• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Pariwisata di Bali Ditinjau Dari Setiap Variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penilaian Pariwisata di Bali Ditinjau Dari Setiap Variabel

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

32

4.1.1 Variabel Keamanan

Ditinjau dari variabel keamanan, hasil penilaian 30 responden menunjukkan bahwa keamanan Pariwisata di Bali tergolong baik yaitu dengan skor 2.094. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator keamanan yang diberikan nilai antara skor 1 (terendah) hingga skor 5 (tertinggi). Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka kondisi keamanan Pariwisata di Bali adalah sebagai berikut:

sangat buruk buruk sedang baik sangat baik 600 1.080 1.560 2.040 2.520 3.000

2.094

Selain penilaian masing-masing indikator, dari data tabulasi juga ditentukan tiga indikator tertinggi dan terendah nilainya. Untuk indikator dengan skor tertinggi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Indikator pertama adalah indikator rasa aman dari pungutan liar dengan skor 118 termasuk katagori baik, belum mencapai skor maksimal yaitu sangat baik. Ini berarti daerah Bali relative aman dari pungutan liar walaupun belum maksimal.

2. Indikator rasa aman terbaik kedua adalah rasa aman dari gangguan masyarakat lokal dengan skor 115 dengan katagori baik. Ini berarti masyarakat lokal di Bali dinilai tidak banyak mengganggu wisatawan. Ini sesuai dengan ciri budaya keramahan dan keramahan masyarakat Bali terhadap warga “tamyu” ataui pendatang/wisatawan yang datang ke Bali.

3. Indikator rasa aman tertinggi ketiga adalah keamanan konsumsi hasil pertanian dari pestisida dengan skor 114 termasuk katagori baik. Ini berarti masyarakat menilai bahwa hasil pertanian yang dikonsumsi oleh masyarakat Bali dan wisatawan sudah cukup terlindungi dari kandungan pestisida yang berbahaya.

33

1. Skor indicator terendah adalah rasa aman dari binatang liar dengan skor 88 termasuk katagori sedang. Ini berarti dari 20 indikator keamanan di Bali yang paling menghawatirkan adalah gangguan binatang liar. Ini mungkin berkaitan dengan merebaknya kasus rabies pada anjing liar yang ada di Bali.

2. Indikator kedua terburuk adalah rasa aman dari terorisme dengan skor 90 termasuk katagori sedang. Ini sesuai dengan kasus-kasus terorisme baik yang pernah terjadi di Bali, juga di Jakarta bahkan terorisme internasional. Ledakan bom yang sangat terkenal di Bali dan memakan korban banyak terjadi dua kali di Bali khususnya di Kuta. Terorisme masih menjadi kekhawatiran pariwisata di Bali bahkan diseluruh dunia.

3. Indikator yang dinilai terendah ketiga adalah rasa aman dari kecelakaan lalu lintas dalam perjalanan dengan skor 95 termasuk katagori sedang. Ini menunjukkan bahwa kerawanan kecelakaan yang mungkin menimpa para wisatawan di Bali cukup menghawatirkan. Ini diakibatkan karena disiplin pengaturan lalu lintas dan disiplin masyarakat di Bali berkendaraan di jalan raya sangat buruk.

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel keamanan tersebut, maka diperlukan perbaikan terhadap indikator keamanan rasa aman dari gangguan binatang liar, rasa aman dari terorisme, rasa aman dari kecelakaan lalu lintas dalam perjalanan. Upaya perbaikan terhadap indikator terendah tersebut akan meningkatkan jumlah wisatawan yang akan datang ke Bali.

4.1.2 Variabel Kesejukan

Berdasarkan hasil penilaian 30 responden terhadap kesejukan Pariwisata di Bali menunjukkan bahwa tingkat kesejukan kawasan objek Pariwisata di Bali tergolong sedang yaitu dengan skor 2.060 termasuk katagori baik. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator kesejukan yang diberikan nilai antara skor 1 terendah, hingga skor 5

34

tertingg. Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka kondisi kesejukan Pariwisata di Bali sbb:

sangat buruk buruk sedang baik sangat baik 600 1.080 1.560 2.040 2.520 3.000

2.060

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejukan yang ditampilkan Bali kepada wisatawan termasuk katagori baik dengan skor total 2060. Penilaian terhadap variable kesejukan yang terdiri dari 20 indikator maka ada tiga indikator yang dinilai memiliki penilian tertinggi. Indikator tersebut adalah:

1. Indikator tertinggi pertama adalah kualitas lingkungan dengan skor 118 termasuk katagori baik. Ini berarti kualitas lingkungan memberi kesejukan yang paling penting bagi wisatawan yang berkunjung ka Bali.

