• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Asi eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Asi eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah tahun 2013"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

BAYI USIA 0-12 BULAN

DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH

TAHUN 2013

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

MAULINA SULPI

NIM : 1110103000061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR BAYI USIA 0-12 BULAN DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2013.Shalawat serta salam saya sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW, suri tauladan kita dengan sebaik-baiknya akhlak. Penulisan laporan penelitian ini saya susun dalam rangka memenuhi syarssat kelulusan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta.

2. dr.Witri Ardini, Sp.GK,M.Gizi sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak menyempatkan waktu dalam membimbing saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

(6)

vi

6. Kedua orang tuaku tersayang H.Syamsul Bahri dan Hj.Gusti Rohmaniyang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moril, materi kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat waktu.

7. Kepada keluarga saya yang selalu memberi dukungan kepada saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. Teman-teman sekelompok penelitian yang senantiasa saling membantu memberi masukan dan mengajari satu sama lain sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

9. Seluruh teman sejawat mahasiswa Pendidikan Dokter angkatan 2010 yang selalu bersama-sama menempuh pendidikan selama ini.

Akhir kata saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan penelitian ini.Semoga penelitian ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan ilmu khususnya dalam bidang kedokteran.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 09 September 2013

(7)

vii ABSTRAK

Maulina Sulpi. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Asi eksklusif

terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah tahun 2013.

Bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai perkembangan motorik kasar yang sesuai dengan perkembangan usianya. Hasil penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 91,7 % responden usia 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif mengalami perkembangan motorik kasar yang normal. Data mengenai hal ini terutama di wilayah Tangerang Selatan sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memberikan informasi yang jelas mengenai hubungan kedua faktor tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah tahun 2013.

Penelitian ini bersifat analitik deskriptif dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah semua bayi usia 0-12 bulan yang berobat atau berkunjung ke RS Syarif Hidayatullah pada tahun 2013, dan didapatkan 125 sampel yang memenuhi kriteria tersebut.

Analisa data secara deskriptif menunjukkkan 53,5% responden yang diberi ASI non eksklusif mengalami penyimpangan perkembangan motorik kasar, sedangkan 59.8% responden yang diberi ASI eksklusif mengalami perkembangan motorik kasar normal.Hasil Uji Chi Square dengan nilai p>0.005 menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara responden yang diberi ASI eksklusif dan ASI non eksklusif dengan perkembangan motorik kasarnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ASI eksklusif tidak berhubungan dengan perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah.

(8)

viii

exclusive and gross motor development in babies of age 0-12 month at Syarif Hidayatullah Hospital in 2013.

It was reported that babies given ASI exclusive has performed normal development of gross motor as their age developed. Previous study has reported that 91.7% babies of age 0-6 month given ASI exclusive showed normal development in their gross motor. Related data about it has lack reported particularly in South Tangerang district, hence it is important to conduct the study to provide information about it. The purpose of the study is to investigate the correlation between ASI exclusive and gross motor development in babies of age 0-12 month at RS Syarif Hidayatullah in 2013.

The Analytical descriptive study was designed in cross-sectional. Sample method was performed in consecutive sampling by questioner and interview. Criteria of the sample is babies of age 0-12 month and visiting the Syarif Hidayatullah hospital in 2013. Samples collected are 125 matched with the criteria. Descriptively, the data showed 53.5% respondent of non ASI exclusive has performed retarded development of gross motor, and 59.8% respondent of ASI exclusive has performed normal development of gross motor. The p Chi Square test is >0.005 showed no significant different between ASI and gross motor development. The study conclude that ASI exclusive has no correlation with the development of gross motor in babies of age 0-12 month at RS Syarif Hidayatullah in 2013.

(9)

ix DAFTAR ISI

JUDUL……….... i

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... v

2.1.2 ASI eksklusif dan manfaatnya ...3

2.1.3 Nutrisi yang terkandung dalam ASI ...5

2.1.4 Cara pemberian ASI...9

2.1.5 ASI dalam Islam...11

2.2 Perkembangan ...12

2.2.1 Ciri dan aspek Perkembangan ...12

2.2.2 Empat aspek Perkembangan...13

2.2.3 Penilaian Perkembangan...14

2.2.4 Perkembangan motorik dan keterlambatan perkembangannya...20

2.2.5 ASI eksklusif dengan Perkembangan Motorik ...21

2.3 Kerangka Teori...21

2.4 Kerangka Konsep ... 22

(10)

x

3.1 Desain Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 26

3.4 Kriteria Penelitian ... 26

3.4.1 Kriteria Inklusi ... 26

3.4.2 Kriteria Eksklusi ... 26

3.5 Besar Sampel ... 26

3.6 Cara Pengambilan Sampel...27

3.7 Alur Penelitian ...27

3.8 Managemen Data ... 27

3.8.1 Pengumpulan Data ... 27

3.8.2 Pengolahan Data ... 27

3.8.3 Analisis Data ... 28

3.8.4 Penyajian Data ... 28

BAB IV ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Karakteristik Subyek Penelitian ... 29

4.2 Analisa Hipotesis ... 32

BAB V ... 34

SIMPULAN DAN SARAN ... 34

5.1 Simpulan ... 34

5.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional...23

Tabel 3.1 Matriks Kegiatan Penelitian...25

Tabel 4.1 Distribusi Kategori Subyek Penelitian...29

Tabel 4.2 Analisis silang ASI dan Perkembangan Motorik Kasar...31

(12)

xii

Gambar 2. Cara Menyusui yang Salah...10

Gambar 3. Kerangka Teori...21

Gambar 4. Kerangka Konsep...22

(13)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

RS : Rumah Sakit

ASI : Air Susu Ibu

MP-ASI : Makanan Pendamping ASI

ARA : Asam Arakidonat

DHA : Asam Dokosaheksanoik

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan SSP : Sistem Saraf Pusat

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar IQ : Intelligence Quotient

(14)

xiv

Lampiran 1.2 Jumlah Subyek Berdasarkan jenis kelamin...38

Lampiran 1.3 Jumlah Subyek Berdasarkan Penghasilan Orang Tua...38

Lampiran 1.4 Jumlah Subyek Berdasarkan Pekerjaan Ibu...39

Lampiran 1.5 Jumlah Subyek berdasarkan ASI...39

Lampiran 1.6 JumlahSubyek berdasarkan Perkembangan Motorik kasar...39

Lampiran 1.7 Crosstabulasi Jenis kelamin dengan Perkembangan Motorik Kasar...40

Lampiran 1.8 Crosstabulasi Umur Responden dengan Perkembangan Motorik kasar...41

Lampiran 1.9 Crosstabulasi Penghasilan Orangtua dengan Perkembangan Motorik kasar...42

