• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7. Keabsahan Data

4.2.1. Penilaian Kerja

Fokus pertama dalam penelitian ini yaitu penilaian kerja adalah salah satu bentuk strategi dari Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan sebagai upaya peningkatan kinerja pegawai proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai. Proses penilaian dilakukan dengan membandingkan kinerja pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan atau memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas. Kegiatan penilaian kerja yang dilakukan oleh Kepala Desa di Kantor Desa Tegalarum.

Sasaran kajian dari fokus pertama ini adalah : 1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), dan 2) Form Penilaian Kerja Pegawai. Berdasarkan temuan dilapangan selama penelitian dapat diuraikan tentang hasil temuan penelitian sasaran kajian yang pertama dari fokus pertama sebagai berikut :

1. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

Dalam melaksanakan tugas berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2006 pasal 5, Kepala Desa Tegalarum melaksanakan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3) yaitu dalam melaksanakan ayat (4) poin i yaitu memberikan rekomendasi penilaian DP3 kepada Sekretaris Desa. Pelaksanaan DP3 ini dilakukan oleh Kepala Desa sebagai pimpinan tertinggi kepada Sekretaris Desa yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Desa Tegalarum tersebut. Selain melaksanakan Tupoksinya penilaian ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas pada setiap periode satu tahun. Pelaksanaan DP3 ini dilakukan setiap tahun oleh Kepala Desa.

Data temuan peneliti sasaran kajian ini peneliti melakukan wawancara kepada key person yaitu Bapak Adi Sucipto selaku Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan, dalam pernyataannya mengatakan bahwa :

“ Begini, Pelaksanaan DP3 ini saya lakukan dalam kurun waktu satu tahun kepada sekretaris Desa karena berstatus sebagai pegawai negeri sipil di kantor Desa ini. Kalau waktunya biasanya dilakukan antara bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Sedangkan pada tahun ini nanti dilaksanakan pada bulan Desember Tahun 2010, begitu mas. “ (wawancara 5 November 2010)

Pernyataan tersebut di atas didukung oleh key person yang lain yaitu Bapak Suwardi selaku Sekretaris Desa yang kinerjanya dinilai oleh Kepala Desa, dalam pernyataannya mengatakan :

“ Benar mas, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) ini diberikan kepada saya yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil

di kantor Desa ini. Sehingga saya mengetahui kekurangan- kekurangan apa yang saya lakukan sebagai bahan pertimbangan selama menjadi Sekretaris Desa ini.” (wawancara 5 November 2010)

Sebagai pendalaman dari sasaran kajian tentang penilaian DP3 peneliti mendapatkan informasi lebih dalam dari Bapak Adi Sucipto selaku penilai DP3 Sekretaris Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Magetan, perihal tentang pelaksanaan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), beliau menjelaskan :

“ Sedikit saya tambahkan mas, dalam pelaksanaan DP3 ini penilaian yang dilakukan tentang kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan lain –lainnya itu. DP3 ini dalam satu tahun dilaksankan cuma 1 kali kecuali apabila nanti ada pegawai yang baru diangkat biasanya dilaksanakan minimal 6 bulan sekali dalam satu tahun itu, begitu mas. ” (wawancara 5 November 2010)

Secara purposif sampling peneliti melakukan trianggulasi data kepada Bapak Suwardi terhadap pernyataan Bapak adi Sucipto Selaku penilai DP3, dalam pernyataannya :

“ Sebenarnya saya itu tahu mas isi dari DP3 itu, karena memang setiap tahun saya dinilai dan dimintai tanda tangan. Jadi saya baca dulu isinya apa dan dari dulu mulai saya jadi PNS DP3 itu tidak berubah, isinya ada delapan unsur yang dinilai.” (wawancara 6 November 2010)

Secara purposif pula peneliti melakukan trianggulasi data kepada Bapak Subari selaku informan dalam penelitian ini karena tugasnya mengarsipkan DP3 Sekretaris Desa Tegalarum, dalam pernyataannya :

“ Bener kok mas, kan sampeyan tahu kalau PNS dinilai dan dimasukkan DP3, lha saya ini bukan PNS tapi tugasnya menyimpan DP3 Pak Carik. Juga yang lain tapi namanya bukan DP3 untuk pegawai Kantor Desa namanya form penilaian kerja pegawai. Ya, termasuk saya ya dinilai juga tapi saya gak bisa menambah nilai sendiri, bisanya cuman nyimpen. Ya begitu lah mas prosedurnya. “