2. Indikator tertinggi kedua adalah dua indikator yaitu penataan pertamanan dan kesejukan tempat-tempat wisata dengan skor sama yaitu 115 termasuk katagori baik. Ini berarti kesejukan yang penting memberi kepuasan wisatawan untuk berwisata ke Bali adalah penataan pertamanan khususnya pertamanan di jalan-jalan dan kesejukan tempat-tempat wisata.

3. Indikator tertinggi ketiga adalah kebersihan aliran sungai di kota dengan skor 114 termasuk katagori baik. Sungai-sungai di Kota Denpasar danjuga di Bali sudah memberi kesejukan kepada wisatawan yang berkunjung ke Bali

Disamping indikator tertinggi dari variable kesejukan maka juga ada tiga indikator yang dinilai memiliki kualitas terendah. Indikator tersebut adalah:

1. Indikator pengelolaan sampah dengan skor 82 termasuk katagori sedang. Dapat dimengerti bahwa pengelolaan sampah di kota dan didesa-desa obyek wisata memang sangat

35

memprihatinkan. Banyak sampah yang tidak terurus atau tidak dikelola dengan baik. Sampah berceceran di tempat-tempat sampah dan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan.

2. Indikator pengelolaan kedua yang dinilai rendah adalah pengelolaan limbah dengan skor 83 termasuk katagori sedang. Limbah juga sangat mudah dilihat pencemarannya pada sungai-sungai kecil yang airnya berbuih dan berwarna warni. Ini juga dikarenakan masyarakatnya tidak disiplinj dalam membuang limbah.

3. Indikator terendah ketiga dengan skor 90 adalah pencemaran lahan dan danau serta suasana dan pemandangan objek wisata. Termasuk katagori sedang.

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel kesejukan tersebut, maka diperlukannya perbaikan terhadap pengelolaan sampah, pengelolaan limbah dan pencemaran lahan dan danau serta suasana pemandangan objek wisata. Sehingga dengan upaya perbaikan terhadap indikator-indikator tersebut, akan terwujud kesejukan objek wisata di Bali yang lebih baik.

4.1.3 Variabel Ketertiban

Dilihat dari variabel ketertiban, hasil penilaian 30 responden menunjukkan bahwa tingkat ketertiban Pariwisata di Bali tergolong dalam kategori sedang yaitu dengan skor 1.881 termasuk katagori sedang. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator ketertiban yang diberikan nilai antara skor 1 terendah hingga skor 5 tertinggi. Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka kondisi ketertiban kawasan Pariwisata di Bali sbb:

sangat buruk buruk sedang baik sangat baik 600 1.080 1.560 2.040 2.520 3.000

36

1.881

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketertiban yang ditampilkan Bali kepada wisatawan termasuk katagori sedang dengan skor total 1881. Ini merupakan penilaian yang paling buruk dari enam variable. Penilaian terhadap variable ketertiban ini yang terdiri dari 20 indikator maka ada tiga indikator yang dinilai memiliki penilian tertinggi. Indikator tersebut adalah:

1. Parameter tertinggi pertama adalah adanya rambu-rambu di jalan dengan nilai skor perolehan sebesar 113 termasuk katagori baik.

2. Disusul tertinggi kedua yaitu parameter ketertiban di tempat-tempat lokasi wisata dengan skor 109 termasuk katagori baik.

3. Parameter tertinggi ketiga ada tiga indikator dengan skor yang sama yaitu

pengaturan ketertiban pengunjung (wisatawan), bebas kecukupan aturan/larangan untuk pengunjung, dan adanya sangsi penebangan pohon dengan skor sebesar 107termasuk

katagori baik.

Sedangkan untuk parameter tiga terendah masing-masing adalah:

1. Petunjuk larangan membuang puntung rokok dengan skor buruk. Memang belum intensif digarap tentang larangan merokok bagi masyarakat. Sehingga masyarakat sangat tidak dsiplin merokok di tempat-tempat umum dan membuang punting rokok secara sembarangan.

2. Parameter terburuk kedua dari variable ketertiban ini adalah ketertiban bangunan yang mencirikan khas Bali dengan besar skor 74 termasuk katagori buruk. Pemerintah memang tidak ketat memberi persyaratan ijin bangunan yang berciri Bali.