Lampiran 1.10 Crosstabulasi Pekerjaan Ibu dengan Perkembangan Motorik kasar...43

Lampiran 1.11 Crosstabulasi ASI Eksklusif dengan Perkembangan Motorik kasar...44

Lampiran 1.12 Uji Chi-Square...44

Lampiran 2.1 Informed Consent...45

Lampiran 2.2 Kuesioner...46

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 di Indonesia didapatkan pemberian ASI (Air Susu Ibu) baru mencapai 15,3 % dan pemberian susu formula terjadi peningkatan tiga kali lipat dari 10,3 % menjadi 32,5 %. Ini terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendorong peningkatan pemberian ASI yang masih relatif rendah, termasuk didalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga, dan masyarakat akan pentingnya ASI.1 Rendahnya pemberian ASI merupakan masalah yang dapat mengancam perkembangan anak. Padahal yang kita ketahui bahwa ASI mempunyai banyak keunggulan seperti nutrisi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayi.2

Pemberian ASI eksklusif berarti seorang ibu harus menyusui bayi secara murni dalam jangka waktu 0 sampai 6 bulan, karena ASI itu sendiri mempunyai banyak manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi angka morbiditas dan mortalitas, serta mendekatkan hubungan antara ibu dan bayi sehingga menimbulkan rasa kasih sayang, kepercayaan, dan perasaan aman pada bayi.2

Permasalahan kesehatan pada bayi yang berkaitan dengan ketidak

normalan perkembangan motorik kasar anak, juga telah dilaporkan terjadi di

wilayah Labang Bangkalan Madura dengan hasil menunjukkan 91,7 % responden

yang diberi ASI eksklusif perkembangan motorik kasarnya normal.3 Data penelitian mengenai hal ini terutama di wilayah Tangerang Selatan sangat terbatas. Untuk itu, peneliti melakukan pengambilan data di bagian anak Rumah Sakit Syarif Hidayatullah secara cross-sectional tentang pemberian ASI oleh ibu

beserta status perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan yang

berkunjung ke RS tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

(16)

Labang Bangkalan Madura menunjukkan 91,7 % responden yang diberi ASI

eksklusif perkembangan motorik kasarnya normal.3 Apakah terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah tahun 2013?

1.3 Hipotesis

Pemberian ASI eksklusif berhubungan terhadap perkembangan motorik kasar normal pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah tahun 2013.

1.4 TujuanPenelitian 1.4.1 TujuanUmum

Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 0-12 bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah tahun 2013.

1.4.2 TujuanKhusus

1. Mengetahui persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan non eksklusif di RS Syarif Hidayatullah tahun 2013.

2. Untuk mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan berdasarkan kelompok usia dan perkembangan motorik kasar.

3. Untuk mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan yang diberi ASI ekslusif dan ASI non eksklusif.terhadap perkembangan motorik kasarnya. 4. Mengetahui hubungan antara ASI eksklusif dengan perkembangan motorik

kasar pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

(17)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1ASI Eksklusif

2.1.1 Pengertian ASI

ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan laktosa, protein dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kedua kelenjar mamma dari ibu, yang berguna untuk makanan bayinya. ASI adalah makanan yang mudah didapat, siap diminum tanpa adanya persiapan khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayi dan selalu tersedia. ASI mempunyai kandungan gizi yang sempurna dan lengkap untuk kebutuhan bayi serta mengandung zat antibodi. Oleh sebab itu ASI merupakan satu-satunya makanan yang paling cocok dan terbaik untuk bayi.4

2.1.2 ASI eksklusif dan manfaatnya

Asi eksklusif adalah pemberian ASI secara murni tanpa pemberian cairan lain seperti air putih atau susu formula. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu empat sampai 6 bulan.5 Menurut WHO (World Health Organization) ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan makanan padat atau cairan apapun kecuali mineral, vitamin, atau obat dalam bentuk sirup atau pun tetes sampai usia 6 bulan.6

Manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi sangat banyak antara lain : a. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh

(18)

mengandung zat anti bodi sehingga menjadi pelindung untuk terpaparnya penyakit infeksi bakteri, virus dan mikroorganisme lainnya.5

b. ASI merupakan nutrisi yang terbaik

ASI adalah makanan yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitas. ASI merupakan sumber gizi yang ideal dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dengan melaksanakan tata cara menyusui dengan tepat dan benar, produksi ASI sudah cukup menjadi makanan tunggal untuk bayi hingga usia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan harus mulai diberi makanan pendamping atau tambahan, tetapi ASI masih dapat diteruskan hingga usia 2 tahun atau lebih.5

c. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang dari ibunya. Ia juga akan merasa nyaman dan tentram karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak berada di dalam kandungan. Perasaan disayangi dan terlindungi inilah yang akan menjadi dasar spiritual dan membentuk kepribadian percaya diri yang baik serta perkembangan emosi bayi.7

d. ASI eksklusif mengembangkan kecerdasan

Perkembangan kecerdasan otak anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diterima oleh bayi saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak beralangsung dengan cepat. ASI merupakan nutrien ideal dengan komposisi yang tepat dan sesuai kebutuhan bayi serta mengandung berbagai nutrien khusunya nutrien yang diperlukan bagi pertumbuhan optimal bayi.5

(19)

5

2.1.3 Nutrisi yang terkandung dalam ASI

Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makro nutrien adalah karbohidrat, lemak dan protein sedangkan mikro nutrien adalah mineral dan vitamin. ASI hampir 90% mengandung air. Komposisi dan volume nutrien bergantung pada kebutuhan bayi. Dibawah ini akan diuraikan mengenai nutrisi yang terkandung didalam ASI :8

a. Karbohidrat

Karbohidrat yang utama terkandung dalam ASI adalah laktosa yang berfungsi untuk sumber energi dalam otak. Kadar laktosa pada ASI lebih banyak 2x lipat dibandingkan dengan susu formula atau susu sapi. Kadar karbohidrat pada kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa itu maka kandungan karbohidrat didalam ASI relatif stabil.8

b. Protein

Kadar protein dalam ASI cukup tinggi dan berbeda dengan protein yang terdapat didalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein

whey yang lebih mudah untuk diserap usus halus, sedangkan casein lebih banyak ditemukan pada susu sapi yang susah untuk dicerna oleh usus halus. Kadar casein di dalam susu sapi mencapai 80% dibanding ASI yang mengandung protein casein 20 %. Kadar beta laktoglobulin, yaitu fraksi dari protein whey tidak terdapat di dalam ASI dan banyak terdapat pada susu sapi. Beta laktoglobulin merupakan jenis protein yang dapat menyebabkan terjadinya alergi.8