Selain hasil wawancara dengan Bapak Adi Sucipto dan Bapak Suwardi selaku key person dalam fokus pertama penelitian ini peneliti diberikan ijin untuk melakukan pengamatan dokumen dengan cara peneliti dipersilahkan melihat arsip dokumen Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atas nama Bapak Suwardi selaku PNS Dinas Pendidikan Kapubaten Magetan pada Periode penilaian Januari sampai Desember 2009. Teknik dokumentasi dalam pengumpulan data tersebut hanya berupa pengamatan tapi tidak diijinkan mengkopi dokumen tersebut karena termasuk arsip rahasia negara.

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah ditetapkan dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang penilaian kerja sebagai strategi peningkatan kinerja pegawai. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Adi Sucipto selaku Kepala Desa Tegalarum yang menjadikan penilaian DP3 sebagai salah satu strategi peningkatan kinerja pegawai :

“ Kalau ditanya mengenai manfaat jelas banyak sekali mas, tetapi manfaat yang paling pokok adalah terjadi peningkatan kinerja pegawai karena merasa kinerjanya diukur dan diberi nilai dalam lembar DP3 dan bila nilainya tidak naik maka saat kenaikan pangkat akan terhambat. Jadi supaya angkanya naik kinerjanya harus naik. Lha kalau kinerjanya tidak naik saya kan gak bisa menambah nilainya. “ (wawancara 6 November 2010)

Kemudian penulis memberikan pertanyaan kepada Suwardi selaku Sekretaris Desa tentang Pelaksanaan penilaian Pekerjaan (DP3) ini, beliau mengatakan :

“ Secara prosedural memang dalam DP3 setiap tahun harus terjadi perubahan nilai secara positif yaitu meningkat maksudnya bertambah misalnya dari nilai 80 menjadi 81, apalagi bila DP3 itu dijadikan syarat kenaikan pangkat reguler

yang 4 tahunan khususnya pada kolom nilai dibandingkan dengan tahun sebelumnya apakah nilianya naik atau tetap, ya bahkan jangan sampai turun. “ (wawancara 6 November 2010) Dari hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa peningkatan pada penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sangat penting bagi pegawai negeri sipil khususnya disaat kenaikan pangkat reguler. Untuk mendapatkan peningkatan nilai tentu saja tidak secara otomatis nilai bertambah tetapi didasarkan pada kinerja pegawai yang dinilai apakah layak untuk mendapatkan peningkatan nilai.

Pertimbangan bahwa kenaikan nilai DP3 dari tahun sebelumnya menjadi perhatian pada proses kenaikan pangkat dimanfaatkan sebagai strategi penuingkatan kinerja pegawai oleh Kepala Desa Tegalarum. Temuan data hasil wawancara dengan pegawai yang dinilai menyatakan :

“ Karena saya itu PNS maka saya dituntut untuk menunjukkan kinerja lebih baik dari pegawai kantor desa yang digaji oleh APBDes, tuntutan itu dari dua arah yaitu pemerintah sebagai induk kepegawaian saya dan masyarakat yang merasa telah membayar pajak untuk mengaji saya. Apalagi saya ini Sekretaris Desa yang mengkoordinir Kaur. Dan ukuran itu tampak jelas tertera dalam DP3 yang diarsip secara khusus dalam file kepegawaian. Nah, kalau kinerja saya tidak meningkat maka Pak Kades tidak akan memberikan peningkatan nilai dalam DP3 saya. Lha kalau pas kenaikan pangkat bisa-bisa kenaikan pangkat saya tertunda.” (7 November 2010)

Beberapa temuan data tentang pemberian rekomendasi DP3 kepada Sekretaris Desa Tegalarum merupakan salah satu strategi yang digunakan Kepala Desa Tegalarum dalam meningkatkan kinerja pegawai. Yang merupakan sasaran kajian fokus pertama penelitian ini.

