• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Rancangan Program Pembangunan Nasional

Dalam dokumen REVIU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (RP2N) (Halaman 39-47)

BAB IV REVIU UMUM ATAS PELAKSANAAN RP2N

4.2 Reviu terhadap Penilaian Program Pembangunan Nasional

4.2.1 Penilaian Rancangan Program Pembangunan Nasional

Penilaian rancangan program dilakukan berdasarkan empat kriteria, yaitu: (1) Kelengkapan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (2) Ketepatan atribut (sasaran, indikator, dan target) program; (3) Keterkaitan program dengan Prioritas Nasional (Kontribusi); dan (4) Keberlanjutan program. Hasil penilaian keempat aspek rancangan tersebut, kemudian membentuk nilai rancangan program secara keseluruhan.

Kriteria kelengkapan atribut meliputi kelengkapan komponen program yang terdiri dari: (1) Need (kebutuhan/situasi): masalah, kepentingan, atau kebutuhan yang akan ditangani, (2) Input, (3) Kegiatan/proses, (4) Output, (5) Manfaat (outcomes), dan (6) Dampak (impact) beserta (7) Indikator (indikator output, outcomes, dan impact). Kriteria ketepatan atribut adalah ketepatan penentuan komponen program secara tingkatan output, outcomes dan impact baik sasaran maupun indikator kinerja program. Ketepatan sasaran pada tiap tingkatan dinilai berdasarkan ketepatan kalimat/pernyataan, tingkatan, dan keterkaitan dengan tingkatan yang lebih tinggi. Ketepatan penentuan target untuk masing-masing indikator dinilai berdasarkan seberapa optimis target itu dibentuk dan apakah target ditentukan berdasarkan suatu baseline atau tidak. Kriteria keterkaitan dengan Prioritas Nasional adalah keterkaitan program dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional. Kriteria keberlanjutan program adalah kelangsungan program dalam kerangka jangka panjang, dalam artian kemampuan program memberikan manfaat secara terus-menerus dan berkesinambungan (termasuk setelah program selesai dilaksanakan).

A. Rancangan Program

Secara umum, kualitas rancangan program pembangunan sudah cukup baik. Dari 14 program, 3 program (21,43 persen) memiliki kualitas rancangan yang sangat baik, 7 program (50,00 persen) memiliki kualitas cukup baik, 3 program (21,43 persen) memiliki kualitas agak baik, dan sisanya 1 program memiliki kualitas kurang baik sehingga perlu dilakukan perbaikan (Gambar 4.1). Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, pendukung PN 14 memiliki nilai rancangan program tertinggi dibandingkan dengan program lainnya dan terendah adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, program pendukung PN 4. Dengan demikian, kualitas rancangan program masih memiliki potensi area perbaikan yang besar. Secara lebih mendetail, daftar program menurut kualitas rancangan program terdapat pada Tabel 4.3.

26

Gambar 4.1

Persentase Program Menurut Kualitas Rancangan Program

Sumber: Hasil RP2N, 2013

Tabel 4.3

Daftar Program Menurut Kualitas Rancangan Program

No Nama Program PN Kualitas Rancangan

Program

1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 86,76% Sangat Baik

2 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

4 85,29% Sangat Baik

3 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan

Kawasan Hutan

9 85,29% Sangat Baik

4 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 82,35% Cukup Baik

5 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 82,35% Cukup Baik

6 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4 , 5, 6, 7,

8, 10

80,88% Cukup Baik

7 Program Pengembangan Perpustakaan 11 77,94% Cukup Baik

8 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika

9 76,47% Cukup Baik

9 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 72,06% Cukup Baik

10 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 70,59% Cukup Baik

11 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 66,18% Agak Baik

12 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 58,82% Agak Baik

13 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 50,00% Agak Baik

14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 19,12% Kurang Baik

Sumber: Hasil RP2N, 2013

B. Kelengkapan Program

Berdasarkan kriteria kelengkapan rancangan program, secara umum telah menunjukkan kualitas kelengkapan rancangan yang cukup baik. Empat program memiliki kualitas sangat baik (28,57 persen), 5 program (35,71 persen) memiliki kualitas cukup baik. Sementara 3 program lainnya (21,43 persen) memiliki kualitas agak baik dan 2 program (14,29 persen) memiliki kualitas yang kurang baik (Gambar 4.2). Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, pendukung PN 14 memiliki nilai kelengkapan rancangan tertinggi sedangkan yang terendah adalah program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, program pendukung PN 4.