(20)

dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.8

ASI juga kaya nukleotida (berbagai jenis senyawa organik yang tersusun atas 3 jenis yaitu karbohidrat, nitrogen dan fosfat). Selain itu kualitas dan jumlah nukleotida ASI lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Nukleotida ini berfungsi untuk meningkatkan kematangan dan pertumbuhan usus, merangsang bakteri baik di dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.8

c. Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibandingkan di dalam susu formula atau susu sapi. Kadar lemak yang tinggi dibutuhkan untuk pertumbuhan otak pada masa bayi. Profil lemak dalam ASI berbeda dengan susu formula. Lemak omega 3 dan 6 banyak ditemukan didalam ASI. Selain itu juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang yaitu ARA(Asam Arakidonat) dan DHA (Asam Dokosaheksanoik) yang berperan penting pada perkembangan saraf dan retina mata.8

Susu formula atau sapi tidak mengandung komponen tersebut, oleh karena itu ditambahkan DHA dan ARA. Tetapi sumber yang ditambahkan di susu formula tidak sebaik yang terdapat didalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai presentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.8

(21)

7

d. Karnitin

Karnitin mempunyai peran dalam membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. Konsentrasi karnitin pada bayi yang mendapatkan ASI lebih tinggi dibandingkan yang mendapat susu formula. ASI mengandung kadar karnitin lebih tinggi pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan didalam kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi.8

e. Vitamin

Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI lebih berisiko terjadinya perdarahan, walaupun kasus perdarahan jarang terjadi. Oleh sebab itu pada umumnya bayi baru lahir diberikan vit K dalam bentuk suntikan.8

Vitamin D

Vitamin D sedikit terkandung di dalam ASI. Hal ini tidak dikhawatirkan karena dengan menjemur bayi dipagi hari maka bayi akan mendapat vitamin D yang berasal dari matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar sinar matahari untuk mencegah bayi kekurangan vitamin D.8

Vitamin E

(22)

Vitamin A

Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan, kekebalan tubuh, pembelahan sel dan kesehatan mata. ASI tidak saja mengandung vitamin A yang tinggi tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini yang menerangkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang tinggi.8

Vitamin yang larut dalam air

Vitamin yang larut dalam air seperti asam folat, vitamin B, vitamin C hampir semua terdapat di dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin di dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12, asam folat rendah pada ibu dengan gizi kurang. Vitamin B12 cukup didapat dari makanan sehari-hari kecuali ibu menyusui yang vegetarian. Sedangkan vitamin B16 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sel saraf maka ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini.8

f. Mineral

Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada susu formula. Kadar mineral di dalam ASI tidak dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan status gizi ibu.8

(23)

9

Bayi yang mendapat ASI mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan 4-7% susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan karena pada usia 6 bulan dapat diberikan makanan padat yang mengandung zat besi.8

Mineral zink yang dibutuhkan oleh tubuh karena berperan membantu proses metabolisme. Salah satu penyakit yang timbul karena kekurangan mineral adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala diare kronis, kemerahan pada kulit, gelisah dan gagal tumbuh kembang. Kadar zink menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya pada zat besi, kadar mineral rendah dalam ASI tetapi penyerapannya lebih tinggi. Mineral yang juga tinggi terdapat di dalam ASI adalah selenium, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat anak.8

2.1.4 Cara pemberian ASI

Agar proses menyusui dapat optimal maka seorang ibu harus memiliki keterampilan menyusui. Cara menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara ibu dengan tepat.8

a. Posisi menyusui

(24)

secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan bahu dan punggung bayi. Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan menyusuri langit-langitnya.8

Masukan payudara ibu sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi sehingga hanya sedikit areola bagian bawah terlihat dibandingkan areola bagian atas. Bibir bayi memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi.8

Posisi ibu menyusui yang benar adalah sebagai berikut :8 (1) Posisi muka bayi menghadap ke arah payudara

(2) Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu

(3) Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu sehingga telinga bayi membentuk garis lurus dengan lengan dan leher bayi

(4) Seluruh punggung bayi tersangga degan baik

(5) Ada kontak mata antara ibu dan bayi

(6) Pegang belakang bahu, jangan kepala bayi

(7) Kepala terletak di lengan bukan di daerah siku ibu

(25)

11

b. Perlekatan bayi pada payudara ibu

Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak payudara ke dalam mulutnya agar lidah bayi dapat memeras sinus laktiferus.

Tanda perlekatan bayi dan ibu adalah sebagai berikut : (1) Dagu bayi menyentuh payudara ibu

(2) Mulut bayi terbuka lebar

(3) Bibir bawah terputar keluar

(4) Lebih banyak areola bagian atas dibandingkan areola bagian bawah

(5) Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu

Jika bayi tidak melekat dengan baik pada payudara ibu maka akan menimbulkan rasa nyeri dan luka pada puting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak keluar dengan efektif. Bayi merasa tidak puas dan ingin menyusu lebih serring dan lama. Bayi akan mendapat ASI lenih sedikit lambat laun akan berakibat pada berat badan bayi yang tidak naik dan ASI akan mengering.8

2.1.5 ASI dalam Islam

(26)

Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Jangan lah seorang ibu

menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan

warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum

dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada

dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,

maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut

yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha mwlihat apa yang kamu kerjakan”

2.2 Perkembangan

2.2.1 Ciri dan aspek perkembangan anak

Perkembangan adalah proses maturasi/pematangan organ tubuh termasuk berkembangnya mental/intelegensi serta prilaku anak.10 Menurut Depkes (Departemen Kesehatan) perkembangan merupakan proses dari interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, seperti perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.11 Proses perkembangan anak memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut :10

(1) Perkembangan menimbulkan perubahan

(27)

13

(2) Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Perkembangan akan mempunyai kecepatan berbeda-beda, baik dalam perkembangan fungsi organ maupun perkembangan pada masing-masing.

(3) Perkembangan tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya

Setiap anak akan dapat melewati satu tahap perkembangan apabila ia sudah melewati tahap sebelumnya.

(4) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung dengan cepat, perkembangan pun demikian terjadi peningkatan memori, daya nalar, mental, dan asosiasi. Anak sehat bertambah umur, bertambah berat badan dan tinggi badannya serta bertambah pula kepandaiannya.

(5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ mempunyai hukum yang tetap, yaitu :

(a) Perkembangan terjadi terlebih dahulu didaerah kepala, kemudian menuju kearah anggota tubuh

(b) Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu perkembangan ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai gerak halus.

