• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Penilaian Tingkat Perkembangan Tanah

Proses perkembangan tanah akan menghasilkan horison-horison genetik pada tubuh tanah yang bersangkutan. Pada tanah-tanah yang telah berkembang akan ditemukan horison-horison A, B, C, sedangkan tanah yang belum berkembang kemungkinan akan ditemukan horison A dan C saja.

Dilihat dari kelengkapan horison genetik, profil-profil tanah yang diteliti termasuk tanah yang telah berkembang karena keenamnya telah memiliki membentuk horison A, B, dan C. Untuk membedakan tingkat perkembangan pada profil-profil tersebut digunakan sifat lain untuk menentukan tingkat perkembangan tanah seperti ketebalan atau kedalaman efektif. Semakin dalam kedalaman efektif/solum, maka tanah

tersebut semakin berkembang. Berdasarkan hasil deskripsi profil, profil P1 memiliki kedalaman efektif 107 cm, P3 100 cm, P4 120 cm dan belum ditemukan bahan induk. Pada profil P1 dan P3 sudah ditemukan horison peralihan dengan bahan induk (horison BC). Sedangkan profil P2 126.5 cm, P5 121 cm, dan P6 123 cm sudah ditemukan bahan induk. Oleh karena itu urutan tingkat perkembangan profil tanah jika dilihat dari tebal kedalaman efektif adalah sebagai berikut: P4>P1>P3>P2>P6>P5. Profil P4 yang berada di atas batuan induk marmer telah mengalami perkembangan tanah paling lanjut, sedangkan profil P5 yang berada di atas batuan basalt, tingkat perkembangan tanahnya paling muda. Hal ini disebabkan karena pada profil P4 selain belum ditemukan bahan induk, pada profil ini juga belum ditemukan adanya horison peralihan. Horison C pada profil ini letaknya masih lebih dalam lagi dari kedalaman penampang profil yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa profil P4 tingkat perkembangan tanahnya paling lanjut, sedangkan untuk profil P5 memiliki kedalaman efektif yang lebih dangkal dibandingkan profil lainnya dan sudah ditemukan adanya horison C. Hal ini menunjukkan bahwa profil tersebut perkembangan tanahnya masih muda.

5.3 Klasifikasi Tanah 5.3.1 Profil P1, P5, dan P6

Berdasarkan Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2006) diketahui bahwa profil-profil tanah ini memiliki epipedon okrik karena memiliki value warna atau kroma yang terlalu tinggi dan tidak memenuhi definisi dari tujuh epipedon yang lainnya. Disamping itu profil tanah ini juga memiliki horison penciri kambik yang merupakan horison alterasi yang ketebalannya 15 cm atau lebih, mempunyai tekstur pasir sangat halus, pasir sangat halus berlempung, atau yang lebih halus, dan menunjukkan gejala-gejala bukti adanya alterasi dalam bentuk mempunyai struktur tanah atau tidak memiliki struktur batuan pada lebih dari setengah volume tanah dan mempunyai kandungan liat lebih tinggi dibandingkan horison yang terletak di bawahnya. Dengan ciri-ciri tersebut maka tanah ini dimasukkan ke dalam ordo Inceptisol.

Berdasarkan data curah hujan, daerah Karangsambung termasuk dalam regim kelembaban udik yaitu suatu regim kelembaban tanah dimana penampang kontrol

kelembaban tanah tidak kering di sebarang bagiannya, selama 90 hari kumulatif dalam tahun-tahun normal, sehingga pada tingkat subordo termasuk dalam Udepts.

Kejenuhan basa tanah ini tidak lebih dari 60% dan tidak memiliki sifat lain dari subordo, sehingga dimasukkan dalam great group Dystrudepts. Tidak terdapatnya sifat lain selain sifat inti dari great group, sehingga tanah pada profil P1, P5, dan P6 dimasukkan ke dalam subgroup Typic Dystrudepts.