27

Secara lebih mendetail, daftar program menurut kualitas kelengkapan rancangan terdapat pada Tabel 4.4.

Gambar 4.2

Persentase Program Menurut Kualitas Kelengkapan Rancangan

Sumber: Hasil RP2N, 2013

Tabel 4.4

Daftar Program Menurut Kualitas Kelengkapan Rancangan

No Nama Program PN Kualitas Kelengkapan

Rancangan

1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 96,67% Sangat Baik

2 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 90,00% Sangat Baik

3 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

4 86,67% Sangat Baik

4 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan

Kawasan Hutan

9 86,67% Sangat Baik

5 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 80,00% Cukup Baik

6 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4 , 5, 6, 7,

8, 10

76,67% Cukup Baik

7 Program Pengembangan Perpustakaan 11 76,67% Cukup Baik

8 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika

9 73,33% Cukup Baik

9 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 70,00% Cukup Baik

10 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 66,67% Agak Baik

11 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 66,67% Agak Baik

12 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 56,67% Agak Baik

13 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 46,67% Kurang Baik

14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 13,33% Kurang Baik

Sumber: Hasil RP2N, 2013

Meskipun secara umum sudah cukup baik, namun dari 14 program yang direviu tidak ada program yang memiliki komponen program yang sepenuhnya lengkap. Pada umumnya, sasaran pada tingkat dampak dan outcomes masih belum jelas dan indikator untuk mengukur dampak tidak ada/tersedia. Salah satu faktor penyebab ketidaktersediaan komponen tersebut adalah tidak tersedianya data kinerja oleh karena tidak ada instansi/lembaga yang bertanggungjawab untuk

28

mengumpulkan data kinerja karena ketidaktersediaan dana. Hal ini mengindikasikan indikator tidak mengikuti kriteria SMART. Penyebab lainnya adalah dampak suatu program merupakan kontribusi dari pelaksanaan program di bidang/sektor lain sehingga diperlukan kesepakatan bersama untuk menentukan dampak program. Oleh karena itu, diperlukan suatu unit atau pihak ketiga yang mampu mengkoordinasikan penentuan dampak lintas sektor tersebut. Di sisi lain, evaluasi terhadap dampak suatu program sampai saat ini belum memiliki metode yang telah terbangun, sehingga perlu dilakukan ke depan.

C. Ketepatan Program

Dilihat dari kriteria ketepatan program, secara umum telah menunjukkan kualitas ketepatan rancangan yang cukup baik pula. Empat program memiliki kualitas sangat baik (28,57 persen), 5 program (35,71 persen) memiliki kualitas cukup baik. Sementara 3 program lainnya (21,43 persen) memiliki kualitas agak baik dan 2 program (14,29 persen) memiliki kualitas yang kurang baik (Gambar 4.3). Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan, pendukung PN 12 memiliki nilai ketepatan rancangan tertinggi dan yang terendah adalah program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, program pendukung PN 4. Secara lebih mendetail, daftar program menurut kualitas ketepatan rancangan terdapat pada Tabel 4.5.

Gambar 4.3

Persentase Program Menurut Kualitas Ketepatan Rancangan

Sumber: Hasil RP2N, 2013

Sama halnya dengan kriteria kelengkapan, dari 14 program yang direviu tidak ada program yang memiliki ketepatan untuk seluruh komponen program. Beberapa kelemahan yang ditemukan, adalah pertama, terkait permasalahan, permasalahan sudah dinyatakan dengan jelas, namun penjelasan terkait urgensi kebutuhan mengapa permasalahan tersebut menjadi prioritas untuk diatasi belum terlalu jelas.

Kedua, masih lemahnya penerjemahan permasalahan menjadi pernyataan sasaran (yang dianggap sebagai sasaran di level dampak/ultimate outcome), artinya belum semua permasalahan yang diangkat kemudian dijawab sebagai suatu pernyataan sasaran yang hendak dicapai. Masih

29

ditemui sejumlah permasalahan yang dinilai cukup penting tetapi tidak teridentifikasi secara jelas pada sasaran. Sebaliknya juga terdapat sejumlah sasaran yang tiba-tiba muncul dan kurang berkaitan dengan permasalahan yang dipetakan.

