• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Postur Kerja Setelah Menerapkan Usulan

Dalam dokumen BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 33-47)

4.3 Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja

4.3.5 Penilaian Postur Kerja Setelah Menerapkan Usulan

Seperti pada penilaian postur kerja sebelum menerapkan usulan, penilaian postur kerja setelah menerapkan usulan juga dilakukan dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Penilaian skor dilakukan dengan bantuan REBA worksheet, sementara pengukuran sudut dilakukan dengan bantuan CorelDRAW X4 software. Penilaian ini dilakukan saat model manusia melakukan gerakan aktivitas menumbuk yaitu saat mengangkat tongkat penumbuk (disebut postur kerja 1), saat menekan adonan menggunakan tongkat penumbuk (disebut postur kerja 2), dan saat melakukan aktivitas mengulen atau mengaduk adonan dengan sedikit tekanan (disebut postur kerja 3). Berikut ini penilaian postur kerja dengan metode REBA.

1. Postur Kerja 1

Berikut ini adalah penarikan sudut-sudut postur kerja 1 untuk postur kerja saat model manusia melakukan aktivitas menumbuk.

Gambar 4.16 Postur Kerja 1 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk Penjelasan dan penilaian skor REBA berdasarkan Gambar 4.16 adalah sebagai berikut:

IV - 34 Grup A

Batang tubuh/badan (trunk) Sudut : 8,09o

Skor : 2

Penjelasan : Karena sudut batang tubuh sebesar 8,09o atau besar sudut berada di antara 0o dan 20o ke depan maka diberi skor 2.

Leher (neck) Sudut : 11,9o Skor : 1

Penjelasan : Karena sudut leher sebesar 11,9o atau besar sudut berada di antara 10o dan 20o maka diberi skor 1.

Kaki (legs) Sudut : 8,02o Skor : 1

Penjelasan : Karena bertumpu pada dua kaki atau kaki dalam keadaan seimbang, serta tidak terdapat adjustment karena sudut sebesar 8,02o maka kaki diberi skor 1.

Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A.

Dengan mencermati angka dalam tabel A sesuai dengan skor-skor bagian tubuh grup A yang telah dinilai sebelumnya, diperoleh skor tabel A. Berikut ini adalah tabel A yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi skor grup A:

Batang tubuh : 2

Leher : 1

Kaki : 1

IV - 35

Tabel 4.18 Penentuan Skor Tabel A Postur Kerja 1 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan total skor A, skor tabel A ditambahkan dengan skor beban (load). Beban (load) diberi skor 0 karena berat tongkat penumbuk 4,154 kg dimana besarnya <5 kg dan diberi adjustment +1 karena berkekuatan cepat, sehingga total skor beban (load) adalah 1.

Total skor A = skor tabel A + skor beban

Penjelasan : Karena sudut lengan atas sebesar 38,9o atau berada di antara 20o dan 45o maka diberi skor 2.

Lengan bawah (lower arm) Sudut : 98,36o

Skor : 1

Penjelasan : Karena sudut lengan bawah sebesar 98,36o atau berada di antara 60o dan 100o maka diberi skor 1.

Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B.

Dengan mencermati angka dalam tabel B sesuai dengan skor-skor bagian tubuh

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

IV - 36

grup B yang telah dinilai sebelumnya, diperoleh skor tabel B. Berikut ini adalah tabel B yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi skor grup B:

Lengan atas : 2

Lengan bawah : 1

Pergelangan tangan : 1

Tabel 4.19 Penentuan Skor Tabel B Postur Kerja 1 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan total skor B, skor tabel B ditambahkan dengan skor kopling/pegangan. Kopling diberi skor 0 karena kekuatan kopling baik dan dimensi sudah disesuaikan dengan antropometri genggaman tangan operator.

