• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Penerimaan dan Penelitian Laporan/ informasi (Pra Penyelidikan)

3.2 Penindakan

a. Pemanggilan saksi :

1) Surat pengadilan harus mencantumkan tentang identitas yang dipangil : nama, pekerjaan, alamat, waktu dan pemanggilan, status yang dipanggil, pasal yang dipersangkakan serta mencantum nama peenyidik yang memanggil tanda tangan oleh penyidik dan telepon yang bisa dihubungi

2) Pengiriman surat panggilan disertai dengan surat pengantar atau ekspedisi

3) Didalam melakukan pemanggilan kepala/wakil kepala daerah harus berpedoman kepada aturan yang berlaku ( pasal 36 undang-undang no 32 tahun 2004 dan tata caranya.

b. Pemanggilan tersangka :

1) Dalam melakukan pemanggilan seseorang sebagai tersangka sudah harus mempunyai bukti pemulaan dan dua alat bukti sesuai pasal 184 KUHAP

2) Sebelum menentukan tersangka hendaknya dilakukan gelar perkara sehingga tepat mendudukkan status tersangkanya 3) Pedomani aturan yang berlaku bila melakukan pemanggilan

terhadap kepala/wakil kepala daerah (sesuai pasal 36 undang-undang No 32 tahun 2004)

4) Hendaknya untuk pejabat negara/ kepala daerah dalam pemanggilan terlebih dahulu dipanggil sebagai saksi sebelum tersangka.

c. Pemanggilan ahli

1) Lakukan pemanggilan sesuai dengan ahli yang berkaitan dengan kasus / modus yang dilakukan dalam tindak pidana korupsi

2) Ahli yang dipanggil hendaknya sudah diakui kredibilitas dan kapabilitasnya (jika perlu didukung bukti berupa ijazah keahliannya)

d. Pemeriksaan saksi/ tersangka

1) Didalam melakukan periksaan saksi tersangka harus berpedoman kepada petunjuk administrasi penyidikan :

a) Demi keadilan/ pro yustitia

b) Nama, pangkat, nrp, dan skep penyidik

c) Cantumkan dasar penyidikan (Laporan polisi ) d) Identitas dan status yang diperiksa

e) Pasal undang-undang yang dipersangkakan 2) Materi pokok pemeriksaan

a) Hak –hak yang diperiksa

b) Harus mengetahui struktur lembaga/ instansi dimana saksi/

tersangka bekerja guna mengarahkan pemeriksaan kedudukan/ peran yang diperiksa dalam lembaga/ instansi tersebut

c) Pemeriksaan harus melihat posisi kasus sehingga tidak membalas dalam pemeriksaan

d) Dalam pemeriksaan pertanyaan difokuskan terhadap penerapan pasal yang dipersangkakan didalam undang-undang tindak pidana korupsi

e) Penyidik harus tetap memperhatikan pemenuhan pasal 184 KUHAP

e. Pemeriksaan ahli

1) Pemeriksaan saksi ahli diarahkan pada pemenuhan unsur melawan hukum dan kerugin keuangan negara :

- Bagaimana peraturan / ketentuan yang berlaku

- Fakta/ realiti/proses yang terjadi telah sesuai dengan peraturan tertentu

- Jika ditemukan antara fakta/realiti/proses tidak sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang berlaku, maka hal ini dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum

2) Pemeriksaan saksi ahli hendaknya dapat menguatkan /membenarkan hasil ketengan ahli.

Catatan : untuk ini perbuatan melawan hukum agar dicari - Perbuatan melawan hukum dalam arti formil dalam arti

perbuatannya, melanggar ketentuan/ aturan / prosedur /mekanisme dll yang telah diatur, namun perbuatan perbuatan melawan hukum dalam arti formil saja tidak dapat dijadikan sebagai unsur melawan hukum tanpa didukung materiil

- Perbuatan melawan hukum dalam arti formil (berupa manipulasi, pemerasan, penggelapan dll).

f. Penyitaan

1) Lakukan penyitaan dengan berpedoman pada pasal 38 s/d 49, 128 s/d 131 KUHAP

2) Didalam melakukan penyitaan harus berpedoman kepada buku petunjuk tehnis penyidikan

3) Tindakan penyitaan dilakukan dengan syarat :

- Harus mendpatkan izin terlebih dahulu dari ketua pengadilan negeri setempat

- Dalam keadaan mendesak yang sangat perlu dan mendesak penyitaan untuk benda bergerak, dapat dilakukan tanpa adanya ijin dari ketua pengadilan negeri namun mendesak penyitaan untuk benda bergerak, dapat dilakukan tanpa adanya ijin dari ketua pengadilan negeri namun setelah selesai melakukan penyitaan harus segera melaporkan untuk mendapatkan persetujuan atas tindak penyitaan kepada ketua pengadilan negeri stempat

- Dalam melakukan penyitaan harus dilengkapi dengan surat perintah penyitaan yanh syah dan segera dibuatkan berita acara penyitaan dan kepada, dari siapa barang yang disita diberikan surat tanda terima.