Ketiga, masih lemahnya dasar penentuan outcomes yang mendukung pencapaian dampak dan penentuan output yang mendukung pencapaian outcomes sehingga besarnya kontribusi output terhadap outcomes atau kontribusi outcomes terhadap impact tidak dapat ditentukan secara pasti. Selain itu, seringkali alur outcomes dan dampak tidak jelas artinya tidak ada kejelasan outcomes yang menjadi pendukung pencapaian dampak. Hal ini karena tidak ada peta yang jelas dari permasalahan sampai dengan input sehingga hubungan sebab akibat dari permasalahan sampai input tidak jelas.

Keempat, masih kurang tepatnya indikator untuk mengukur sasaran yang ditentukan (output, outcomes, dan impact), artinya indikator yang ditentukan kurang mampu menggambarkan keberhasilan pencapaian sasaran. Hal ini bisa terjadi karena indikator yang tepat untuk menggambarkan pencapaian sasaran, sulit diperoleh datanya karena tidak ada dana untuk mengumpulkan data kinerja indikator atau sebab lainnya. Penyusunan program dengan mengikuti suatu standar, logic model dan logframe, merupakan salah satu penyelesaian dari berbagai permasalahan kekurangtepatan dalam penyusunan program.

Tabel 4.5

Daftar Program Menurut Kualitas Ketepatan Rancangan

No Nama Program PN Kualitas Ketepatan

Rancangan

1 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 90,00% Sangat Baik

2 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

4 86,67% Sangat Baik

3 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan

Pemantapan Kawasan Hutan

9 86,67% Sangat Baik

4 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4 , 5, 6, 7,

8, 10

86,67% Sangat Baik

5 Program Pengembangan Perpustakaan 11 80,00% Cukup Baik

6 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 76,67% Cukup Baik

7 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 76,67% Cukup Baik

8 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika

9 76,67% Cukup Baik

9 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 76,67% Cukup Baik

10 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 66,67% Agak Baik

11 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 66,67% Agak Baik

12 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 46,67% Kurang Baik

13 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 40,00% Kurang Baik

14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 23,33% Kurang Baik

Sumber: Hasil RP2N, 2013

D. Keterkaitan dengan Prioritas Nasional

Dilihat dari kriteria keterkaitan dengan PN, dalam hal mendukung capaian PN, secara umum menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari 14 program, 8 program sangat mendukung capaian PN (57,14 persen), sementara 5 program (35,71 persen) agak mendukung capaian PN dan 1 program sisanya masih kurang mendukung capaian PN (Gambar 4.4). Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan; Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

30

Menengah; Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan; Program Perlindungan dan Jaminan Sosial; Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak; Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri; dan Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal sangat mendukung capaian PN sementara Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa masih kurang mendukung capaian PN. Secara lebih mendetail, daftar program berdasarkan kualitas ketepatan komponen program terdapat pada Tabel 4.5.

Gambar 4.4

Persentase Program Menurut Keterkaitan dengan PN

Sumber: Hasil RP2N, 2013

Tabel 4.6

Daftar Program Menurut Keterkaitan dengan PN

No Nama Program PN Keterkaitan dengan PN

1 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

4 100,00% Sangat Baik

2 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan

Pemantapan Kawasan Hutan

9 100,00% Sangat Baik

3 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 100,00% Sangat Baik

4 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 100,00% Sangat Baik

5 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika

9 100,00% Sangat Baik

6 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 100,00% Sangat Baik

7 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 100,00% Sangat Baik

8 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 100,00% Sangat Baik

9 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 66,67% Agak Baik

10 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4 , 5, 6, 7,

8, 10

66,67% Agak Baik

11 Program Pengembangan Perpustakaan 11 66,67% Agak Baik

12 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 66,67% Agak Baik

13 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 4 66,67% Agak Baik

14 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 33,33% Kurang Baik

31

Kurangnya keterkaitan program dalam mendukung capaian PN menunjukkan adanya permasalahan dalam perencanaan. Belum digunakannya kerangka pikir logic model sebagai alat yang membantu atau menuntun cara berpikir yang logis ketika menyusun suatu perencanaan pembangunan dapat berimplikasi juga pada lemahnya penyusunan tingkatan kinerja yang hendak dicapai karena tidak runtutnya proses perencanaan yang dilaksanakan. Selain itu, ketiadaan kerangka pembangunan nasional yang jelas berkontribusi pula terhadap timbulnya permasalahan kurangnya keterkaitan.