Total skor B = skor tabel B + skor kopling Total skor B = 1 + 0

= 1

Penentuan skor akhir dilakukan dengan menggabungkan total skor A dan total skor B dengan menggunakan tabel C. Dengan mencermati angka dalam tabel C sesuai dengan total skor A dan total skor B yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh skor tabel C. Berikut ini adalah tabel C yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi total skor A-B:

IV - 37

Tabel 4.20 Penentuan Skor Tabel C Postur Kerja 1 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan skor akhir REBA, skor tabel C ditambahkan dengan skor aktivitas. Aktivitas diberi skor 1 karena pekerjaan dilakukan berulang-ulang (repetitive).

Skor akhir REBA = skor tabel C + skor aktivitas

= 1 + 1 = 2

Berdasarkan penilaian di atas, diperoleh skor akhir postur kerja dengan skor 2. Skor ini termasuk dalam level resiko kecil sehingga postur kerja yang diteliti mungkin perlu dilakukan perbaikan.

2. Postur Kerja 2

Berikut ini adalah penarikan sudut-sudut postur kerja 2 untuk postur kerja saat model manusia melakukan aktivitas menumbuk.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7

2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8

3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8

4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9

5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9

6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10 7 7 7 7 7 8 9 9 10 10 11 11 11 8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11 9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Nilai Skor A

Nilai Skor B

IV - 38

Gambar 4.17 Postur Kerja 2 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk Penjelasan dan penilaian skor REBA berdasarkan Gambar 4.17 adalah sebagai berikut:

Grup A

Batang tubuh/badan (trunk)

Sudut : 7,33o

Skor : 2

Penjelasan : Karena sudut batang tubuh sebesar 7,33o atau besar sudut berada di antara 0o dan 20o ke depan maka diberi skor 2.

Leher (neck)

Sudut : 10,48o

Skor : 1

Penjelasan : Karena sudut leher sebesar 10,48o atau besar sudut berada di antara 10o dan 20o maka diberi skor 1.

Kaki (legs)

Sudut : 6,73o

IV - 39

Skor : 1

Penjelasan : Karena bertumpu pada dua kaki atau kaki dalam keadaan seimbang, serta tidak terdapat adjustment karena sudut sebesar 6,73o maka kaki diberi skor 1.

Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A.

Dengan mencermati angka dalam tabel A sesuai dengan skor-skor bagian tubuh grup A yang telah dinilai sebelumnya, diperoleh skor tabel A. Berikut ini adalah tabel A yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi skor grup A:

Batang tubuh : 2

Leher : 1

Kaki : 1

Tabel 4.21 Penentuan Skor Tabel A Postur Kerja 2 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan total skor A, skor tabel A ditambahkan dengan skor beban (load). Beban (load) diberi skor 0 karena berat tongkat penumbuk 4,154 kg dimana besarnya <5 kg dan diberi adjustment +1 karena berkekuatan cepat, sehingga total skor beban (load) adalah 1.

Total skor A = skor tabel A + skor beban

Penjelasan : Karena sudut lengan atas sebesar 25,42o atau berada di antara 20o dan 45o maka diberi skor 2.

IV - 40 Lengan bawah (lower arm)

Sudut : 80,08o Skor : 1

Penjelasan : Karena sudut lengan bawah sebesar 80,08o atau berada di antara 60o dan 100o maka diberi skor 1.

Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B.

Dengan mencermati angka dalam tabel B sesuai dengan skor-skor bagian tubuh grup B yang telah dinilai sebelumnya, diperoleh skor tabel B. Berikut ini adalah tabel B yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi skor grup B:

Lengan atas : 2

Lengan bawah : 1

Pergelangan tangan : 1

Tabel 4.22 Penentuan Skor Tabel B Postur Kerja 2 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan total skor B, skor tabel B ditambahkan dengan skor kopling/pegangan. Kopling diberi skor 0 karena kekuatan kopling baik dan dimensi sudah disesuaikan dengan antropometri genggaman tangan operator.

