• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KINERJA BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

PENILAIAN KINERJA BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

Langkah awal untuk mendapatkan nilai EVA adalah pertama dengan mengitung laba bersih setelah pajak (NOPAT), laba bersih setelah pajak (NOPAT) dibagi menjadi dua yaitu NOPAT Financing Approach dan NOPAT Operating Approach. Langkah kedua dengan menghitung modal (capital). Modal adalah seluruh modal yang diinvestasikan (invested capital) dan diambil rata-ratanya dan modal awal (modal pada akhir tahun lalu) dan modal akhir (modal pada akhir tahun berjalan) dengan asumsi bahwa manajemen mengunakan modal tersebut untuk mengelola perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan.

Setelah NOPAT dan modal didapat selanjutnya adalah menghitung tingkat biaya modal rata-rata tertimbang (rWACC) untuk kemudian dikalikan terhadap modal agar didapat capital charge. Dan terakhir adalah menghitung nilai EVA itu sendiri. A. KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH MEGA INDONESIA DENGAN METODE EVA

1. PERHITUNGAN NOPAT

NOPAT dihitung melalui pendekatan finansial dan penyesuaian yang diperlukan pada pendapatan (laba bersih) adalah dengan menambahkan beban bagi hasil setelah pajak, hak minoritas atas perusahaan anak serta penyesuaian terhadap ekuivalen ekuitas yaitu pajak yang ditangguhkan

(deffered income tax) serta perubahan penyisihan terhadap aktiva produktif serta hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.

Hasil analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan PT. Bank Syariah Mega Indonesia menunjukkan adanya penyesuaian terhadap ekuitas ekuivalen. Penyesuaian terhadap ekuitas ekuivalen yang harus ditambahkan ke pendapatan sebagai penyesuaian yaitu: kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, penambahan terhadap hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan, kemudian dilakukan penyesuaian terhadap beban bagi hasil agar tidak double counting pada perhitungan NOPAT operating approach, karena beban bagi hasil sudah termasuk pada biaya dana (cost of fund) yang dikeluarkan pada kegiatan operasional manajemen.

Tabel 4.1 Perhitungan NOPAT financing approach PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk

NOPAT financing approach (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 LABA BERSIH 203,303 114,119 467,255 660,293 546,921 Kenaikan pajak tangguhan 124,855 15,856 25,572 (89,088) (38,293) Kenaikan penyisihan aktiva produktif 0 93,006 372,192 311,129 201,462

Hak minoritas atas laba bersih perusahaan

(1,561) 14,388 1,721 (1,453) (886)

Adjusted expenses agar tidak double counting

NOPAT FINANCING APPROACH

2,528,715 2,532,423 2,271,027 2,007,671 2,685,326

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

NOPAT (Net Operating Profit After Tax) Financing Approach diperoleh berdasarkan penyesuaian terhadap ekuitas ekuivalen yang harus ditambahkan ke pendapatan dari semua pembiayaan sesuai dengan akunnya masing-masing pada tiap tahunnya maka diperoleh hasil berturut-turut dari tahun 2006 sebesar Rp 2.528.715, pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi Rp 2.532.423, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi sebesar Rp 2.271.027, pada tahun 2009 kembali terjadi penurunan yang cukup signifikan menjadi sebesar Rp 2.007.671, namun pada tahun 2010 mengalami kenaikan yang melebihi tahun-tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 2.685.326. penyebab naik turunnya nilai tersebut terpengaruh akibat dari kondisi pembiayaan (financing) yang tidak bisa diprediksikan. Kondisi pembiayaan yang diberikan pada tahun 2006 sebesar Rp 1.873.060 juta dan Rp 2.147.699 juta pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 12,79% atau sebesar Rp 274.639 juta, dikarenakan adanya perubahan strategi pembiayaan dari konsumer ke komersial. Pembiayaan pada tahun 2008 sebesar Rp 3.195.592 juta menurun sebesar Rp 1.101.110 juta atau sebesar 52,57% dari tahun 2009 yang jumlahnya sebesar Rp 2.094.82 juta, hal ini dikarenakan jumlah pembiayaan ke sektor komersial menurun karena tingkat resiko pembiayaan macet yang pada tahun 2008 sebesar 5,2% diprediksi akan

bertambah pada tahun 2009 jika pembiayaan ditambah. Namun pada tahun 2010 pembiayaan mengalami kenaikan sebesar Rp 4.460 miliar. Jumlah tersebut sangat signifikan dikarenakan semakin berkurangnya NPF. Pada tahun 2006 NPF sebesar 1,32%, 2007 sebesar 1%, 2008 sebesar 1,50%, 2009 sebesar 3,52%, dan pada 2010 sebesar 2,08%. Posisi NPF tersebut masih tergolong sangat baik karena masih berada dibawah standar maksimal yang diberikan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.