3. Parameter terendah ketiga adealah peringatan dan sangsi jika buang sampah sembarangan dengan skor capaian 75 termasuk katagori buruk.

37

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel ketertiban tersebut, maka diperlukannya solusi terhadap perbaikan ketertiban kawasan Pariwisata di Bali khususnya indikator petunjuk larangan membuang punting rokok, ketertiban bangunan yang khas Bali, dan penjelasan sangsi jika buang sampah di hutan.

Ketegasan sanksi terhadap pelaku yang membuang sampah sembarangan, kecukupan petugas pengawasan pelanggaran dan kebebasan dari berbagai gangguan pedagang kali lima (PKL). Sehingga dengan upaya perbaikan terhadap indikator-indikator tersebut, akan terwujud ketertiban pariwisata Bali yang lebih baik.

4.1.4 Variabel Pelayanan dan Keramahan

Berdasarkan hasil penilaian 30 responden terhadap variabel pelayanan dan keramahan Pariwisata di Bali menunjukkan bahwa pelayanan dan keramahan yang diberikan oleh objek wisata di Bali tergolong dalam kategori sedang yaitu dengan skor 1.893. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator pelayanan dan keramahan yang diberikan nilai antara 1 terendah hingga 5 tertinggi. Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka penilaian pelayanan dan keramahan yang diberikan oleh Pariwisata di Bali sbb:

sangat buruk buruk sedang baik sangat baik 600 1.080 1.560 2.040 2.520 3.000

1.893

Dari hasil tabulasi data juga diperoleh tiga parameter tertinggi dan terendah berdasarkan skor. Variabel dengan skor tertinggi adalah:

38

1. Untuk indikator tertinggi pertama yaitu kesan sadar wisata oleh masyarakat dengan skor sebesar 113 termasuk katagori baik. Masyarakat memang sudah menyadari tentang pentingnya pariwisata untuk masyarakat Bali walaupun kesadaran itu belum maksimal atau belum mencapai tingkat sangat baik.

2. Disusul skor tertinggi kedua ada dua indikator yaitu pelayanan guide terhadap wisatawan dan pelayanan untuk orang tua/cacat/ibu hamil dengan skor 109 termasuk katagori baik. Skor ini walaupun termasuk katagori baik namun belum maksimal, belum mencapai tingkat sangat baik, bahkan mendekati sedang. Masih banyak guide liar yang melayani wisatawan. Pelayanan untuk orang-orang tua , orang cacat dan ibu hamil memang langka terjadi di Bali dan Indonesia. Sangat berbeda dinegara-negara maju yang sangat memperhatikan pelayanan untuk orang tua, orang cacat, anak-anak, dan ibu hamil.

3. Parameter tertinggi ketiga adalah keramahan petugas melayani wisatawan dan ketersediaan fasilitas hotel yang aman dan nyaman dengan skor sebesar 107 termasuk katagori baik namun hamper mendekati katagori sedang.

Sedangkan untuk parameter tiga terendah masing-masing antara lain:

1. Parameter kemudahan memperoleh informasi tentang flora dan fauna dengan skor sebesar 71 termasuk katagori buruk. Masyarakat dan pemerintah masih sangat kurang memberi pelayanan tentang berbagai jenis informasi termasuk informasi tentang flora dan fauna. Memang sangat sulit wisatawan untuk memperoleh informasi tentang flora dan fauna di Bali.

2. Parameter terendah kedua adalah kesan tentang fasilitas spiritual tourism dan pelayanan dan keramahan pertunjukan kesenian dengan skor 74 termasuk katagori buruk.

3. Parameter dengan katagori terendah ketiga adalah pelayanan telepon/alat komunikasi dengan besar skor 75 termasuk katagori buruk.

39

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel pelayanan dan keramahan tersebut, maka diperlukannya perbaikan terhadap kemudahan informasi tentang flora dan fauna, kesan tentang fasilitas spiritual tourism dan pelayanan, keramahan pertunjukan kesenian, dan pelayanan telepon/alat komunikasi. Sehingga dengan upaya perbaikan terhadap indikator-indikator tersebut, akan terwujud pelayanan dan keramahan yang lebih baik.