2.2.2 Empat Aspek perkembangan

Aspek-aspek dalam perkembangan meliputi :

a. Motorik kasar atau gerak kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya.12

(28)

yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis, menjimpit, dan sebagainya.12

c. Bahasa adalah aspek kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.10

d. Kepribadian atau tingkah laku sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, berinteraksi dengan lingkungan serta bersosialisasi.10

2.2.3 Penilaian perkembangan

Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, sehingga perkembangan anak berlangsung dengan optimal. Penting dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahi adanya masalah pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan tersebut telah ditetapkan. Skring hanyalah prosedur rutin dalam memeriksa perkembangan anak sehari-hari, yang memberikan petunjuk bahwa ada sesutau yang perlu mendapat perhatian. Maka dari itu diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya, agar intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik- baiknya.10,13

Tujuan penilaian perkembangan anak adalah untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan faktor resiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut, mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetik serta mengetahui kapan anak perlu dirujuk.10,13

a. Tahap-tahap penilaian perkembangan anak 10,13

1. Anamnesis

(29)

15

2. Skrining gangguan perkembangan anak

Pada tahap ini dianjurkan untuk menggunakan instrumen skrining guna untuk mengetahui kelainan perkembangan anak misalnya menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan ),Denver, munchen, tes IQ (Intelligence Quotient), atau tes psikologik lainnya.

3. Evaluasi lingkungan anak

Perkembangan anak adalah interaksi antara faktor genetik dan lingkungan bio-fisika-sosial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga harus melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya menggunakan HSQ (Home Screening Questionaire).

4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak

Tes penglihatan misalnya untuk anak usia <3 tahun dengan tes fiksasi, umur 21/2 tahun dengan kartu gambar dari Allen diatas 3 tahun dengan huruf E. Juga diperiksa adanya strabismus dan pemeriksaan kornea serta retina.

Sedangkan untuk pendengaran melalui anamnesis atau menggunakan audiometer. Selain itu dilakukan pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui kelainan bawaan.

5. Evaluasi bicara dan bahasa anak

(30)

6. Pemeriksaan fisik

Untuk melengkapi anamnesis dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat kelainan fisik yang dapt mempengaruhi tumbuh kembang.

7. Pemeriksaan neurologis

dimulai dengan anamnesis masalah neurologis dan keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi seperti trauma lahir, asfiksia, dan sebagainya. Kemudian dilakukan pemeriksaan neurologis yang teliti, untuk membantu diagnosis suatu kelainan contohnya ada lesi diintrakranial, cereberal palsy dan sebaginya.

8. Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut.

b. Tes-tes perkembangan

Pada saat ini banyak metode yang dilakukan untuk mendeteksi gangguan perkembangan anak.14 Metode tersebut untuk menetahui keadaan yang mengakibatkan gangguan perkembangan anak.10 Keterlambatan dalam kecakapan motorik merupakan presentasi yang umum dijumpai pada perkembangan anak.15 Ada banyak pengukuran perkembangan anak seperi skala perkembangan perilaku Brazelton, skala perkembangan bayi Bayley, skala perkembangan Gessel, pemeriksaan perkembangan Denver, pemeriksaan perkembangan Muncen, KPSP dan lain-lain.10,13,14

(1) KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

(31)

17

Alat/instrumen

 Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang

kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.

 Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil,kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm.

Cara menggunakan KPSP

 Pada waktu pemeriksaan / skrining, anak harus dibawa.

 Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir

 Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan

umur anak

 KPSP tediri dari beberapa pertanyaan seperti “dapatkah bayi

makan kue sendiri?”

 Perintahkan kepada ibu/pengasuh untuk melakukan tugas yang

tertulis pada KPSP. Contoh: “pada posisi bayi telentang, tariklah

bayi anda pada pergelangan tangannya secara perlehan-lahan ke

posisi duduk.”

 Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu untuk menjawab

ertanyaan, oleh karena itu pastikan bahwa ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.

 Tanyakan pertanyaan secara berurutan, satu persatu. Setiap

(32)

 Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak

menjawab pertanyaan.

 Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi hasil KPSP :

 Hitung berapa jawaban Ya.

 Jawaban YA : bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa

atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

 Jawaban Tidak : bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak

belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

 Jumlah jawaban Ya

 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S)

 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

 Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban tidak

menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

(2) Denver II

a. Definisi

(33)

19

b. Tujuan

Adapun tujuan dari DDST II antara lain mendeteksi dini perkembangan anak, menilai dan memantau perkembangan anak sesuai usia, identifikasi perhatian orangtua tentang perkembangan anak, dan mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak.

c. Aspek perkembangan yang dinilai

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai dalam DDST II antara lain

Personal Social (perilaku sosial), Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus), Language (bahasa) dan Gross motor (gerakan motorik kasar).

(3) Tes Muncen

Tes Munchen merupakan tes perkembangan yang memungkinkan deteksi dini dari fungsi psikomotorik bayi atau merupakan sistem untuk mengenal secara dini gangguan psikomotor. Tes ini bukan saja merupakan dasar untuk merawat bayi, tetapi dipakai usaha pencegahan gangguan perkembangan anak yang menghadapi resiko dalam perkembangan sosial dan ditujukkan untuk mendeteksi keterlambatan dari tiap bidang fungsi periksa sehingga dengan demikian terapi yang sesuai dapat dilaksanakan.17,18

Tes ini digunakan untuk anak berusia 0-12 bulan. Usia bayi prematur adalah usia post nasal kronologis yang sudah dikoreksi. Misalnya umur kronologis bayi usia 5 bulan, tetapi bayi lahir pada kehamilan 8 bulan, berarti 2 bulan lebih cepat, maka pencatatan bayi tersebut adalah dengan bayi 5 bulan- 1 bulan = 4 bulan.17,18

Adapun aspek-aspek perkembangan yang dinilai meliputi :

1. umur merangkak : ukuran perkembangan merangkak dan merayap 2. umur duduk : ukuran perkembangan duduk

(34)

4. umur memegang : ukuran perkembangan memegang

5. umur persepsi : ukuran perkembangan pengamatan daya tangkap

6. umur berbicara : umuran perkembangan ungkapan vokal dan fungsi berbicara

7. umur pengertian bahasa : ukuran perkembangan pengertian bahasa 8. umur sosialisasi : ukuran perkembangan prilaku sosial

2.2.4 Perkembangan motorik dan keterlambatan perkembangannya

Perkembangan motorik merupakan perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara SSP, saraf perifer, dan otot yang dimulai dengan gerakan-gerakan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan koordinasi halus yang melibatkan kelompok otot-otot halus yang keduanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.13

Adanya gangguan selama proses tumbuh kembang dapat karena faktor-faktor genetik, prenatal, perinatal, maupun faktor-faktor lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan.10,19,20 Jadi faktor genetik menentukan potensi anak namun faktor lingkungan juga pada fase prenatal, natal,post natal berpengaruh tercapainya potensi anak.21 Faktor lingkungan yang terdiri dari biofisikopsikososial di bagi menjadi 2 kelompok besar yaitu :13,18

1. Faktor prenatal  lingkungan saat individu berada dalam kandungan dipengaruhi oleh gizi ibu, infeksi, toksin/zat kimia, mekanis, radiasi, dan hormonal.

