• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.5 Manfaat Penelitian

2.2.3 Penilaian Perkembangan

Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, sehingga perkembangan anak berlangsung dengan optimal. Penting dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahi adanya masalah pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan tersebut telah ditetapkan. Skring hanyalah prosedur rutin dalam memeriksa perkembangan anak sehari-hari, yang memberikan petunjuk bahwa ada sesutau yang perlu mendapat perhatian. Maka dari itu diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya, agar intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik- baiknya.10,13

Tujuan penilaian perkembangan anak adalah untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan faktor resiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut, mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetik serta mengetahui kapan anak perlu dirujuk.10,13

a. Tahap-tahap penilaian perkembangan anak 10,13

1. Anamnesis

Tahap yang pertama melakukan anamnesis sebaik mungkin dan lengkap. Karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti maka penyebab dapat diketahui.

15

2. Skrining gangguan perkembangan anak

Pada tahap ini dianjurkan untuk menggunakan instrumen skrining guna untuk mengetahui kelainan perkembangan anak misalnya menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan ),Denver, munchen, tes IQ (Intelligence Quotient), atau tes psikologik lainnya.

3. Evaluasi lingkungan anak

Perkembangan anak adalah interaksi antara faktor genetik dan lingkungan bio-fisika-sosial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga harus melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya menggunakan HSQ (Home Screening Questionaire).

4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak

Tes penglihatan misalnya untuk anak usia <3 tahun dengan tes fiksasi, umur 21/2 tahun dengan kartu gambar dari Allen diatas 3 tahun dengan huruf E. Juga diperiksa adanya strabismus dan pemeriksaan kornea serta retina.

Sedangkan untuk pendengaran melalui anamnesis atau menggunakan audiometer. Selain itu dilakukan pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui kelainan bawaan.

5. Evaluasi bicara dan bahasa anak

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan anak dalam berbicara masih dalam batas-batas yang normal atau tidak. Karena kemapuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP (Sistem Saraf Pusat), endokrin, ada/tidaknya kelainan bawaan pada mulut, hidung dan pendengaran. Stimulasi yang diberikan emosi anak dan sebagainya.

6. Pemeriksaan fisik

Untuk melengkapi anamnesis dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat kelainan fisik yang dapt mempengaruhi tumbuh kembang.

7. Pemeriksaan neurologis

dimulai dengan anamnesis masalah neurologis dan keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi seperti trauma lahir, asfiksia, dan sebagainya. Kemudian dilakukan pemeriksaan neurologis yang teliti, untuk membantu diagnosis suatu kelainan contohnya ada lesi diintrakranial, cereberal palsy dan sebaginya.

8. Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut.

b. Tes-tes perkembangan

Pada saat ini banyak metode yang dilakukan untuk mendeteksi gangguan perkembangan anak.14 Metode tersebut untuk menetahui keadaan yang mengakibatkan gangguan perkembangan anak.10 Keterlambatan dalam kecakapan motorik merupakan presentasi yang umum dijumpai pada perkembangan anak.15 Ada banyak pengukuran perkembangan anak seperi skala perkembangan perilaku Brazelton, skala perkembangan bayi Bayley, skala perkembangan Gessel, pemeriksaan perkembangan Denver, pemeriksaan perkembangan Muncen, KPSP dan lain-lain.10,13,14

(1) KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

KPSP dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau adanya penyimpangan. Jadwal pemeriksaan KPSP adalah umur 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining terdekat untuk pemeriksaan rutin.16

17

Alat/instrumen

 Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.

 Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil,kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm.

Cara menggunakan KPSP

 Pada waktu pemeriksaan / skrining, anak harus dibawa.

 Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir

 Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak

 KPSP tediri dari beberapa pertanyaan seperti “dapatkah bayi

makan kue sendiri?”

 Perintahkan kepada ibu/pengasuh untuk melakukan tugas yang

tertulis pada KPSP. Contoh: “pada posisi bayi telentang, tariklah

bayi anda pada pergelangan tangannya secara perlehan-lahan ke

posisi duduk.”

 Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu untuk menjawab ertanyaan, oleh karena itu pastikan bahwa ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.

 Tanyakan pertanyaan secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaat hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.

 Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan.

 Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. Interpretasi hasil KPSP :

 Hitung berapa jawaban Ya.

 Jawaban YA : bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

 Jawaban Tidak : bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

 Jumlah jawaban Ya

 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)

 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

 Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban tidak

menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

(2) Denver II

a. Definisi

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Waktu yang dibutuhkan antara 15 – 20 menit.14,17

19

b. Tujuan

Adapun tujuan dari DDST II antara lain mendeteksi dini perkembangan anak, menilai dan memantau perkembangan anak sesuai usia, identifikasi perhatian orangtua tentang perkembangan anak, dan mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak.

c. Aspek perkembangan yang dinilai

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai dalam DDST II antara lain

Personal Social (perilaku sosial), Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus), Language (bahasa) dan Gross motor (gerakan motorik kasar).

(3) Tes Muncen

Tes Munchen merupakan tes perkembangan yang memungkinkan deteksi dini dari fungsi psikomotorik bayi atau merupakan sistem untuk mengenal secara dini gangguan psikomotor. Tes ini bukan saja merupakan dasar untuk merawat bayi, tetapi dipakai usaha pencegahan gangguan perkembangan anak yang menghadapi resiko dalam perkembangan sosial dan ditujukkan untuk mendeteksi keterlambatan dari tiap bidang fungsi periksa sehingga dengan demikian terapi yang sesuai dapat dilaksanakan.17,18

Tes ini digunakan untuk anak berusia 0-12 bulan. Usia bayi prematur adalah usia post nasal kronologis yang sudah dikoreksi. Misalnya umur kronologis bayi usia 5 bulan, tetapi bayi lahir pada kehamilan 8 bulan, berarti 2 bulan lebih cepat, maka pencatatan bayi tersebut adalah dengan bayi 5 bulan- 1 bulan = 4 bulan.17,18

Adapun aspek-aspek perkembangan yang dinilai meliputi :

1. umur merangkak : ukuran perkembangan merangkak dan merayap 2. umur duduk : ukuran perkembangan duduk

4. umur memegang : ukuran perkembangan memegang

5. umur persepsi : ukuran perkembangan pengamatan daya tangkap

6. umur berbicara : umuran perkembangan ungkapan vokal dan fungsi berbicara

7. umur pengertian bahasa : ukuran perkembangan pengertian bahasa 8. umur sosialisasi : ukuran perkembangan prilaku sosial

2.2.4 Perkembangan motorik dan keterlambatan perkembangannya

Perkembangan motorik merupakan perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara SSP, saraf perifer, dan otot yang dimulai dengan gerakan-gerakan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan koordinasi halus yang melibatkan kelompok otot-otot halus yang keduanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.13

Adanya gangguan selama proses tumbuh kembang dapat karena faktor-faktor genetik, prenatal, perinatal, maupun faktor-faktor lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan.10,19,20 Jadi faktor genetik menentukan potensi anak namun faktor lingkungan juga pada fase prenatal, natal,post natal berpengaruh tercapainya potensi anak.21 Faktor lingkungan yang terdiri dari biofisikopsikososial di bagi menjadi 2 kelompok besar yaitu :13,18

1. Faktor prenatal  lingkungan saat individu berada dalam kandungan dipengaruhi oleh gizi ibu, infeksi, toksin/zat kimia, mekanis, radiasi, dan hormonal.

2. Faktor postnatal berupa :

 lingkungan biologis : jenis kelamin, suku, gizi, umur, dan perawatan kesehatan

 lingkungan fisik : sanitasi, geografi, musim, cuaca, kondisi rumah

 lingkungan psikososial : stimulasi, cinta kasih dan sayang, strees, kelompok sebaya dan interaksi anak-orangtua.

Dokumen terkait