2. Form Penilaian Kerja Pegawai Selain Sekretaris Desa

Selain pelaksanaan penilaian dengan menggunakan Daftar Penilaian Pekerjaan (DP3) yang khusus diberikan untuk merekomendasi penilaian DP3 kepada Sekretaris Desa, Kepala Desa Tegalarum juga menggunakan form penilain kerja sebagai salah satu strategi peningkatan kinerja pegawai yang dalam penelitian ini menjadi sasaran kajian kedua dalam fokus pertama.

Berikut uraian penyajian data dari fokus pertama yaitu penilaian kerja dengan sasaran kajian yang kedua form penilaian kerja untuk pegawai Kantor Desa selain Sekretaris Desa.

Sebagai key person dalam fokus penelitian ini kepala desa memberikan pernyataan dalam wawancara sebagai berikut :

“ Dari latar belakang pengalaman saya di TNI dimana pengawasan itu sangat ketat dan secara administratif proses kenaikan pangkat Pak Carik (Sekretaris Desa) yang PNS secara tidak langsung peningkatan nilai DP3 hanya bisa diberikan bila terjadi peningkatan kinerja. Ya, jadi otomatis kalau mau DP3 meningkat ya harus kinerjanya ditingkatkan. Nah, pegawai saya kan bukan Pak Carik saja, yang lain itu lho pegawai kantor desa kan ya harus saya nilai kinerjanya juga walaupun mereka tidak naik pangkat. “ (wawancara 7 November 2010)

Dimana harapannya dengan pemberian form / kartu penilaian kerja ini memotivasi pegawai Kantor Desa Tegalarum untuk meningkatkan kinerja karena penilaian dilakukan secara periodik dan diarsip dalam bentuk form penilaian maka akan mudah untuk mengetahui apakah kinerjanya tetap, meningkat atau bahkan menurun dengan cara membandingkan nilai pada periode saat ini dengan periode sebelumnya.

Sebagai data pendukung peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pegawai kantor desa selaku pegawai yang dinilai dan sebagai key person dalam penelitian ini.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada beberapa perangkat Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan seputar strategi kepala desa melalui penggunaan form penilaian kerja pegawai. Peneliti melakukan wawancara dengan key person yaitu Ibu Warsiatun selaku pegawai yang dinilai, beliau mengatakan :

“ Benar sekali mas, selain Pak Carik yang PNS kita juga dinilai kerjanya dan form penilaian kerja ini diberikan oleh Pak Kades kepada seluruh pegawai bersamaan dengan proses penilaian DP3 Pak Carik. Diberikan form bukan untuk diisi nilainya mas, yang ngisi ya pak Kades. Kita hanya mengisi identitas diri pada form tersebut selanjutnya diserahkan kembali kepada Pak Kades. Saat itu sambil diberikan penjelasan. “ (wawancara 7 November 2010)

Kemudian dijelaskan kembali oleh Adi Sucipto selaku Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan, perihal pelaksanaan pemberian form penilaian kerja, beliau menjelaskan :

“ Jadi seperti ini ya mas, untuk pemberian form penilaian kerja dilakukan seperti yang dilakukan dalam pelaksanaan DP3, jadi kami biasanya melaksanakannnya bersamaan dengan pelaksanaan DP3 tersebut. Dalam satu tahun kami melakukannya satu kali antara bulan januari sampai desember. Untuk tahun ini nanti akan dilaksanakan pada bulan Desember 2010. “ (wawancara 7 November 2010)

Sebagai data pendukung bahwa proses penjelasan adanya penilaian pegawai kantor desa dilakukan agar pegawai megetahui maksud dan tujuan dilaksanakannya penilaian kerja pegawai, peneliti mendapatkan arsip dokumen foto pada saat proses tersebut sebagai berikut :

Dari gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa Kepala Desa Tegalarum memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai penilaian kerja pegawai yang juga bersamaan dengan pelaksanaan DP3.

Gambar tersebut di atas adalah dokumen pada saat pegawai kantor desa mengisi identitas pada form penilian kerja pegawai.