2. Faktor postnatal berupa :

 lingkungan biologis : jenis kelamin, suku, gizi, umur, dan

perawatan kesehatan

 lingkungan fisik : sanitasi, geografi, musim, cuaca, kondisi rumah

 lingkungan psikososial : stimulasi, cinta kasih dan sayang, strees,

(35)

21

2.2.5 ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar

Tumbuh kembang anak yang minum ASI lebih baik, karena komposisi ASI yang sangat menunjang perkembangan anak. Anak jarang sakit karena adanya antibodi baik seluler maupun humoral di dalam ASI. Selain itu ASI juga mengandung hormon dan enzim. Perkembangan anak lebih baik, karena komposisi ASI yang untuk pertumbuhan otak bayi, juga ibu dapat melakukan berbagai macam sensori : taktil, penciuman, penglihatan maupun penciuman. Limpahan kasih sayang pada saat menyusui membuat bayi terasa nyaman dan aman dalam dekapan ibu, yang penting juga untuk tumbuh kembangnya.22

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terlihat anak yang mendapatkan ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresitifitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding yang tidak mendapatkan ASI. Suatu penelitian di Hounduras memperlihatkan bayi mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dahulu dibandingkan mereka yang sudah mendapat MP-ASI pada usia 4 bulan.8

Terdapat satu penelitian yang berbeda yaitu penelitian di Puskesmas Dersalam Kabupaten Kudus oleh Sari HN Tahun 2011, mendapatkan hasil nilai p value = 0,053 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik anak.23

2.3 Kerangka teori

Gambar 3. Kerangka Teori (sumber : Rumini 2004)24

Faktor yang mempengaruhi

ASI eksklusif ASI non eksklusif

Kesehatan dan gizi

(36)

2.4 Kerangka konsep

Gambar 4. Kerangka konsep

keterangan :

: variabel independent

: variabel dependent

: variabel yang tidakditeliti : hubungan yang diteliti : hubungan yang tidak diteliti

Bayiusia 0-12 bulan

ASI non eksklusif ASI eksklusif

Faktor yang mempengaruhi : Genetik, rangsangan,

kebudayaan, prematur, kesehatan pada periode prenatal

(37)

23

2.5 Definisi Operasional Tabel 2.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Peng-

kuesioner Wawancara Numerik

2 ASI terdiri

Kuesioner Wawancara Kategorik

(38)

3 status

Kuesioner Wawancara Kategorik

ordinal

Kuesioner Wawancara Kategorik

nominal

Kuesioner Wawancara Kategorik

(39)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 DesainPenelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif analitik. Desain yang dilakukan adalah studi cross sectional (potong lintang) dengan pengambilan sampel secara consecutive sampling.25,26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian anak di RS Syarif Hidayatullah, pada tanggal 2 Mei – 2 Juli 2013.

Tabel 3.1 matriks kegiatan penelitian

(40)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yang ditargetkan pada penelitian ini adalah seluruh bayi yang

berkunjung atau berobat di bagian anak RS Syarif Hidayatullah. Populasi

terjangkau pada penelitian ini adalah bayi usia 0-12 bulan yang bersedia

menjadi responden dalam penelitian. Sampel yang ditargetkan adalah 125

orang bayi usia 0-12 bulan. Sampel yang dijangkaukan adalah responden yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan eksklusi di RS Syarif Hidayatullah. Jumlah sampel diambil secara consecutive sampling.

3.4 Kriteria Penelitian 3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien yang berkunjung di bagian anak RS Syarif Hidayatullah tahun 2013.

2. Pasien berusia 0-12 bulan yang diberi ASI .

1.4.2 Kriteria Eksklusi

Responden yang tidak lengkap datanya

3.5 Besar Sampel

Dihitung dengan menggunakan rumus :25

√ √

Berdasarkan perhitungan rumus di atas maka besar sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:

Diketahui :

P2 : 0,5 (Kepustakaan berdasarkan penelitian sebelumnya)

Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,645 Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,842

(41)

27

√ √

( √ √ )

=

=

= 125 orang

3.6 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan memberikan kusioner kepada orang tua pasien yang sedang berkunjung atau berobat di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah secara random.

3.7 Alur Penelitian

Gambar 5. Alur penelitian

3.8 Managemen Data

3.9.1 Pengumpulan Data

Data diperoleh dari pemberian kusioner ke orang tua yang berkonsultasi di bagian anak RS Syarif Hidayatullah.

3.9.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS

for Windows versi16, dan menggunakan uji chi-square.27 Observasi/survey lapangan

Pengumpulan data

(42)

3.8.3 Analisis Data

Pada penelitian ini dilakukan analitik data uji hipotesis chi-square.

3.8.4 Penyajian Data

(43)

29 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah 125 responden berdasarkan rumus besar sampel dan memenuhi kriteria penelitian.

(44)

Dari tabel 4.1diatas, didapatkan bahwa subyek penelitian didominasi oleh kategori usia 0-3 bulan sebanyak 29,6 %. Subyek penelitian ini didominasi oleh anak perempuan dengan persentase 52%. Penghasilan orang tua didominasi oleh kategori >3.000.000 dengan persentase 59,2 %. Kemudian dari data pekerjaan Ibu bahwa ibu yang bekerja lebih banyak sebanyak 53,6%.

Berdasarkan kategori usia, kejadian penyimpangan perkembangan motorik kasar pada penelitian ini didominasi oleh bayi yang berusia 0-3 bulan sebanyak 37,2 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa salah satu faktor yang terpenting dalam perkembangan motorik kasar anak adalah umur, semakin tinggi umur anak maka semakin kecil pula terjadi keterlambatan motorik kasar.28

Hasil yang didapatkan dari distribusi jenis kelamin, bahwa perempuan lebih besar mengalami penyimpangan perkembangan motorik kasar dengan persentase sebesar 60,5% yaitu sebanyak 26 bayi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di RSCM pada Januari 2006- Juli 2008 dengan hasil yang menyatakan bahwa laki-laki lebih banyak mengalami keterlambatan perkembangan dibandingkan perempuan dengan rasio 1,3 :1.29 Namun bagaimana hal ini dapat terjadi sampai saat ini belum dapat dijelaskan, diperkirakan karena kondisi faktor x-linked atau x-limited.30 Penelitian ini berbeda dikarenakan pada kenyataan di lapangan bahwa dari jumlah sampel yang ada perempuan mendominasi dibandingkan dengan laki-laki.

(45)

31

tiap kategori penghasilan keluarga dengan hasil yang didominasi oleh kategori penghasilan orangtua >3.000.000.