- Barang-barang yang disita harus di catat secara rinci dan teliti, baik jumlah, berat, jenis, maupun keadaan/kondisi barang disita

4) Dalam penyitaan benda/ uang/ barang milik negara agar dipedomani pasal 50 undang –undang No 1 tahun 2004 tentang pembedaharaan negara

g. Penangkapan

1. Didalam melakukan penangkapan hendaknya berpedoman : - Pasal 16 s/d 19 KUHAP

- Petunjuk tehnis proses penyidikan tindak pidana

2. Hindari penggunaan kekerasan dan pelanggaran HAM lainnya dalam penangkapan

3. Agar didalam melakukan penangkapan penyidik pemperlihatkan surat perintah tugas dan surat penangkapan kepada keluarganya dan juga kepada orang yang ditangkap h. Penahanan

1. Dalam melakukan penahan hendakan berpedoman : - Pasal 20 s/d 31 KUHAP

- Petunjuk tehnis proses penyidikan tindak pidana

- Harus didukung minimal dua alat bukti yang syah sesuai pasal 184 KUHAP

2. Jangan terlalu buru-buru didalam melakukan penahanan, hal ini untuk menghindari waktu penahan habis.

i. Penyelesaian dan penyerahan berkas perkara 1. Pembuatan resume

Pembuatan resume merupakan kegiatan penyidik untuk menyusun ikhtisar dan kesimpulan berdasarkan hasil penyidikan tindak pidana yang terjadi, resume harus memenuhi persyaratan formal dan material serta persyaratan penulisan yang telah ditentukan.

2. Penyusunan berkas berkara sesuai yang telah ditentukan

3. Pemberkasan merupakan kegiatan untuk memberkas isi berkas perkara dengan susunan dan syarat – syarat pengikatan serta penyegelan tertentu

4. Penyerahan berkas perkara

a. Apabila penyelesaian berkas perkara sudah dianggap lengkap oleh penyidik maka segera dilakukan penyerahan berkas perkara (tahp 1)

b. Penyerahan berkas perkara tahap II yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti dilakukan setelah berkas perkara dinyatakan lengkap oleh jaksa penuntut umum atau setelah 14 hari sejak berkas perkara diserahkan dan diterima oleh jaksa penuntut umum tanpa keterangan

c. Apabila berkas perkara dinyatakan belum lengkap maka penyempurnaan berkas perkara dilaksanakan oleh penyedik polri

d. Bila ada tidak kesamaan pendapat antara penyidik dan penuntut umum untuk dilakukan gelar perkara guna menemukan solusinya

5. Penghentian Penyidikan

Penghentian penyidikan merupakan salah satu kegiatan perkara yang dilakukan apabila

a. Tidak dapat cukup bukti atau

b. Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana

c. Dihentikan demi hukum, karena - Tersangka meninggal dunia

- Tuntutan tindak pidana telah kadaluwarsa

- Tindak pidana tersebut telah memperoleh putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap j. Hal- hal yang perlu diperhatikan

1. Gelar perkara

a. Gelar perkara dapat dilakukan sebelum dimualainya penyidikan, selama penyidikan maupun saat berkas perkara akan diserahkan kepada penuntut umum

b. Tujuan dilaksanakan gelar perkara

- Untuk memberikan masukan kepada penyidik bila mengalami kesulitan dalam penyidikan maupun penerapan pasal yang dipersangkakan

- Pengawan dan peengendalian terhadap hasil penyidikan tindak pidana korupsi guna mengoreksi terhadap semua hasil penyidikan agar sesuai dengan produser yang diatur oleh undang-undang.