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan key person yang lain yaitu Bapak Suwito selaku pegawai yang dinilai, beliau mengatakan :

“ Namanya juga dinilai mas, kayak rapot di sekolah nilainya kan ditulis. Lha kalau nilaianya gak naik kan malu. Gak enak kan mas sama Pak kades. Ya setidakanya nilainya tetap jangan sampai turunlah gitu, pastinya rapot kerja kita kan gak bagus kalau kerjanya juga gak bagus. Nah supaya dapat nilai bagus kerjanya kan harus bagus juga, gitu tho mas. “

Sekretaris Desa selaku Informan menambahkan pernyataan Bapak Suwito sebagai berikut :

“ Kalau menurut saya, tindakan ini sangatlah baik dan sistematis. Mengapa saya mengatakan demikian. Ini dikarenakan tidak banyak kepala desa di daerah Kabupaten Magetan yang menggunakan cara seperti ini. Inisiatif yang dilakukan Pak Kades menurut saya merupakan tindakan yang membangun para perangkat desa. Kalau saya memperkirakan bahwa strategi Pak kades ini untuk jenjang karir pegawai kantor Desa misalnya dari perangkat biasa untuk bisa menjadi Kaur. “ (wawancara 7 November 2010)

Hal tersebut juga ditambahkan oleh Adi Sucipto selaku Kepala Desa Tegalarum, beliau mengatakan :

“ Setiap tindakan yang diawali dengan kedisiplinan dan keteraturan mungkin nantinya akan berdampak positif bagi semuanya. Sejak saya memberlakukan form penilaian kerja itu sedikit demi sedikit kedisiplinan dan kemandirian meningkat. Sehingga apa yang saya dan pemerintahan desa harapkan bisa berjalan sesuai dengan tujuan, begitu ya mas. “ (wawancara 7 November 2010)

Unsur-unsur penilaian kerja merupakan hal penting dalam pengukuran kinerja pegawai berkaitan dengan hal ini peneliti mewawancarai Bapak Subari selaku informan, hasil wawancara sebagai berikut :

“ Sebenarnya formulir itu isinya macam-macam poin yang dinilai itu banyak, ada kotak yang memberi tanda pada penilaian. Pegawai yang dinilai hanya mengisikan nama, jabatan, pekerjaan, unit organisasi itu saja yang kita isi sesuai dengan masing-masing dan yang lain nilai kita itu berapa, atau tingkatannya apa ya Pak Kades ja yang tau, yang ngisi. “ (wawancara 10 November 2010)

Berdasarkan temuan tersebut peneliti memohon ijin untuk ditunjukkan daftar penilian yang dimaksud dan dari dokumentasi tersebut peneliti mengamati bahwa ada dua unsur utama yaitu karakteristik individu dan perilaku pegawai yang masing-masing terdiri dari beberapa indikator yaitu terdiri dari keahlian, pengetahuan kerja kepemilikan sertifikat/ijin keahlian, kemampuan, kekuatan fisik, koordinasi pegawai dalam bekerja, kemandirian, kebutuhan, hasrat untuk berhasil, kebutuhan sosial, sikap, kejujuran, loyalitas, kreatifitas. Serta dalam perilaku pelaksanaan tugas pokok, memberi saran, kehadiran masuk, mengikuti peraturan, membuat catatan pekerjaan, merawat perlengkapan, melaporkan masalah, mematuhi perintah, menanggapi keluhan masyarakat, memberikan pelayanan. Semua unsur yang dinilai dibuat dalam satu lembar formulir dimana tingkatan penilaiannya juga dalam lembaran tersebut dimana tingkatan tidak berupa angka tapi rendah, sedang, tinggi. Penilaian tidak sebagaimana terlampir dalam lampiran 1.

Temuan lain menguatkan data hasil pengamatan berupa wawancara disampaikan oleh key person Bapak Adi Sucipto selaku pemberi nilai dan pimpinan yang bertanggung jawab di Kantor Desa tegalarum sebagai berikut :

“ Memang ada 14 unsur karakteristik individu, dan 10 unsur perilaku dengan ketentuan ada rendah, sedang, tinggi itu untuk memudahkan saya dalam penilaian, tetapi tidak berupa angka seperti DP3. Makanya ini kan termasuk baru jadi begitu prosedurnya. “

Beberapa temuan data tentang penilaian kerja pegawai kantor Desa Tegalarum merupakan strategi kedua yang digunakan Kepala Desa Tegalarum dalam meningkatkan kinerja pegawai. Yang merupakan sasaran kajian kedua fokus pertama penelitian ini.

Dokumen terkait