Dari kategori pekerjaan ibu, didapatkan bahwa ibu yang bekerja lebih tinggi angka kejadian penyimpangan perkembangan motorik kasar dengan persentase 60,5 % sebanyak 26 bayi. Hal ini dapat terjadi dikerenakan dalam masa perkembangan diperlukan stimulasi yang paling banyak didapatkan dari lingkungan terdekat anak. Keluarga atau orang tua, khususnya ibu, merupakan lingkungan pertama dan utama bagi seorang anak. Peran seorang ibu dalam memberikan stimulasi sangat besar. Interaksi antara anak dan ibu memberi manfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat mengenali kelainan proses perkembangan anak dan sedini mungkin untuk memberikan stimulasi perkembangan anak.31

Tabel 4.2 Analisis silang ASI dan Perkembangan Motorik Kasar

Kategori N %

ASI

ASI eksklusif 69 55.2

ASI non eksklusif 56 44.8

Perkembangan Motorik Kasar

Normal 82 65,6

Tidak normal 43 34,3

(46)

4.2 Analisa Hipotesis

Dari hasil analisis statistik uji analisis Chi-Square didapatkan nilai signifikan p=0,157 atau p> 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2013.

Hasil penelitian yang sama dilakukan di Puskesmas Dersalam Kabupaten Kudus oleh Sari Tahun 2011,dengan hasil nilai p value = 0,053 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik anak.23

Penelitian lain menunjukkan hasil yang sama pula dengan judul penelitian hubungan ASI eksklusif terhadap tumbuh kembang bayi usia 3 sampai 6 bulan di puskesmas Karang Anyar oleh Lidya dengan nilai p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan.32

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa bayi yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif dan progresitifitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibandingkan anak yang tidak menggunakan ASI. Suatu penelitian Honduras memperlihatkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dahulu dibandingkan bayi yang sudah mendapat makanan pendamping saat usia 4 bulan.8

Satu penelitian terbaru yang dilakukan oleh Muidayanti di Labang Bangkalan Madura pada bulan Juli lalu menguatkan bahwa adanya hubungan

Tabel 4.3 Tabel Chi-square ASI pada perkembangan motorik kasar

(47)

33

antara ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar bayi dengan hasil menunjukkan (91,7 %) responden memberikan ASI eksklusif perkembangan motorik kasar normal.3

Data menunjukkan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif semakin banyak dan angka kejadian penyimpangan keterlambatan motorik kasar semakin tinggi. Hal ini diduga bahwa kandungan ASI yang mempunyai banyak manfaat antara lain meningkatkan daya tahan tubuh, nutrisi yang baik, meningkatkan jalinan kasih sayang antara Ibu dan bayi. Oleh karena itu jika bayi tidak mendapatkan perlindungan dan nutrsi yang baik untuk tubuhnya maka salah satu dampaknya adalah keterlambatan perkembangan motorik kasar bayi.8

ASI mengandung nutrien yang sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi antara lain pertama asam amino taurin, vitamin A, kalsium, mineral zink, vitamin B16, laktosa, dan asam lemak rantai panjang yaitu ARA dan DHA. Semua nutrien tersebut berperan penting dalam perkembangan bayi terutama perkembangan motorik kasar.8

(48)

34 5.1 SIMPULAN

1. Persentase responden yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 55,2% dan ASI non eksklusif sebesar 44.8 %.

2. Persentase kejadian penyimpangan perkembangan motorik kasar berdasarkan usia didominasi oleh bayi yang berusia 0-3 bulan sebesar 37,2 %, persentase perkembangan motorik kasar normal sebesar 65,6 % , dan persentase perkembangan motorik kasar tidak normal sebesar 34,3 %. 3. Persentase responden yang diberi ASI ekslusif memiliki perkembangan

motorik kasar yang normal sebesar 59,8 % dan mayoritas responden yang diberi ASI non eksklusif perkembangan motorik kasarnya tidak normal sebesar 53,5 %

4. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan di bagian anak RS Syarif Hidyatullah, dengan nilai p= 0,157.

5.2 Saran

1. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi pedoman untuk penelitian berikutnya agar dikembangkan lagi.

2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya :

 Jumlah pertanyaan dalam kuesioner dibuat singkat dan jelas

 Lakukan wawancara terpimpin

 Pengambilan sampel pada lokasi yang berbeda

 Lakukan desain pwnwlitian studi kohort

(49)

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Dwiharso, Chistofus Nata.2010. Tingkat Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Masih Rendah. Dalam www.rri.co.id . Diakses Pada tanggal 2 April 2011

2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;1995

3. Fitria, Eka. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di BPS Susilawati AM.Keb Labang Bangkalan Madura. Dalam

4. Perinasia.Manajemen laktasi menuju persalinan aman dan bayi lahir sehat. 2nd edition. Jakarta;2004

5. Danuatmaja,Bonny.40 hari pasca persalinan. Jakata : Puspa Swara;2006. Hal 36-53

6. Lestari, Tri. Faktor Pengetahuan, mitos, praktek menyusui dan pemberian Asi eksklusif .Dalam

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-trilestari-6513-3-babii.pdf.

7. Roesli, Utami.Inisiasi Menyusui Dini plus ASI eksklusif. Jakarta :Pustaka Bunda;2008

8. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta. Bedah ASI Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta; Balai Penerbit FKUI, 2008

9. Al-Quran al karim, Surah Al-Baqoroh.Departemen Agama RI.Al-Qur’an terjemahan.Jakarta:PT.Syamil Cipta Media;2005

10.Soetjiningsih. Penilaian Pertumbuhan Fisik anak. Dalam : Ranuh G,editor Tumbuh Kembang Anak. Cetakan kedua. Surabaya : EGC,1998 : 63-78

(50)

12.IDAI. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Edisi Pertama. Jakarta:Sagung Seto;2002

13.Satoto. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Disertasi. Semarang . Universitas Diponegoro;1990

14.Schanler JR. Nutritional Support of the Neonate II. The Rationale for Human Milk Feeding. In: Principles of Perinatal-Neonatal Metabolism. Penyunting : Cowett MR.2nded. Baltimore : Springer Inc ; 1995.p.1181-7.

15.Lumbantobing SM. Neurologi perkembangan anak. Dalam : Anak dengan mental belakang. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001:36-47

16.Departemen Kesehatan. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi , Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. In: Kesehatan, editor.2005.