- Untuk menentukan apakah hasil penyidikan sempurna dan dapat dibuktikan semua unsur-unsur dari pasal- pasal yang dipersangkakan dan dibuktikan sebagai wadah dan sarana koordinasi baik secara internal

penyidik maupun dengan JPU dalam rangka kriminal justice sistem.

c. Gelar perkara dapat mengikut sertakan jaksa penuntut umum atau instansi/ pihak yang terkait dengan tindak pidana korupsi yang digelarkan.

d. Hasil gelar perkara harus dijadikan pedoman untuk melengkapi penyidikan sehingga pemperoleh hasil yang lebih sempurrna

e. Dalam gelar perkara hal-hal yang dihabas penyangkut : - Anatomi

- Tindakan

- Tindakan yang akan/ telah dilakukan oleh penyidik termaksud administrasi

- Analisa yuridis

- Hambatan dalam penyedikan - Hal-hal yang menonjol

1. Untuk mengetuhui unsur perkara diri sendir/ orang lain maka perlu adanya penelusuran tentang aliran dana/ keuangan negara yang diselewengkan, dengan cara

a. Dengan menemukan rekening yang digunakan untuk menampung dana yang diselewengkan

maka akan diketahui aliran dana tersebut kemana saja

b. Telah di ketahui rekening yang digunakan menyimpan dana tersebut maka segera melakukan pemblokiran

2. Dalam menentukan kepala daerah sebagai tersangka maka pemilik harus mengetahui perananya dalam hal ini:

a. Menegtahui adanya kejahatan b. Menyetujui adanya pemyimpanan

c. Menerima / banyak adanya penerimaan hasil kejahatan

3. Guna menghindari terjadinya bolak balik terjadinya berkas perkara :

a. Setelah dikirim SPDP segerah meminta P 16 dari kejaksaan guna mengetahui siapa jaksa peneliti maupun jaksa penuntum umum

b. Lakukan gelar awal dengan JPU guna menyamakan persepsi dan koordianasi awal terhadap penganan kasus tindak pidana korupsi yang akan ditangani

c. Setiap penyidik yang melakukan pemeriksaan terhadap saksi/ ahli/ tersangka yang diberikan

copy BAP tersebut kepada JPU agar JPU mengetahui tentang perkembangan pemeriksaan.

d. Setelah dilakukan penindakan agar dilakukan gelar perkara pertengahan JPU.

e. Setelah dibuat resume dan pemberkasan sebelum penyerahan tahap I maka lakukan gelar akhir dengan JPU.

4. Batas waktu dan pengawas penyidikan : Didalam penyidikan

a. Dalam penyidikan tindak pidana korupsi maka penyidik dalam waktu 30 hari ( sesuai peraturan kapolri tentang batas waktu dan pengawasan penyidikan ) harus dapat menetukan apakah ada unsur pidananya.

b. Setelah adanya laporan polisi dan diterbitkan surat perintah penyidikan maka atasan penyidik harus sudah menunjuk pengawas penyidikan guna melakukan pengawasan terhadap kasus tindak pidana korupsi yang ditangani penyidik 5. Kerjasama dan koordinasi dengan instansi lain

a. Segalah sesuatu yang telah diatur dalam nota kesepahaman antara polri dengan instansi lain

agar dijadikan pedoman dalam penanganan kasus tindak pidana korupsi

b. Khususnya untuk penganan kasus tindak pidana korupsi yang menghambat pembangunan nasional agar dipedomani nota sepahamam antara kejaksaan RI, polri dan bpkp tentang kerja sama dalam menangani kasus penyimpanan pengelolaan keuagan negara yang berindikasi tidak pidana korupsi termaksud dana nonbubgeter.

k. Pemberkasan

Pemberkasan merupakan kegiatan untuk memberkas isi berkas Perkara dengan susunan dan syarat - syarat pengikatan serta penyegelan tertentu.

Penyerahan berkas Perkara:

(a) apabila penyelesaian berkas perkara sudah dianggap lengkap oleh penyidik maka segera dilakukan penyerahan berkas perkara.

(b) Penyerahan berkas perkara yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti dilakukan setelah berkas perkara dinyatakan lengkap oleh jaksa Penuntut Umum atau setelah14 hari sejak berkas perkara diserahkan dan diterima oleh jaksa Penuntut umum.

(c) Apabila berkas perkara dinyatakan belum lengkap maka penyempurnaan berkas perkara dilaksanakan oleh penyidik Polri.

(d) Apabila ada ketidaksamaan pendapat antara penyidik dan penuntut umum maka segera penyidik mengundang jaksa penuntut umum untuk dilakukan gelar perkara guna menemukan solusinya.

3.3 Hambatan Yang di Hadapi Dalam Proses Penyelidikan Tindak

Dokumen terkait