Tabel 4.2 Perhitungan NOPAT operating approach PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk

NOPAT operating approach (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010

Pendapatan bagi hasil 2,381,391 2,776,935 2,427,704 2,507,839 3,713,324

Beban bagi hasil (adjusted agar tidak doublecounting)

0 0 0 0 0

Beban provisi dan

komisi (13,246) (31,950) (3,522) (8,014)

(10,910)

Pendapatan bagi hasil,

net 2,368,645 2,744,985 2,424,182 2,499,825 3,702,414 Pendapatan operasional lainnya 457,031 399,266 410,568 551,580 410,835 Beban operasional lainnya (601,963) (760,286) (721,630) (980,127) (1,209,044) Pendapatan operasional, net 2,223,712 2,383,965 2,113,120 2,071,278 2,904,205 Pendapatan non operasional, net 55,791 54,522 109,838 120,718 19,708

EBT (earning before

taxes) 2,279,503 2,438,487 2,222,958 2,191,996

2,923,913

Pos-pos luar biasa

0 63,384 0 0 0

Laba setelah pajak 2,403,860 2,516,567 2,245,455 2,096,759 2,723,619

(+) Kenaikan pajak penangguhan 124,855 15,856 25,572 (89,088) (38,293) NOPAT OPERATING APPROACH 2,528,715 2,532,423 2,271,027 2,007,671 2,685,326

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

NOPAT (Net Operating Profit After Tax) Operating Approach diperoleh berdasarkan penyesuaian terhadap ekuitas ekuivalen yang harus ditambahkan ke pendapatan dari semua pembiayaan sesuai dengan akunnya masing-masing pada tiap tahunnya maka diperoleh hasil berturut-turut dari tahun 2006 sebesar Rp 2.528.715, pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi Rp 2.532.423, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi sebesar Rp 2.271.027, pada tahun 2009 kembali terjadi penurunan yang cukup signifikan menjadi sebesar Rp 2.007.671, namun pada tahun 2010 mengalami kenaikan yang melebihi tahun-tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 2.685.326. Hampir sama dengan NOPAT Financing Approach yang nilainya naik turun akibat kondisi financing yang tidak bisa diprediksi, pada NOPAT Operating Approach naik turunnya nilai tersebut dipengaruhi oleh biaya operasional yang tidak bisa diprediksi pula. Pada tahun 2006 biaya operasional sebesar Rp 42.110 juta mengalami kenaikan sebesar 53,05% atau sebesar Rp 22.339 juta menjadi Rp 54.449 juta pada tahun 2007. Pada tahun 2008 sebesar Rp 18.020 juta mengalami kenaikan sebesar 81,06% atau

sebesar Rp 14.606 juta menjadi Rp 32.626 juta pada tahun 2009. Terakhir pada tahun 2010 sebesar Rp 285 miliar.

Tabel 4.3 Perbandingan NOPAT financing approach dengan NOPAT operating approach

(dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 Average NOPAT operating approach 2,528,715 2,532,423 2,271,027 2,007,671 2,685,326 Average NOPAT financing approach 2,528,715 2,532,423 2,271,027 2,007,671 2,685,326 Selisih 0 0 0 0 0

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

Dengan demikian maka perbandingan nilai NOPAT financing approach dan NOPAT operating approach dari tahun 2006 sampai 2010 secara berturut-turut memiliki hasil yang identik sebagaimana dilihat melalui tabel. Dapat diartikan tidak ada manipulasi laporan baik yang ditambah maupun dikurangi dari laporan tersebut karena keduanya memiliki selisih nilai 0. Berarti juga nilai tersebut seperti apa adanya ketika dilaporkan.