17.Hellbrugge T, Lajosi, Menara, dkk. Diagnostik perkembangan ditinjau dari segi Ilmu Psikologi Anak. Dalam : Diagnostik perkembangan dalam Ilmu Kesehatan Anak. Alih bahasa Alisjahbana A. Jakarta : Pustaka Sinar Harapa; 1988:45-61

18.Soetjiningsih . Tumbuh Kembang Anak. Dalam : Ranuh G,editor. Tumbuh Kembang Anak. Cetakan Kedua. EGC,1998 :1-36

19. Markum,AH. Tumbuh kembang bayi prematur. Dalam : AH Markum,Sofyan Ismail,penyunting. Buku ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;1990 :21-22

20.Lazuardi S. Pengaruh perkembangan pertumbuhan otak pada tumbuh kembang balita. Dalam : Simposium tumbuh kembang balita tema :Anak Insonesia sehat, ceria dan berprestasi”. Semarang : Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;1991 : 9-41.

21.Sularyo TS. Periode kritis pada tumbuh kembang anak. Dalam : Deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang anak dalam upaya optimalisasi kualitas sumber daya manusia. PKB XXXVII IKA. Jakarta : BP FK UI;1996:1-15.

(51)

37

23.Novita, Hanika. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak usia 6-8 Bulan di Wilayah kerja puskesmas Dersalam Kabupaten Kudus Tahun 2011. Under Graduates Thesis. Semarang :Universitas Negeri Semarang;2011

24.Rumini , Sri & Sundari. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:PT.Rineka Cipta;2004

25.Dahlan, M. Sopiyudin. Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009

26.Dahlan, M. Sopiyudin. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009

27.Dahlan, M. Sopiyudin, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009

28.Fadlyna Eddy,dkk. Pola Keterlambatan Perkembangan Balita didaerah Pedesaan dan Perkotaan Bandung, serta Faktor-Faktor dan pola keterlambatan mempengaruhinya dalam sari pediatri. Bandung;2003.vol 4(4).h.168-175

29.Suwarba I Gusti,dkk. Profil Klinis dan etiologi Pasien Keterlambatan Perkembangan Global di RSCM dalam sari pediatri. Jakarta;2008.vol 10(4).h.255-61.

30.Shaffer LG. Guideline on the cytogentic evaluation of the individual with developmental delay or mental retardation. Am College of Med Gen .2005;7:650-4.

31.Hariweni . Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja Tentang Stimulasi Pada Anak Balita. USU Digital Library. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FK USU;2003

32.Lidya, Ni Made dkk, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan

(52)

38 Lampiran 1.1 Jumlah Subyek Berdasarkan Usia

kategori umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 37 29.6 29.6 29.6

2 35 28.0 28.0 57.6

3 30 24.0 24.0 81.6

4 23 18.4 18.4 100.0

Total 125 100.0 100.0

Lampiran 1.2 Jumlah Subyek Berdasarkan jenis kelamin

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 60 48.0 48.0 48.0

perempuan 65 52.0 52.0 100.0

Total 125 100.0 100.0

Lampiran 1.3 Jumlah Subyek Berdasarkan Penghasilan Orang Tua

penghasilan ortu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.000.000 9 7.2 7.2 7.2

1.000.000 - 3.000.000 42 33.6 33.6 40.8

>3.000.000 74 59.2 59.2 100.0

(53)

39

(Lanjutan)

Lampiran 1.4 Jumlah Subyek Berdasarkan Pekerjaan Ibu

pekerjaan ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid bekerja 67 53.6 53.6 53.6

tidak bekerja 58 46.4 46.4 100.0

Total 125 100.0 100.0

Lampiran 1.5 Jumlah Subyek berdasarkan ASI

ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ASI eksklusif 69 55.2 55.2 55.2

ASI non eksklusif 56 44.8 44.8 100.0

Total 125 100.0 100.0

Lampiran 1.6 JumlahSubyek berdasarkan perkembangan motorik kasar

perkembangan motorik kasar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sesuai 82 65.6 65.6 65.6

tidak sesuai 43 34.4 34.4 100.0

(54)

(Lanjutan)

Lampiran 1.7 Crosstabulasi Jenis kelamin dengan Perkembangan Motorik Kasar

jenis kelamin responden * perkembangan motorik kasar Crosstabulation

perkembangan motorik kasar

Total

sesuai tidak sesuai

jenis kelamin responden

laki-laki Count 43 17 60

Expected Count 39.4 20.6 60.0

% within perkembangan motorik

kasar 52.4% 39.5% 48.0%

perempuan Count 39 26 65

Expected Count 42.6 22.4 65.0

% within perkembangan motorik

kasar 47.6% 60.5% 52.0%

Total Count 82 43 125

Expected Count 82.0 43.0 125.0

% within perkembangan motorik

(55)

41

(Lanjutan)

Lampiran 1.8 Crosstabulasi Umur Responden dengan Perkembangan motorik kasar

kategori umur * perkembangan motorik kasar Crosstabulation

perkembangan motorik kasar

Total sesuai tidak sesuai

kategori umur 1 Count 21 16 37

Expected Count 24.3 12.7 37.0

% within perkembangan

motorik kasar 25.6% 37.2% 29.6%

2 Count 24 11 35

Expected Count 23.0 12.0 35.0

% within perkembangan

motorik kasar 29.3% 25.6% 28.0%

3 Count 22 8 30

Expected Count 19.7 10.3 30.0

% within perkembangan

motorik kasar 26.8% 18.6% 24.0%

4 Count 15 8 23

Expected Count 15.1 7.9 23.0

% within perkembangan

motorik kasar 18.3% 18.6% 18.4%

Total Count 82 43 125

Expected Count 82.0 43.0 125.0

% within perkembangan

(56)

(Lanjutan)

Lampiran 1.9 Crosstabulasi Penghasilan Orangtua dengan Perkembangan Motorik kasar

penghasilan ortu * perkembangan motorik kasar Crosstabulation

perkembangan motorik kasar

Total

sesuai tidak sesuai

penghasilan ortu 1.000.000 Count 5 4 9

Expected Count 5.9 3.1 9.0

% within perkembangan

motorik kasar 6.1% 9.3% 7.2%

1.000.000 - 3.000.000 Count 29 13 42

Expected Count 27.6 14.4 42.0

% within perkembangan

motorik kasar 35.4% 30.2% 33.6%

>3.000.000 Count 48 26 74

Expected Count 48.5 25.5 74.0

% within perkembangan

motorik kasar 58.5% 60.5% 59.2%

Total Count 82 43 125

Expected Count 82.0 43.0 125.0

% within perkembangan

(57)

43

(Lanjutan)

Lampiran 1.10 Crosstabulasi Pekerjaan Ibu dengan Perkembangan Motorik kasar

pekerjaan ibu * perkembangan motorik kasar Crosstabulation

perkembangan motorik kasar

Total sesuai tidak sesuai

pekerjaan ibu bekerja Count 41 26 67

Expected Count 44.0 23.0 67.0

% within perkembangan

motorik kasar 50.0% 60.5% 53.6%

tidak bekerja Count 41 17 58

Expected Count 38.0 20.0 58.0

% within perkembangan

motorik kasar 50.0% 39.5% 46.4%

Total Count 82 43 125

Expected Count 82.0 43.0 125.0

% within perkembangan

(58)

(Lanjutan)

Lampiran 1.11 Crosstabulasi ASI Eksklusif dengan Perkembangan Motorik kasar

ASI * perkembangan motorik kasar Crosstabulation

perkembangan motorik kasar

Continuity Correctionb 1.501 1 .220

Likelihood Ratio 1.997 1 .158

Fisher's Exact Test .187 .110

Linear-by-Linear Association 1.985 1 .159

(59)

45

Lampiran 2 INFORMED CONSENT

Perihal :Pemberian Informasi dan Persetujuan

Lampiran : -

Dengan hormat,

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Hubungan Asi

Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 0-12 bulan Di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Penelitian inibertujuan untuk mengetahui Hubungan Asi Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 0-12 bulan Di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013.