E. Keberlanjutan

Dilihat dari kriteria keberlanjutan program yaitu dalam pengertian kelangsungan program jangka panjang yang menyangkut kemampuan program memberikan manfaat secara terus-menerus dan berkesinambungan (termasuk setelah program selesai dilaksanakan), secara umum menunjukkan hasil yang perlu ditingkatkan. Dari 14 program, 5 program (35,71 persen) diprediksi mampu memberikan manfaat secara terus-menerus, termasuk setelah program selesai dilaksanakan sementara 8 program (57,14 persen) dinilai agak mampu memberikan manfaat secara terus-menerus, dan 1 program sisanya kurang mampu memberikan manfaat secara terus-menerus (Gambar 4.5).

Program yang diperkirakan mampu memberikan manfaat secara terus-menerus, antara lain: (1) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan; (2) Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan; (3) Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; (4) Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, dan (5) Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal sementara program yang diperkirakan kurang mampu memberikan manfaat secara terus-menerus adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Secara lebih mendetail, daftar program menurut kriteria keberlanjutan terdapat pada Tabel 4.7

Gambar 4.5

Persentase Program Menurut Kriteria Keberlanjutan

32

Tabel 4.7

Daftar Program Menurut Kriteria Keberlanjutan

No Nama Program PN Keberlanjutan Program

1 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan

Kawasan Hutan

9 100,00% Sangat Baik

2 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 14 100,00% Sangat Baik

3 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika

9 100,00% Sangat Baik

4 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 7 100,00% Sangat Baik

5 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 10 100,00% Sangat Baik

6 Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

4 66,67% Agak Baik

7 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 4 66,67% Agak Baik

8 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 3 66,67% Agak Baik

9 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan 12 66,67% Agak Baik

10 Program Pengelolaan Pertanahan Nasional 4 , 5, 6,

7, 8, 10

66,67% Agak Baik

11 Program Pengembangan Perpustakaan 11 66,67% Agak Baik

12 Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi 8 66,67% Agak Baik

13 Program Penempatan dan Perluasan KesempatanKerja 4 66,67% Agak Baik

14 Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4 33,33% Kurang Baik

Sumber: Hasil RP2N, 2013

F. Cara Perancangan Program

Berkaitan dengan cara perancangan program, dari 14 program, 7 program (50,00 persen) diantaranya sudah menggunakan instrumen perencanaan logic model/log frame. Sementara 5 program (35,71 persen) masih menggunakan kerangka pikir biasa dan 2 program sisanya tidak menggunakan suatu instrumen perencanaan (Gambar 4.6).

Program yang menggunakan logic model/log frame antara lain: (1) Program Pengembangan Perpustakaan; (2) Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi; (3) Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja; (4) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak; (5) Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal; (6) Program Pengelolaan Pertanahan Nasional; dan (7) Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. Program yang masih menggunakan kerangka pikir biasa untuk merancang program adalah: (1) Program Perlindungan dan Jaminan Sosial; (2) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan; (3) Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan; (4) Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; dan (5) Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sementara program yang belum menggunakan instrumen perencanaan adalah Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dan Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan.

Kondisi masih cukup banyaknya program yang belum menggunakan kerangka berpikir logic model tersebut dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan dalam perancangan program yang terkait aspek kelengkapan dan ketepatan komponen program, keterkaitan dengan prioritas nasional dan keberlanjutan program. Hal tersebut berimplikasi pada lemahnya penyusunan tingkatan kinerja yang hendak dicapai karena tidak runtutnya proses perencanaan yang dilaksanakan.

33

Seharusnya, apabila penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dengan menggunakan kerangka berpikir logis yang tepat, hal yang demikian tidak akan terjadi atau paling tidak dapat diminimalkan. Selain itu, perumusan indikator yang tepat dan memenuhi kaidah SMART juga harus menjadi penekanan penting dalam penyusunan dokumen perencanaan, sehingga kualitas dokumen lebih terjaga.

Gambar 4.6

Persentase Program Menurut Cara Perancangan

Sumber: Hasil RP2N, 2013

Dalam dokumen REVIU PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (RP2N) (Halaman 39-47)

Dokumen terkait