Pada profil P1 dan P5, dalam fraksi yang berdiameter kurang dari 75 mm, terdapat 15% atau lebih partikel-partikel berukuran 0.1 sampai 75 mm dan fraksi tanah halusnya, mengandung liat 18-35%, sedangkan pada profil P6 fraksi yang berdiameter kurang dari 75 mm terdapat kurang dari 15% partikel-partikel berdiameter 0.1 sampai 75 mm. Regim suhu profil-profil tanah tersebut dimasukkan ke dalam regim suhu isohipertermik, aktivitas pertukaran kation profil P1 dan P6 lebih besar dari 0.60, sedangkan pada profil P5 antara 0.40-0.60. Oleh sebab itu profil P1 dimasukkan ke dalam famili Typic Dystrudepts, berlempung halus, isohipertermik, superaktif. Profil P5 dimasukkan ke dalam famili Typic Dystrudepts, berlempung halus, isohipertermik, aktif dan profil P6 dimasukkan ke dalam famili Typic Dystrudepts, berdebu halus, isohipertermik, superaktif.

5.3.2 Profil P2, P3, dan P4

Berdasarkan Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2006) menunjukkan profil-profil tanah P2, P3, dan P4 memiliki epipedon okrik karena memiliki value warna atau kroma yang terlalu tinggi dan tidak memenuhi definisi dari tujuh epipedon yang lainnya. Disamping itu juga profil-profil tanah ini memiliki horison penciri kambik yang merupakan horison alterasi yang ketebalannya 15 cm atau lebih, mempunyai tekstur pasir sangat halus, pasir sangat halus berlempung, atau yang lebih halus, dan menunjukkan gejala-gejala bukti adanya alterasi dalam bentuk mempunyai struktur tanah atau tidak memiliki struktur batuan pada lebih dari setengah volume tanah dan mempunyai kandungan liat lebih tinggi dibandingkan horison yang terletak di bawahnya. Dengan ciri-ciri tersebut maka tanah ini dimasukkan ke dalam ordo Inceptisol.

Berdasarkan data curah hujan, daerah Karangsambung termasuk dalam regim kelembaban udik yaitu suatu regim kelembaban tanah dimana penampang kontrol kelembaban tanah tidak kering di sebarang bagiannya, selama 90 hari kumulatif dalam tahun-tahun normal, sehingga pada tingkat subordo termasuk dalam Udepts.

Kejenuhan basa tanah ini tidak lebih dari 60% dan tidak memiliki sifat lain dari subordo, sehingga dimasukkan dalam great group Dystrudepts. Adanya penurunan kadar karbon organik secara tidak teratur di antara kedalaman 25 cm dan 125 cm di bawah permukaan tanah mineral, maka subgroupnya dimasukkan ke dalam Fluventic Dystrudepts.

Pada profil P3 dan P4, dalam fraksi yang berdiameter kurang dari 75 mm, terdapat 15% atau lebih partikel-partikel berukuran 0.1 sampai 75 mm dan fraksi tanah halusnya, mengandung liat 18-35%, sedangkan pada profil P2 fraksi yang berdiameter kurang dari 75 mm terdapat kurang dari 15% partikel-partikel berdiameter 0.1 sampai 75 mm. Regim suhu profil-profil tanah tersebut dimasukkan ke dalam regim suhu isohipertermik, aktivitas pertukaran kation profil P2 dan P3 lebih besar dari 0.60, sedangkan pada profil P4 0.24-0.40. Oleh sebab itu profil P2 dimasukkan ke dalam famili Fluventic Dystrudepts, berdebu halus, isohipertermik, superaktif. Profil P3 dimasukkan ke dalam famili Fluventic Dystrudepts, berlempung halus, isohipertermik, superaktif. dan profil P4 dimasukkan ke dalam famili Fluventic Dystrudepts, berlempung halus, isohipertermik, semiaktif.

5.4 Kaitan Antara Tingkat Pelapukan, Tingkat Perkembangan, dan Hasil

Dokumen terkait