Untuk terlaksananya penelitian ini saya mengharapkan kepada ibu menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang adadalam kuesioner dengan bersikap sukarela dan jujur dalam menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan perkembangan motorik kasar pada anak ibu.

Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik sayaucapkan terima kasih.

Ciputat, 2013

Responden Peneliti

( ) MAULINA SULPI

(60)

Lampiran 2.2 KUESIONER

Hubungan Pemberian ASI Ekslusif terhadap Diare,Pilek, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada bayi usia 0-12 bulan, serta Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif pada Ibudi Rumah Sakit Syarif

Hidayatullah Tahun 2013”

Identitas responden :

1. Nama anak :

2. Jenis kelamin :

3. Usia : _____ Bulan

4. Anak ke_____ dari ____ saudara

5. Nama Ayah :

IMD(Inisiasi Menyusi Dini) : Ibu yang mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami (sendiri) bayi dengan cara bayi melangkah didada Ibunya.

1. Apakah anak ibu hanya menggunakan ASI eksklusif 0-6 bulan ?

a. Ya

b. Tidak

2. Sejak kapan anak ibu diberi ASI?

a. Beberapa menit setelah lahir  IMD b. Setelah Ibu siap menyusui (tanpa IMD) c. dan lain-lain, sebutkan (…………)

3. Saat ini apakah anak bungsu Ibu telah diberi makanan lain selain ASI ?

a. Ya

b. Tidak

4. Sejak kapan ASI dicampur dengan PASI? a. Tidak dicampur sampai usia 6 bulan b. Sejak usia 0-6 bulan

c. Sejak usia 3-6 bulan d. Sejak usia 0- >6 bulan

e. Sampai saaat ini belum diberikan PASI

(61)

47

b. Tidak pernah

6. Apabila pernah diberikan sejak kapan ? a. sejak usia 0-6 bulan

b. Sejak usia 3-6 bulan c. Sejak usia 0->6 bulan

7. Apakah anak ibu lahir langsung menangis atau tidak ?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah anak ibu pernah dirawat karena penyakit berat ? a. Pernah (sebutkan:....)

b. Tidak

Kusioner Perkembangan motoric kasar bayi usia 0-12 bulan berdasarkan KPSP dan Denver persentil 90

Petunjuk pengisian kusioner perkembangan motoric kasar pada bayi usia 0-12 bulan :

 Jika anak ibu berusia 0-3 bulan : jawablah pertanyaan pada nomor 1-4

 Jika anak ibu berusia 0-6 bulan : jawablah pertanyaan pada nomor 1-9

 Jika anak ibu berusia 0-9 bulan : jawablah pertanyaan pada nomor 1-12

 Jika anak ibu berusia 0-12 bulan : jawablah pertanyaan pada nomor 1-15

NO PEMERIKSAAN YA TIDAK

Perkembangan motorik kasar pada bayi 3 bulan 1. Pada waktu bayi telentang, apakah

masingmasing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.

2. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat

(62)

3. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45° seperti pada gambar ?

4. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat

mengangkat kepalanya dengan tegak seperti pada gambar?

Perkembangan motorik kasar pada bayi 6 bulan 5. Dapatkah bayi mempertahankan

posisi kepala dalam keadaan tegak clan stabil? jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya

6. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga seperti pada

gambar ?

7. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau sebaliknya?

(63)

perlahan-49

lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan

lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

9. Apakah anak ibu pernah berputar seperti mengelilingi tempat tidur ?

Perkembangan motorik kasar pada bayi 9 bulan 10. Pada posisi bayi telentang, pegang

kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayimempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi

jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

11. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba

berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.

12. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?

(64)

detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi/meja?

14. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan anda?

(65)

51

Lampiran 3 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Maulina Sulpi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Lubuk Linggau, 13 September 1992

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jln.Sirsak no :58 rt:08 Taba Jemekeh Lubuk Linggau Sumatera Selatan

Nomor Telepon/HP : 0733-323426/0813-8516-8610

Email : maulinasulpi@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997 – 2003 : Sekolah Dasar Negeri 44 Lubuk Linggau Sum-Sel

2003 – 2006 : Sekolah Menengah Pertama MU PP.Asshiddiqiyah

2007 – 2010 : Madrasah Aliyah MU PP.Asshiddiqiyah Jakarta

2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,

(66)

Gambar

Tabel 4.3Tabel Chi-square ASI pada Perkembangan Motorik Kasar..............32
Gambar 5.  Alur Penelitian.....................................................................................27
Gambar 1. Cara menyusui yang benar    Gambar 2. Cara menyusui yang salah (sumber : IDAI 2008)8
Gambar 3. Kerangka Teori (sumber : Rumini 2004)24
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suasana otonomi daerah terasa begitu banyak permasalahan yang melingkupi daerah sehingga seakanakan daerah bebas berkehendak untuk mengatur dan menetapkan apa

Setelah pengobatan tahap awal, tanpa memperhatikan hasil pemeriksaan ulang dahak apakah masih tetap BTA positif atau sudah menjadi BTA negatif, pasien harus

Secara khusus penanaman karakter afektif vertikal dapat memunculkan ‘attitude’ yang baik melalui pembentukan etika lingkungan yang baik (Atfield, 1999) Merujuk kembali pada

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi bagi masyarakat tentang metode geolistrik konfigurasi Schlumberger dengan skala laboratorium dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kranggan sudah dilaksanakan dengan baik, pelaksana kebijakan ada penyusunan anggota

Tidak adanya hubungan pada penelitian ini dapat disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhi asupan energi dengan status gizi diantaranya yaitu pada

”Windor GlassCo”, merupakan suatu perusahaan kaca yang memproduksi kusen alumunium dan kusen kayu dengan berbagai ukuran. Untuk menghasilkan produk itu diperlukan 3 macam

Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan.. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya