• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Peninggi tegakan

Hasil analisis uji kesamaan slope dan intercept 2 model dengan menggunakan pendekatan regresi sederhana didapatkan persamaan :

P1 = -1,61 + 1,09 P2 R2 = 0,9040.

Hasil pengujian sidik ragam terhadap persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa berbeda sangat nyata.

Uji statistik untuk pengujian slope kurva (b) didapatkan t hitung = (1,09 - 1) /0,1128 =0,79787, dimana nilai P sebesar 0,7804 pada selang kepercayaan 95 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kurva mempunyai kesamaan dalam slope kurva.

Uji statistik untuk pengujian intercept (a) didapatkan t hitung (a) = (-1,61 - 1)/ 1,221 = -2,13759, dimana nilai P sebesar 0,0261 pada selang kepercayaan 95 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kurva mempunyai intercept yang berbeda.

Hasil analisa data peninggi untuk daur 1 diperoleh kurva dengan bentuk persamaan P1 =

35,47 - 35,47e -0,1392 X dengan R2 = 0,9677, sedangkan daur 2 diperoleh kurva persamaan P2 =

111,45 - 111,45e -0,0277 X dengan R2 = 0,9588. Hasil penghitungan peninggi tegakan hutan tanaman A. mangium pada umur 1 tahun pada daur 1 rata-rata adalah 4,61 m, sedangkan pada daur 2 peninggi tegakan sebesar 3,04 m, dengan demikian pada tahun pertama telah terjadi penurunan peninggi sebesar 1,57 m (34 %). Perubahan peninggi tegakan ini terus menurun sampai tanaman berumur 5 tahun, dengan selisih pertumbuhan peninggi sebesar 3,38 m (19 %). Hal tersebut menunjukkan bahwa dibandingkan daur 1 maka pada daur 2 telah terjadi penurunan kualitas tempat tumbuh (Tabel 12).

Tabel 12. Prakiraan perubahan peninggi tegakan antara daur 1 dengan daur 2 di lokasi penelitian

Perubahan peninggi tegakan Umur (th) Peninggi tegakan Daur 1 (m) Peninggi tegakan daur 2 (m) m % 1 4,61 3,04 - 1,57 -34 2 8,62 6,01 - 2,61 -30 3 12,11 8,89 - 3,22 -27 4 15,14 11,69 - 3,45 -23 5 17,79 14,41 - 3,38 -19

2. Pertumbuhan dimensi tegakan hutan tanaman A. mangium

Diameter batang pohon

Hasil analisis uji kesamaan slope dan intercept 2 model dengan menggunakan pendekatan regresi sederhana didapatkan persamaan :

D1 = 0,093 + 0,934 D2 R2 = 0,9630.

Hasil pengujian sidik ragam terhadap persamaan regresi menunjukkan perbedaan sangat nyata. Uji statistik untuk pengujian slope kurva (b) didapatkan t hitung = (0,934 - 1) /0,0575 = -

1,14783, dimana nilai P sebesar 0,1359 pada selang kepercayaan 95 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa ke dua kurva mempunyai kesamaan dalam slope kurva.

Uji statistik untuk pengujian intercept (a) didapatkan t hitung (a) = (-0,093 - 1)/ 0,532 = - 2,0545, dimana nilai P sebesar 0,0303 pada selang kepercayaan 95 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa ke dua kurva mempunyai intercept yang berbeda.

Hasil analisa data diameter batang pohon tegakan pada daur 1 diperoleh bentuk kurva dengan persamaan D1 = 26,35 - 26,35e -0,1533 X dengan R2 = 0,9586. Pengukuran diameter batang

pohon tegakan hutan tanaman A. mangium pada umur 1 tahun pada daur 1 rata-rata 3,74 cm, sedangkan pada daur 2 diameter batang pohon rata-rata sebesar 2,71 cm, dengan demikian pada umur 1 tahun telah terjadi penurunan diameter batang sebesar 1,03 cm (28 %). Selisih diameter batang pohon antara daur 1 dan daur 2 terus menurun sampai tanaman berumur 5 tahun yaitu 1,62 cm (11 %) (Tabel 13).

Tabel 13. Prakiraan perubahan diameter batang pohon antara daur 1 dengan daur 2 di lokasi penelitian

Perubahan diameter batang Umur (th) Diameter batang (D1) daur 1 (cm) Diameter batang (D2) daur 2 (cm) cm % 1 3,74 2,71 -1,03 -28 2 6,96 5,31 -1,65 -24 3 9,71 7,81 -1,90 -20 4 12,08 10,20 -1,88 -16 5 14,11 12,49 -1,62 -11 Keterangan :

D1 : Data diameter batang pohon yang dikumpulkan Saharjo (1999) pada tegakan daur 1 D2 : Data diameter batang pohon hasil penelitian pada tegakan daur 2

Tinggi total

Hasil analisis uji kesamaan slope dan intercept 2 model dengan menggunakan pendekatan regresi sederhana didapatkan persamaan :

H1 = - 0,88 + 1,33 H2 R 2

= 0,9180

Hasil pengujian sidik ragam terhadap persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa berbeda sangat nyata.