Total skor B = skor tabel B + skor kopling

IV - 41

Penentuan skor akhir dilakukan dengan menggabungkan total skor A dan total skor B dengan menggunakan tabel C. Dengan mencermati angka dalam tabel C sesuai dengan total skor A dan total skor B yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh skor tabel C. Berikut ini adalah tabel C yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi total skor A-B:

Total skor A : 3 Total skor B : 1

Tabel 4.23 Penentuan Skor Tabel C Postur Kerja 2 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan skor akhir REBA, skor tabel C ditambahkan dengan skor aktivitas. Aktivitas diberi skor 1 karena pekerjaan dilakukan berulang-ulang (repetitive).

Skor akhir REBA = skor tabel C + skor aktivitas

= 1 + 1 = 2

Berdasarkan penilaian di atas, diperoleh skor akhir postur kerja dengan skor 2. Skor ini termasuk dalam level resiko kecil sehingga postur kerja yang diteliti mungkin perlu dilakukan perbaikan.

3. Postur Kerja 3

Berikut ini adalah penarikan sudut-sudut postur kerja 3 untuk postur kerja saat model manusia melakukan aktivitas mengulen (mengaduk adonan dengan sedikit tekanan).

IV - 42

Gambar 4.18 Postur Kerja 3 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk Penjelasan dan penilaian skor REBA berdasarkan Gambar 4.18 adalah sebagai berikut:

Grup A

Batang tubuh/badan (trunk)

Sudut : 17,37o

Skor : 2

Penjelasan : Karena sudut batang tubuh sebesar 17,37o atau besar sudut berada di antara 0o dan 20o ke depan maka diberi skor 2.

Leher (neck)

Sudut : 11,13o

Skor : 1

Penjelasan : Karena sudut leher sebesar 11,13o atau besar sudut berada di antara 10o dan 20o maka diberi skor 1.

Kaki (legs)

Sudut : 5,14o

Skor : 1

IV - 43

Penjelasan : Karena bertumpu pada dua kaki atau kaki dalam keadaan seimbang, serta tidak terdapat adjustment karena sudut sebesar 5,14o maka kaki diberi skor 1.

Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A.

Dengan mencermati angka dalam tabel A sesuai dengan skor-skor bagian tubuh grup A yang telah dinilai sebelumnya, diperoleh skor tabel A. Berikut ini adalah tabel A yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi skor grup A:

Batang tubuh : 2

Leher : 1

Kaki : 1

Tabel 4.24 Penentuan Skor Tabel A Postur Kerja 3 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan total skor A, skor tabel A ditambahkan dengan skor beban (load). Beban (load) diberi skor 0 karena berat tongkat penumbuk 4,154 kg dimana besarnya <5 kg.

Total skor A = skor tabel A + skor beban

Penjelasan : Karena sudut lengan atas sebesar 50,79o atau berada di antara 45o dan 90o maka diberi skor 3.

IV - 44

Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B.

Dengan mencermati angka dalam tabel B sesuai dengan skor-skor bagian tubuh grup B yang telah dinilai sebelumnya, diperoleh skor tabel B. Berikut ini adalah tabel B yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi skor grup B:

Lengan atas : 3

Lengan bawah : 2

Pergelangan tangan : 1

Tabel 4.25 Penentuan Skor Tabel B Postur Kerja 3 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan total skor B, skor tabel B ditambahkan dengan skor kopling/pegangan. Kopling diberi skor 0 karena kekuatan kopling baik dan dimensi sudah disesuaikan dengan antropometri genggaman tangan operator.

Total skor B = skor tabel B + skor kopling Total skor B = 4 + 0

= 4

Penentuan skor akhir dilakukan dengan menggabungkan total skor A dan total skor B dengan menggunakan tabel C. Dengan mencermati angka

IV - 45

dalam tabel C sesuai dengan total skor A dan total skor B yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh skor tabel C. Berikut ini adalah tabel C yang ada pada worksheet metode REBA dan penentuan skornya.