2. PERHITUNGAN MODAL

Modal dihitung berdasarkan pendekatan finansial maupun pendekatan operating dan dilakukan penyesuaian pada nilai ekuitas dengan menambahkan seluruh kewajiban hutang yang menanggung beban baik jangka

panjang maupun jangka pendek, menambahkan hak minoritas atas perusahaan anak, mengurangi pajak yang ditangguhkan, mengurangi penyisihan penghapusan pada rekening administratif serta menambahkan penyisihan piutang ragu-ragu.

Tabel 4.4 Capital Financing Approach PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk

CAPITAL FINANCING APPROACH (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 Nilai Ekuitas 1,216,782 1,176,127 1,975,226 2,363,001 3,966,113 (+) Jumlah kewajiban hutang 21,737,905 21,354,699 21,765,864 28,428,557 37,610,301 (+) Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan 2,005 6,736 8,239 6,754 3,447 (-) Penyisihan penghapusan pada rekening administratif (4,724) (9,784) (4,533) (5,193) (5,652) (-) Pajak tangguhan (124,906) (140,762) (166,334) (77,246) (38,953) (+) Penyisihan piutang ragu-ragu 550,559 540,464 604,424 703,735 638,441 Jumlah Capital (awal 23,377,621 23,227,480 24,182,886 31,419,608 42,173,697

dan akhir) Average Capital Financing Approach 23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

Average Capital Financing Approach dihitung berdasarkan pendekatan finansial, pada tahun 2006 diperoleh nilai sebesar Rp 23.377.621, pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 23.302.550, hal tersebut juga bertambah pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp 23.705.183, pada tahun 2009 meningkat cukup besar menjadi sebesar Rp 27.801.247, dan terakhir pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang sangat signifikan menjadi sebesar Rp 36.796.653. Dari tahun 2006 hingga tahun 2010 terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, hal tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah kewajiban hutang dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan, tahun 2006 sebesar Rp 2.157.554, pada tahun 2007 sebesar Rp 2.169.454, pada tahun 2008 sebesar Rp 2.646.251, pada tahun 2009 sebesar Rp 3.947.372, dan pada tahun 2010 sebesar Rp 4.041 miliar.

Tabel 4.5 Capital Operating Approach PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk

Capital operating approach (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

AKTIVA

Kas 256,642 291,504 300,286 370,961 463,751

Giro pada BI 861,214 874,772 941,130 1,546,208 2,492,585

Giro pada bank

lain 329,997 428,638 380,007 352,425

268,960

Penempatan pada bank lain dan BI, net

1,951,418 2,033,003 1,555,991 1,933,932 2,449,628 Surat-surat berharga, net 1,326,824 1,059,269 705,853 4,249,753 4,932,800 Surat-surat berharga yang dibeli yang janji dijual kembali, net 53,798 0 0 0 0 Tagihan derivatif, net 14,036 329 2,697 5,241 10,809 Pembiayaan yang diberikan, net 8,930,870 11,755,933 14,407,877 21,091,762 29,309,860 -pihak yang mempunyai hubungan istimewa 141,355 163,144 171,950 16,519 60,476 -pihak ketiga 8,789,516 11,052,325 13,631,503 20,371,508 28,610,943 -penyisihan penghapusan 0 0 0 0 0 Tagihan akseptasi, net 58,097 111,437 220,849 389,117 686,523 Obligasi pemerintah 8,350,238 5,571,946 4,667,640 0 0 Penyertaan -penyertaan sementara, net 0 4,557 975 89,151 75,614 -penyertaan jangka panjang, net 2,039 2,864 24,999 28,436 14,589

Aktiva tetap, net 287,048 281,590 376,855 389,310 440,499 Aktiva lain-lain

yang dibayar 960,122 821,422 602,260 978,505

dimuka,net JUMLAH AKTIVA 23,382,345 23,237,264 24,187,419 31,424,801 42,179,349 Penyisihan penghapusan atas transaksi pada rek. Administratif (4,724) (9,784) (4,533) (5,193) (5,652) JUMLAH CAPITAL (awal dan akhir) 23,377,621 23,227,480 24,182,886 31,419,608 42,173,697 Average Capital Operating Approach 23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

Average Capital Operating Approach dihitung berdasarkan pendekatan finansial, pada tahun 2006 diperoleh nilai sebesar Rp 23.377.621, pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 23.302.550, hal tersebut juga bertambah pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp 23.705.183, pada tahun 2009 meningkat cukup besar menjadi sebesar Rp 27.801.247, dan terakhir pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang sangat signifikan menjadi sebesar Rp 36.796.653. Dari hasil tersebut nilai rata-rata, modal awal dan modal akhir yang mempengaruhi peningkatan dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Berdasarkan data laporan keuangan 2006-2010 pada neraca pasiva jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan peningkatan jumlah dana pihak ketiga melalui produk tabungan, dan giro yang termasuk dalam dana-dana murah. Pada tahun 2006 sebesar

Rp 2.344.939, pada tahun 2007 sebesar Rp 2.561.804, pada tahun 2008 sebesar Rp 3.096.201, pada tahun 2009 sebesar Rp 4.381.991, dan pada tahun 2010 sebesar Rp 4.637.730.

Tabel 4.6 Perbandingan Capital financing approach dengan Capital operating approach

(dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 Averagecapital operating approach 23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653 Average capital financing approach 23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653 Selisih 0 0 0 0 0

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

Dari perbandingan tabel diatas nilai modal yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata dan modal awal (modal pada akhir tahun lalu) dan modal akhir (modal pada akhir tahun berjalan)15 dengan asumsi bahwa manajemen menggunakan modal tersebut untuk mengelola perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan. Dan hasil perhitungan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5, hasil perhitungan melalui pendekatan operating maupun financing menghasilkan nilai yang sama dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 yaitu memiliki selisih nilai 0, seperti pada tabel 4.6, yaitu membandingkan penghitungan kedua pendekatan 15You g, “ Da id, “tphe F, By e. . EVA and Value Based Management: A Practical Guide to Implementation. Mcgraw-Hill. New York. hal: 54

tersebut. Dapat diartikan bahwa modal yang digunakan tidak ada manipulasi laporan baik yang ditambah maupun dikurangi dari laporan tersebut karena keduanya memiliki selisih nilai 0. Berarti juga nilai tersebut seperti apa adanya ketika dilaporkan.

3. PERHITUNGAN WEIGTED AVERAGE COST OF CAPITAL (WACC)

Tingkat biaya rata-rata modal tertimbang (rWACC) merupakan gabungan dari tingkat biaya modal atas hutang (rd) dan tingkat biaya modal atas ekuitas (re), sesuai dengan porsinya pada struktur modal.

Tabel 4.7 Perhitungan biaya modal atas rata-rata tertimbang PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk

Weighted Average Cost of Capital (WACC) (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 WACC Jumlah hutang 20,430,750 19,271,652 20,182,577 25,165,920 34,894,930 Proporsi hutang 94.38% 92.89% 91.09% 91.42% 89.79% Jumlah ekuitas 1,216,782 1,476,127 1,975,226 2,363,001 3,966,113 Proporsi ekuitas 5.62% 7.11% 8.91% 8.58% 10.21% Proporsi hutang +ekuitas 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Total Modal 21,647,531 20,747,779 22,157,803 27,528,921 38,861,043

Biaya Modal Atas

Hutang (Rd) 0,0754 0.0824 0.0487 0.0313

0.0396

Biaya Modal Atas

Ekuitas (Re) 0.1824 0.2112 0.1975 0.1474

0.1214

RWACC

0.0815 0.0915 0.0620 0.0413 0.0480

RWACC diperoleh berdasarkan gabungan dari biaya modal atas hutang dan tingkat biaya modal atas ekuitas yang mana pada tahun 2006 diperoleh hasil sebesar 0.0815, pada tahun 2007 diperoleh hasil 0.0915, tahun 2008 dengan nilai 0.0620, tahun 2009 dengan nilai 0.0413, dan terakhir pada tahun 2010 dengan nilai 0.0480. Hasil tersebut berbeda-beda karena disesuaikan dengan porsinya pada struktur modal.

a. Perhitungan Capital Charge

Capital Charge merupakan total biaya modal (total costs of capital) yaitu hasil dari tingkat biaya modal rata-rata tertimbang (rWACC) dikalikan dengan modal yang diinvestasikan.

Tabel 4.8 Perhitungan Capital Charge PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk

CAPITAL CHARGE

(dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 WACC 8.15% 9.15% 6.20% 4.13% 4.80% Invested Capital 23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653 Capital Charge 1,904,310 2,133,317 1,469,034 1,148,393 1,765,552

Hasil perhitungan Capital Charge diperoleh dari hasil perkalian antara WACC dengan modal yang diinvestasikan, pada tahun 2006 diperoleh nilai sebesar Rp 1.904.310, tahun 2007 diperoleh nilai Rp 2.133.317, tahun 2008 diperoleh nilai Rp 1.469.034, pada tahun 2009 diperoleh nilai Rp 1.148.393, dan terakhir pada tahun 2010 diperoleh nilai sebesar Rp 1.765.552. 4. PERHITUNGAN NILAI EVA

Dengan seluruh komponen yang telah dihitung diatas maka kemudian dapat dihitung nilai EVA PT. Bank Syariah Mega Indonesia, Tbk yaitu dengan mengurangi NOPAT dengan capital charges, sebagaimana perhitungan dengan menggunakan spread method maupun residual income method.

Penilaian kinerja melalui metode EVA menghasilkan nilai EVA yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh jumlah capital yang dimiliki tiap tahunnya. Nilai EVA yang positif pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih besar dari tingkat biaya yang dikeluarkan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal ini dapat terjadi, antara lain besarnya marjin keuntungan dan rendahnya atau tidak adanya biaya penelitian dan pengembangan. Secara umum nilai negatif pada EVA berarti tingkat pengembalian yang diperoleh tidak mampu menutupi biaya modal yang dikeluarkan.

Tabel 4.9 Perhitungan Nilai EVA PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk

Economic Value Added (EVA) (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 PERFORMANCE SUMMARY NOPAT 2,528,715 2,532,423 2,271,027 2,007,671 2,685,326 Average Capital 23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653 NOPAT/Average Capital (r) 10.8% 10.9% 9.6% 7.2% 7.3%

Weighted Average Cost

of Capital (c*) 8.1% 9.2% 6.2% 4.1%

4.8%

EVA SPREAD METHOD

Profit Spread (r-c*) 2.7% 1.7% 3.4% 3.1% 2.5% Average Capital 23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653 EVA= (r-c*) x Average Capital 624,405 399,106 801,993 859,278 919,774 EVA RESIDUAL INCOME METHOD NOPAT 2,528,715 2,532,423 2,271,027 2,007,671 2,685,326 Weighted Average Cost

of Capital (c*) 8.1% 9.2% 6.2% 4.1%

4.8%

Average Capital

23,377,621 23,302,550 23,705,183 27,801,247 36,796,653 Capital Charge 1,904,310 2,133,317 1,469,034 1,148,393 1,765,552

EVA= NOPAT – Capital

Charge 624,405 399,106 801,993 859,278

919,774

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

Tabel 4.10 Perbandingan nilai EVA Spread Method dan EVA Residual Income Method

(dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010

EVA Spread Method

624,405 399,106 801,993 859,278 919,774 EVA Residual Income

Method 624,405 399,106 801,993 859,278

919,774

Selisih

0 0 0 0 0

Sumber: Laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia yang telah diolah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan konsep EVA terlihat bahwa nilai EVA akan positif apabila nilai NOPAT melebihi capital charge yang berarti terjadi penciptaan nilai tambah dan nilai EVA akan meningkat apabila peningkatan nilai NOPAT lebih besar dan peningkatan capital charge yang berarti terjadi peningkatan atau perbaikan nilai tambah walaupun mungkin nilai EVA masih negatif.

Pada tahun 2006 manajemen berhasil menciptakan nilai EVA positif sebesar Rp 624,405 (dalam jutaan rupiah), dengan nilai NOPAT Rp 2,528,715 (dalam jutaan rupiah) serta capital charge dengan nilai Rp 1,904,310 (dalam jutaan rupiah) dan perusahaan meraih laba bersih sebesar Rp 203,303 (dalam jutaan rupiah). Capital charge dipengaruhi oleh komponen biaya modal atas ekuitas (cost of equity) dan biaya modal atas hutang (cost of debt). Pada tahun 2006 tingkat pengembalian atas modal (r = NOPAT/Average capital) sebesar 10.8%, sedangkan tingkat biaya modal (rWACC) 8.1%. artinya telah tercipta nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh manajemen karena adanya selisih

yang positif antara tingkat pengembalian atas modal (r) dengan tingkat biaya modal (rWACC). Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak double counting.

Pada tahun 2007, terjadi penurunan nilai EVA walaupun nilai yang tercipta tidak negatif, nilai EVA tahun 2006 sebesar Rp 399,106 (dalam jutaan rupiah). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya nilai EVA mengalami penurunan sebesar 36.08%. NOPAT mengalami peningkatan sebesar Rp 2,532,423 (dalam jutaan rupiah) artinya meningkat sebesar 0.15%. Capital charge meningkat menjadi Rp 2,133,317 (dalam jutaan rupiah) dibandingkan tahun sebelumnya, artinya meningkat sebesar 12.03%. Perusahaan meraih laba sebesar Rp 141,119 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun 2007 tingkat pengembalian atas modal (r = NOPAT/Average capital) sebesar 10.9%, sedangkan tingkat biaya modal (rWACC) 9.2%. artinya telah tercipta nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh manajemen karena adanya selisih yang positif antara tingkat pengembalian atas modal (r) dengan tingkat biaya modal (rWACC). Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak double counting.

Pada tahun 2008 terjadi penciptaan nilai tambah yang cukup signifikan dimana EVA positif didapat sebesar Rp 801,903 (dalam jutaan rupiah) meningkat 100.95%. Penghitungan NOPAT mengalami penurunan Rp 2,271,027 (dalam jutaan rupiah), yang artinya menurun sebesar 10.32% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan meningkat 231.11%dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 467,255 (dalam jutaan rupiah). Penurunan capital charge sekitar 31.14% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 1,469,034 (dalam jutaan rupiah). Pada tahun 2008 tingkat pengembalian atas modal (r = NOPAT/Average capital) sebesar 9.6%, sedangkan tingkat biaya modal (rWACC) 6.2%. artinya telah tercipta nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh manajemen karena adanya selisih yang positif antara tingkat pengembalian atas modal (r) dengan tingkat biaya modal (rWACC). Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak double counting.

Penciptaan nilai tambah juga terjadi pada tahun 2009 dengan nilai EVA positif diraih sebesar Rp 859,278 (dalam jutaan rupiah) atau meningkat sebesar 7.14% dari tahun sebelumnya. Hal ini didapat dan adanya penurunan NOPAT sebesar 11.6% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 2,007,671 (dalam jutaan rupiah) dan penurunan capital charge sebesar 21.83% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 1,148,393 (dalam jutaan rupiah). Sisi modal walaupun

di tahun 2009 ini terjadi peningkatan sebesar 17.28% menjadi Rp 27,801,247 (dalam jutaan rupiah), namun pada capital charge terjadi penurunan karena adanya penurunan WACC yang semula 6.20% menjadi 4.13%. Pada tahun 2009 tingkat pengembalian atas modal (r = NOPAT/Average capital) sebesar 7.2%, sedangkan tingkat biaya modal (rWACC) 4.1%. artinya telah tercipta nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh manajemen karena adanya selisih yang positif antara tingkat pengembalian atas modal (r) dengan tingkat biaya modal (rWACC). Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak double counting.

Pada tahun 2010 penciptaan nilai tambah EVA positif diraih sebesar Rp 919,774 (dalam jutaan rupiah) atau meningkat sebesar 7.04% dari tahun sebelumnya. Hal ini didapat dan adanya peningkatan NOPAT sebesar 33.75% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 2,685,326 (dalam jutaan rupiah) dan adanya peningkatan capital charge sebesar 53.74% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 1,765,552 (dalam jutaan rupiah). Dari sisi modal walupun di tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah modal tetapi di tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah modal yang cukup tinggi atau dapat dikatakan pencapaian modal yang tertinggi selama periode penelitian yaitu sekitar 32.36% menjadi Rp 36,796,653 (dalam jutaan rupiah), namun pada capital charge terjadi peningkatan sebesar 53.74% karena adanya peningkatan pada WACC yang

semula pada tahun 2009 4.13% (dalam jutaan rupiah) menjadi 4.80% (dalam jutaan rupiah), artinya naik sebesar 16.22%. Artinya telah tercipta nilai tambah yang telah diciptakan manajemen karena adanya selisih yang positif antara tingkat pengembalian atas modal (r) dengan tingkat biaya modal (rWACC). Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak double counting.

