbangan yang baik antara indikator kuantitatif dan kualitatif  yang  dapat menggambarkan secara komprehensif kinerja organisasi. 

c. Pastikan  bahwa  ada  perimbangan  yang  baik  antara  indikator  masa  lalu  dan  antisipasi  kesesuaian  program  instansi  pemerintah  dengan  kondisi  yang  mungkin  dihadapi  di  waktu  yang akan datang. 

d. Adakan pengujian apakah cukup informasi tersedia di dalam laporan bagi pengguna untuk  memahami sifat aktifitas dan faktor‐faktor yang mempengaruhi kinerja yang telah dicapai.  3. Penetapan Indikator Kinerja yang Disepakati 

Dalam  hal  auditan  tidak  memiliki  indikator  kinerja  atau  indikator  kinerja  yang  digunakan  disimpulkan  tidak  memenuhi  kriteria  cukup  (spesifik,  dapat  diukur.  relevan  dan  komprehensif),  maka  tim  bersama‐sama  auditan  menetapkan  indikator  kinerja    yang  dipandang  tepat  sebagai  indikator kinerja auditan tersebut. Hal ini dapat terjadi saat auditor melakukan audit pada tingkat 

kegiatan  yang  berlangsung  di  satuan  kerja  eselon  III  ke  bawah  yang  tidak  memiliki  kewajiban  membuat laporan kinerja dan penetapan kinerja. 

Langkah penetapan kesepakatan indikator kinerja  mencakup: 

a. Dapatkan informasi tentang indikator kinerja yang lazim digunakan oleh instansi pemerintah  atau sektor publik sejenis baik di dalam maupun luar negeri (best practices). 

b. Sepakati  bersama  dengan  auditan  indikator  kinerja  yang  dipandang  sesuai  bagi  auditan  terutama dengan memperhatikan kriteria spesifik, dapat diukur, relevan dan komprehensif.  4. Penyusunan Simpulan Tentang Kecukupan Indikator Kinerja 

Berdasarkan  hasil  penilaian  tentang  kecukupan    indikator  kinerja,  auditor  menyusun  simpulan  tentang indikator kinerja yang disepakati (baik indikator kinerja yang disusun sendiri oleh auditan,  dalam hal auditor setuju bahwa indikator kinerja dinyatakan telah cukup, maupun indikator kinerja  yang  disepakati  bersama  antara  auditor  dan  auditan)  akan  digunakan  dalam  menilai  kinerja  auditan.  

Indikator  kinerja  yang  disepakati  tersebut  selanjutnya  digunakan  untuk  mengukur  capaiannya  dalam rangka menilai kinerja auditan sebagaimana dijelaskan di bawah ini. 

Dalam dokumen Modul Audit Kinerja (Performance Audit) (Halaman 47-50)

Dokumen terkait