Rekapitulasi total skor A-B:

Total skor A : 2 Total skor B : 4

Tabel 4.26 Penentuan Skor Tabel C Postur Kerja 3 Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Untuk mendapatkan skor akhir REBA, skor tabel C ditambahkan dengan skor aktivitas. Aktivitas diberi skor 1 karena pekerjaan dilakukan berulang-ulang (repetitive).

Skor akhir REBA = skor tabel C + skor aktivitas

= 4 + 1 = 5

Berdasarkan penilaian di atas, diperoleh skor akhir postur kerja dengan skor 5. Skor ini termasuk dalam level resiko sedang sehingga postur kerja yang diteliti perlu dilakukan perbaikan.

Setelah penilaian postur kerja menerapkan usulan tongkat penumbuk dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dilakukan, diperoleh rekapitulasi hasil penilaian seperti berikut ini.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

IV - 46

Tabel 4.27 Rekapitulasi Hasil Penilaian Postur Kerja Menerapkan Usulan Tongkat Penumbuk

Berdasarkan penilaian postur kerja dengan metode REBA, kedua postur kerja inti yaitu postur kerja 1 dan postur kerja 2 yang diamati memperoleh skor akhir penilaian 2. Skor 2 termasuk dalam level resiko kecil atau level tindakan ke-1 yaitu mungkin diperlukan adanya perbaikan. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa sikap kerja aktivitas menumbuk sesudah menerapkan desain usulan tongkat penumbuk memerlukan perbaikan yang tidak mendesak dan tidak dilakukan dalam waktu dekat.

Dari simulasi gerakan kerja menumbuk (postur kerja 1 dan postur kerja 2) terlihat sikap tubuh yang tegak, baik batang tubuh maupun kaki. Sikap tubuh tersebut dipengaruhi oleh tinggi pegangan tongkat yang terletak lebih tinggi dari siku berdiri yang mana merupakan titik sentral power zone manusia. Maka dari itu, dengan kondisi menerapkan usulan tongkat penumbuk batang tubuh pekerja tidak memiliki kesempatan untuk melengkuk (membungkuk). Selain itu, dengan adanya bantalan atau pelapis pada pegangan, kopling tongkat penumbuk menjadi nyaman di tangan pekerja. Jadi, meskipun saat gerakan menumbuk terjadi sentakan vertikal berkali-kali, telapak tangan pekerja tidak mengalami cedera akibat sering bergesekan langsung dengan bahan tongkat penumbuk.

Disamping itu terdapat juga satu postur kerja (postur kerja 3) yang memiliki skor penilaian paling besar yaitu skor 5 yang artinya level resiko sedang dan tindakan perlu dilakukan perbaikan. Postur kerja 3 diambil saat pekerja melakukan gerakan mengulen di dalam aktivitas menumbuk. Mengulen merupakan gerakan mengaduk adonan tumbukan dengan memberikan tekanan. Saat mengulen adonan pekerja harus sedikit membungkukkan badan agar bisa memberikan gaya tekanan yang diinginkan. Saat mengulen adonan pekerja juga perlu mengarahkan tongkat dari segala arah untuk memperoleh pengadukan yang rata sehingga pada posisi tertentu memungkinkan besar sudut pergerakan tangan yang lebar. Hal ini dapat

No Postur Kerja Skor Akhir Penilaian

Level

Resiko Tindakan

1 Postur Kerja 1 2 Kecil Mungkin diperlukan perbaikan 2 Postur Kerja 2 2 Kecil Mungkin diperlukan perbaikan 3 Postur Kerja 3 5 Sedang Perlu dilakukan perbaikan

IV - 47

terlihat dari sudut pergerakan lengan atas pada postur kerja 3 (sebesar 50,79o) yang lebih besar dari sudut postur kerja 1 dan 2 (sebesar 38,9o dan 25,42o). Sudut pergerakan lengan atas tersebut tentunya juga memberikan skor penilaian yang lebih besar. Maka dari itu, diperoleh skor akhir penilaian pada postur kerja saat mengulen yang lebih besar dibandingkan skor saat gerakan menumbuk.

Dalam dokumen BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 33-47)

Dokumen terkait