f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor. Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor intern (faktor dari dalam diri siswa) dan faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa).
1) Faktor Internal (faktor dalam diri siswa)
Faktor dari dalam diri siswa (intern) yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Faktor internal yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, seperti yang kemukakan Syah (2010: 129) mengemukakan pendapat bahwa faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa yang meliputi: aspek fisiologis seperti keadaan mata dan telinga, dan aspek psikologis seperti intelegensi.
Lebih lanjut faktor merupakan kecapakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan serta kebiasaan siswa seperti yang dikemukakan Anitah (2011:27) Faktor dari dalam diri siswa (intern) yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecapakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap materi yang dipelajari siswa. Minat inilah yang harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Minat, motivasi dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru.
Setiap individu memiliki kecapakan atau ability yang berbeda-beda. Kecapakapan tersebut dikelompokkan berdasarkan kecepatan belajar; yakni sangat cepat, sedang dan lambat. Demikian pula pengelompokkan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal dan atau harus dibantu alat/media.
Faktor internal merupakan faktor di dalam siswa yang dipengaruhi kemampua belajarnya sesuai pendapat Susanto (2013:12) berpendapat bahwa faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: Kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
Senada dengan yang di atas, faktor Internal yaitu Fisiologis & Psikologis seperti yang dikemukakan oleh Rosyada, (2010:25) bahwa faktor internal dibagi lagi menjadi dua bagian.
1) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
2) Kondis Psikologis
Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama karena pada dasarnya anak memiliki psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan ini
akan berpegaruh pada proses dan hasi belajar. Berikut faktor-faktor psikologi, antara lain:
a) Intelegensi b) Perhatian
c) Minat dan Bakat d) Motif dan Motivasi e) Kognitif dan Daya nalar
Kemudian pendapat serupa disampaikan Purwanto, (2007:7). bahwa hasil belajar dipengaruhi faktor dalam diri siswa yaitu fisiologi dan psikologi.
1) Faktor dari luar diri siswa (ekstern)
Faktor dari luar diri siswa (ekstern) yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Faktor dari luar yaitu faktor lingkungan fisik dan nonfisik. Seperti yang diutarakan Anitah (2011:27) faktor dari luar diri siswa (ekstern) yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Dalam hal
ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang diisyaratkan dalam profesi guru.
Senada dengan pendapat di atas, faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. Seperti yang dikemukakan Syah (2010: 129) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa yang meliputi; lingkungan sosial, lingkungan nonsosial (rumah, gedung sekolah, dan sebagainya),dan faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Hasil belajar dipengaruhi faktor luar yaitu lingkungan dan instrumental sesuai yang dikemukakan Purwanto, (2007:7). Bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: faktor luar (lingkungan dan instrumental). Kemudian pendapat serupa disampaikan menurut Susanto (2013:12) mengemukakan bahwa faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya,
serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Senada dengan yang di atas Rosyada, (2010:25) mengemukakan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.
a) Faktor Lingkungan
Selama hidup anak didik tidak bisa menghindari diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah. Oleh karena kedua lingkungan ini akan dibahas satu demi satu dalam uraian berikut.
(1) Lingkungan alami dimana lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya.
(2). Lingkungan sosial budaya
Pendapat yang tak dapat disangkal adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk homo socius. Semacam makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama satu sama lainnya.
b) Faktor Instrumental
Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
(1) Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan.
(2) Program pendidikan di susun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan.
(3) Saran dan fasilitas, dimana sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah
(4) Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan, kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat diketahui faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu terdapat dua faktor, faktor yang pertama berkenaan dengan kemampuan siswa (individu), sedangkan faktor kedua merupakan faktor yang datangnya dari luar siswa yaitu faktor lingkungan. Kekuatan kedua faktor ini tidak dapat dipastikan, mana yang paling dominan. Dalam kondisi tertentu faktor internal yang dominan namun pada kondisi lain faktor eksternal yang lebih dominan
g. Jenis-jenis Hasil Belajar
Hasil belajar memiliki jenis-jenis, seperti yang dikemukakan Usman dikutip oleh Jihad dan Haris (2012 : 16) mengatakan bahwa jenis-jenis hasil belajar yang dicapai dapat dikelompokan kedalam tiga kategori, yakni :
1) Kognitif : a) Pengatahuan, b) pemahaman, c) aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi baru, d) analisa, e) sintesa, f) evaluasi.
2) Kemampuan sikap : a) menerima atau memperhatikan, b) merespon, c) penghargaan, d) mengorganisasikan, e) mempribadi (watak).
3) Psikomotorik : a) menirukan, b) manipulasi, c) keseksamaan, d) artikulasi, e) naturalisasi.
Jenis-jenis penilaian hasil belajar menurut Suprijono (2013 : 04) yaitu:
1) Perubahan prilaku
Perubahan prilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri : a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang disadari.
b) Kontinu atau kesinambungan dengan prilaku lainnya.
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berakumulasi.
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Witting, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperoire that occurs as a result of experience.
g) Bertujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Secara garis besar dibagi menjadi 3 ranah, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2009 : 22) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni :
1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3) Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan geraka ekspresif.
Sedangkan jenis-jenis hasil belajar dikategorikan menjadi 3 yaitu kognitif, afektif, psikomotor. Seperti yang dikemukakan Susanto, (2013 : 49) Jenis – jenis hasil belajar dapat dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni :
1) Bidang kognitif : a) Pengetahuan hafalan (knowledge), b) Pemahaman (comprehention), c) Penerapan (aplikasi), d) Analisis, e) sintesis, f) Evaluasi.
2) Bidang afektif, yang berkenaan dengan sikap dan nilai.
3) Bidang psikomotor, tampak dalam bentuk keterampilan (skill).
Bloom (2011 : 171) mengemukakan aspek yang diukur dalam jenis hasil belajar , meliputi :
1) Aspek kognitif : a) pengetahuan, b) pemahaman, c) penerapan, d) analisis, e) sintesis, f) evaluasi.
2) Aspek psikomotor
Aspek psikomotor atau keterampilan adalah melakukan suatu jenis kegiatan tertentu.
3) Aspek Afektif
Keberhasilan siswa dinilai dari : a) sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, b) minat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran.
h. Cara meningkatkan hasil belajar
Dalam meningkatkan hasil belajar terdapat berbagai cara untuk meningkatkan hasil belajar, baik dengan menerapkan model, memberikan motivasi dan melakukan pendekatan pada siswa, atau melaksanakan pembelajaran secara konkret atau bersifat realistik. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan Abdullah, (2013 : 89) bahwa dengan model pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar bersama sejumlah peserta didik dalam satu kelompok untuk saling membentu dalam mencapai tujuan penbelajaran.
Pendapat lain, cara meningkatkan hasil belajar merupakan pengajaran yang lebih ditunjukan pada latihan meneliti dan menemukan, hal ini diutarakan oleh Yufiarti, (2002 : 42) berpendapat bahwa cara meningkatkan hasil belajar yaitu dengan cara meningkatkan kualitas perkembangan kognitif sejak dini diusahakan pengajaran dan pendidikan yang lebih ditunjukkan pada latihan meneliti dan menemukan. Sebab, memberi beban otak dengan pengetahuan hafalan, latihan
ulangan, drill yang berlebihan, tidak akan menjadikan siswa berpikir yang khusus bersifat konvergen.
Adapun pendapat lain cara meningkatkan hasil belajar yaitu memberikan dorongan atau motivasi, seperti yang dikemukakan Hermawan dan Riyana (2006 : 143) yang mengatakan bahwa Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku yang terarah kepada pencapaian tujuan. Meningkatnya hasil belajar dipengaruhi motivasi baik motivasi intern maupun motivasi ekstern.
Sedangkan cara meningkatkan hasil belajar yaitu dengan memberikan pelajaran secara konkret yang diperkuat oleh pendapat Martini (2014 : 191) bahwa Sebuah usaha penanggulangan kesulitan belajar yang dialami siswa di Sekolah Dasar maka hal yang penting untuk meningkatkan hasil belajar adalah memberikan pengalaman belajar secara konkret.
Pengalaman belajar akan lebih bermakna bila menggunakan sebuah pendekatan yang bersifat konkret atau nyata.
Diperjelas belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya, seperti yang dikemukakan oleh Slameto. (2010:74) mengemukakan pendapatnya bahwa belajar yang efektif dapat membantu siswa
untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang diinginkan.
Pendapat yang berbeda yaitu cara meningkatkan hasil belajar dengan memberikan motivasi, yang dikemukakan oleh Ali, (2011:85) keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh motivasi siswa dalam belajar. Bila siswa memiliki motivasi intrinsik, keinginan belajar akan muncul dengan sendirinya dari diri siswa itu sendiri. Pada tahap-tahap awal biasanya siswa belajar bukan atas kehendaknya sendiri tetapi karena adanya dorongan dari luar atau yang disebut dengan motivasi ektrinsik.
Hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Peserta didik yang memiliki kemampuan yang baik dalam belajar dan lingkungan yang menunjang akan dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik pula.
Hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern kemampuan. Siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam belajar dan lingkungan yang menunjang akan dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik pula.
Berdasarkan kajian teoretik di atas dapat disintesiskan bahwa Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada seseorang setelah melalui proses pembelajaran secara
aktif yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor, yang menimbulkan pengalaman dalam hidupnya, serta dapat dievaluasi secara terukur
2. Model Pembelajaran Kooperatif Picture And Picture