Nilai NOPAT relatif menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya selama periode 2006 sampai dengan periode 2010, tetapi pada tahun 2007 nilai EVA mengalami penurunan dibandingkan nilai EVA tahun sebelumnya. Sementara capital charge menunjukkan peningkatan pada tahun 2006 ke 2007, kemudian pada tahun 2007 ke tahun 2009 mengalami penurunan. Akan tetapi pada tahun 2009 ke 2010 adanya peningkatan nilai capital charge.

Banyak manfaat yang dapat diambil dari perhitungan nilai tambah baik bagi pemegang saham maupun bagi manajemen. Dengan menghitung nilai tambah, maka pemegang saham mempunyai acuan yang sederhana untuk menilai kinerja manajemennya pada suatu periode tertentu. Bila manajemen mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, berarti manajemen telah bekerja sesuai dengan keinginan penegang saham, semakin tinggi nilai tambah yang dihasilkan manajemen bagi perusahaan maka semakin baik kinerja mereka. Tetapi sebaliknya jika manajemen tidak mampu memberikan nilai

tambah bagi perusahaan, maka dapat dikatakan manajemen tidak mampu memenuhi keinginan pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan. Namun demikian dalam menentukan baik buruknya kinerja manajemen perlu juga untuk memperhatikan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi kinerja mereka, sehingga perlu analisis yang akurat apakah faktor eksternal tersebut bisa dikendalikan atau tidak.

B. STRATEGI MANAJEMEN DALAM MENCIPTAKAN NILAI TAMBAH PERUSAHAAN Banyak strategi yang dapat diterapkan oleh manajemen perusahaan dalam meningkatkan kinerja atau profit perusahaan khususnya pada lembaga keuangan atau perbankan diantaranya melalui fitur layanan yang beragam yang dapat mempermudah nasabah untuk mengaksesnya, memperluas kantor-kantor cabang, memberikan pembiayaan yang murah, mengutamakan service excellence pada semua nasabah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, manajemen Bank Syariah Mega Indonesia memfokuskan pada pelayanan, pendanaan, dan pembiayaan untuk dapat menambah nilai-nilai tersebut. Upaya meningkatkan pencapaian penghimpunan dana dan memperbesar komposisi dana murah menjadi fokus Bank Syariah Mega Indonesia sejak tahun 2006. Pada akhir 2006 komposisi dana murah masih sekitar 11,53% dari total dana pihak ketiga, sementara pada akhir 2007 meningkat sebesar 24,55% menjadi Rp 2.169,44 miliar. Sementara itu pembiayaan yang disalurkan selama tahun 2007 sebesar Rp 1.842,89 miliar.

Pada tahun 2008, Bank Syariah Mega Indonesia berhasil meningkatkan dana pihak ketiga sebesar Rp 2.646.453 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 21,99%. Pertumbuhan ini merupakan buah dari produk-produk funding

yaitu produk giro valas yang menggunakan mata uang asing. Untuk pembiayaan yang disalurkan pada tahun 2008 sebesar Rp 2.094.482 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,82% dari tahun 2007. Pada tahun 2008 ini juga telah dibukanya Mega Mitra Syariah yang mampu memberikan kontribusi secara khusus pada pencapaian pembiayaan.

Tahun 2009 peningkatan terhadap dana pihak ketiga juga terjadi sebesar Rp 3.951 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 49% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 ini juga Bank Syariah Mega Indonesia mulai melayani setoran dana haji dan wakaf tunai. Perluasan jaringan ATM, penambahan fitur seperti PC Banking, EDC:Office Channeling, dan Bill Payment ikut menunjang dalam penghimpunan dana pihak ketiga. Dari segi penyaluran pembiayaan, pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 53% atau sekitar Rp 3.195.592 juta, tingginya pertumbuhan pembiayaan ini terutama dari pembiayaan mikro dan gadai.

Pada tahun 2010 perekonomian Indonesia mulai pulih kembali setelah terjadi krisis global pada akhir 2008. Seiring dengan itu perkembangan bisnis juga mengalami peningkatan. Sampai 31 Desember 2010, total dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 4.052 miliar. Pada tahun 2010 produk tabungan

Dokumen terkait