4.1.5 Variabel Keunikan, Keindahan, Daya tarik.

Berdasarkan hasil penilaian 30 responden terhadap variabel keunikan, keindahan dan menarik Pariwisata di Bali menunjukkan bahwa keunikan, keindahan serta kemenarikan yang disajikan oleh objek wisata Pariwisata di Bali tergolong dalam kategori sangat baik yaitu dengan skor 2.766. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator keunikan, keindahan dan menarik yang diberikan nilai antara 1 terendah hingga 5 tertinggi. Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka penilaian pelayanan dan keramahan yang diberikan oleh Pariwisata di Bali sbb :

sangat buruk buruk sedang baik sangat baik 600 1.080 1.560 2.040 2.520 3.000

2.766

Dari hasil tabulasi data juga diperoleh tiga parameter tertinggi dan terendah berdasarkan skor. Parameter yang termasuk katagori tertinggi adalah:

1. Parameter tertinggi pertama adalah daya tarik menyelam dengan skor 114 termasuk katagori baik. Menyelam memang memiliki daya tarik khusus, karena Bali memiliki obyek menyelam yang sangat menarik misalnya di Lembongan.

40

2. Parameter dengan pencapaian skor tertinggi kedua adalah keunikan flora dan fauna di Bali dengan skor 104 termasuk katagori baik. Bali masih memiliki hutan lindung yang baik sehingga flora dan faunanya cukup menarik.

3. Parameter dengan katagori terbaik ketiga adalah keindahan dan keunikan oleh-oleh khas Bali dan daya tarik terumbu karang dengan skor 116 termasuk katagori baik.

Sedangkan untuk parameter tiga terendah masing-masing antara lain:

1. Parameter terendah pertama yaitu kesan keunikan objek wisata di Bali dengan skor 105 termasuk katagori baik.

2. Parameter terendah kedua adalah kesan keterpeliharaan lingkungan dengan skor 108 termasuk katagori baik.

3. Parameter dengan katagori terendah ketiga daya tarik pantai dengan skor 114 termasuk katagori baik. Pantai memang menjadi andalan penting bagi pariwisata Bali.

Dilihat dari indikator-indikator yang terendah pada variabel keunikan, keindahan, menarik, maka diperlukannya perbaikan terhadap keunikan, keindahan dan kemenarikan kawasan Pariwisata di Bali khususnya indikator kesan keunikan objek wisata di Bali, terendah kedua kesan keterpeliharaan lingkungan dan daya tarik pantai. Sehingga dengan upaya perbaikan terhadap indikator-indikator tersebut, akan terwujud keunikan, keindahan dan kemenarikan objek wisata Pariwisata di Bali yang lebih baik.

4.1 6 Variabel Pengalaman

Berdasarkan hasil penilaian 30 responden terhadap variabel pengalaman yang diperoleh wisatawan pada kawasan Pariwisata di Bali menunjukkan bahwa pengalaman yang diberikan oleh objek wisata ini tergolong dalam kategori baik yaitu dengan skor 2.451. Penilaian responden mengacu pada 20 indikator-indikator pengalaman yang diberikan nilai

41

antara 1 terendah hingga 5 tertinggi. Apabila ditunjukkan dengan garis bilangan, maka penilaian pengalaman yang diberikan sbb :

sangat buruk buruk sedang baik sangat baik 600 1.080 1.560 2.040 2.520 3.000

2.451

Dari hasil tabulasi data juga diperoleh tiga parameter tertinggi dan terendah berdasarkan pencapaian skor. Untuk tiga parameter tertinggi dari variable pengalaman ini adalah:

1. Variabel tertinggi pertama adalah kesan spiritual/religius yang diperoleh dan

pengalaman bangunan hotel di Bali dengan skor 138 termasuk katagori sangat baik. Daya

tari spiritual religious Bali memang masih sangat menonjol dan bangunan hotel-hotel di Bali sangat kuat cirinya sebagai bangunan khas bali. Ini merupakan kelebihan Bali untuk dijual kepada wisatawan.

2. Variabel kedua yang pencapaian skornya tertinggi adalah kesan kehidupan malam dengan skor 135 termasuk katagori sangat baik. Kehidupan malam di obyek-obyek wisata di Bali khususnya daerah Kuta masih sangat menarik bagi wisatawan.

3. Variabel dengan skor tertinggi ketiga ada dua indikator yaitu kesan menonton

kesenian di Bali dan pengalaman menikmati pantai dan sunset di Bali dengan skor 131

termasuk katagori sangat baik.

Sedangkan untuk tiga parameter terendah pencapaian skornya adalah:

1. Parameter pengalaman melihat budaya/tradisi di Bali dengan skor 99 termasuk katagori buruk. Memang sangat tidak mudah bagi wisatawan untuk melihat budaya atau tradisi kehidupan Bali yang tradisional. Misalnya kehidupan penduduk pada rumah-rumah tradisional.

Dokumen terkait