Uji statistik untuk pengujian slope kurva (b) didapatkan t hitung = (1,33 - 1) /0,1253 = 2,63368, dimana nilai P sebesar 0,9897 pada selang kepercayaan 95 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kurva mempunyai kesamaan dalam slope kurva.

Uji statistik untuk pengujian intercept (a) didapatkan t hitung (a) = (-0,88 - 1)/ 0,532 = -1,84133, dimana nilai P sebesar 0,0443 pada selang kepercayaan 95 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kurva mempunyai intercept yang berbeda.

Hasil analisa data tinggi total tegakan pada daur 1 diperoleh bentuk kurva dengan persamaan H 1

= 36,30 - 36,30 e -0,1212 X dengan R2 = 0,9604. Pengukuran tinggi total tegakan hutan tanaman A. mangium pada umur 1 tahun pada daur 1 sebesar 4,14 m, sedangkan pada daur 2 tahun 1 tinggi total sebesar 2,36 m, dengan demikian pada tahun pertama daur 2 telah terjadi

penurunan tinggi total sebesar 1,78 m (43 %). Selisih tinggi total antara daur 1 dengan daur 2 terus menurun sampai tanaman umur 5 tahun (Tabel 14).

Tabel 14. Prakiraan perubahan tinggi total tegakan antara daur 1 dengan daur 2 di lokasi penelitian

Perubahan tinggi total Umur (th) Tinggi total (H1) daur 1 (m) Tinggi total (H2) daur 2 (m) m % 1 4,14 2,36 - 1,78 - 43 2 7,81 4,68 - 3,13 - 40 3 11,07 6,94 - 4,13 - 37 4 13,95 9,15 - 4,80 - 34 5 16,50 11,30 - 5,20 - 31 Keterangan :

H1 : Data tinggi total yang dikumpulkan Saharjo (1999) pada tegakan daur 1 H2 : Data tinggi total hasil penelitian pada tegakan daur 2

3. Pendugaan biomassa hutan tanaman A. mangium

Pendugaan biomassa dilakukan melalui pendekatan dengan menggunakan persamaan regresi biomassa berdasarkan diameter batang pohon. Untuk mendapatkan biomassa tegakan pada umur tegakan pohon tertentu, digunakan data diameter batang pohon, kemudian dikalikan dengan rata-rata jumlah pohon/ha. Hasil pendugaan biomassa menunjukkan bahwa pada daur 2 akan terjadi penurunan biomassa dibandingkan daur 1 dimana penurunan biomassa terbesar sampai yang terendah yaitu biomassa batang (19 %) > biomassa kulit (18 %) > biomassa cabang (16 %) > biomassa daun (13 %).

Biomassa total merupakan gambaran hasil keseluruhan dari proses pertumbuhan tegakan A. mangium. Pendugaan biomassa total pada saat tegakan dipanen untuk bahan industri pulp pada daur 1 rata-rata sebesar 49,135 ton/ha, dan biomassa total menurun pada daur 2 sebesar 40,117 ton/ha, sehingga pada daur 2 diprakirakan telah terjadi kehilangan pertumbuhan biomassa total sebesar 8,968 ton/ha (18 %) (Tabel 15).

Perubahan biomassa Bagian tanaman Biomassa daur 1 (ton/ha) Biomassa

daur 2 (ton/ha) ton/ha %

Daun 2,731 2,381 - 0,350 - 13 Cabang 7,318 6,162 - 1,157 - 16 Batang 33,705 27,199 - 6,506 - 19 Kulit 5,381 4,425 - 0,956 - 18 Total 49,135 40,167 - 8,968 - 18 4. Distribusi biomassa

Berdasarkan hasil pendugaan biomassa maka dilakukan pembagian distribusi biomassa bagian tanaman pada batang, kulit, cabang dan daun. Distribusi biomassa bagian tanaman dilakukan pada saat tanaman akan ditebang (panen). Hasil perhitungan distribusi biomassa bagian tanaman dapat dilihat pada Tabel 16.

Uraian distribusi biomassa bagian tanaman seperti daun, cabang, kulit dan batang pada daur 1 dan daur 2 pada hutan tanaman A. mangium, secara berurutan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu batang > cabang > kulit > daun. Kegiatan pemanenan tegakan pada daur 1 telah menyebabkan terjadinya penurunan persentase biomassa batang pada daur 2 sebesar 68,6 % pada daur 1 menurun menjadi 67,8 % pada daur 2 (Tabel 16).

Tabel 16. Distribusi biomassa tegakan pada daur 1 dan daur 2 di hutan tanaman A. mangium

Biomassa daur 1 Biomassa daur 2

Bagian tanaman ton/ha % ton/ha % Batang 33,705 68,6 27,199 67,8 Kulit 5,381 11,0 4,423 11,0 Cabang 7,318 14,9 6,162 15,3 Daun 2,731 5,5 2,381 5,9 Biomassa total 49,135 100 40,167 100

Dokumen terkait